Taksonomi Kesalahan Berbahasa ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA

2.3 Taksonomi Kesalahan Berbahasa

Menurut Tarigan 1990:87, kesalahan berbahasa erat kaitannya dengan pengajaran bahasa, baik pengajaran bahasa pertama maupun pengajaran kedua. Kesalahan berbahasa tersebut mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Kesalahan-kesalahan tersebut sering terjadi pada praktik-praktik berbahasa. Ada empat pengklasifikasian atau taksonomi kesalahan berbahasa yang dikemukakan Tarigan 1990: 279-288. Empat taksonomi tersebut meliputi: 1 taksonomi kategori linguistik, 2 taksonomi siasat permukaan, 3 taksonomi komparatif, dan 4 taksonomi efek komunikatif. Taksonomi kategori linguistik mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan berbahasa berdasarkan komponen linguistik atau unsur linguistik tertentu yang dipengaruhi oleh kesalahan. Komponen-komponen linguistik mencakup fonologi ucapan, sintaksis dan morfologi tata bahasa, gramatikal, semantik dan leksikon makna dan kosakata, dan wacana gaya. Taksonomi siasat permukaan menyoroti bagaimana caranya struktur-struktur permukaan berubah. Secara garis besarnya, kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam siasat permukaan ini adalah a kesalahan penghilangan omission, b penambahan addition, c formasi misformation, dan c susun misodering. Kesalahan penghilangan ditandai oleh ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya terdapat dalam ujaran. Kesalahan penambahan merupakan jenis kesalahan yang ditandai oleh hadirnya suatu unsur yang seharusnya tidak muncul dalam ujaran. Kesalahan formasi ditandai oleh pemakaian bentuk morfem atau struktur yang salah. Kesalahan susun ditandai oleh penempatan morfem atau kelompok morfem yang tidak tepat dalam suatu ujaran. Menurut Tarigan 1990:158, Klasifikasi kesalahan-kesalahan dalam taksonomi komparatif didasarkan pada perbandingan-perbandingan antara struktur kesalahan bahasa target B2 dengan tipe-tipe konstruksi tertentu lainnya. Kesalahan taksonomi komparatif dapat dibedakan atas a kesalahan perkembangan development errors, b kesalahan antarbahasa interlingual errors, c kesalahan taksa atau ambiguous errors, dan d kesalahan lain other errors. Taksonomi efek komunikatif memandang kesalahan-kesalahan dari perspektif pengaruhnya terhadap penyimak atau pembaca. Berdasarkan terganggu atau tidaknya komunikasi karena kesalahan-kesalahan yang ada, maka taksonomi efek komunikatif dapat dibedakan dua jenis kesalahan, yaitu kesalahan global global errors dan kesalahan lokal local errors. Berdasarkan model taksonomi di atas, analisis kesalahan berbahasa dalam penelitian ini menggunakan pendekatan taksonomi siasat permukaan. Hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa dengan menggunakan metode tersebut, permasalahan yang terjadi di lapangan dapat dijelaskan. Misalnya pada contoh data berikut. Saya dateng pasar. Data yang mengalami percampuran kode bahasa di atas hanya bisa dijelaskan dengan baik menggunakan taksonomi siasat permukaan.

2.4 Taksonomi Siasat Permukaan