Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Biogas

d. Actinomycetes Actinomycetes merupakan suatu kelompok mikroorganisme yang strukturnya merupakan bentuk antara dari bakteri dan jamur. Kelompok ini menghasilkan zat-zat antimikroba dari asam amino yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik dan bahan organik. Zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme ini dapat menekan pertumbuhan jamur dan bakteri yang merugikan tanaman, tetapi dapat hidup berdampingan dengan bakteri fotosintetik. e. Jamur Fermentasi Jamur fermentasi seperti Aspergillus dan Penicillium menguraikan bahan organik secara cepat untuk menghasilkan alkohol, ester, dan zat-zat anti mikroba. Pertumbuhan jamur ini berfungsi dalam menghilangkan bau dan mencegah serbuan serangga serta ulat-ulat yang merugikan dengan cara menghilangkan penyediaan makanannya.

2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Biogas

Bakteri pembentuk biogas memerlukan kondisi anaerob sehingga alat-alat yang dibutuhkan harus kedap udara. Sedikit saja terjadi kebocoran pada alat dapat menyebabkan kegagalan terbentuknya biogas Setiawan, 1995. Selain itu, menurut Padmi 2001 ada faktor lain yang dapat mempengaruhi produksi terbentuknya biogas, diantaranya adalah : 15 1. Bahan Baku Biogas akan terbentuk bila bahannya berupa padatan berbentuk bubur halus atau butiran kecil. Pembentukan biogas dapat berlangsung dengan sempurna, apabila bahan baku yang berupa padatan sebaiknya digiling atau dirajang terlebih dahulu. Kandungan padatan ini sebaiknya hanya 7-9 Setiawan, 1996. 2. Derajat Keasaman pH Derajat keasaman suatu cairan ditentukan dengan mengukur nilai pHnya. Alat yang sering digunakan dalam pengukuran ini adalah pH meter dan kertas pH atau lakmus. Pada awal pencernaan, pH cairan akan turun menjadi 6 atau mungkin lebih rendah. Bakteri akan giat bekerja pada kisaran pH antara 6,8-8,0. Kisaran pH ini akan memberikan hasil pencernaan yang optimal Setiawan,1996. 3. Ketersediaan Oksigen Bakteri metanogenik merupakan bakteri yang sensitif terhadap kehadiran oksigen. Oleh karena itu, ketidakhadiran oksigen merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan bakteri metanogenik. 4. Kadar Air Air memegang peranan penting dalam dekomposisi sampah. Laju produksi biogas meningkat secara eksponensial pada kandungan air sampah hingga 60. Penambahan air dapat meratakan sebaran bakteri dalam substrat, menjamin percampuran dan ketersediaan nutrient Karsini, 1980. 16 5. Perbandingan Karbon dan Nitrogen Perbandingan karbon dan nitrogen dapat mempengaruhi proses produksi biogas. Dalam proses pembentukan metan bakteri anaerob membutuhkan unsur karbon dan nitrogen untuk hidup dan berkembang biak. Agar proses dalam digester dapat menghasilkan gas secara optimal dan sekaligus dapat mempertahankan kelangsungan kehidupan bakteri anaerob, maka perbandingan CN yang ideal adalah 30:1 Fry, 1974. Nilai rasio CN tergantung pada dekomposisi substrat yang digunakan dalam pembuatan biogas. Kandungan nitrogen yang besar terdapat dalam kotoran hewan maupun manusia. 6. Temperatur Perkembangan bakteri sangat dipengaruhi oleh kondisi temperatur. Temperatur yang tinggi akan memberikan hasil biogas yang baik. Namun, suhu tersebut sebaiknya tidak boleh melebihi suhu kamar. Untuk itulah suhu pembentukan biogas harus disesuaikan dengan kebutuhan bakteri metan. Temperatur ini akan berhubungan dengan kemampuan bakteri yang ada dalam reaktor. Kemampuan bakteri psychrophilik pada temperatur 0-7°C, bakteri mesophilik pada temperatur 13-40°C, sedangkan thermophilik pada temperatur 55-60°C. Suhu yang baik untuk proses pembentukan biogas berkisar antara 20- 40°C, karena pada selang suhu tersebut suhu dapat dijaga, kadar H 2 S yang dihasilkan rendah dan bakteri mesofilik lebih toleran terhadap fluktuasi suhu. Suhu optimum proses pembentukan biogas antara 28-30°C Nandiyanto, 2007. Hermawan 2005 mendapatkan kondisi optimum pembuatan biogas dari sampah organik adalah pada suhu 35°C. 17 7. Pengenceran Bahan Baku Isian dalam pembuatan biogas harus berupa bubur. Bentuk bubur ini dapat diperoleh bila bahan bakunya mempunyai kandungan air yang tinggi. Bahan baku dengan kadar air rendah dapat dijadikan berkadar air tinggi dengan menambahkan air ke dalamnya dengan perbandingan tertentu sesuai dengan kadar bahan kering tersebut. Jika terlalu banyak atau terlalu sedikit menambahkan air maka akan berakibat biogas yang terbentuk tidak optimal. Isian bahan baku yang paling baik mengandung 7-9 bahan kering. Pada keadaan ini proses pencernaan anaerob akan berjalan dengan baik Setiawan, 1996.

2.6. Fermentasi Aerob dan Anaerob