Selanjutnya acara pulang tige ari. Acara pulang tige ari ini tidak mutlak pengantin perempuan menginap dirumah mertuanya tetapi dapat berlangsung
selama satu minggu atau lebih bisa juga hanya satu hari. Setelah pengantin perempuan pulang tige ari dirumah mertuanya, ia akan
diantar kembali kerumah orang tuanya dan akan dijemput kembali beberapa hari kemudian untuk mengadakan pesta perkawinan dirumah pengantin laki-laki. Pesta
perkawinan dirumah pengantin laki-laki disebut Ngunduh Mantu. Pesta perkawinan dirumah pengantin laki-laki tidak harus dilaksanakan,
apabila tidak ada biayanya karena pesta dirumah pengantin perempuan sudah dilaksanakan.
c. Sesudah Perkawinan
Sesudah perkawinan diawali dengan sungkeman, yang mana sungkeman ini dimaksudkan untuk memberitahukan bahwa kedua pengantin telah melewati
malam pertama dan biasanya kedua pengantin duduk bersimpuh sambil mencium tangan kedua orang tua mereka.
Selanjutnya adalah
Minta Mantu. Pada umumnya masyarakat Betawi mengenal adat atau virilokal yang menentukan bahwa pengantin baru harus
menetap disekitar pusat kediaman kerabat suami. Tetapi sebelumnya sang isteri harus melalui tahapan pulang tiga ari. Setelah selesai tahapan itu, maka suami
isteri akan pindah secara resmi kerumah pengantin laki-laki dengan membawa semua barang milik mereka berupa tempat tidur, lemari dan barang lainnya.
34
C. Hakikat Khataman Al-Quran dalam Adat Perkawinan Betawi
34
Wawancara Pribadi dengan H. Abdurrahman, Guru Ngaji. Jakarta. tanggal 4 Agustus 2006.
Khatam Al-Quran tamat atau selesai membaca Al-Quran. Dalam bahasa Arab, kata khatm sendiri berarti stempel, bekas stempel yang terdapat pada kertas
atau benda lainnya, penutup, selesai atau tamat. Dalam peristilahan yang lazim dipakai di Indonesia, khatam Al-Quran mengacu kepada tiga pengertian
berikut:
35
Pertama, khatam Al-Quran mengacu kepada makna atau selesainya atau tamatnya seseorang atau sekelompok pelajar Al-Quran membaca seluruh ayat Al-
Quran, yang diungkapkan dengan pernyataan atau pengakuan dari gurunya, bahwa ia mereka telah tamat atau khatam.Pernyataan guru itu dapat diberikan
secara lisan, dapat pula dalam bentuk tulisan ijazah atau tanda lainnya. Kedua, khatam Al-Quran mengacu kepada upacara yang dilakukan setelah
seseorang atau sekelompok pelajar dinyatakan telah tamat membaca seluruh ayat Al-Quran. Upacara khatam Al-Quran ini dirayakan khususnya oleh kaum muslim
Indonesia. Oleh sebab itu, upacara ini dapat dikatakan sebagai salah satu kebudayaan Islam khas Indonesia.
Ketiga, khatam Al-Quran bermakna tamatnya pembacaan Al-Quran sehubungan dengan meninggalnya seorang muslim. Orang memperingati hari
kematian seseorang agar senantiasa ingat akan kematian yang pasti akan dihadapinya kelak.
Khatam Quran merupakan suatu kegiatan atau event dari rangkaian proses pembelajaran membaca, melagukan, atau menghafal Al-Quran bagi anak-anak
dan remaja, yang dilakukan sebagian masyarakat Islam Indonesia.
36
35
Khatam Al-Quran Suplemen Ensiklopedi Islam, vol. 1 Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, h. 323-325.
36
Babe, Budaya Khatam Quran Sebagai Potensi Pariwisata, artikel diakses tanggal 15 November 2006 dari http:www.bamu.dikmentidki.go.IdbudayaIndex.htm.
Upacara khatam Quran pada umumnya telah membudaya hampir di semua sub etnik Indoneia yang beragama Islam dari Sabang hingga Merauke.
Tetapi untuk mengetahui sejak kapan tradisi ini ada di Nusantara, tentunya memerlukan penelusuran tersendiri. Biasanya, pelaksanaan upacara khatam
Quran dibarengkan dalam berbagai siklus kehidupan masyarakat Muslim, seperti pada saat kelahiran seorang anak, saat anak laki-laki dikhitankan atau pada saat
anak gadis akan dinikahkan. Upacara khataman Al-Quan merupakan bagian dari cara masyarakat
tradisional dalam memandang kitab sucinya. Sebagaimana layaknya budaya masyarakat tardisional yang banyak diwarnai fenomena magis, upacara khataman
Al-Quran bagi masyarakat Islam tradisional, pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari cara mereka memandang Al-Quran sebagai kitab suci yang
mengandung unsur adikodrati supernatural, yang dalam kesadaran budaya masyarakat primitif disebut unsur magis. Sedangkan dalam konsep keagamaan,
fenomena tersebut terkenal dengan istilah mukjizat. Dengan kata lain, Cara masyarakat Islam tradisional memandang kemukjizatan Al-Quran belum
sepenuhnya terbebas dari kesan, bahkan kesadaran, budaya masyarakat pada umumnya.
