14 mengidentifikasi biaya tetap dari biaya variabel serta membuat grafik biaya yang
dibutuhkan atas tiap-tiap lokasi yang akan dipilih. Analisis ekonomi lain yang dapat digunakan untuk mengukur kesuksesan usaha adalah dengan analisis ROI
return on investment. Analisis ROI merupakan ukuran perbandingan antara keuntungan dengan
biaya operasional. Analisis ini digunakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal. Pencapaian real profit merupakan salah satu ukuran kesuksesan usaha.
Real profit adalah tunai yang tersisa setelah upah yang dikeluarkan. Kemampuan memberikan real profit adalah garis pembatas antara memiliki pekerjaan dan
memiliki usaha. Pada tahap ini, bisnis tidak hanya memberikan upah atas waktu yang telah dikeluarkan, tapi juga mengembalikan semua yang telah
diinvestasikan. Diluar pembayaran hutang atau pajak pendapatan. Pada level ini sebuah usaha menjadi lebih berharga daripada nilai asetnya, karena memberikan
return on investment dan alur kas yang positif. Pencapaian real profit ini dapat dijadikan sebagai salah satu analisis ekonomi dalam menilai lokasi usaha yang
strategis.
2.4. Faktor-Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha
Menurut Anoraga 2002 : 38, untuk menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana
usaha. Rencana bisnis berguna sebagai peta jalan bagi wirausahawan dalam perjalanannya menuju pembangunan bisnis yang sukses. Suatu rencana usaha
biasanya disusun berdasarkan fungsi-fungsi operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran, produksi, keuangan dan fungsi sumber daya manusia.
Universitas Sumatera Utara
15 Sebelum memikirkan berapa keuntungan nyata yang dapat diperoleh dan
cara mendapatkannya melalui kegiatan usaha tersebut, perlu dipahami dan dikaji secara lengkap mengenai faktor – faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
usaha. Hal ini penting untuk dihayati terlebih dahulu, sebab banyak orang yang beranggapan bahwa hanya karena kurang uang atau modal, maka harapan untuk
memperoleh keuntungan menjadi terhambat. Sukses tidaknya suatu kegiatan usaha pada dasarnya tidak tergantung pada besar kecilnya ukuran usaha, tetapi
lebih dipengaruhi oleh bagaimana mengelolanya. Masa – masa kritis yang harus dilalui perusahaan dalam hidupnya adalah
selama lima tahun sejak didirikan. Ternyata lebih dari 50 usaha kecil gagal melewati usia dua tahun pertamanya. Tidak sedikit pula usaha yang maju selagi
kecil, namun kemudian jatuh setelah besar. Oleh karena itu, pengetahuan kewirausahaan menjadi faktor yang mempengaruhi kesuksesan wirausaha dalam
mengelola usahanya. Pengetahuan ini dapat diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Banyak pula usaha kecil yang cukup sukses ketika masih dikelola
pendirinya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi wirausaha untuk mampu menularkan pengetahuan kewirausahaan ke dalam manajemen operasional
kegiatan usahanya. Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman penyebab kegagalan juga menjadi penting. Dalam hal ini, pengetahuan penyebab kegagalan
tersebut berguna sekali sebagai bahan pelajaran yang dapat membantu untuk menentukan pilihan dan cara – cara mengurusnya Singgih, 1986 : 2.
Kelemahan yang sering kita jumpai pada usaha kecil yang gagal adalah keorganisasian, keuangan, administrasi, dan pemasaran. Kelemahan
Universitas Sumatera Utara
16 keorganisasian pada umumnya berupa tidak jelasnya struktur organisasi, pebagian
tugas dan wewenang yang tidak jelas, status karyawan, serta sistem penggajian yang tidak beres. Selain itu, kepemimpinan seseorang diri mempunyai kelemahan
yang dapat menghancurkan usaha, terutama jika pimpinan sakit dalam jangka waktu yang cukup lama atau bahkan meninggal dunia secara mendadak,
sementara persiapan kader belum dilakukan. Kelemahan dibidang pemasaran pada umumnya berupa ketidakserasian
antara program penawaran jasa dan pelayanan konsumen akan kebutuhannya terhadap jasa. Kelemahan ini juga disebabkan karena kurangnya pengamatan
pasar, sehingga tidak tahu posisi pasarnya, cara menghadapi saingan, serta cara mempromosikan hasil usahanya. Kelemahan lain yang sering muncul adalah
perluasan atau pengembangan usaha yang dilakukan secara emosional tanpa didukung oleh data dan fakta yang aktual.
Dalam bidang keuangan, biasanya pengusaha lemah dalam membuat anggaran, tidak adanya pencatatan dan pembukuan secara baik, serta tidak adanya
batasan tegas antara harta milik pribadi keluarga dengan harta milik perusahaan.Dengan demikian, seringkali pimpinan tidak tahu tentang besarnya
laba rugi kegiatan usahanya. Berdasarkan uraian di atas , selanjutnya akan dapat diyakini bahwa untuk
mencapai sasaran nyata kegiatan usaha yang berupa keuntungan, masih banyak hal atau faktor selain modal, yang hakiki untuk diperhatikan. Untuk itu, pada
kesempatan ini, secara berturut – turut akan dibicarakan mengenai faktor – faktor tersebut yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, antara lain :
Universitas Sumatera Utara
17 1.
