Penyebab Bullwhip Effect Bullwhip Effect

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Bullwhip Effect

1 Distorsi informasi pada supply chain adalah salah satu sumber kendala dalam menciptakan supply chain yang efisien. Sering kali informasi tentang permintaan konsumen terhadap suatu produk relative stabil dari waktu ke waktu, namun order dari toko ke penyalur dan dari penyalur ke pabrik jauh lebih fluktuatif dibandingkan dengan pola permintaan dari konsumen tersebut. Sebagai contoh dari suatu perusahaan PG yang penjualan produknya relative stabil di berbagai ritel. Dengan kata lain, permintaan yang sebenarnya relative stabil ditingkat pelanggan akhir berubah menjadi fluktuatif dibagian hulu supply chain dan semakin ke hulu peningkatan tersebut semakin besar. Fenomena ini dinamakan dengan Bullwhip Effect.

3.1.1. Penyebab Bullwhip Effect

2 Lee dan kawan-kawan 1997 mengidentifikasi 4 penyebab utama dari Bullwhip Effect yaitu: 1. Demand Forecast Updating Pembaharuan Ramalan Permintaan Peramalan permintaan dilakukan oleh hampir setiap perusahaan karena tidak ada perusahaan yang bisa mengetahui dengan pasti berapa produk yang akan 1 I Nyoman Pujawan, Supply Chain Management Edisi Pertama, Surabaya: Guna Widya,2005, h.193 2 Ibid, h.194 Universitas Sumatera Utara diminta oleh pelanggan pada suatu periode tertentu. Ramalan ini diperlukan untuk membuat keputusan jangka pendek, menengah dan panjang di perusahaan tersebut. Untuk mengakomodasi informasi dan pengetahuan terbaru ke dalam ramalan, setiap saat perusahaan harus melakukan pembaharuan terhadap ramalan tersebut. Ketika ritel memesan ke pusat distribusi, ukuran pesanan ditentukan berdasarkan ramalam tersebut. Apabila perusahaan menggunakan kebijakan persediaan reorder point atau order-up-to-level ada batas persediaan maksimum dan minimum, parameter-parameter persediaan seperti persediaan pengaman, inventory maximum, reorder point, dan sebagainya juga berubah dengan adanya pembaharuan ramalan permintaan. Pembaharuan seperti inilah yang biasanya menyebabkan variabilitas order yang dipesan oleh ritel lebih besar dibandingkan dengan variabilitas permintaan yang diterimanya dari pelanggan akhir. Model ramalan yang digunakan juga bisa berpengaruh terhadap intensitas Bullwhip Effect. Menurut studi yang dilakukan oleh Chen et al, menunjukkan bahwa untuk permintaan yang bersifat acak dengan distribusi yang identik, bullwhip effect bisa lebih besar kalau ritel menggunakan model peramalan exponential smoothing dibanding dengan menggunakan metode moving average. Mereka juga mengemukakan bahwa ramalan yang lebih halus bisa mengurangi bullwhip effect. Jadi, kalau misalnya perusahaan menggunakan model peramalan exponential smooting, koefisien alpha yang lebih kecil yang berarti bahwa permintaan terkini diberikan bobot yang kecil bisa mengurangi bullwhip effect. Universitas Sumatera Utara 2. Order Batching Order batching diperlukan karena proses produksi dan pengiriman produk tidak akan ekonomis bisa dilakukan dalam ukuran kecil. Pada model-model inventoy yang berdasarkan prinsip economic order quantity EOQ kita bisa mengerti bahwa ukuran pesanan yang terlalu kecil akan mengakibatkan ongkos-ongkos pesan yang terlalu besar. Semakin besar ongkos-ongkos tetap pemesanan, semakin besar pula ukuran pesanan yang ekonomis. Demikian pula halnya dengan kegiatan produksi dan pengiriman. 3. Fluktuasi Harga Ritel atau toko melakukan forward buying sebagai respon terhadap penurunan harga yang sifatnya temporer. Sering kali reaksi dari toko-toko dan ritel ini mengakibatkan volume penjualan meningkat bahkan tidak jarang melebihi prediksi pusat distribusi. Akibatnya pusat distribusi akan memesan dengan jumlah yang besar ke pabrik. Pabrik merespon kebutuhan ini dengan meningkatkan aktivitas produksi, bisa dengan lembur atau debgab memesan ke subkontraktor. Pada saat material akan dikirim dari pemasok ke pabrik, penurunan harga sudah berakhir dan ritel maupun toko-toko sekarang memilii stok yang cukup banyak. Mereka tidak akan memesan lagi dalam waktu 2-3 bulan karena permintaan konsumen akhir sebenarnya tidak berubah. Pabrik yang sudah melakukan lembur dan supplier yang suda mengirim bahan baku dengan biaya ekstra sekarang tidak akan menerima pesanan selama 2-3 bulan. Universitas Sumatera Utara 4. Rationing Shortage Gaming Pada situasi dimana permintaan lebih tinggi dari persediaan, penjual sering melakukan apa yang dinamakan rationing, yakni hanya memenuhi seratus persen pesanan pelanggan, namun hanya sekian persen dari volume yang dipesan. Jadi, kalau persediaan yang ada hanya 800 unit dan pesanan seluruhnya sebesar 1000 unit maka semua pelanggan hanya dialokasikan sebesar 80 dari permintaannya. Oleh karena itu, banyak pelanggan yang berupaya membesarkan ukuran pesanan mereka dengan harapan jika dilakukan rationing mereka masih memperoleh jumlah yang cukup.

3.1.2. Mengukur Bullwhip Effect