Sebelum Perkawinan Hakikat Perkawinan Betawi

Secara garis besar, pelaksanaan adat perkawinan suku Betawi dapat dibagi dalam beberapa tahapan, sebelum upacara perkawinan pada saat upacara perkawinan, dan setelah upacara perkawinan.

a. Sebelum Perkawinan

Sebelum perkawinan ini diawali dengan Ngedelengin yaitu masa pendekatan dan penelaahan terhadap seorang gadis. Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui secara lebih jauh tentang sifat dan keadaan seorang gadis yang bakal dijadikan isteri. Ngedelengin itu merupakan sesuatu hal yang wajar dilakukan dalam usaha orang tua atau laki-laki sebagai calon suami menyelidiki lebih dahulu latar belakang atau asal-usul bakal pasangan hidupnya. Tentu saja tindakan tersebut didasari oleh maksud-maksud baik agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diiunginkan kelak kemudian hari. Sesuai dengan zamannya, pada waktu itu tugas ngedelengin dipercayakan kepada orang ketiga yang biasa mengemban tugas tersebut yaitu Mak Comblang. Peranan Mak Comblang memiliki arti yang sangat penting dikalangan masyarakat Betawi dalam kaitannya dalam adat istiadat perkawinan. 26 Terdapat tiga macam cara ngedelengin: - Pertama adalah tugas ngedelengin dari awal sampai akhir diserahkan kepada Mak Comblang. - Kedua adalah awal ngedelengin dilakukan sendiri oleh si pemuda dan melaporkannya kepada orang tuanya yang kemudian menugaskan Mak Comblang untuk meneruskan ngedelengin. 26 Babe, Adat dan Upacara Perkawinan Betawi, artikel diakses pada tanggal 15 November2006 dari http:www.bamu.dikmentidki.go. Idbudayaindex. htm. - Ketiga adalah si orang tua mengintip seorang calon menantu perempuan dan setelah menemukan pilihan ia menugaskan Mak Comblang untuk meneruskan ngedelengin. Jadi jelaslah dalam Tata cara ngedelengin meskipun yang mengawali si pemuda atau orang-tuanya, akan tetapi secara resmi ngedelengin tetap dikerjakan oleh Mak Comblang. Kemudian dilanjutkan dengan acara ngelamar meminang yaitu pernyataan dan permintaan resmi dari pihak keluarga laki-laki kepada pihak keluarga perempuan dan dipertegaskan bahwa laki-laki itu sangat ingin mempersunting dan memperisteri perempuan tersebut. Pada permulaan lamaran, biasanya bukan dilakukan oleh orang tua si pemuda, melainkan oleh utusan dari anggota kerabat pemuda tersebut. Setelah lamaran diterima, barulah utusan beserta kedua orang tua si pemuda datang kerumah si gadis untuk melamar secara resmi sekaligus membicarakan persyaratan-persyaratan apa saja yang dipenuhi. Persyaratan-persyaratan ini meliputi mas kawin, uang belanja, kekudang apa yang diminta, uang pelangkah kalau ada abangempo yang dilangkahi dan uang pada saat serahan. Setalah itu barulah penentuan hari perkawinan. Pada saat lamaran, ketika si gadis menyembah dengan cara mencium tangan calon mertuanya, maka pada saat itulah calon mertua menempelkan uang ketangan si gadis. Uang pemberian dari pihak dari laki-laki ini disebut dengan uang sembah lamaran. Uang sembah lamaran ini adalah sebagai ungkapan orang tua pemuda menerima pilihan anaknya.

b. Pelaksanaan Perkawinan 1. Pra Akad Nikah