Tinjauan Atas Bentuk Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi Pada KPRI-GUPER Perdagangan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

TINJAUAN ATAS BENTUK PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KOPERASI PADA KPRI-GUPER PERDAGANGAN

DIAJUKAN OLEH:

NAMA : NURUL IKHWANI

NIM : 070503172

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2010


(2)

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini berjudul:

Tinjauan Atas Bentuk Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi Pada KPRI-GUPER Perdagangan.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul tersebut belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks pemulisan skripsi level Program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, Desember 2010 Yang membuat pernyataan

Nurul Ikhwani Nim : 070503172


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim…

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, hanya pada-Nya lah kami memohon ampunan dan hanya kepada-Nya lah kami memohon pertolongan. Berkat perolongan-Nya studi dan skripsi penulis berjudul “Tinjauan atas Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi pada KPRI-GUPER Perdagangan” dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat berangkaikan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam, keluarga, sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti sunnahnya hingga akhir zaman.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kemajuan skripsi dimasa yang akan datang.

Keberhasilan penulis dalam menulis sebuah karya sederhana ini tentunya tidak akan terwujud tanpa bantuan berbagai pihak, baik moril maupun spiritual, untuk itu izinkanlah penulis mempersembahkan skripsi ini pada kedua orang tua penulis Ayahanda Budiman dan Ibunda Dahliani yang bersedia mengorbankan materil, dan waktu serta memberikan semangatnya kepada penulis, hingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini dengan baik.


(4)

Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada berbagai pihak antara lain:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi USU, serta Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku sekertaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi USU. 3. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA,Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu serta menyumbangkan buah fikiran yang membangun dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs.Idhar Yahya, MBA, Ak, dan Bapak Drs.Zainal AT.Silangit, Ak selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis guna menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak W.Limbong selaku Ketua KPRI GUPER Perdagangan,Bapak Drs. H. Hutauruk selaku KTU/ Juru Buku KPRI GUPER Perdagangan, Kak Dewi ButarButar, Kak Novri Hasibuan dan seluruh staff KPRI GUPER Perdagangan yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.


(5)

Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Medan, Desember 2010 Penulis,

Nurul Ikhwani (070503172)


(6)

ABSTRAK

Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Dalam melaksanakan kegiatan operasinya, IAI telah mengeluarkan standar akuntansi keuangan koperasi berupa PSAK No.27 dan juga SAK ETAP.

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah KPRI-GUPER Perdagangan telah menerapkan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi secara menyeluruh dalam penyajian Laporan Keuangannya.

Penelitian ini menggunakan metode berupa studi kasus yang bersifat deskriptif yaitu dengan cara menguraikan karakteristik tentang keadaan dan sifat-sifat yang sebenarnya dari objek penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa KPRI GUPER Perdagangan belum menerapkan standar akuntansi keuangan koperasi secara menyeluruh. Hal ini terlihat dari tidak adanya laporan arus kas, dan laporan promosi ekonomi anggota.


(7)

ABSTRACT

Cooperation is a business entity consisting of the persons or legal with the bases co-operation actitivities based on the principle of co-operation movement as well as the people’s economy based on the principle of kindship. In carrying out its operations, IAI has issued financial accounting standard PSAK No.27 and also SAK ETAP.

Research goal is to find out whether KPRI GUPER Perdagangan has adopted financial accounting standards cooperative thorough in preparing financial statements.

This research used a descriptive case study that is by describing the characteristics of the situation and the actual properties of objects.

The results showed that the KPRI GUPER Perdagangan has not applied the accounting standards of financial cooperation as a whole. This is evident from the absence of cash flow statements, and reports of economic promotion.


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya ... 8

B. Jenis Koperasi ... 12

C. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.27 dan SAK ETAP ... 14

D. Laporan Keuangan Menurut PSAK No.27... 17

E. Ilustrasi Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK No27 ... 19

1. Neraca ... 19


(9)

3. Laporan Promosi Ekonomi Anggota ... 21

F. Kerangka Konseptual ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24

B. Jenis Data ... 24

C. Teknik Pengumpulan Data ... 25

D. Metode Analisis Data ... 25

E. Responden ... 26

F. Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 27

1. Deskripsi KPRI GUPER Perdagangan ... 27

a. Sejarah Singkat KPRI GUPER Perdagangan ... 27

b. Struktur Organisasi ... 30

1) Rapat anggota ... 34

2) Anggota ... 34

3) Pengurus ... 37

4) Badan Pengawas ... 38

5) Dewan Penasehat... 39


(10)

2) Piutang Konsinyasi ... 41

3) Pertokoan ... 41

4) Fotocopy ... 42

5) Usaha Wisma/ kursi ... 42

6) Usaha Perkreditan Sepeda Motor ... 43

7) Usaha Biro Jasa ... 43

2. Akuntansi Koperasi KPRI GUPER Perdagangan ... 44

a. Daftar Laba Rugi ... 45

b. Neraca ... 50

c. Catatan atas Laporan Keuangan ... 58

d. Daftar Realisasi Anggaran Pendapatan dan Biaya ... 58

e. Daftar Realisasi DKO ... 59

B. Analisis Hasil Penelitian ... 59

1. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi pada Daftar Laba Rugi KPRI GUPER Perdagangan ... 59

2. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi pada Neraca KPRI GUPER Perdagangan ... 66

a. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi pada Aktiva ... 66

b. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi pada Kewajiban ... 68

c. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi pada Ekuitas ... 71

3. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi pada Catatan Atas Laporan Keuangan KPRI GUPER Perdagangan ... 72


(11)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 73 B. Saran ... 75


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Neraca Koperasi Pembangunan Rakyat 19 Tabel 2.2 Perhitungan Sisa Hasil Usaha Koperasi 20

Pembangunan Rakyat

Tabel 2.3 Laporan Promosi Anggota Koperasi 21 Pembangunan Rakyat


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 22

Gambar 4.1 Struktur Organisasi KPRI GUPER 31 Perdagangan


(14)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Judul

Lampiran 1 Daftar Laba Rugi KPRI GUPER Perdagangan Lampiran 2 Neraca KPRI GUPER Perdagangan

Lampiran 3 Daftar Realisasi Anggaran Pendapatan dan Biaya KPRI GUPER Perdagangan


(15)

ABSTRAK

Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Dalam melaksanakan kegiatan operasinya, IAI telah mengeluarkan standar akuntansi keuangan koperasi berupa PSAK No.27 dan juga SAK ETAP.

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah KPRI-GUPER Perdagangan telah menerapkan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi secara menyeluruh dalam penyajian Laporan Keuangannya.

Penelitian ini menggunakan metode berupa studi kasus yang bersifat deskriptif yaitu dengan cara menguraikan karakteristik tentang keadaan dan sifat-sifat yang sebenarnya dari objek penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa KPRI GUPER Perdagangan belum menerapkan standar akuntansi keuangan koperasi secara menyeluruh. Hal ini terlihat dari tidak adanya laporan arus kas, dan laporan promosi ekonomi anggota.


(16)

ABSTRACT

Cooperation is a business entity consisting of the persons or legal with the bases co-operation actitivities based on the principle of co-operation movement as well as the people’s economy based on the principle of kindship. In carrying out its operations, IAI has issued financial accounting standard PSAK No.27 and also SAK ETAP.

Research goal is to find out whether KPRI GUPER Perdagangan has adopted financial accounting standards cooperative thorough in preparing financial statements.

This research used a descriptive case study that is by describing the characteristics of the situation and the actual properties of objects.

The results showed that the KPRI GUPER Perdagangan has not applied the accounting standards of financial cooperation as a whole. This is evident from the absence of cash flow statements, and reports of economic promotion.


(17)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perekonomian Indonesia disusun berdasarkan falsafah dan ideologi Negara, yaitu Pancasila serta Undang–undang Dasar 1945. Berdasarkan kedua hal tersebut Indonesia menganut sistem Ekonomi Pancasila. Dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia Pasal 33 Ayat (1) yang menyebutkan bahwa “Perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan”. Dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan bahwa usaha yang sesuai dengan pasal tersebut diatas adalah koperasi. Koperasi sebagai salah satu pelaku kegiatan perekonomian Nasional telah memiliki legalitas tersendiri yang tertuang dalam Undang-undang No. 25 Tahun 1992.

Berdasarkan PSAK No. 27 (revisi 1998, reformat 2007), koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional.

Pembangunan koperasi sebagai badan usaha ditujukan pada penguatan dan perluasan basis usaha, peningkatan mutu sumber daya


(18)

mulia, termasuk kewirausahaan dan profesionalisme koperasi, sehingga dengan kinerja yang makin sehat, kompetitif dan madiri, koperasi mampu menjadi badan usaha utama dalam perekonomian.

Dalam UU No.25 Tahun 1992 Pasal 5 disebutkan bahwa dalam pelaksanaannya koperasi memiliki beberapa prinsip, adapun prinsip-prinsip tersebut antara lain, keanggotannya bersifat terbuka dan sukarela, pengelolaan yang dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, pembagian balas jasa yang terbatas terhadap modal, serta kemandirian.

Ada berbagai jenis koperasi yang berdiri di Indonesia, salah satunya adalah adalah koperasi pegawai. Koperasi pegawai, seperti namanya merupakan koperasi yang berdiri di instansi-instansi tertentu yang tidak hanya menyediakan barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari bagi anggotanya tetapi juga menyediakan jasa simpan pinjam yang dapat dimanfaatkan oleh para anggotanya.

Berdasarkan PSAK No.27 (Revisi 1998, Reformat 2007) koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang kegiatan atau jasa utamanya menyediakan jasa penyimpanan dan peminjaman untuk anggotanya. Koperasi simpan pinjam berbeda dengan unit simpan pinjam lainnya, dimana simpan pinjam yang berada diluar koperasi biasanya menerapkan bunga pinjaman yang sama atau lebih tinggi dari bunga bank, namun


(19)

bunga pinjaman pada koperasi tentu saja diringankan agar tidak memberatkan anggotanya.

Namun sangat disayangkan, perkembangan koperasi yang diharapkan dapat menjadi salah satu tonggak perekonomian Indonesia masih mengalami berbagai hambatan-hambatan, dari mulai keterbatasan dana sampai kurangnya sumber daya manusia yang professional yang dapat mengelola koperasi dengan baik. Padahal keberadaan koperasi sangat membantu para anggotanya dalam meningkatkan taraf kesejahteraan mereka.

Agar koperasi tersebut dapat menjadi seperti yang diharapkan, mestinya memang ada suatu standar yang dapat mengatur pengelolaan koperasi itu sendiri, sehingga dalam pengelolaannya manajemen memiliki tuntunan agar dapat membawa koperasi tersebut menjadi lebih baik.