Pengetahuan Kewirausahaan Kewirausahaan Entrepreneurship merupakan hasil dari suatu
proses yang terkontrol dan sistematis, dalam menerapkan kreatifitas yang diperlukan serta dapat memamfaatkan peluang dipasar. Hal ini melibatkan
penerapan strategi yang difokuskan pada ide-ide baru dan pengetahuan baru yang lebih dalam untuk menciptakan suatu produk dan jasa yang
dapat memenuhi kebutuhan pelanggan atau mengatasi permasalahan pelanggan. Oleh sebab itu seorang wirausaha harus memiliki pengetahuan
tentang kewirausahaan yang diperlukan dalam menggerakkan roda kegiatan bisnisnya.
Pengetahuan Kewirausahaan adalah segala sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber
informasi, baik yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Pengetahuan Langsung diperoleh melalui suatu proses untuk mendapatkan
pemahaman, pengetahuan serta pengalaman dalam menjalankan kegiatan bisnis nya.
Entrepreneurial proses yang harus dilalui seorang wirausaha atau entrepreneur dengan memadukan atau mengombinasikan peluang,
sumber daya serta organisasi tempat entrepreneur melakukan kegiatan bisnis nya atau organisasi bisnis yang dimiliki nya. Arafah, 2010 : 20.
Pengetahuan langsung yang diperoleh dari entrepreneur proses tersebut menuntut seorang wirausaha memiliki pengalaman yang cukup
luas mengenai seluk beluk usaha yang berdasarkan pengalaman sendiri
Universitas Sumatera Utara
18 menjadi pengetahuan sendiri baik berdasarkan usia, atau lamanya
seseorang tersebut menjalankan usaha tersebut. Seorang entrepreneur harus bisa memperoleh pengetahuan lain
yang diperoleh secara tidak langsung. Pengetahuan tidak langsung bisa diperoleh dari sumber-sumber reverensi seperti buku, majalah, internet,
dan media-media lainnya yang berisi informasi-informasi yang penting yang berkenaan dengan usaha yang dijalankan. Pengalaman orang lain
yang juga berkecimpung didunia usaha bisa menjadi sumber pengetahuan tidak langsung bagi seorang entrepreneur.
Seorang entrepreneur bisa belajar dari kesuksesan maupun kegagalan orang lain dalam menjalankan usaha. Dari pengalaman orang
lain tersebut kita bisa belajar mengenai prilaku wirausaha yang sebenarnya, baik prilaku wirausaha secara individu dalam pekerjaan, dan
dalam menghadapi resiko. Perilaku wirausaha secara individu, antara lain : 1.
Teguh pendiriannya 2.
Selalu yakin dengan apa yang dia kerjakan dan lakukan 3.
Berprilaku professional dalam arti punya tanggung jawab, komitmen tinggi,disiplin, berusaha tetap konsisten pada pendiriannya, serta jujur
dan terbuka 4.
Optimis dalam segala prilaku yang dia lakukan 5.
Berprilaku positif dalam mendengar serta mengnanggapi suatu saran atau cercaan
Universitas Sumatera Utara
19 6.
Tidak gegabah dan penuh dengan rencana dalam setiap tindakan fisioner
7. Selalu berorientasi ‘pasti ada jalan keluarnya’ sehingga dia berpikir
kreatif dan inovatif untuk menemukan solusinya Hendro, 2011 : 166 2.
Strategi Pemasaran Strategi pemasaran Suryana, 2006 : 137 adalah paduan dari kinerja
wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran. Untuk menarik
konsumen, wirausaha bisa merekayasa indikator-indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran marketing mix, yaitu:
1. Produk Jasa The Service Product Produk jasa menurut Kotler 2000 : 428 merupakan “segala sesuatu yang
ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau
keinginan pasar yang bersangkutan.” Produk yang ditawarkan meliputi jasa, orang atau pribadi, tempat, organisasi, dan ide. Jadi produk jasa dapat
berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan. Produk jasa merupakan suatu kinerja penampilan, tidak
berwujud dan cepat hilang, lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Sesungguhnya pelanggan tidak membeli
barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dan nilai dari sesuatu yang ditawarkan Hurriyati, 2005 : 50.
Universitas Sumatera Utara
20 2. Tarif Jasa Price
Penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran jasa karena harga menentukan pendapatan dari suatu usahabisnis. Keputusan
penentuan harga juga sangat signifikan di dalam penentuan nilaimamfaat yang dapat diberikan kepada pelanggan dan memainkan peranan penting
dalam gambaran kualitas jasa Hurriyati, 2005 : 52. Strategi penentuan tarif dalam perusahaan jasa dapat menggunakan penentuan tarif premium
pada saat permintaan tinggi dan tarif diskon pada saat permintaan menurun. Keputusan penentuan tarif dari sebuah produk jasa harus
memperhatikan beberapa hal. Hal yang paling utama adalah bahwa keputusan penentuan tarif harus sesuai dengan strategi pemasaran secara
keseluruhan. Perubahan berbagai tarif di berbagai pasar juga harus dipertimbangkan. Lebih jauh lagi, tarif spesifik yang akan ditetapkan akan
bergantung pada tipe pelanggan yang menjadi tujuan pasar tersebut. Prinsip-prinsip penetapan harga, antara lain:
1. Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam
menetapkan harga, mencakup : pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat permintaan, prakiraan biaya, menganalisis harga
yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode penetapan harga, serta mementukan harga akhir.
