BAB 1. PENDAHULUAN
Pada  bab  ini  secara  berurutan  diuraikan:  1 latar  belakang penelitian,  2 rumusan  masalah,  3 tujuan  penelitian,  4 manfaat penelitian, dan 5 definisi
operasional.
1.1 Latar Belakang
Bahasa  memiliki  arti  penting  bagi  kehidupan  manusia  yang  ditunjukkan dengan  keberadaannya  sebagai  alat  komunikasi.  Hampir  semua  kegiatan  manusia
memerlukan  bantuan  bahasa  baik  berupa  bahasa  lisan  maupun  bahasa  tulis.  Dengan bahasa  tulis  dan  bahasa  lisan  tersebut  manusia  dapat  menjalankan  aktivitas  sehari-
harinya tanpa menemukan kesulitan. Pada dasarnya bahasa yang digunakan manusia adalah untuk menuangkan ide
atau gagasan dan perasaan kepada orang lain atau sebaliknya bahasa digunakan untuk menerima  ide  atau  gagasan  dan  perasaan  dari  orang  lain,  selain  itu  bahasa  juga
digunakan manusia untuk berinteraksi sosial dan mengidentifikasi diri. Kridalaksana 1983:17  mendefinisikan”bahasa  sebagai  sistem  lambang  yang  arbitrer  yang
digunakan  oleh  suatu  masyarakat  untuk  bekerja  sama,  berinteraksi,  dan mengidentifikasi diri”.
Indonesia  adalah  negara  kepulauan  yang  memiliki berbagai  bahasa  daerah. Keanekaragaman  bahasa  daerah  tersebut  menyebabkan  masyarakat  Indonesia
menguasai  lebih  dari  satu  bahasa  yaitu  bahasa  pertama  dan  bahasa  kedua.  Pada umumnya  mereka  menguasai bahasa  daerah  sebagai  bahasa  pertama  dan  bahasa
Indonesia  sebagai  bahasa  kedua. Hampir  seluruh  pelosok  negeri  ini  mampu menggunakan bahasa Indonesia. Maka tidak salah apabila bahasa Indonesia dikatakan
bahasa pemersatu bangsa serta sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia adalah salah satu bentuk jati diri bangsa Indonesia. Namun
pada  perkembangannya,  eksistensi  bahasa  Indonesia  sebagai  manifestasi  paham nasionalisme  kian  memudar.  Hal tersebut terbukti dengan kurangnya  perhatian  dari
mahasiswa  terhadap penggunaan  bahasa  Indonesia  sehingga  masih  banyak
kekeliruan. Kesalahan-kesalahan  berbahasa  masih  ditemukan  khususnya  pada  forum
seminar  proposal  skripsi  mahasiswa  Program  Studi  Pendidikan  Bahasa  dan  Sastra Indonesia  Universitas  Jember.  Dalam  proses  berjalannya  seminar  proposal  skripsi
mahasiswa sering menggunakan  tuturan  yang  berulang-ulang  bahkan kadang menggunakan  tuturan  yang  seharusnya  tidak  perlu  diucapkan.  Contoh  kesalahan
berbahasa yang  dilakukan wahyu pada  seminar  13  september  2012 tersebut  tampak pada tuturan berikut, “Kenapa  kita  sendiri  sebagai  Prodi  Bahasa  Indonesia  yang
sebelumnya  istilahnya  kita  sudah  mendapatkan  mata  kuliah  mengenai  kesalahan berbahasa  Indonesia  dan  mungkin  dari  analisis  kesalahan  berbahasa  itu  kita  dapat
menguraikan  bagaimana  bentuk  kesalahan  berbahasa  Indonesia  itu  sendiri.  Seperti itu”.  Pada  tuturan  tersebut dapat  diketahui  adanya  kesalahan penambahan,
penghilangan formasi,dan  kesalahan susun.  Kesalahan penambahan  nampak  pada penggunaan  kata-kata  yang  seharusnya  tidak  perlu  digunakan  seperti  kata,
sendiri,istilahnya kita, mengenai, itu, bagaimana. Sedangkan kesalahan penghilangan ditandai  tidak  adanya  kata  mahasiswa  antara  kata sebagai dan prodi. Mahasiswa
sendiri  harus  hadir  selaku  sebjek  kalimat.kesalahan  susun terjadi pada  konstruksi kalimat yang terlalu berbelit-belit, sehingga makna kalimat sulit dipahami. Selain itu
penutur terpengaruh bahasa jawa sehingga pada akhir tuturannya muncul kata seperti itu. Seharusnya kalimat di atas disusun lebih sederhana agar maknanya bisa dipahami
dengan  mudah.  Dengan  demikian,  seharusnya  konstruksi  kalimat  di  atas  adalah sebagai berikut. “Kenapa kita sebagai mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia yang sudah
mendapatkan  mata  kuliah analisis kesalahan  berbahasa  masih  sering  melakukan kesalahan  berbahasa?  Mungkin  dari  analisis  kesalahan  berbahasa,  kita  dapat
menguraikan bentuk-bentuknya”. Bentuk-bentuk  kesalahan  berbahasa  harus  dihindari
oleh  mahasiswa Pendidikan  Bahasa  dan  Sastra  Indonesia.  Hal  ini  karena  mahasiswa  Program  Studi
Pendidikan  Bahasa  dan  Sastra Indonesia  adalah  calon  pengajar  bahasa  Indonesia  di
masyarakat.  Oleh  sebab  itu,  pemahaman  mahasiswa  atas  bentuk-bentuk  kesalahan berbahasa harus ditingkatkan dengan tujuan kesalahan-kesalahan berbahasa Indonesia
dapat dihindari dengan baik. Analisis  kesalahan  berbahasa  adalah  metode  yang  tepat  untuk  menguraikan
bentuk-bentuk  kesalahan  berbahasa.  Dalam  analisis  kesalahan  berbahasa,  terdapat berbagai  pendekatan  yang  dapat  digunakan  sebagai  metode  analisis.  Salah  satunya
adalah  taksonomi  siasat permukaan  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  untuk menguraikan  bentuk-bentuk  kesalahan  berbahasa.Taksonomi  siasat  permukaan
memiliki  4  empat  aspek  analisis  Tarigan,  1990,  yaitu:  1omission kesalahan penghilangan, 2addition kesalahan  penambahan, 3misformation kesalahan
formasi, dan4 misordering kesalahan susun. Empat aspek analisis tersebut dinilai paling  tepat  digunakan  dalam  penelitian  ini  karena  bertujuan  menguraikan  bentuk-
bentuk kesalahan berbahasa  Indonesia tuturan mahasiswa dalam seminar  mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember.
Analisis  taksonomi  permukaan  ini  mampu  menjabarkan  bentuk  kesalahan berbahasa  yang  sering  dilakukan  para  mahasiswa.  Kesalahan tersebut  berupa,
penyusunan kalimat dan menghilangkanmenambahkan unsur-unsur yang seharusnya tidak diperlukan sehingga seringkali membuat kesalahan berbahasa mahasiswa dalam
penggunaan bahasa Indonesia. Dari analisis ini diharapkan mampu memberi pehaman terhadap  penggunaan  bahasa    Indonesia  yang  baik  dan  benar,  baik  secara  lisan
maupun tulisan. Berdasarkan  uraian  di  atas,  judul  yang  dipilih  dalam  penelitian  ini  adalah
Analisis Kesalahan Berbahasa Tuturan Mahasiswa Dalam Seminar Proposal Skripsi Mahasiswa Universitas Jember.
1.2 Rumusan Masalah