Sesuai dengan perkembangan koperasi dalam melaporkan laporan keuangannya, kini telah dikeluarkan Standar Akuntansi Keuangan No.27 tentang Akuntansi Perkoperasian yang telah mendapat revisi tahun 1998, dan Reformat tahun 2007 serta adanya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik ( SAK ETAP) yang baru dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Publik pada Mei 2009. Penerapan standar akuntasi perkoperasian ini diharapkan dapat memberi gambaran kinerja manajemen koperasi di masa lalu dan prospek di masa yang akan datang, sehingga dapat dipercaya dan diandalkan baik oleh pengurus maupun oleh anggota


(20)

koperasi dan pihak eksternal yang memiliki kepentingan terhadap koperasi tersebut.

Meskipun demikian tidak semua koperasi mengetahui bahwa ada aturan tertulis mengenai pedoman penyusunan laporan keuangan yang tertuang dalam Standard Akuntansi Keuangan No.27 tentang akuntansi perkoperasian dan SAK ETAP.

Purba (2007), dalam penelitiannya yang dilakukan di Koperasi karyawan RISPA Medan, menyebutkan bahwa koperasi tersebut belum menyajikan laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan dan laporan promosi anggota dalam penyajian laporan keuangannya, selain itu koperasi ini, belum menyajikan penyisihan piutang tak tertagih, sehingga menyebabkan penyajian piutang terlalu besar, sehingga menyebabkan penyajian sisa hasil usaha terlalu besar.

Aviscenna (2006) melakukan penelitian di KPN INSKO, menyatakan bahwa koperasi tersebut tidak menyajikan laporan arus kas dan laporan promosi anggota, selain itu dalam perhitungan hasil usahanya koperasi ini tidak memisahkan antara beban anggota dan non-anggota seperti yang ditetapkan dalam PSAK No.27.

Menurut Harahap (2005) yang melakukan penelitian di Koperasi Serba Usaha Nusa Bangsa, Medan, menyebutkan bahwa di koperasi tersebut belum menyajikan laporan promosi anggota. Selain itu dalam neraca bagian ekuitas, tidak dicantumkan modal penyertaan anggota dan modal penyertaan. Selain itu perusahaan ini masih menggunakan istilah


(21)

laporan laba rugi untuk menjelaskan Laporan Sisa Hasil Usaha. Pendapatan dan beban dari anggota dan non-anggota juga tidak dilakukan pemisahan.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan penelitian di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) GUPER Perdagangan, yang beralamat di Jalan Merdeka No.1210 Perdagangan. Koperasi ini pada tahun 2009 mendapatkan Juara I dan di tetapkan sebagai Koperasi Berkwalitas Jenis Koperasi Pegawai Republik Indonesia Tingkat Kabupaten Simalungun pada Penyelenggaraan Peringatan Hari Koperasi Ke-62 Kabupaten Simalungun. Koperasi ini memiliki beberapa unit usaha. Unit usaha yang paling utama dalam koperasi ini adalah unit Simpan Pinjam. Unit lainnya adalah unit usaha piutang konsinyasi,kredit sepeda motor, unit usaha pertokoan, fotocopy, unit penyewaan wisma/kursi dan unit birojasa.

KPRI GUPER Perdagangan sebagai koperasi yang cukup besar seharusnya membuat dan menyajikan laporan keuangan sesuai standar yang berlaku, dalam hal telah di atur dalam Peryataan Standar Akuntansi Keuangan No.27. Tetapi dalam prakteknya ternyata KPRI GUPER Perdagangan tidak mengikuti standar akuntansi keuangan No.27, hal ini terlihat dengan tidak adanya Laporan Arus Kas dan Laporan Promosi Ekonomi Anggota dalam Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Laporan Keuangan Tahun Buku 2009 yang di buat oleh manajemen


(22)

Dari penjabaran latar belakang permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk menulis skripsi tentang Akuntansi Perkoperasian dengan Judul “Tinjauan Atas Bentuk Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi Pada KPRI-GUPER Perdagangan”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan permasalahan yaitu “Apakah KPRI-GUPER Perdagangan telah menerapkan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi secara menyeluruh?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah KPRI-GUPER Perdagangan telah menerapkan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi secara menyeluruh dalam penyajian Laporan Keuangannya.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini dilakukan, yaitu :

1. Memperluas pengetahuan penulis tentang Standar Akuntasi Keuangan Perkoperasian dengan melihat gambaran nyata dari penerapan Standar Akuntansi Keuangan Perkoperasian tersebut.


(23)

2. Sebagai informasi tambahan bagi KPRI-GUPER Perdagangan dalam penyajian dan penyusunan laporan keuangan koperasi.

3. Sebagai bahan pertimbangan dan referensi bagi berbagai pihak dan sebagai bahan masukan bagi peneliti sejenis untuk menyempurnakan penelitian berikutnya dan pengembangan lebih lanjut.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Koperasi dan Karakteristiknya

Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi ini bersendi pada kebebasan individu untuk mencari keuntungan sebanyak mungkin. Akibatnya kelompok-kelompok tertentu yakni kaum kapitalis, menguasai kehidupan masyarakat luas. Mereka hidup berlebihan, sedang masyarakat yang tidak memiliki modal makin tertindas. Pada saat itulah tumbuh aliran kebersamaan yang menetang aliran individualisme ini dengan asas kebersamaan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Bentuk kerjasama ini melahirkan suatu perkumpulan yang dinamakan koperasi.

Istilah koperasi sebenarnya berasal dari bahasa asing yaitu

Co-Operation; dimana Co berarti bersama dan Operation berarti usaha.

Secara harfiah koperasi dapat diartikan sebagai usaha bersama.

Pengertian ini juga dapat diaplikasikan secara sederhana misalnya KUD (Koperasi Unit Desa) sebagai usaha bersama suatu kelompok masyarakat di suatu wilayah desa, KOPKAR (Koperasi Karyawan) sebagai usaha bersama karyawan yang bekerja bersama dalam satu institusi, lembaga atau perusahaan.


(25)

Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, koperasi diartikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Hal tersebut menjelaskan dalam koperasi harus ada prinsip-prinsip koperasi sebagai landasan dalam melaksanakan kegiatan perkoperasian tersebut. Yang paling penting dalam pengertian ini adalah bahwa koperasi merupakan badan usaha yang berdiri atas asas kekeluargaan, berbeda dengan badan usaha lain, yang melandasi kegiatan usahanya hanya untuk mencari laba.

Sedangkan menurut Pernyataan StandarAkuntansi Keuangan No 27 (2009:27,1) pengertian koperasi adalah :

“Badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatnkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian merupakan gerakan ekonomi rakyat dan soko guru perekonomian nasional”.

Menurut Moh.Hatta dalam Sumarsono (2003:3), koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi di dahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan.


(26)

Masih dalam buku yang sama Soemarsono (2003:3),menjelaskan menurut ILO, koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan.

Adapun prinsip-prinsip dalam koperasi antara lain: a. Bersifat sukarela dan terbuka

Koperasi adalah organisasi yang keaggotannya bersifat sukarela, terbuka bagi semua orang yang bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan tanpa membedakan gender, latar belakang sosial, ras, politik atau agama.

b. Pengawasan oleh anggota secara demokratis

Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh anggotanya, yang secara aktif membuat kebijakan membuat keputusan. Laki-laki dan perempuan yang dipilih menjadi pengurus atau penanggung jawab bertanggung jawab kepada rapat anggota. c. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi

Anggota menyetorkan modal mereka secara adil dan mengawasinya secara demokratis. Sebagian dari modal tersebut adalah milik bersama. Balas jasa terhadap modal diberikan secara terbatas.


(27)

d. Otonomi dan kemandirian

Koperasi adalah organisasi yang otonom dan mandiri serta diawasi oleh anggotanya. Apabila koperasi membuat perjanjian dengan pihak lain termasuk pemerintah, atau memperoleh modal dari luar, maka hal itu harus berdasarkan persyaratan yang tetap guna menjamin adanya upaya pengawasan yang demokratis dari anggotanya dan mempertahankan otonomi koperasi.

e. Pendidikan, pelatihan dan informasi

Koperasi memberikan pelatihan dan pendidikan bagi anggota, pengurus, pengawas, manajer dan karyawan. Tujuannya agar mereka dapat melaksanakan tugas lebih efektif dalam pengembangan koperasi. Koperasi memberikan informasi bagi orang-orang muda dan tokoh masyarakat mengenai hakekat dan manfaat berkoperasi.

f. Kerjasama antar koperasi

Dengan bekerjasama pada tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional, maka gerakan koperasi dapat melayani anggotanya dengan lebih efektif dan dapat memperkuat gerakan koperasi. g. Kepedulian terhadap masyarakat

Koperasi melakukan kegiatan pengembangan masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan, melalui kebijakan yang diputuskan oleh rapat anggota.


(28)

B. Jenis Koperasi

Dalam koperasi dimensi kekuasaan tertinggi dalam menentukan kebijaksanaan usaha berada pada para anggota, melalui alat kelengkapan koperasi yang sebut “Rapat Anggota Tahunan”. Sedangkan dalam badan usaha non koperasi kekuasan tertinggi berada pada para pemegang saham.

Dalam koperasi sektor usaha yang ditujukan kepada dua sektor, yaitu sektor intern dan ekstern, artinya koperasi tidak hanya mencari keuntungan untuk koperasi tersebut saja tetapi juga memeperhatikan kesejahteraan anggotanya. Hal ini berbeda dengan badan usaha lainnya yang hanya memperhatikan sektor ekstern saja.

Dalam koperasi tujuan didirikannnya usaha adalah untuk memberikan pelayanan, sedangkan untuk usaha non-koperasi adalah untuk mencari keuntungan semata. Karakteristik utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual identify of the member), yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi (user own oriented firm). Dalam PSAK No.27 (2007:27,1) disebutkan ada beberapa pembeda koperasi dengan badan usaha lain, yaitu:


(29)

1) Koperasi dimilik oleh anggota yang bergabung sedikitnya atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. 2) Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai

percaya diri untuk menolong dan bertanggungjawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan, keadilan, persamaan dan demokrasi. Selain itu, anggota-anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etika kejujuran, keterbukaan, tanggungjawab sosial, dan kepedulian terhadap orang lain.

3) Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur, dan diawasi serta dimanfaatkan sendiri oleh anggotanya.

4) Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota (promotion of the member’s welfare), dan

5) Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi terhadap anggotanya, maka kelebihan kemampuan pelayanan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang non-anggota koperasi.

