development errors, b kesalahan antarbahasa interlingual errors, c kesalahan taksa atau ambiguous errors, dan d kesalahan lain other errors.
Taksonomi efek komunikatif memandang kesalahan-kesalahan dari perspektif pengaruhnya terhadap penyimak atau pembaca. Berdasarkan terganggu atau tidaknya
komunikasi karena kesalahan-kesalahan yang ada, maka taksonomi efek komunikatif dapat dibedakan dua jenis kesalahan, yaitu kesalahan global global errors dan
kesalahan lokal local errors. Berdasarkan model taksonomi di atas, analisis kesalahan berbahasa dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan taksonomi siasat permukaan. Hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa dengan menggunakan metode tersebut,
permasalahan yang terjadi di lapangan dapat dijelaskan. Misalnya pada contoh data berikut.
Saya dateng pasar. Data yang mengalami percampuran kode bahasa di atas hanya bisa dijelaskan
dengan baik menggunakan taksonomi siasat permukaan.
2.4 Taksonomi Siasat Permukaan
Menurut Tarigan 1990:148, taksonomi siasat permukaan suatu bentuk analisis kesalahan berbahasa yang menekankan pada cara-cara struktur permukaan
berubah. Analisis tersebut meliputi kajian kesalahan penghilangan omission, penambahan addition, formasi misformation, dan susun misordering.
a. Kesalahan penghilangan omission adalah kesalahan-kesalahan yang bersifat “penghilangan” ini ditandai oleh ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya ada
dalam ucapan yang baik dan benar. Hal ini dapat dipahami pada contoh berikut. Kami membeli makanan enak warung.
Kalimat tersebut mengalami kerancuan makna karena penghilangan butir kata preposisi yang tidak seharusnya terjadi. Seharusnya kalimat yang benar adalah
sebagai berikut. Kami membeli makanan enak di warung.
b. Kesalahan penambahan addition, penambahan ini adalah kebalikan dari penghilangan. Kesalahan penambahan ditandai oleh hadirnya suatu butir atau
unsur yang seharusnya tidak muncul dalam ujaran yang baik dan benar. Hal ini dapat dipahami pada contoh berikut.
Para mahasiswa-mahasiswa. Contoh kalimat di atas seharusnya cukup dituliskan seperti kalimat di bawah ini.
Para mahasiswa atau mahasiswa-mahasiswa.
c. Kesalahan formasi misformation, kesalahan misformation ini ditandai oleh pemakaian bentuk morfem atau struktur yang salah. Pembelajar memunculkan
sesuatu dalam praktik berbahasanya walaupun hal itu salah. Hal ini dapat dipahami pada contoh berikut.
Ayahnya aku sakit. Contoh kalimat di atas adalah bentuk kesalahan formasi. Seharusnya kalimat
tersebut diujarkan seperti kalimat di bawah ini. Ayahku sakit.
d. Kesalahan susun misodering ditandai oleh penempatan yang tidak benar bagi suatu morfem atau kelompok morfem dalam suatu ucapan atau ujaran. Hal ini
dapat dipahami pada contoh berikut. Beli di mana kamu baju?
Mahasiswa banyak melakukan kesalahan yang merupakan terjemahan “alamiah” atau terjemahan kata demi kata struktur permukaan bahasa asli atau bahasa ibu.
Oleh sebab itu muncullah susunan kalimat seperti pada contoh di atas. Seharusnya kalimat tersebut disusun sebagai berikut.
Di mana kamu membeli baju?
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini secara berurutan diuraikan mengenai: 1 rancangan dan jenis penelitian, 2 data dan sumber data, 3 pengodean data, 4 metode penelitian, 5
instrumen penelitian, dan 6 prosedur penelitian.
3.1 Rancangan dan Jenis Penelitian