Hal-hal yang Memperkuat Pribadi

b. Faqr yakni sikap tak perduli terhadap apa yang disediakan oleh dunia

Faqr di sini berarti roh akan meninggalkan segala yang dimilikinya secara aktif, agar dapat dicapai milik-milik yang lebih agung lagi. Faqr sebenarnya mengakui niali-nilai batin dari benda-benda duniawi tetapi karena semua benda-benda tersebut tidak dapat bergandengan dalam satu keselarasan maka faqr lah yang menentukan penaklukan beberapa nilai kebendaan itu kepada nilai rohani yang lain. Faktor pengingkaran dalam faqr sebenarnya karena daha yang tak terpuaskan oleh semua benda- benda duniawi ini. 17 Jadi insan yang berkhudi atau berpribadi bagi Iqbal ialah orang yang mempunyai faqr dan juga ber ‟‟isyqa muhabbat. ‘isyq dan faqr lah yang bergantian menjayakan kepribadian setiap insan.

c. Keberanian

Sifat berani adalah sifat atau karakter yang melekat pada jiwa bukan yang lain. Jika seseorang memiliki sifat berani, itu bukan berarti karena kekuatan fisik atau ketegapan jasmaninya. Melainkan karena kekuatan jiwanya. Jiwa tersebut tidak terbelenggu rasa takut ataupun cemas. 18 Hanyalah dengan sifat dan sikap berani secara jasmani dan moril, seseorang dapat mewujudkan sesuatu yang penting di dunia ini. Setiap kemajjuan berarti berani menghadapi setiap macam halangan dan kesulitan yang datang menghambat usaha dan gerak langkah setiap insan. 19 Keberanian bukan saja berarti mengahdapi bahaya dengan sikap jantan, akan tetapi orang yang tidak mau kehilangan iman dan keyakinannya tentang ukurannya sendiri akan nilai dan mata kehidupan, sekalipun keadaan dunia kusut dan orang-orang menertawakannya serta mencomophkannya. 17 Muhammad Iqbal, asrar I khudi ,…, h. 33 18 Rifat Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani, Jakarta: WNI Press, 2009, h. 105. 19 Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi, Jakarta: Bulan Bintang, 1976, h.37 Namun lebih berani lagi jika seseorang mampu menghadapi dengan tenang segala macam salah dan tuduhan dari kawan dan lawan kepadanya.

d. Sikap toleransi tenggang rasa

Sikap toleransi menurut Iqbal yaitu toleransi seorang yang berkeyakinan teguh pada nilai-nilai agama Islam yang dianutnya, yang melingkupi juga sikap menghormati paham demi paham agama yang lainnya karena menurutnya tidak ada paksaan dalam urusan agama. Oleh karena itu pribadi seorang muslim yang kuat tidak akan mengganggu orang lain yang berbeda agama terutama dalam segi ibadah. 20 Ungkapan tersebut seperti sajak dalam bukunya Asrar I khudi yaitu: Amatlah salah menyatakan kata yang buruk Kafir dan Mu’min sama-sama ciptaan Tuhan Kemanusiaan berarti menghormat manusia Maka tumbuhkanlah dalam dirimu kejayaan insane Hamba yang berisyq mencari taufik dari Tuhan Dia ramah kepada orang yang kafir dan yang beriman 21

e. Kasb-I Halal yakni hidup dengan usaha dan nafkah yang syah

Menurut istilah kaum jurist dan ahli fikih Islam kasb-I halal melingkupi segala macam usaha yang akan memperoleh sesuatu dengan jalan yang syah jadi bukan dengan mencuri atau menipu. Menurut Iqbal kasb-I halal juga berarti memperoleh cita dan fikiran semata-mata oleh usaha dan tenaga sendiri atau mengambil nilai fikiran dari sumber-sumber kitab suci Ilahi dengan jalan ijtihad seluas-luasnya. 22 Sikap hidup begini, dengan sendirinya menjadikan seseorang itu terus-menerus menyempurnakan pribadi dan kesanggupannya ke berbagai jalan amal perbuatan dan fikiran selaras dengan kehendak Tuhan. Iqbal menyatakan bahwa setiap sesuatu yang diperoleh bukan hasil usaha sendiri, maka hal itu akan melemahkan kepribadian seseorang. 20 Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi ,…h. 38 21 Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi , …. h. 38. 22 Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi , …., h. 39.