Tujuan koperasi Indonesia dalam Undang-undang No 25 Tahun 1992 pasal 3, adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

Dari tujuan tersebut, koperasi dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, berdasarkan kepentingan anggota dan usaha utamanya, koperasi di golongkan menjadi empat jenis, yaitu:

a. Koperasi konsumen, yaitu koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai barang dan jasa. Tujuan dari koperasi ini adalah agar anggotanya dapat membeli barang dengan kualitas baik dan dengan harga yang layak.


(30)

barang atau jasa. Kegiatan utama koperasi ini adalah menyediakan, mengoprasikan atau mengelola sarana produksi bersama.

c. Koperasi simpan pinjam, yaitu koperasi yang usaha utamanya adalah menyediakan jasa menyimpan dan meminjamkan dana bagi para anggotanya.

d. Koperasi pemasaran, yaitu koperasi yang anggotanya para produsen atau pemilik barang atau penyedia jasa dan kegiatan atau usaha utamanya adalah melakukan pemasaran bersama.

Berdasarkan hierarki organisasinya, koperasi digolongkan menjadi: a. Koperasi primer, yaitu koperasi yang anggotanya orang-orang yang

memiliki kesamaan kepentingan ekonomi dan melakukan kegiatan usaha yang langsung melayani para anggotanya tersebut.

b. Koperasi sekunder, yaitu koperasi yang anggotanya badan-badan hukum koperasi yang karena kesamaan kegiatan ekonominya mereka bergabung untuk tujuan efisiensi dan kelayakan ekonomis dalam rangka melayani para anggotanya.

C. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 dan SAK ETAP Semakin berkembangnya koperasi dewasa ini, membuat di perlukannya suatu standar dalam pengelolaan koperasi khususnya dalam penyusunan laporan keuangan. Kondisi inilah yang kemudian melatarbelakangi munculnya Standar Akuntansi Keuangan Koperasi No 27.


(31)

Perlunya standar akuntansi koperasi ini karena koperasi itu harus menyusun laporan keuangannya berdasarkan prinsip-prinsip yang berlaku umum serta yang sesuai dengan karakteristik koperasi itu sendiri. Karakteristik koperasi itu sendiri dicerminkan dengan dilaksanakannya asas-asas dan sendi-sendi koperasi.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan untuk Koperasi tidak hanya penting bagi gerakan koperasi itu sendiri, namun juga penting bagi pemerintah dalam menentukan berbagai kebijakan dan pembinaan koperasi dan masyarakat. Adanya standar juga dapat dijadikan dasar untuk penyusunan pedoman akuntansi bagi berbagai jenis koperasi. Standar ini juga di perlukan karena koperasi memiliki ciri yang berbeda dengan badan usaha lain.

Pernyataan Standar Akuntansi ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi yang timbul dari hubungan transaksi antara koperasi dengan anggotanya dan transaksi lain yang spesifik dalam koperasi.

Ruang lingkup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 27 oleh IAI (2004:27,3) adalah sebagai berikut:

a. Pernyataan ini mengatur akuntansi bagi badan usaha koperasi atas transaksi yang timbul dari hubungan koperasi bagi anggotanya, yaitu meliputi transaksi setoran anggota koperasi dan transaksi usaha koperasi dengan anggotanya; dan transaksi yang spesifik pada badan usaha koperasi, di antaranya cadangan, modal penyertaan, modal sumbangan, beban-beban perkoperasian; serta penyajian dan pengungkapannya dalam laporan keuangan.


(32)

b. Pernyataan ini tidak mengatur akuntansi transaksi yang timbul dari hubungan koperasi dengan non-anggota.Transaksi tersebut diperlakukan sama dengan transaksi yang terjadi pada badan usaha lainnya.

c. Hal-hal yang bersifat umum atau yang tidak secara khusus di atur dalam Pernyataan ini, termasuk akuntansi untuk transaksi unit usaha otonom koperasi, harus diperlakukan dengan mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang lain.

d. Pernyataan ini berlaku bagi laporan keuangan untuk di sajikan kepada pihak eksternal yaitu anggota koperasi, pemerintah, kreditur dan pihak lain yang berkepentingan.

e. Pemerintah sebagai salah satu pihak pemakai laporan keuangan koperasi, mungkin memerlukan informasi khusus untuk tujuan tertentu. Pernyataan ini bukan merupakan pengaturan penyajian laporan untuk kepentingan pemerintah tersebut. Penyajian informasi khusus ini di atur dalam pedoman akuntansi tersendiri yang mengacu pada pernyataan ini.

f. Bermacam-macam jenis koperasi, misalnya Koperasi Konsumen,dan Koperasi Produsen, Koperasi Simpan Pinjam dan Koperasi Pemasaran dalam penyajian laporan keuangannya dapat menampakkan kekhususan masing-masing, dan untuk itu dapat di atur dalam pedoman akuntansi tersendiri dengan mengacu pada pernyataan ini.

Ruang lingkup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ETAP (2009:1) adalah :

a. Tidak memiliki akuntanbilitas publik secara signifikan

b. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general

purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh

pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.


(33)

D. Laporan Keuangan Menurut PSAK No.27

Perbedaan koperasi dengan perusahaan lainnya bukan hanya dapat dilihat melalui orientasi bisnisnya saja, namun dapat juga terlihat melalui laporan keuangan yang disajikannya.

Dalam PSAK No 27 (2007:27,9) disebutkan bahwa laporan keuangan koperasi itu terdiri atas :

a. Neraca

Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu.

b. Perhitungan Hasil Usaha

Perhitungan sisa hasil usaha harus memuat hasil usaha dengan anggota dan atau laba/rugi kotor dengan non-anggota.

Perhitungan sisa hasil usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota. Istilah perhitungan hasil usaha digunakan mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari sisa hasil usaha atau laba, tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota.

c. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada periode tertentu. d. Laporan Promosi Ekonomi Anggota

Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu. Laporan tersebut mencakup empat unsur, yaitu:

1) Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama.

2) Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama.

3) Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi, dan

4) Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.


(34)

1) Perlakuan akuntansi antara lain mengenai:

a) Pengkuan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi koperasi antar anggota.

b) Kebijakan akuntansi tentang asset tetap, penilaian persediaan, piutang dan sebagainya. c) Dasar penetapan harga pelayanan kepada

anggota dan non-anggota. 2) Pengungkapan informasi antara lain:

a) Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota, baik yang tercantum dalam anggran dasar dan anggaran rumah tangga maupun dalam praktik, atau yang telah dicapai oleh koperasi.

b) Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan perkopersian, usaha, manjemen yang diselenggarakan untuk anggota dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota.

c) Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dan transaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota.

d) Pengklasifikasian piutang dan utang yang timbul dari transaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota.

e) Pembatasan penggunaan dan resiko asset tetap yang diperoleh atas dasar hibah dan sumbangan. f) Asset yang dioperasikan oleh koperasi tapi

bukan milik koperasi.

g) Aset yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan saham dari perusahaan swasta.

h) Pembagian sisa hasil usaha dan penggunaan cadangan.

i) Hak dan tanggungan modal penyertaan.

j) Penyelenggaraan rapat-rapat anggota, serta keputusan-keputusan penting yang berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan.


(35)

E. Ilustrasi Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK No.27 1. Neraca

Tabel 2.1

KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT NERACA

31 Desember 20X1 dan 20X0

ASET 20X1 20X0 KEWAJIBAN DAN EKUITAS 20X1 20X0

ASET LANCAR KEWAJIBAN LANCAR

Kas dan Bank Rp xxx xxx Utang Usaha Rp xxx xxx Investasi Jangka Pendek xxx xxx utang Bank xxx xxx Piutang usaha xxx xxx Utang Pajak xxx xxx Piutang pinjaman anggota xxx xxx Utang Simpanan Anggota xxx xxx

Piutang Pinjaman Utang Dana Bagian SHU xxx xxx

Non anggota xxx xxx Utang Jangka Panjang

Pitang lain-lain xxx xxx akan jatuh tempo xxx xxx

Peny. Piutang Biaya Harus Dibayar xxx xxx

Tak tertagih (xxx) (xxx) Jumlah Kew Jangka Pendek xxx xxx Persediaan xxx xxx

Pendapatan akan

Diterima xxx xxx

Jumlah asset lancar Rp xxx xxx

INVESTASI JANGKA PANJANG KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Penyertaan pada Koperasi Rp xxx xxx Utang Bank xxx xxx Penyertaan pada Non-Kop xxx xxx Utang Jangka Panjang Lainnya xxx xxx Jumlah Investasi Jangka Jumlah Kewajiban

Panjang xxx xxx jangka Panjang xxx xxx

ASET TETAP

Tanah/ hak atas Tanah xxx xxx

Bangunan xxx xxx EKUITAS

Mesin xxx xxx Simpanan Wajib xxx xxx

Investasi xxx xxx Simpanan Pokok xxx xxx

Akumulasi Penyusutan (xxx) (xxx) Modal Penyetaraan xxx xxx Jumlah Aset Tetap xxx xxx Partisipasi Anggota xxx xxx

Modal Penyertaan xxx xxx

ASET LAIN-LAIN Modal Sumbangan xxx xxx

Ak. Tetap dalam Konstruksi xxx xxx Cadangan xxx xxx Beban ditangguhkan xxx xxx SHU belum Dibagi xxx xxx Jumlah Aset Lain-lain xxx xxx Jumlah Ekuitas xxx xxx

JUMLAH ASET xxx xxx JUMLAH KEWAJIBAN


(36)

2. Perhitungan Sisa Hasil Usaha Tabel 2.2

KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT PERHITUNGAN SISA HASIL USAHA

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31Desember 20X1 dan 20X0

20X1 20X0

PARTISIPASI ANGGOTA

Partisipasi Bruto Anggota Rp xxx xxx

Beban Pokok (xxx) (xxx)

Partisipasi Neto Anggota xxx xxx PARTISIPASI DARI NON-ANGGOTA

Penjualan Rp xxx xxx

Harga Pokok (xxx) (xxx) Laba/Rugi Kotor dengan Anggota xxx xxx

Sisa Hasil Usaha Kotor Rp xxx xxx

BEBAN OPERASIONAL

Beban Usaha (xxx) (xxx)

Sisa Hasil Usaha Koperasi Rp xxx xxx Beban Perkoperasian (xxx) (xxx)

Sisa Hasil Usaha SetelahBeban Perkoperasian Rp xxx xxx Pendapatan dan Beban Lain-lain xxx xxx Sisa Hasil Usaha Sebelum Pos-pos Luar Biasa Rp xxx xxx Pendapatan dan Beban Luar Biasa xxx xxx Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak Rp xxx xxx Pajak Penghasilan (xxx) (xxx)

Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak Rp xxx xxx


(37)

3. Laporan Pomosi Ekonomi Anggota (Koperasi Konsumen) Tabel 2.3

KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1 dan 20X0

(Koperasi Konsumen)

20X1 20X0 PROMOSI EKONOMI SELAMA TAHUN BERJALAN

MANFAAT EKONOMI DARI PEMASARAN PRODUK ANGGOTA

Pemasaran Produk Anggota atas Dasar Harga Koperasi Rp xxx Rp xxx

Pemasaran Produk Anggota atas Dasara Harga Pasar (xxx) (xxx)

Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pemasaran Produk Anggota xxx xxx MANFAAT EKONOMI DARI PENGADAAN BARANG UNTUK ANGGOTA

Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Pasar Rp xxx Rp xxx

Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Koperasi (xxx) (xxx)

Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pengadaan Barang

Untuk Anggota xxx xxx

MANFAAT EKONOMI DARI SIMPAN PINJAM LEWAT KOPERASI

Penghematan Beban Pinjam Anggota Rp xxx Rp xxx

Kelebihan Balas Jasa Simpanan Anggota (xxx) (xxx)

Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Penyediaan

Jasa Untuk Anggota Rp xxx Rp xxx

Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Selama Tahun Berjalan Rp xxx Rp xxx PROMOSI EKONOMI PADA AKHIR TAHUN

Pembagian Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan Untuk Anggota Rp xxx Rp xxx


(38)

F. KERANGKA KONSEPTUAL

Gambar 2.1: Kerangka Konseptual

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi (PSAK No.27) telah di rancang sebagai standar dalam penyajian laporan keuangan koperasi, sehingga sudah sewajarnya koperasi-koperasi, khususnya koperasi yang cukup berprestasi seperti Koperasi Pegawai Republik Indonesia – GUPER Perdagangan sudah menggunakan standar tersebut sebagai acuan dalam penyusunan laporan keuangannya.

Standar Akuntansi Keuangan Koperasi ( PSAK No.27 )

Laporan Keuangan Koperasi : 1. Neraca

2. Perhitungan Sisa Hasil Usaha 3. Laporan Arus Kas

4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota

5. Catatan atas laporan keuangan

Laporan Keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia – GUPER

Perdagangan 1. Neraca

2. Daftar Laba Rugi

3. Catatan Atas Laporan Keuangan

Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi (PSAK No.27) pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia – GUPER Perdagangan


(39)

Maka dalam skripsi ini penulis akan membandingkan antara laporan keuangan berdasarkan PSAK No.27 serta SAK ETAP dengan laporan keuangan koperasi yang di sajikan oleh Koperasi Pegawai Republik Indonesia – GUPER Perdagangan.


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam pengumpulan data yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini penulis menggunakan suatu metode yang terdiri atas:

A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan berupa studi kasus yang bersifat deskriptif yaitu dengan cara menguraikan karakteristik tentang keadaan dan sifat-sifat yang sebenarnya dari objek penelitian.

B. Jenis Data

Jenis data yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah: 1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari perusahaan dan membutuhkan pengolahan lebih lanjut. Data primer yang didapat penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah hasil wawancara tentang koperasi GUPER dan penerapan PSAK No 27 didalamnya.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang di peroleh dalam bentuk yang sudah jadi,seperti laporan keuangan, struktur organisasi,dan lain-lain.


(41)

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah:

1. Teknik Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung pada dokumen dan aktivitas yang berhubungan dengan penerapan standard akuntansi keuangan koperasi pada KPRI-GUPER Perdagangan.

2. Teknik Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara langsung kepada beberapa karyawan koperasi untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai koperasi tersebut. 3. Teknik Dokumentasi, yaitu dengan meneliti bahan-bahan tulisan

perusahaan dan dokumen perusahaan yang berhubungan dengan penelitian.

D. Metode Analisa Data

Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Metode analisa deskriptif merupakan suatu metode atau prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan atau melukiskan keadaaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. 2. Metode analisa deduktif, yaitu suatu analisis yang dilakukan untuk


(42)

selanjutnya menambahkan saran dari hasil perbandingan tersebut untuk mengatasi kesalahan penyajian laporan keuangan KPRI GUPER Perdagangan.

E. Responden

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah pihak-pihak atau bagian-bagian pada KPRI GUPER Perdagangan yang berhubungan langsung dengan masalah yang dibahas tentang penerapanPSAK No.27.

F. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian di lakukan mulai agustus 2010 sampai dengan selesai di KPRI-GUPER Perdagangan, yang beralamat di Jalan Merdeka No.1210 Perdagangan, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun.

Tabel 3.1 : Jadwal penelitian

Tahap Penelitian Agts’10 Sept‘10 Okt‘10 Nov‘10 Des‘10 Pengajuan judul

Penyelesaian proposal Bimbingan proposal Seminar proposal Pengumpulan dan pengolahan data Bimbingan skripsi Penyelesaian skripsi


(43)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Deskripsi KPRI GUPER Perdagangan

a. Sejarah Singkat KPRI GUPER Perdagangan

KPRI GUPER Perdagangan didirikan pada tanggal 18 November 1972 dengan jumlah anggota awal sebanyak 50 orang yang terdiri dari guru-guru SD,SMP,Pegawai P dan K Kecamatan Bandar. Dasar pemikiran anggota untuk mendirikan KPRI GUPER Perdagangan ini adalah untuk menolong dan membantu sesama anggota agar jangan sampai terjerat oleh rentenir. Prinsip tersebutlah yang melatarbelakangi berdirinya KPRI GUPER Perdagangan dengan badan hukum No.3221/BH/III, tanggal 10 Juni 1974 dan terakhir menjadi Badan Hukum No. 335/PAD/KWK.2/VI/96 tanggal 10 Juni 1996, dengan jumlah anggota sampai pada saat itu adalah sebanyak 960 orang, dan berkantor di Jl.Merdeka No.1210 Kel. Perdagangan I, terdiri dari ruko berlantai 4.

Adanya pengelolaan yang mantap dengan penuh kehati-hatian sehingga dari tahun ke tahun membuat KPRI GUPER Perdagangan dapat melangkah semakin maju, sampai akan diprogramkan menjadi Koperasi inti di Kabupaten Simalungun.


(44)

1) Mengembangkan ideologi kehidupan perkoperasian.

2) Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya dan menciptakan masyarakat adil dan makmur.

3) Untuk membantu dan menolong sesama anggota agar jangan sampai terjerat oleh rentenir atau yang lainnya. 4) Meningkatkan taraf hidup anggota dan masyarakat

sekitarnya.

Sedangkan agar dapat menjadi anggota pada KPRI GUPER Perdagangan, syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

1) Mata pencaharian/ pekerjaan adalah guru-guru SD, pensiunan dilingkungan Kantor Inspeksi dan Seksi Dinas P dan K Kecamatan Bandar, Pematang Bandar dan Bandar Masilam.

2) Mempunyai kemampuan penuh dan tidak melakukan tindakan hukum (dewasa dan tidak dalam perwalian).

3) Mempunyai kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha koperasi.

4) Telah menyetujui isi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan- ketentuan yang berlaku.

5) Membayar simpanan pokok.


(45)

7) Seseorang yang akan masuk menjadi anggota koperasi harus mengajukan surat permintaan / permohonan kepada pengurus dengan mengisi dan menandatangani formulir yang disediakan oleh pengurus.

8) Pengurus mempertimbangkan permohonan tersebut dan keputusannya harus diberikan paling lama 2 (dua) minggu sejak permohonan diterima.

9) Permohonan yang diterima segera didaftarkan dengan membubuhkan tandatangan atau cap jempolnya dalam buku daftar anggota tersebut dihadapan ketua/ pengurus. 10) Bilamana pengurus menolak permintaan untuk menjadi

pertimbangan untuk menjadi anggota maka, yang bersangkutan dapat meminta pertimbangan pada Rapat Anggota Tahunan berikutnya.

11) Keanggotaan koperasi mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam buku daftar anggota. 12) Keanggotaan berakhir jika anggota meninggal dunia,

minta berhenti atas permintaan sendiri, diberhentikan pengurus karena tidak memenuhi syarat keanggotaan, dan dipecat oleh pengurus karena sudah tidak lagi mengindahkan kewajibannya sebagai anggota koperasi, terutama masalah keuangan atau karena perbuatan yang


(46)

b. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerjasama dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Struktur organisasi mempunyai peranan penting dalam memperlancar jalannya operasi atau kegiatan usaha. Untuk menjalankan suatu operasi atau kegiatan usaha diperlukan personil atau individu yang memegang jabatan tertentu dimana masing-masing personil diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya. Struktur organisasi merupakan gambaran sistematis tentang hubungan kerja dari orang-orang yang menggerakkan organisasi pada koperasi dalam usaha untuk mencapai tujuan.

Adapun struktur organisasi pada KPRI GUPER Perdagangan adalah sebagai berikut:


(47)

Gambar: 4.1 Struktur Organisasi Sumber : KPRI GUPER Perdagangan (2009)

RAPAT ANGGOTA

PENASEHAT PENGURUS BAPEM ( BADAN PEMERIKSA)

KTU/ JURU BUKU

K ean ggot aan P erk red it an K on si n yas i P er tok oan Wi sm a/ k u rsi F ot oc op y Kas ir Si m pan an K ar ya w is at a T HR /T HB

A N G G O T A

P K P R I/ In st an si P em bi na


(48)

Adapun susunan kepengurusan pada KPRI GUPER Perdagangan adalah sebagai berikut:

Penasehat : Kacabdis Dikjar Kecamatan Bandar , Kacabdis Dikjar Kecamatan Bandar Masilam

Pengurus

Ketua : W. Limbong

Ketua II : M. Sirait

Sekertaris I : Osmar Sinaga S.Pd

Sekertaris II : RK.Simamora

Bendahara : Drs. S. Simanungkalit

Badan Pengawas

Ketua : Drs. S. Sinaga

Anggota : Eliaden Purba

P.Situmorang

KTU/ Juru Buku : Drs. H. Hutauruk

Kasir : Doris Aritonang

Simpanan : Novri Hasibuan


(49)

THR : S.Sitorus

Fotocopy : Henrico / Evi Kristina

Wisma/Kursi : S.Sitorus

Pertokoan : N.Tumanggor / Ida / Darma

Konsinyasi : Osto Limbong

Perkreditan : Dewi Butarbutar

Keanggotaan : Novri Hasibuan

Adapun unsur kelengkapan koperasi antara lain:

1) Rapat anggota 2) Anggota 3) Pengurus

4) Badan Pengawas 5) Dewan Penasihat

1) Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan kekuasan tertinggi dalam organisasi koperasi. Rapat anggota merupakan tempat bertemunya para anggota koperasi dan diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun.