37
Ihwal selamatan yang dilakukan dalam khatam Quran, rupanya tidak sekedar sedekahan saja, namun sering disemarakkan dengan perayaan yang lebih
meriah. Setiap daerah punya cara yang berbeda untuk itu. Sebelum khataman dilaksanakan misalnya, terlebih dahulu diadakan arak-arakan, dengan tetabuhan
musik seperti rebana, tanjidor, hadrah dan lain-lain. Sementara itu yang
37
Khataman Al-Quran Ensiklopedi Islam Indonesia, vol. Djambatan, h. 550
dikhatamkan diusung dengan berkendaraan kuda diringi teman-teman seperguruan dan seluruh warga, sehingga upacaranya menjadi meriah.
Suku Betawi biasa melakukan khatam Quran dengan membuat nasi kuning dan merangkainya dengan kegiatan kenduri dan pembacaan doa khatmul
Quran. Belakangan, tradisi khatam Quran ini mulai memudar dari masyarakat Betawi. Tata caranya pun kini mulai berubah dan disederhanakan untuk ukuran
manusia kota metropolitan.
38
Dalam rentetan prosesi adat perkawinan Betawi terdapat suatu acara yaitu acara berkhatam al-Quran, yang dilaksanakan oleh calon pengantin
perempuan sebelum melangsungkan akad nikah. Upacara ini calon pengantin perempuan akan membaca juzama yang akan dipandu guru ngajinya serta
disaksikan oleh kaum kerabat terdekat. Hal ini membuktikan bahwa tugas ibu- bapak dalam mengasuh dan mendidik anaknya untuk menjadi orang baik
sebagaimana amanah Allah telah dipenuhinya, disamping lepasnya tanggung jawab mereka terhadap anak.
Upacara khataman Quran di Betawi sering disebut tamatan Quran. Upacara ini sangat penting bagi orang Betawi karena ini sebagai pertanda bahwa
yang melaksanakan upacara tamatan Quran dianggap telah menjadi orang yang mengerti ajaran agama Islam.
Upacara khataman Quran dijadikan sebagai pertanda bahwa yang melaksanakan telah menjadi orang yang mengerti ajaran agama Islam, karena ia
telah menyelesaikan ngajinya membaca Al-Quran sebanyak 30 juz. Apalagi
38
Babe, Budaya khatam Quran Sebagai Potensi Pariwisata.
didalam Al-Quran itu terdapat ajaran agama Islam dan merupakan kitab suci orang Islam.
Acara khataman yang dilakukan sebelum akad nikah sebenarnya mengikuti acara tamatan Quran pada anak Betawi yang telah tamat Quran 30 juz,
dimana dalam acara tamatan Quran itu diadakan suatu acara syukuran karena anaknya telah tamat Quran. Pada acara syukuran itupun anak tersebut diharuskan
membaca surah Ar-Rahman sebanyak 78 ayat dan membaca 13 surah terakhir dari juz 30, yaitu: 1. QS. Al-Takatsur, 2. QS. Al-Asr, 3. QS. Al-Humazah, 4. QS.
Al-Fiil, 5. QS. Al-Quraisy, 6. QS. Al-Maauun, 7. QS. Al-Kautsar, 8. QS. Al- Kafiruun, 9. QS. Al-Nasr, 10. QS. Al-Lahab, 11. QS. Al-Ikhlas, 12. QS. Al-
Falak, 13. QS. An-Naas.
BAB III GAMBARAN UMUM KELURAHAN CEGER
B. Gambaran Wilayah
Berdasarkan Surat Keputusan Guberrnur KDKI Jakarta Nomor 1227 Tahun 1989 tentang Penyempurnaan Lampiran Keputusan Gubernur KDKI
Jakarta Nomor 1251 tahun 1986 tentang Pemecahan, Penyatuan Penetapan Batas Perubahan Nama Kelurahan yang KembarSama dan Penetapan Luas Wilayah
Kelurahan di DKI Jakarta, maka luas wilayah Kelurahan Ceger adalah 362, 60 Ha, dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara :
TMII Jl. Raya Hankam Kel. Pinang Ranti Sebelah Timur
: Jl. Raya Gempol Kel. Bambu Apus
Sebelah Selatan : Jl. Mandor Hasan Kel. Cipayung
Sebelah Barat :
Jalan Tol Jagorawi Kel. Rambutan Wilayah Kelurahan Ceger secara Geografi merupakan daratan dan
mempunyai nilai strategis karena berbatasan langsung dengan Terminal Kampung Rambutan dam merupakan jalur perlintasan alternatif dari kawasan Cibubur
menuju Tol Cawang ataupun Terminal Kampung Rambutan. Karakteristik yang dimiliki Kelurahan Ceger dimana terdapat sebagian
kawasan rekreasiwisata bertaraf Nasional yakni Taman Mini Indonesia Indah TMII sebagai salah satu pusat kegiatan pendidikan dan budaya.