f. Mengerjakan Kerja Kreatif dan Asli

Dari cita kasb I halal itu, nyatalah bahwa setiap pribadi seharusnya terus-menerus berusaha akan menyempurnakan khudinya. Kemudian iabal menyempurnakan pikiran tentang kasb I halal ini dengan mendasarkan bahwa semua kegiatan dan usaha manusia seharusnya kreatif dan asli. Jiplakan dan tiruan tidak akan ada gunanya bagi pertumbuhan pribadi. 23 Jangan hinakan pribadimu dengan tiruan Jagalah kepadanya seolah-olah khudimu intan tak ternilai 24 Jika ingin memiliki pribadi yang kuat maka harus bisa menciptakan sesuatu dengan hasil keringatnya sendirijerih payahusahanya sendiri sehingga mampu menghasilkan sesuatu ciptaan yang original aslibukan imitasi. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu pada tiap orang tidaklah sama, namun sekalipun demikian manusia dapat memperoleh keinginan untuk mewujudkan sesuatu. Sebab Tuhan telah mengesankan sifat Khaliqnya kepada siapa saja yang berkeinginan. 25

2. Hal-hal yang Melemahkan Pribadi

a. Takut

Orang yang terbelenggu sifat ini disebut penakut. Dalam psikologi, orang terjangkiti sifat ini disebut paranoid. Individu yang takut secara tidak wajar atau takut kepada orang yang sebetulnya tidak apa- apa.mengidap paranoid. Orang yang penakut berarti ia belum betul-betul beriman karena orang yang beriman tidak akan merasa takut dan tidak pula merasa kuatir, sebagaimana ditegaskan dalam al-quran QS. Fushilat:30:                     23 Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi , …., h.39. 24 Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi , …., h.39. 25 Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi , …., h. 40 Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan Kami ialah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. 26 Ayat tersebut menjelaskan bahwa berbahagialah kepada orang- orang yang telah mampu menghilangkan jiwanya dari rasa takut. Karena tidak mungkin seseorang mampu mengembangkan kepribadiannya jika dalam jiwanya masih diliputi rasa takut karena rasa takut hanya akan menjadi penghalang bagi seseorang untuk bersikap berani. Menurut Iqbal kegagalan dalam berusaha menyempurnakan sifat dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu, bukanlah menjadi masalah, yang terpenting tetap memiliki kemauan dan iradah. Iradah di sini maksudnya yaitu kumpulan cita dan amal perbuatan yang harus bisa mewujudkan sesuatu. 27

b. Sual atau meminta-minta

Meminta-minta ialah semua hal dan hasil yang diperoleh bukanlah hasil dari usaha dan keringatnyakerja kerasnya sendiri. Istilah Sual atau meminta-minta menurut Iqbal adalah segala usaha dan karunia yang diperoleh tidak dengan usahanya sendiri, begitu juga orang yang suka meminjam buah pikiran orang lain tanpa mengujinya terlebih dahulu dan semua orang yang berfoya-foya atas hartanya yang berlimpah. Juga semua sistem ekonomi yang tidak dengan usaha, bekerja dan membanting tulang namun dapat mengalirkan uang dari segenap penjuru yang dimungkinkan oleh sistem ekonomi Barat. Perbuatan tersebut bukan hanya menganiaya tetapi juga menurut Iqbal hal tersebut termasuk sifat meminta-minta. 28 26 Bachtiar Surin, Terjemah dan Tafsir al-Quran 30 Juz Huruf Arab dan Latin, Bandung: Fa, Sumatra,1978, h.576 27 Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi…., h.41. 28 Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi…., h.43.

c. Perbudakan

Perbudakan atau membudakan seseorang dari bangsa amat bertentangan dengan Islam. Perbudakan melenyapkan semangat berusaha dari orang atau bangsa yang dijajah. Perbudakan malah dapat merusak watak dan tabiat seseorang. Perbudakan juga dapat meruntuhkan moral seseorang kepada taraf yang sangat rendah. Intinya yaitu, perbudakan bisa melemahkan pribadi setiap orang atau bangsa. 29 Dalam perbudakan hati mampus dalam tubuh Dalam perbudakan roh menjadi beban kepada tubuh Dalam perbudakan masyarakat berpecah belah Yang ini dan itu bertikai dan pangkai dengan itu dan ini 30

d. Sombong atau Nasab Parasti

Menurut Iqbal, Nasab parasti artinya membangga-bangga atau menyombongkan asal usul kebangsaan seseorang. Sikap yang tak sehat inipun harus ditentang dan dibinasakan agar tidak menjadi pengahalang antara manusia dengan manusia. Bangsa demi bangsa, Negara, kabilah, golongan-golongan bahkan keluarga sering menepuk-nepuk dada dengan mengemukakan bahwa merekalah yang paling unggul dalam segala sesuatunya. Sebagaimana dalam QS. Al-Hujurat ayat 11:                                            Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula 29 Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi…., h.44. 30 Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi….. h.44