(50)

Rapat angota merupakan suatu forum untuk meminta pertanggungjawaban badan pengurus dan badan pengawas mengenai usaha, keuangan dan kegiatan koperasi selama satu tahun yang lalu. Rapat anggota juga menenetukan anggaran, kebijakan umum, pelaksanaan kegiatan koperasi, pemilihan dan pemberhentian pengurus dan badan pemeriksa dan penasehat.

2) Anggota

Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Pada koperasi ini yang menjadi anggota koperasi adalah guru- guru SD pada tiga kecamatan di sekitar kantor KPRI GUPER Perdagangan, yaitu pada Kecamatan Bandar, Pematang Bandar dan Bandar Masilam. Sampai saat ini anggota berjumlah 598 orang dengan keterangan sebagai berikut:

Jumlah anggota Per 31 Des 2008 : 599 orang Jumlah anggota yang masuk Tahun 2008 : 17 orang Jumlah anggota yang keluar Tahun 2008 : 18 orang Jumlah anggota per 31 Des 2009 : 598 orang

Anggota yang keluar tersebut 9 orang pensiun, 5 orang meninggal dunia dan 4 orang lainnya mutasi kerja.

Sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi, anggota koperasi harusnya ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan koperasi. Agar jelas pembagian tugas dan wewenangnya, KPRI GUPER Perdagangan menjelaskan hak dan kewajiban para anggota koperasi,


(51)

adapun hak dan kewajiban anggota koperasi adalah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Keaggotaan koperasi melekat pada diri anggota sendiri dan tidak dapat dipindahtangankan dengan alasan apapun juga. b. Setiap anggota harus tunduk dalam Anggaran Dasar,

Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Khusus dan Keputusan Rapat Anggota.

c. Setiap anggota koperasi berhak :

1. Untuk hadir dan berbicara tentang hal- hal yang dirundingkan dalam rapat anggota.

2. Untuk memilih dan dipilih menjadi pengurus dan pengawas.

3. Untuk melakukan pengawasan atas jalannya organisasi dan usaha koperasi menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga.

4. Untuk memberi saran- saran pada Pengurus/ Pengawas baik diminta maupun tidak diminta guna perbaikan koperasi, baik dalam rapat maupun diluar rapat anggota. 5. Meminta diadakannya rapat anggota menurut ketentuan

Anggaran Dasar.

6. Mendapat pelayanan yang sama sesama anggota. 7. Memperoleh SHU, sesuai ketentuan Anggaran Dasar.


(52)

9. Anggota yang dipecat/diberhentikan oleh pengurus dapat mengajukan pertimbangan dari Rapat Anggota.

d. Setiap anggota koperasi mempunyai kewajiban sebagai berikut:

1. Membayar simpanan-simpanan pada koperasi (Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, maupun simpanan lainnya yang ditetapkan oleh rapat anggota).

2. Mengamalkan landasan-landasan, asas dan prinsip koperasi.

3. Mengamalkan dan tunduk pada Undang-undang Koperasi dan peraturan Rumah Tangga, peraturan khusus dan keputusan rapat anggota.

4. Untuk hadir dan secara aktif mengambil bagian dalam rapat-rapat anggota.

5. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.

6. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan aatas asas kekeluargaan.

3) Pengurus

Pengurus mempunyai peranan penting dalam pengelolaan koperasi, dan harus dapat memajukan koperasi demi terciptanya kesejahteraan anggota koperasi serta dapat mengamankan dan


(53)

melindungi kepentingan para anggotanya. Pengurus koperasi dipilih oleh anggota koperasi dan di sepakati dalam rapat anggota.

Adapun struktur kepengurusan tahun 2010 telah tercantum dalam struktur organisasi.

Berdasarkan Undang-uandang Perkoperasian No.25 tahun 1992 pasal 30 ayat (1), menyebutkan bahwa tugas pengurus koperasi adalah sebagai berikut :

a. Mengelola Koperasi dan usahanya.

b. Mengajukan rencana-rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja Koperasi.

c. Menyelenggarakan Rapat Anggota.

d. Mengajukan laboran keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

e. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib.

f. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.

Sedangkan pada pasal 30 ayat(2) disebutkan pengurus berwenang: a. Mewakili Koperasi di dalam dan di luar pengadilan;

b. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar;

c. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat Anggota.

4) Badan Pengawas

Anggota badan pengawas : - Eliaden Purba - Poltak Simamora

Badan pengawas bertanggung jawab atas pemeriksa jalannya koperasi dibidang organisasi usaha dan keuangan kepada


(54)

Tugas umum dari badan pengawas adalah pengawasan dan pemeriksaan jalannya kegiatan koperasi dibidang organisasi, usaha dan keuangan koperasi.

Adapun tugas khusus dari badan pengawas adalah:

a) Melaksanakan pemeriksaan secara rutin minimal 1X3 bulan atas nama pelaksanaan tugas dan perkembangan kegiatan koperasi.

b) Membuat saran-saran perbaikan.

c) Membuat dan menyampaikan laporan hasil-hasil pemeriksaannya kepada anggota.

d) Hasil pemeriksaannya adalah rahasia intern dan tidak boleh disampaikan kepada pihak ketiga.

e) Badan pengawas banyak memberikan saran kepada Pengurus dan mempertanggungjawabkan kepada rapat anggota untuk bahan koreksi.

5) Dewan Penasihat

Dewan Penasehat tidak menerima gaji tapi hanya honor yang diusulkan oleh pengurus dan disetujui oleh Rapat Anggota, selain itu juga tidak mendapat bagian SHU, tanpa hak suara, baik dalam Rapat Anggota maupun Rapat rapat Anggota Tahunan.


(55)

c. Unit Usaha

KPRI GUPER Perdagangan memiliki beberapa unit usaha, antara lain :

1) Kredit Simpan Pinjam

Memberikan pinjaman kepada anggota maksimal 40% dari penerimaan gaji setiap bulannya, dengan pelaksanaan pada tahun 2009 adalah sebagai berikut:

a) Setiap peminjam dikenakan potongan sebagai berikut: 1 s/d 2 tahun = 1% adm +1% SWU +2% Ass Kredit 3 tahun = 1% adm +1% SWU +2,5% Ass Kredit 4 tahun = 1% adm +1% SWU +3% Ass Kredit 5 tahun = 1% adm +1% SWU +3,5% Ass Kredit 6 tahun = 1% adm +1% SWU +4% Ass Kredit 7 tahun = 1% adm +1% SWU +4,5% Ass Kredit 8 tahun = 1% adm +1% SWU +5% Ass Kredit 9 tahun = 1% adm +1% SWU +5,5% Ass Kredit 10 tahun = 1% adm +1% SWU +6% Ass Kredit Keterangan : adm = biaya administrasi

SWU = simpanan wajib usaha Ass Kredit = Asuransi Kredit

b) Jangka waktu pinjaman 1 s/d 10 tahun dengan bunga pinjaman sebesar 1,95% perbulan.


(56)

c) Pengembalian pinjaman dapat dilakukan dengan sistem anuitas.

Jumlah anggota peminjam selama tahun 2009 adalah sebanyak 176 orang. Dengan jumlah pinjaman sebesar Rp.8.728.727.373,75 yang terdiri dari :

Sisa piutang per 1 Januari 2009 Rp. 12.589.608.583,00

Pinjaman selama tahun 2009 Rp. 8.728.727.373,75 Tunggakan piutang tahun 2009 Rp. - Pelunasan piutang tahun 2009 Rp. 6.542.548.912,75 Sisa piutang per 31 Desember 2009 Rp.

14.775.767.044,00

2) Piutang Konsinyasi

Piutang Konsinyasi merupakan jasa yang disediakan oleh koperasi dimana koperasi membiayai anggota dalam pembelian barang yang tidak dijual dalam koperasi, dalam hal ini, koperasi hanya memberikan pinjaman berupa uang yang kemudian akan dipergunakan anggota dalam membeli barang yang diinginkan. Piutang konsinyasi ini juga merupakan pinjaman jangka pendek dimana maksimum jangka waktu peminjamannya adalah selama 10 bulan, dengan bunga 2,5% perbulannya.


(57)

Sisa piutang Konsinyasi per 1 Januari 2009 Rp. 823.460.636,00

Penjualan Konsinyasi 2009 Rp. 2.241.288.442,00

Penerimaan piutang Konsinyasi 2009 Rp. 1.834.760.215,00

Sisa piutang konsinyasi 31 Desember 2009 Rp. 1.299.988.863,00

3) Pertokoan

Unit pertokoan pada KPRI GUPER Perdagangan menyediakan alat- alat rumah tangga, alat- alat tulis, baju, sepatu dan lain-lain. Penjualan kepada anggota dilakukan secara kontan dan kredit. Data unit pertokoan tahun 2009 adalah sebagai berkut:

Penjualan selama tahun 2009 Rp. 41.677.100,00 Stock 1 Januari 2009 Rp 47.234.611,00

Pembelian barang Rp. 38.111.486,00 Barang tersedia dijual Rp. 85.346.097,00 Stock 31 Desember 2009 Rp. 52.284.734,00


(58)

4) Fotocopy

Unit Fotocopy merupakan salah satu unit usaha KPRI GUPER Perdagangan yang memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap laba kotor pada tahun buku 2009 pada koperasi terebut.

Berikut adalah perolehan dari unit ini:

Penjualan unit Fotocopy Rp. 20.057.440,00 Harga Pokok Penjualan Rp. 18.037.628,00 Laba atas Penjualan Barang Fotocopy Rp. 2.019.812,00 Usaha Fotocopy Rp. 24.525.935,00 Laba kotor dari unit Fotocopy Rp. 26.545.747,00

5) Usaha Wisma/ Kursi

Usaha penyewaan kursi dan wisma ini didapat dari penyewaan kursi atau wisma untuk berbagai acara, dan unit usaha ini berhasil menyumbangkan pendapatan pada tahun 2009 sebanyak Rp.24.371.500,00.

6) Usaha Perkreditan Sepeda Motor

Merupakan salah satu unit usaha koperasi yang melakukan kerjasama dengan salah satu pemasok kendaraan bermotor. KPRI GUPER Perdagangan membeli sepeda motor tersebut


(59)

dengan harga tunai kemudian anggota akan membayarnya secara kredit. Jumlah nilai yang disajikan pada daftar laba rugi KPRI GUPER Perdagangan adalah merupakan nilai bersih dari pendapatan penjualan sepeda motor.