2. Berbagai jenis biaya harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga,
termasuk yang didalamnya adalah biaya langsung dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya variabel, serta biaya-biaya lainnya.
Universitas Sumatera Utara
21 3.
Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuaikan harganya dengan menggunakan harga psikologis, harga promosi,
diskon harga, serta harga bauran produk. 3. TempatLokasi Pelayanan PlaceService Location
Untuk produk industry manufaktur place diartikan sebagai saluran distribusi zero channel, two level channels, dan multi level channels,
sedangkan untuk produk industry jasa, place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa. Lokasi pelayanan jasa yang digunakan dalam memasok
jasa kepada pelanggan yang dituju merupakan keputusan kunci. Keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan digunakan melibatkan pertimbangan
bagaimana penyerahan jasa kepada pelanggan dan dimana itu akan berlangsung. Tempat juga penting sebagai lingkungan dimana dan
bagaimana jasa akan diserahkan, sebagai bagian dari nilai dan mamfaat dari jasa. Terdapat tiga mancam tipe interaksi antara penyedia jasa dan
pelanggan yang berhubungan dengan pemilihan lokasi Hurriyati. 2005 : 55, yaitu sebagai berikut :
1. Pelanggan mendatangi penyedia jasa,
2. Penyedia jasa mendatangi pelanggan, atau
3. Penyedia jasa dan pelanggan melakukan interaksi melalui
perantara. 4. Promosi Promotion
Promosi merupakan salah satu factor penentu keberhasilan. Betapapun kualitasnya suatu jasa bila pelanggan belum pernah mendengarnya dan
Universitas Sumatera Utara
22 tidak yakin bahwa jasa tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka
tidak akan pernah membelinya. Pada hakikatnya menurut Buchari Alma 2004 : 179, promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang
merupakan aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhimembujuk, danatau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Tujuan
utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan
bauran pemasarannya Hurriyati, 2005 : 58. 5. OrangPartisipan People
Menurut Zeithaml and Bitner 2000 : 19, orang people adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat
mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari ‘people’ adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan
jasa. Semua sikap dan tindakan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa sevice
encounter. Elemen people ini memiliki dua aspek Hurriyati, 2005 : 63 yaitu :
1. Service people
Untuk organisasi jasa, service people biasanya memegang jabatan ganda, yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut. Melalui
pelayanan yang baik, cepat, ramah, teliti, dan akurat dpata
Universitas Sumatera Utara
23 menciptakan kepuasan dan kesetiaan pelanggan terhadap
perusahaan yang akhirnya meningkatkan nama baik perusahaan. 2.
Customer Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada
diantara para pelanggan. Pelanggan dapat memberikan persepsi kepada nasabah lain, tentang kualitas jasa yang pernah didapatnya
dari perusahaan. Keberhasilan dari perusahaan jasa berkaitan erat dengan seleksi, pelatihan, motivasi, dan manajemen sumber daya
manusia. 6. Sarana Fisik Physical Advidence
Sarana fisik menurut Zeithaml dan Bitner 2000 : 20, merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk
membeli dan menggunakan produk jasa. Unsur-unsur yang termasuk di dalam sarana fisik antara lain lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan
fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan service yang diberikan seperti tiket, sampul, label,
dan lain sebagainya. 7. Proses Process
Proses menurut Zeithaml dan Bitner 2000 : 20, adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk
menyampaikan jasa. Elemen proses ini mempunyai arti suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan aktivitasnya untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya. Untuk perusahaan
Universitas Sumatera Utara
24 jasa, kerja sama antara pemasaran, dan operasional sangat penting dalam
elemen proses ini, terutama dalam melayani semua kebutuhan dan keinginan konsumen. Jika dilihat dari sudut pandang konsumen, maka
kualitas jasa diantaranya diliaht dari bagaimana jasa menghasilkan fungsinya Hurriyati, 2005 : 65.
3. Manajemen Permodalan dan Keuangan
Manajemen permodalan dan keuangan yaitu pengelolaan dana yang digunakan dalam Usaha untuk menghasilkan keuntungan yang sesuai
dengan tujuan usaha yaitu berisi tentang perkiraan dan taksiran atas kebutuhan modal untuk investasi, modal kerja dan arus kas; yang
mencakup penerimaan dari usaha sampingan, rincian pengeluaran atas biaya langsung biaya produksi dan biaya tak langsung biaya-biaya
pemasaran, umum dan penyusutan, laba sebelum pajak, taksiran pajak, laba sesudah pajak dan arus kas sesudah pajak.
2.5 Penelitian Terdahulu