Batu Struvite Jenis Batu Saluran Kemih .1 Batu Kalsium

2.1.2 Jenis Batu Saluran Kemih 2.1.2.1 Batu Kalsium Kalsifikasi dapat berlangsung dan berakumulasi pada duktus kolektivus, menghasilkan batu saluran kemih. Kira-kira 80-85 dari seluruh kejadian batu saluran kemih adalah batu kalsium. Batu kalsium sering terjadi karena kenaikan kadar kalsium dalam urin, kenaikan kadar asam urat dalam urin, naiknya kadar oksalat atau menurunnya sitrat dalam urin Stoller, 2008. Hiperkalsiuria adalah kelainan yang paling sering menyebabkan terjadinya pembentukan batu kalsium. Tingginya kadar kalsium dalam urin menyebabkan urin jenuh akan garam kalsium dan menurunkan aktivitas inhibitor. Defenisi paling ketat mengklasifikasikan hiperkalsiuria lebih dari 200mg kalsium urin per hari. Penambahan kadar kalsium akibat hiperabsorbsi usus terhadap kalsium menyebabkan kenaikan sementara kadar kalsium serum, dimana hal ini menghasilkan peningkatan filtrasi kalsium pada ginjal. Karena peningkatan absorbsi kalsium di usus diimbangi oleh kenaikan ekskresi melalui ginjal, maka kadar kalsium serum bertahan pada angka normal Pearle et al., 2012.

2.1.2.2 Batu Struvite

Griffith dalam tulisannya menyatakan bahwa batu struvite pertama kali ditemukan pada abad ke-18 oleh seorang ahli geologi asal Swedia bernama Ulex. Batu struvite mengandung magnesium, ammonium, dan fosfat. Nama struvit sendiri diambil dari seorang diplomat Rusia bernama Von Stuve. Batu struvit pada umumnya ditemukan pada wanita dan sering rekuren dalam waktu singkat. Batu struvit sering dihubungkan dengan infeksi yang disebabkan oleh bakteri pemecah urea yang dapat menyebabkan alkalinasi urin hingga mencapat pH lebih dari 7,2 dimana pada pH inilah kristal magnesium, amonium, dan fosfat akan mengendap Stoller , 2008. Bakteri-bakteri seperti Proteus mirabilis dan Ureaplasma urealyticum mensekresi enzim urease yang menghidrolisis urea menjadi ion amonium dan karbon dioksida. Reaksi ini menyebabkan pH urin naik. Untuk membentuk batu struvit, urin harus mengandung amonium dan ion trivalent fosfat pada saat yang bersamaan. Namun, ion trivalent fosfat tidak ada pada keadaan urin yang asam. Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu, ada keadaan fisiologis, struvite tidak akan mengendap. Pada keadaan patologis, dimana terdapat bakteri yang menghasilkan urease, urea akan dipecah menjadi amonia dan asam karbonat. Selanjutnya, amonia akan bercampur dengan air untuk menghasilkan ammonium hidroksida pada kondisi basa, dan akan menghasilkan bikarbonat dan ion karbonat. Alkalinisasi urin oleh reaksi urease tadi menghasilkan NH4, yang akan membentuk ion karbonat dan ion trivalent fosfat. Zat inilah yang akan membentuk batu struvite Sellaturay, 2011. Gambar 2.2. Skema pembentukan batu struvite Sumber : Campbell-Walsh Urology 10th Edition. Urinary Lithiasis. Pearle, M. 45;1283 2.1.2.3 Batu Asam Urat Batu asam urat merupakan jenis batu saluran kemih yang lazim ditemukan pada pria dengan angka kejadian 5 dari seluruh kejadian batu. Pasien dengan gout, penyakit proliferatif, penurunan berat badan yang cepat serta riwayat penggunaan obat-obat sitotoksik memiliki insiden yang tinggi pada batu asam urat. Tidak semua pasien dengan batu asam urat mengalami hiperurisemia. Naiknya kadar asam urat disebabkan oleh kurangnya cairan dan konsumsi purin yang berlebihan. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3. Skema pembentukan batu asam urat Sumber : Campbell-Walsh Urology 10th Edition. Urinary Lithiasis. Pearle, M.45;1277 Hiperurikosuiria menjadi faktor predisposisi pada pembentukan batu asam urat dan batu kalsium oksalat karena menyebabkan supersaturasi urin. Pasien dengan kadar asam urat dalam urin dibawah 600mghari memiliki batu yang lebih sedikit dari pasien yang memiliki kadar asam urat diatas 1000mghari dalam urin. Batu asam urat dapat dihasilkan secara kongenital, didapat, atau idiopatik. Kelainan kongenital yang berhubungan dengan batu asam urat melibatkan transpor asam urat di tubulus ginjal atau metabolisme asam urat menyebabkan hiperurikosuria. Kelainan didapat dapat berupa diare kronik, menurunnya volume urin, penyakit myeloproliferatif, tingginya konsumsi protein hewani, dan obat-obatan yang menyebabkan 3 faktor di atas Pearle et al., 2012.

2.1.3 Manifestasi Klinis dan Evaluasi Pasien Batu Saluran Kemih