Dalam unit usaha ini, koperasi mengkrediakan sepeda motor bagi karyawannya tentu saja dengan cicilan yang lebih ringan dibandingkan kredit di tempat lain.

Pendapatan dari unit usaha ini adalah sebsar Rp. 25.638.014,41.

7) Usaha Biro Jasa

Melalui unit usaha ini, KPRI GUPER Perdagangan membantu anggota yang ingin mengurus pembuatan STNK dan BK untuk kendaraan bermotor mereka pada kantor SAMSAT.

Pendapatan dari unit usaha ini tidak berdampak signifikan terhadap pendapatankoperasi, hanya sebesar Rp. 405.000,00

2. Akuntansi Koperasi KPRI GUPER Perdagangan

Informasi keuangan yang disajikan oleh perusahaan adalah merupakan bagian pertimbangan dalam pengambilan keputusan sehingga laporan keuangan dapat dipahami, relevan, andal dan dapat


(60)

Laporan keuangan koperasi adalah laporan keuangan yang disusun untuk menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas yang diperoleh perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggung jawaban pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang ditujukan kepada anggota koperasi.

Proses pencatatan di KPRI GUPER Perdagangan ini masih dilakukan secara manual dimulai dari transaksi atau bukti kas yang terjadi dicatat di dalam buku kas harian, kemudian nantinya setiap akhir bulan akan dilakukan rekapitulasi akan semua transaksi yang terjadi pada masing-masing unit. Kemudian nanti pada akhir tahun, semua laporan bulanan akan disatukan dan dijadikan dalam satu buku, yaitu buku laporan pertanggungjawaban pengurus dan laporan keuangan.

KPRI GUPER Perdagangan melakukan penyusunan laporan keuangan setiap satu akhir tahun dan menyajikannya secara komparatif dengan tahun sebelumnya, sehingga dapat diperbandingkan.

Secara umum laporan keuangan yang disajikan oleh KPRI GUPER Perdagangan adalah sebagai berikut:

a. Daftar laba rugi b. Neraca

c. Catatan atas laporan keuangan

d. Daftar realisasi anggaran pendapatan dan biaya e. Daftar realisasi DKO


(61)

Laporan keuangan yang disusun dimasukkan dalam buku laporan pertanggungjawaban pengurus dan laporan keuangan tahun yang bersangkutan sebagai laporan pertanggungjawaban pengurus dalam Rapat Anggota Tahunan. Dalam buku ini juga dilampirkan berbagai keterangan yang bersangkutan dengan kegiatan koperasi, unit usaha yang dijalankan, keterangan tentang keanggotaan, rincian simpanan anggota, job description pengurus, pengawas dan penasihat serta laporan badan pengawas tetntang laporan keuangan tahun bersangkutan, juga mencantumkan rencana kerja tahun berikutnya.

a. Daftar Laba Rugi

Daftar laba rugi yang lazimnya dalam koperasi disebut sebagai perhitungan hasil usaha harus memuat hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota. Daftar laba pada KPRI GUPER Perdagangan tidak disajikan secara kompararif atau dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Daftar Laba Rugi pada koperasi ini secara umum dibagi atas tiga komponen, yaitu:

1) Pendapatan Usaha, merupakan rincian pendapatan yang diperoleh koperasi dari hasil usahanya.

Komponennya adalah:


(62)

melalui pinjaman kredit yang dilakukan oleh angota koperasi serta kredit transaksi kredit sepeda motor. Dalam daftar laba rugi yang disajikan oleh KPRI GUPER Perdagangan, dijelaskan bahwa pendapatan dari jasa pinjaman adalah sebesar Rp. 1.393.056.670,21 kemudian dijumlahkan dengan Administrasi Pinjaman yang merupakan hasil yang diperoleh dari 1% dikali dengan jumlah pokok pinjaman. Administrasi pinjaman ini nantinya akan digunakan untuk keperluan operasional usaha koperasi, kemudian berdasarkan hasil wawancara bahwa pada tahun 2009 nilai administrasi pinjaman sebesar Rp 88.086.684,43 merupakan 1% dikali dengan jumlah pokok pinjaman dan dikurang dengan administrasi pinjaman pada bank yang masih ada pada tahun 2009, kemudian ditambah dengan administrasi tunggakan sebesar Rp. 319.891,88. Administrasi tunggakan merupakan denda yang harus dibayar oleh anggota yang terlambat membayar pokok pinjaman. Besar nilai yang harus dibayar oleh anggota adalah 7% dari pokok angsuran perbulannya. Terakhir dijumlahkan dengan jasa kredit sepeda motor sebesar Rp.


(63)

25.638.014,41, sehingga kemudian menghasilkan Laba atas usaha simpan pinjam dan kredit sepeda motor sebesar Rp. 1.507.101.260,93.

b) Barang Pertokoan, merupakan unit usaha KPRI GUPER Perdagangan yang memberikan keuntungan yang cukup signifikan pada KPRI GUPER Perdagangan. Unit pertokoan menyediakan berbagai macam kebutuhan bagi para anggotanya, antara lain sepatu, sandal, berbagai jenis baju dan celana, alat-alat tulis, perkakas rumah tangga,dll. Pada tahun 2009 unit usaha ini mampu menghasilkan pendapatan sebesar Rp 41.677.100,00, dikurangkan dengan fee penjualan tunai sebesar Rp. 37.492,00. Dengan menjumlahkan persediaan awal dengan pembelian kemudian dikurangkan dengan persediaan akhir diperolehlah harga pokok penjualan sebesar Rp. 33.061.354,00, sehingga menghasilkan laba sebesar Rp.8.578.254.

c) Barang Konsinyasi,

Pendapatan atas unit usaha ini adalah sebesar Rp. 2.140.180.933,00 kemudian dikurangkan dengan harga pokok penjualan sebesar Rp.


(64)

1.864.990.233,00 sehingga menghasilkan laba kotor atas usaha konsinyasi sebesar Rp. 275.190.700,00. d) Usaha Unit Fotocopy, mencakup penjualan unit

fotocopy sebesar Rp. 20.057.440,00 dikurang

dengan harga pokok penjualannya sebesar Rp. 18.037.628,00 yang merupakan biaya pembelian kertas untuk fotocopy ditambah dengan hasil

fotocopy sebesar Rp.24.525.935,00 sehingga laba

kotor atas unit fotocopy adalah Rp. 26.545.747,00. e) Usaha Wisma/ Kursi, merupakan unit usaha KPRI

GUPER Perdagangan yang menyewakan kursi yang dapat dipakai dalam berbagai acara serta wisma yang letaknya berada diatas kantor KPRI GUPER Perdagangan yang juga dapat digunakan dalam berbagai kesempatan. Pendapatan bersih dari usaha ini adalah sebesar Rp. 24.371.500,00.

f) Usaha Biro Jasa

Usaha ini menghasilakan pendapatan sebesar Rp. 405.000,00 pada tahun 2009.


(65)

2) Biaya Operasional Usaha Komponennya adalah:

a) Beban Bunga. Merupakan beban koperasi atas pemberian bunga kepada anggotanya yang telah menyimpankan uangnya di koperasi. Beban bunga pada tahun 2009 mencakup bunga simpanan sukarela sebesar Rp. 525.655.325,00, bunga simpanan bank sebesar Rp. 128.643.534,21 dan beban bunga simpanan THR sebesar Rp. 8.115.975,00 sehingga total beban bunga yang dibayarkan oleh koperasi pada tahun 2009 adalah sebesar Rp. 662.414.861,21

b) Beban Usaha, merupaka semua beban yang terjadi selama melaksanakan usaha koperasi yang mencakup beban gaji baik itu pegawai, pengurus atau badan pengawas, beban gaji lembur, dan biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan usaha yang juka ditotaolkan jumlahnya adalah sebesar Rp. 690.274.328,66.

3) Laba Diluar Usaha

Komponennya adalah Pendapatan lain-lain/ Bunga dari Bank. Berdasarkan hasil penelitian hasil pendapatan dari


(66)

kontribusi terhadap SHU koperasi yaitu sebesar Rp. 75.139.197,97.

b. Neraca

Neraca menyajikan informasi mengenai asset, kewajiban, dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu. Neraca KPRI GUPER Perdagangan disajikan secara komparatif, yaitu membandingkan antara tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Dalam hal ini koperasi membandingkan antara tahun 2008 dan tahun 2009.

Dalam neracanya, koperasi secara umum membagi kelompoknya menjadi 6 bagian, yaitu:

1) Aktiva Lancar

Adapun komponen-komponen dalam aktiva lancar, antara lain:

a) Kas, sampai pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah kas tercatat sebesar Rp. 238.250463,88

b) Kas Bank tercatat sebesar Rp 3.858.777,31

c) Cadangan Angsuran Pinjaman Bank, bersaldo nol (0)

d) Piutang Simpan Pinjam, merupaka piutang anggota yang belum terlunasi yang berjumlah sebesar Rp. 14.775.767.044,00.


(67)

e) Piutang Kredit Sepeda Motor bersaldo sebesar Rp. 213.008.448,00

f) Piutang Barang Toko bersaldo sebesar Rp. 8.919.075,00

g) Piutang Belum Tertagih, dalam koperasi ini saldo piutang akan dipindahkan ke dalam akun piutang belum tertagih adalah ketika piutang tersebut sudah terlambat membayar, artinya menunggak selama satu bulan saja maka nilai piutang akan di kredit dan diganti menjadi piutang belum tertagih. Akun ini bersaldo sebesar Rp.479.459.791,63.

h) Piutang Konsinyasi, bersaldo sebesar Rp.823.460.636,00.

i) Persediaan Barang Toko, semua persediaan dalam KPRI GUPER Perdagangan menggunakan sistem penilaian Average (rata-rata),akun ini bersaldo sebesar Rp. 47.234.611,00

j) Persediaan Barang Unit Foto Copy, bersaldo sebesar Rp.25.370.414,00.

2) Penyertaan


(68)

Indonesia (PKPRI) dan Ikatan Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia(IKPN-RI), untuk itu koperasi juga mempunyai simpanan wajib dan simpanan pokok dalam koperasi tersebut, yang dimasukkan ke dalam akun penyertaan ini. Komponen- komponennya terdiri atas:

a) Simpanan pada PKP-RI bersaldo sebesar Rp.361.891.026,45.

b) Simpanan pada IKPN-RI bersaldo sebesar Rp. 320.000

c) SKBP-IKPRI bersaldo sebesar Rp.250.000

d) Simpanan pada UBK Kab.Simalungun bersaldo sebesar Rp. 100.000,00

3) Aktiva Tetap, penilaian aktiva tetap dinilai berdasarkan nilai perolehannya, dan semua penyusutan yang terjadi atas aktiva tetap menggunakan metode garis lurus.

