33 1.
Adanya kesamaan harga jasa laundry yang ditawarkan antara usaha yang satu dengan yang lain.
2. Adanya kesamaan paket jasa laundry yang ditawarkan antara usaha yang
satu dengan yang lain. 3.
Adanya kesamaan kepemilikan usaha baik kepemilikan perseorangan, usaha patungan, maupun usaha keluargaya ng membuka cabang usahanya
dengan nama berbeda. Peneliti mengingat bahwa pelanggan usaha laundry adalah mahasiswa dan
mahasiswi, peneliti mengambil 2 orang pelanggan yang pernah menggunakan jasa laundry yaitu laki-laki dan perempuan masing-masing 1 orang dengan komposisi
yang sama untuk 10 usaha laundry yang dijadikan objek dan sumber penelitian. Jadi, jumlah pelanggan yang dijadikan informan dalam penelitian ini sebanyak
2x10 = 20 orang. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menetapkan jumlah keseluruhan
informan dalam penelitian ini yaitu 10 orang pemilik usaha dari 10 usaha laundry yang dijadikan sumber informasi dan 20 orang pelanggan dari 10 usaha laundry
sehingga total keseluruhan jumlah informan adalah 30 informan.
3.6 Jenis dan Sumber Data
Penulis menggunakan dua jenis data untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:
1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih
pada lokasi penelitian. Data primer ini diperoleh dari informan penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah pemilik usaha laundry atau
penanggung jawab yang ada hubungannya dengan pemilik usaha laundry dan konsumen yang menggunakan jasa usaha laundry tersebut.
Universitas Sumatera Utara
34 2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah dan situs
internet untuk mendukung penelitian.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1.
Wawancara mendalam depth interview Peneliti melakukan wawancara mendalam kepada informan secara pribadi.
2. Pengamatan Observation
Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
langsung pada lokasi penelitian, yaitu pada usaha laundry di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara yang berada di Kelurahan Padang
Bulan Medan untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan. 3.
Studi Dokumentasi Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku, jurnal dan informasi dari
internet yang mempunyai relevansi atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
3.8 Prosedur Pengumpulan Data
3.8.1 Pra-Depth Interview
Peneliti memulai depth interview dengan menggunakan langkah langkah seperti yang disarankan oleh Mulyana 2003 : 82, yaitu:
1. Menemukan subjek penelitian
Untuk menemukan orang yang akan dijadikan subjek penelitian, peneliti
harus terjun ke lapangan untuk menemukan orang yang layak untuk diwawancara. Sejalan dengan proses ini, peneliti dapat meminta rujukan
Universitas Sumatera Utara
35 mengenai siapa lagi orang yang mempunyai pengalaman atau karakteristik
serupa.
2. Menentukan jumlah responden
Dalam metode depth interview tidak ada kriteria baku mengenai berapa
jumlah responden yang harus diwawancarai. Sebagai aturan umum, peneliti berhenti melakukan wawancara sampai data menjadi jenuh.
3. Variasi responden
Pertimbangan dalam pemilihan sampel ini adalah bahwa sampel sebaiknya
bervariasi, dilihat dari ciri demografisnya, sehingga hasil penelitian tidak menyimpang karena faktor-faktor sosio-ekonomi, gender, atau kepribadian
yang tidak relevan, akan diperkaya oleh orang-orang yang berlainan dalam ciri-ciri tersebut.
3.8.2 Pada Saat Depth Interview
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peneliti saat melakukan depth interview, yaitu :
1. Memulai wawancara
Wawancara dimulai dengan basa-basi ketimuran, namun tetap
proporsional dan secukupnya, apalagi bila responden adalah orang penting dan hanya memiliki waktu yang terbatas.
2. Mengajukan pertanyaan
1. Untuk memperoleh data secermat mungkin, digunakan tape recorder.
Namun, sebelum menggunakan tape recorder, terlebih dahulu meminta izin kepada responden. Hal ini mungkin terjadi adalah responden menjadi
Universitas Sumatera Utara
36 gugup ketika menyadari jawabannya direkam, namun biasanya hal ini
tidak berlangsung lama, dan kegugupan itu mencair seiring dengan jalannya wawancara. Keuntungan peneliti bila menggunakan tape
recorder adalah 1 peneliti dapat lebih berkonsentrasi penuh terhadap informasi yang diberikan responden karena tidak harus mencatat ataupun
menulis seluruh informasi yang terucap, dan 2 data menjadi lebih lengkap dan akurat
2. Pertanyaan dalam depth interview cenderung dimulai dengan kata tanya bersifat terbuka, seperti ‘bagaimana’, ‘apakah’, dan ‘mengapa’.
3. Peneliti harus dapat membawa wawancara ini menjadi sebuah ‘percakapan informal’, sehingga peneliti dapat menggali apa yang
responden rasakan dan pikirkan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang akrab dan informal. Pertanyaan bahkan dapat diajukan dalam bahasa
daerah, bila diyakini responden akan bersikap lebih terbuka 3.
Pedoman penyelenggaraan wawancara Beberapa pedoman yang perlu diketahui dalam menyelenggarakan
wawancara, yaitu: 1. Penyusunan isi wawancara yang efektif, dengan berusaha menempatkan
pesan utama pada awal pembicaraan. 2. Sikap dan ekspresi vokal yang tepat.
3. Saling membuka diri. 4. Sesuaikan penggunaan alat peraga dengan kondisi saat wawancara.
5. Memperhitungkan kepentingan dan perspektif penelitian. 4.
Mengakhiri depth interview
Universitas Sumatera Utara
37 1. Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi seperti tempat dan tanggal
lahir, usia, riwayat pendidikan, penghasilan, dan sebagainya diajukan pada akhir wawancara. Hal ini berkebalikan dengan pertanyaan dalam
survei yang umumnya menempatkan pertanyaan-pertanyaan pribadi ini diawal wawancara. Tujuan teknik ini adalah menghindarkan responden
dari keharusan memberikan jawaban yang bersifat pribadi, yang mungkin membuatnya malu atau tersinggung sehingga mempengaruhi jawaban atas
pertanyaan berikutnya, atau bahkan secara mendadak dan sepihak membatalkan wawancara.
2. Pada akhir wawancara, peneliti sebaiknya meminta alamat, nomor telepon, ataupun email responden. Tujuannya adalah agar memudahkan
peneliti untuk menghubungi responden bila membutuhkan data tambahan.
3.8.3 Pasca Depth Interview
Peneliti menyalin hasil wawancara ke dalam bentuk tulisan dan memilah- milahnya berdasarkan kategorinya yang relevan, seperti model, hipotesis,
atau kerangka teori yang sedang dibangun.
3.9. Uji Keabsahan dan Metode Triangulasi
Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian bahwa yang berukur benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga
dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Pada penelitian ini metode triangulasi yang
Universitas Sumatera Utara
38 digunakan adalah metode triangulasi data dimana menggunakan berbagai sumber
data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang
berbeda.
3.10 Teknik Analisis Data