Komponen-komponennya terdiri atas:

a) Tanah dan Lahan 100ha bersaldo sebesar Rp.131.770.250,00

b) Gedung, bangunan bersaldo sebesar Rp. 808.862.240,00 dikurang akumulasi penyusutan gedung sebesar Rp. 132.257.001,79. Sehingga nilai buku menjadi Rp. 676.605.238,21.


(69)

c) Mesin fotocopy bersaldo sebesar Rp. 89.487.749,00 dikurangi akumulasi penyusutan mesin sebesar Rp. 79.500.820,45, sehingga nilai bukunya menjadi Rp. 9.986.928,55.

d) Inventaris bersaldo sebesar Rp.170.044.630,00, dikurang akumulasi penyusutan inventaris sebesar Rp. 93.752.864,00 sehingga nilai bukunya menjadi Rp. 76.291.766,00.

4) Kewajiban lancar

Komponennya adalah sebagai berikut:

a) Simpanan THR, merupakan simpanan yang dilakukan oleh anggota yang diperuntukkan untuk membantu anggota menyimpan uangnya untuk persediaan pada hari besar. Walaupun namanya adalah simpanan Tunjangan Hari Raya, namun simpanan ini tidak hanya diperuntukkan bagi anggota yang beragama Islam saja tetapi juga unutk anggota yang beragama Kristen yang dapat mengambil uangnya pada tahun baru. Simpanan ini akan mendapat bunga jika jumlah uang anggota yang disimpan maximal Rp. 100.000,00 dengan bunga sebesar 1% perbulan. Artinya jika simpanan


(70)

mendapat bunga perbulannya hanya sebesar nilai maksimum yaitu Rp 100.000. Simpanan THR ini boleh di ambil maksimal 20 hari sebelum hari besar berlangsung. Adapun saldo simpanan THR adalah sebesar Rp 53.245.000,00.

b) Simpanan Sukarela, merupakan simpanan anggota yang bersedia disimpan di dalam koperasi dengan bunga sebesar 1% perbulan, dan dapat diambil dengan mengeluarkan surat permohonan satu bulan sebelumnya. Adapun saldo simpanan sukarela pada tahun 2009 adalah Rp. 4.998.621.391,00.

c) Simpanan Wajib Usaha, merupakan simpanan yang diperoleh dari 1% jumlah pinjaman yang dipergunakan sebagai simpanan anggota.

Adapun saldo simpana wajib usaha ini adalah Rp. 542.449.247,00

d) Simpanan Khusus (Jasa Modal, Jasa Usaha), dengan nilai saldo sebesar Rp. 1.109.294.988,00.

e) Dana-dana (Pendidikan, Sosial, Kesehatan,dll) merupakan dana-dana yang harus dikeluarkan guna membayar pendidikan, yang dimaksud dengan kegiatan pendidikan adalah pendidikan pengurus dan anggota yang berhubungan dengan


(71)

pengetauhuan koperasi. Biaya lain adalah biaya sosial, yang akan digunakan sebagai biaya santunan jika ada pengurus atau anggota yang sakit dan meninggal atau ada istri, suami, atau anak dari anggota atau pengurus meninggal dunia. Nilai saldo ini adalah sebesar Rp. 125.017.457, 65.

f) Dana Pengurus merupaka dana yang disediakan untuk berbagai keperluan untuk pegurus.

Adapun nilai dana pengurus ini pada tahun 2009 adalah sebesar Rp. 1.971.408,57.

g) DKO, atau dana kelengkapan organisasi merupakan semua biaya-biaya yang dikeluarkan koperasi yang pada tahun 2009 berupa biaya RAT, biaya RAK, biaya rapat rutin, biaya HUT koperasi, biya paket THR, biaya komosaris, biaya PPH Pasal 21 dan Pasal 29, serta biaya sumabangan. Adapun saldo akun ini dalah sebesar Rp. 79.682.415,89.

5) Kewajiban Jangka Panjang

Komponennya adalah sebagai berikut:

a) Fee penjualan tunai yang masih harus dibayar,

merupakan fee yang masih harus dibayar kepada anggota, diamana maksud dari fee disini adalah


(72)

terutama beras di KPRI GUPER Perdagangan, akan mendapatkan uang kembali sebesar 10% dari harga beras, namun akan diberikan kepada anggota pada akhir periode buku, biasanya diberikan setela RAT. Itulah yang menyebabkan akun ini diletakkan pada kewajiban. Adapun saldo akun ini sebesar Rp. 37.492,00

b) Utang Pinjaman Bank merupakan sisa hutang yang masih harus dibayar pada bank, yaitu sebesar Rp. 670.581.311,28

c) Dana Pensiun, merupakan dana yang dihimpun oleh koperasi yang akan diberikan kepada anggota yang pensiun sebagai tanda penghargaaan dari koperasi kepada anggota. Adapun saldo akun ini sebesar Rp. 1.000.684.830,31

6) Modal

Komponennya adalah sebagai berikut:

a) Simpanan Pokok, merupakan simpanan yang harus dibayar oleh anggota pada saat anggota memohon untuk masuk ke dalam keanggotaan koperasi. Jumlah simpanan yang harus dibayar adalah sebesar Rp 7.500 per orang. Adapun saldo simpanan pokok


(73)

sampai dengan tahun 2009 adalah sebesar Rp. 4.485.000,00

b) Simpanan Wajib, merupaka simpanan yang wajib dibayar anggota tiap bulannya. Besarnya simpanan wajib yang harus dibayar anggota perbulannya adalah sebesar Rp. 60.000 perbulannya perorang. Besarnya nilai simpanan wajib adalah sebesar Rp. 2.880.287.000,00

c) Cadangan, besarnya saldo adalah Rp. 1.481.645.571,36

d) Dana Bangunan, merupakan nilai yang diperoleh dari 6% dikali dengan jumlah pendapatan usaha pada tahun berjalan. Dana ini dimaksudkan untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu akan dilakukan perbaikan pada gedung KPRI GUPER Perdagangan. Besarnya saldo dana ini adalah Rp. 1.035.997.300,43

e) Dana Asuransi, sebesar Rp. 1.191.427.275,48

f) Dana Koreksi, merupakan dana cadangan yang dibuat untuk sewaktu-waktu ketika ada stock

opname barang, jika jumlah barang yang tercatat


(74)

jumlah tersebut akan diambil dari dana koreksi ini. Jumlah saldonya adalah sebesar Rp. 23.444.874,00 g) Dana Penghargaan besar saldo Rp.2.206.934.703,40 h) Simpanan Perumahan besar saldo sebesar Rp.

752.973.604,15

i) Donasi sebesar Rp. 9.752.050,00

j) SHU Tahun Berjalan sebesar Rp. 90.219.494,09

c. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan yang disajikan oleh KPRI GUPER Perdagangan ditujukan untuk menjelaskan angka-angka yang timbul di neraca dan daftar laba rugi, serta menjelaskannya secara rinci, mulai dari saldo awal tahun 2008, pengeluaran dan pemasukan selama tahun 2009 serta saldo akhir pada tanggal 31 Desember 2009.

d. Daftar Realisasi Anggaran Pendapatan dan Biaya

Daftar ini memuat informasi mengenai jumlah yang di anggarkan pada saat Rapat Anggota Tahunan tahun 2008 untuk pendapatan dan biaya, selain itu juga menjelaskan bagaimana realisasinya pada tahun 2009, laporan ini disajikan komparatif antara realisasi anggaran agar pembaca laporan keuangan dapat menilai ketepatan anggaran dengan realisasinya.


(75)

e. Daftar Realisasi DKO

Sama seperti daftar realisasi anggaran pendapatan dan biaya, daftar realisasi DKO juga disajikan komparatif antara anggaran biaya-baiaya DKO yang disepakati pada Rapat Anggota Tahunan 2008 dengan realisasi ketepatan biaya pada tahun buku 2009.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi pada Daftar Laba Rugi KPRI GUPER Perdagangan

KPRI GUPER Perdagangan menyebut laporan sisa hasil usahanya sebagai daftar rugi laba. Sesuai dengan PSAK No.27 (2007:27,9) menyebutkan :

“ Istilah perhitungan sisa hasil usaha digunakan mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari sisa hasil usaha tau laba, tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota “

Berdasarkan pernyataan diatas, sudah sewajarnya jika KPRI GUPER Perdagangan menggunakan istilah perhitungan sisa hasil usaha pada daftar laba ruginya.

Dari hasil penelitian, daftar rugi laba yang disajikan oleh koperasi ini disajikan menjadi 3 bagian yang memisahkan antara pendapatan dan beban koperasi serta pendapatan dan beban


(76)

lain-lain. Pendapatan digolongkan berdasarkan unit usahanya sedangkan beban dibagi menjadi beban bunga dan beban usaha.

Menurut PSAK No.27 perhitungan sisa hasil usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban perkopersian pada periode tertentu. Sisa hasil usaha yang diperoleh harus sudah mencakup hasil usaha dengan anggota dan atau laba/rugi kotor dengan non-anggota.

Hal tersebut mengisyaratkan bahwa antara pendapatan harus ada pemisahan antara partisipasi dari anggota dan non-anggota. Partisipasi dari anggota adalah kontribusi anggota terhadap hasil usaha koperasi yang dibagi menjadi partisipasi bruto dan partisipasi neto. Partisipasi bruto merupakan partisipasi angota dalam koperasi, dalam hal simpan pinjam, partisipasi bruto merupakan jumlah/besar kredit yang diberikan kepada anggota ditambah bunga dan biaya administrasi kredit. Dalam penjualan barang pertokoan yang dimaksud dengan partisipasi bruto adalah pendapatan koperasi dari nilai belanja yang dilakukan oleh anggota kepada koperasi. Hasilnya diperoleh dengan kuantitas yang dibeli oleh anggota dikalikan dengan harga barang yang dibeli. Partisipasi neto dalam hal ini merupakan selisih pengurangan antara partisipasi bruto dengan harga pokok penjualan.

Dalam KPRI GUPER Perdagangan tidak semua pendapatan diperoleh dari anggota, ada unit fotocopy yang dibuka untuk


(77)

umum, selain itu ada unit wisma dan kursi yang juga disewakan untuk umum. Dalam pencatatannya sebenarnya, KPRI GUPER Perdagangan sudah membedakan antara transaksi dengan anggota dan non-anggota. Hal ini terlihat dari harga yang ditawarkan oleh KPRI GUPER Perdagangan. Dalam usaha fotocopy untuk transaksi dengan anggota, KPRI GUPER Perdagangan menawarkan harga sebesar Rp 175,00 per lembarnya sedangkan untuk transaksi dengan non-anggota KPRI GUPER Perdagangan menawarkan harga sebesar Rp. 200,00 perlembarnya. Pada usaha penyewaan kursi, KPRI GUPER Perdagangan juga membedakan harga yang ditawarkan pada anggota dan non-anggota. Pada transaksi anggota koperasi menawarkan harga Rp.400,00 per kursi sedangkan pada transaksi non-anggota ditawarkan harga sebesar Rp. 500,00 per kursi, namun dalam daftar rugi labanya KPRI GUPER tidak memisahkan antara partisipasi dari anggota dan non-anggota.

Yang dapat digolongkan sebagai partisipasi anggota dalam koperasi ini berdasarkan PSAK No.27 adalah sebagai berikut:

a. Jasa pinjaman, pendapatan jasa yang diperoleh dari anggota atas bunga pinjaman dicatat sebagai partisipasi bruto, kemudian dikurang beban-beban yang menyangkut pinjaman tersebut, hasilnya menjadi partisipasi neto anggota .


(78)

b. Administrasi pinjaman, disajikan nilai bersihnya sebagai partisipasi neto anggota.

c. Administrasi tunggakan, disajikan nilai bersihnya juga sebagai partisipasi neto anggota.

d. Jasa kredit sepeda motor,

e. Barang pertokoan, nilai penjualan dicatat sebagai partisipasi bruto anggota, sedangkan penjualan dikurang harga pokok penjualan mengahsilkan partisipasi neto anggota.

f. Usaha biro jasa

g. Barang konsinyasi, disajikan dikurang dengan bunga pinjaman yang dibebankan koperasi kepada anggota.

h. Penjualan unit fotocopy, sebagian transaksi di unit ini juga merupakan transaksi antara koperasi dengan anggotanya. i. Penyewaan kursi, sama halnya dengan unit fotocopy,

sebagian dari transaksi ini merupakan transaksi koperasi dengan anggotanya.

Partisipasi non-anggota antara lain:

a. Penjualan unit fotocopy, yang bukan parisipasi anggota harus mendapat pemisahan sesuai dengan PSAK No.27 agar pengguna laporan keuangan dapat melihat dengan jelas besar partisipasi anggota dalam unit usaha koperasi.


(79)

b. Usaha wisma/ kursi, sama halnya dengan unit fotocopy, pada unit ini juga harus dilakukan pemisahan antara transaksi aggota dan non-anggota agar pengguna laporan keuangan dapat melihat seberapa besar partisipasi anggota dalam unit usaha ini.

Pada bagian biaya operasional usaha, biaya dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu beban bunga dan beban usaha. Menurut PSAK No.27 dalam laporan perhitungan sisa hasil usaha harus ada pengelompokan antara beban usaha dan beban perkoperasian. Beban perkoperasian adalah beban yang timbul dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anggota, seperti gaji karyawan, biaya pelatihan, gaji pengurus. Dalam daftar rugi laba yang disajikan KPRI GUPER Perdagangan, terdapat beberapa pos yang termasuk beban perkoperasian, yaitu:

a. Bunga simpanan sukarela, merupakan sejumlah biaya bunga yang harus dibayar oleh koperasi kepada anggota sebagai balas jasa atas kepercayaan anggota tersebut mempercayakan uangnya kepada simpanan sukarela pada KPRI GUPER Perdagangan.

b. Bunga simpanan THR, merupakan bunga yang harus dibayar koperasi kepada anggota nya yang melakukan simpanan THR pada KPRI GUPER Perdagangan.


(80)

c. Beban gaji pengurus, merupakan biaya yang dikeluarkan koperasi kepada pengurus sebagai balas jasa atas mengkordinir dan mengelola koperasi.

d. Gaji BAPEM, merupakan biaya yang dikeluarkan koperasi sebagai balas jasa atas pengawasan yang dilakukan bapem pada koperasi.

e. Gaji pegawai, merupakan biaya yang dibebankan kepada koperasi sebagai balas jasa yang diberikan kepada karyawan yang dipekerjakan oleh koperasi dalam mengelola laporan keuangan koperasi.

f. Beban lembur kerja, merupakan biaya yang dibebankan kepada koperasi sebagai balas jasa bagi pengurus dan pengawas atas penambahan jam kerja yang dilakukan demi peningkatan kualitas koperasi.

g. Beban jamsostek, merupakan biaya yang dikeluarkan oleh koperasi sebagai jaminan kesehatan bagi para pengurus dan karyawan.

h. Beban OPUS (Operasional Usaha),merupakan biaya yang dipegunakn untuk kelanjutan usaha koperasi.

Biaya diatas pada laporan daftar rugi laba KPRI GUPER Perdagangan digolongkan kepada bagian beban usaha yang merupakan biaya manajemen yang secara tidak langsung terkait dengan upaya memperoleh pendapatan. Biaya tersebut meliputi:


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada KPRI GUPER Perdagangan, maka dapat diambil suatu kesimpulan dan saran berdasakan analisa dan evaluasi dari data-data yang terdapat dalam bab IV, adalah sebagai berikut:

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, KPRI GUPER Perdagangan ternyata belum menerapkan Standar Akuntansi Koperasi secara menyeluruh, ditandai dengan ditemukannya beberapa kelemahan KPRI GUPER Perdagangan dalam penyajian laporan keuangannya, antara lain:

a. KPRI GUPER Perdagangan belum menyajikan laporan keuangan secara lengkap sesuai dengan PSAK No.27 dan SAK ETAP karena laporan keuangan yang disajikan hanya daftar laba rugi,neraca dan ulasan atas neraca dan laba rugi.

b. Dalam penggunaan istilah-istilah dalam laporan keuangannya KPRI GUPER Perdagangan masih menggunakan istilah yang tidak sesuai dengan PSAK seperti penggunaan istilah daftar laba rugi, penggunaan istilah penjualan konsinyasi, penggunaan istilah


(2)

pensiun, selain itu pada worksheet, koperasi menyajikan akun simpanan DKO, tetapi saat di neraca koperasi menggantinya menjadi DKO saja.

c. Dalam laporan laba rugi penyajian laporannya tidak disajikan secara komparatif, sehingga tidak memungkinkan pengguna membandingkan kinerja koperasi dengan tahun sebelumnya.

d. Dalam laporan laba ruginya KPRI GUPER Perdagangan tidak memisahkan antara transaksi anggota dan non-anggota, padahal dari harga produk yang ditawarkannya telah membuat perbedaan antara anggota dan non-anggota, selain itu koperasi juga tidak membedakan antara beban usaha dan beban perkoperasian.

e. Dalam prakteknya koperasi tidak menggunakan analisis umur piutang, sehingga pada akhirnya jika anggota tidak membayar 1 bulan saja, nilainya otomatis akan didebit menjadi piutang belum tertagih, yang menyebabkan nilai piutang belum tertagih terlalu besar. Selain itu koperasi tidak melakukan pengahapusan piutang, sehingga nilai aktiva lancar yang disajikan terlalu besar.


(3)

B. Saran

Dari kesimpulan atas masalah yang dihadapi koperasi, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang kiranya dapat berguna bagi pengurus, anggota serta pihak-pihak yang berkepentingan atas KPRI GUPER Perdagangan maupun peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian pada KPRI GUPER Perdagangan yaitu:

a. KPRI GUPER Perdagangan hendaknya meyajikan laporan keuangan lengkap seperti yang tertuang dalam PSAK No.27. Hendaknya koperasi menyajikan juga laporan arus kas dan laporan promosi ekonomi anggota.

b. KPRI GUPER Perdagangan hendaknya menggunakan istilah yang sesuai dengan ketetapan standar akuntansi keuangan, seperti mengganti daftar rugi laba menjadi laporan perthitungan sisa hasil usaha, kemudian mengganti akun penyertaan pada aktiva menjadi investasi. Selain itu koperasi juga harus lebih teliti lagi dalam penggunaan istilah-istilah dalam laporan keuangan, hendaknya istilah yang digunakan konsisten.

c. Laba rugi atau perhitungan sisa hasil usaha yang disajikan hendaknya disajikan secara komparatif dengan tahun sebelumnya, agar para pengguna laporan keuangan dapat membandingkan


(4)

anggota. Agar terlihat seberapa besar partisipasi anggota dalam membangun unit usaha koperasi.

e. Sebaiknya kopersi menggunakan analisis umur piutang agar dapat menetukan besarnya nilai piutang tak tertagih yang disajikan pada neraca nilainya tidak terlalu besar.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji. 1994. Manajemen Koperasi Teori dan Praktik, Semarang: Pustaka Jaya

Aviscenna. 2006. Penerapan PSAK No 27 tentang Akuntansi Perkoperasian pada KPN INSKO di Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Sumatera Utara. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan

Edilus, dan Sudarsono.1992. Koperasi dalam Teori dan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta

Harahap, Munawwaroh Syam. 2005. Penerapan PSAK No.27 Tentang Akuntansi Perkoperasian pada Koperasi Serba Usaha Nusa Bangsa Medan. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan,

Salemba Empat, Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia.2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik,Jakarta:Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

Kartasapoetra,G dan A.G.Kartasapoetra.1989. Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta

Kementrian Koperasi dan UKM.1992. Undang- Undang No.25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, Jakarta: Kementrian Koperasi dan UKM

Mulyani, Sri dan Erlina. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Medan: USU Press

Purba, Nangkir. 2007. Penerapan PSAK No 27 tentang Akuntansi Perkoperasian pada Koperasi Karyawan RISPA Medan. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan


(6)

Widiyanti, Ninik.2002.Manajemen Koperasi, Cetakan Ketujuh, Jakarta: Graha Ilmu


Dokumen yang terkait

Tinjauan atas Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi Berdasarkan PSAK No.27 pada Koperasi Kredit (CU) Merdeka Desa Merdeka Kabupaten Karo

3 63 109

Suatu Tinjauan Tentang Penerapan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.16 Dan 17) Atas Aktiva Tetap Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

0 36 117

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KOPERASI PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Di Kabupaten Sragen.

0 1 13

PENDAHULUAN Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Di Kabupaten Sragen.

0 1 4

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KOPERASI PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Di Kabupaten Sragen.

0 1 10

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KOPERASI PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) DI KABUPATEN KLATEN.

0 1 7

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KOPERASI PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) ( Survey pada KPRI di Surakarta ).

0 0 9

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KOPERASI PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) (Survei pada KPRI di Wilayah Kabupaten Boyolali).

0 0 9

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KOPERASI PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KOPERASI PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) DI KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 13

BAB 1 PENDAHULUAN ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KOPERASI PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) DI KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 5