BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian
3.2 Defenisi Operasional
3.2.1 Percutaneous Nephrolithotomy PCNL
Suatu tindakan terapi invasif untuk batu saluran kemih dengan akses perkutan menuju ke sistem pelviokalises untuk memecah batu dan mengeluarkan
fragmen-fragmen kecilnya melalui akses perkutan. Pasien yang menjalani
terapi PCNL Usia
Jenis Kelamin
Lokasi Batu
Transfusi
Lama Pelaksanaan
Lama Perawatan
Stone Free Rates
Universitas Sumatera Utara
3.2.2 Usia
a. Defenisi
: Usia pasien yang menjalani terapi PCNL
b. Alat ukur
: Rekam medis
c. Cara ukur
: Observasi rekam medis
d. Hasil ukur
: 1-10 tahun, 11-20 tahun, 21-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, 51-60 tahun, dan 60 tahun
e. Skala pengukuran : Interval
3.2.3 Jenis Kelamin
a. Defenisi
: Tanda jasmani dan rohani yang membedakan diri seseorang
b. Alat ukur
: Rekam medis c.
Cara ukur : Observasi rekam medis
d. Hasil ukur
: Laki-laki, Perempuan e.
Skala pengukuran : Nominal
3.2.4 Lokasi Batu
a. Defenisi
: Letak batu dalam saluran kemih yang didapatkan dengan pemeriksaan radiologis
b. Alat ukur
: Rekam medis c.
Cara ukur : Observasi rekam medis
d. Hasil ukur
: Batu Cetak, Batu Pielum, Batu Kaliks Inferior e.
Skala pengukuran : Nominal
3.2.5 Transfusi
a. Defenisi
: Pemberian cairan akibat pendarahan b.
Alat ukur : Rekam medis
c. Cara ukur
: Observasi rekam medis d.
Hasil ukur : Perlu, Tidak Perlu
e. Skala pengukuran : Nominal
3.2.6 Lama Pelaksanaan
a. Definisi
: Durasi pelaksanaan terapi b.
Alat ukur : Rekam medis
c. Cara ukur
: Observasi rekam medis
Universitas Sumatera Utara
d. Hasil ukur
: 1-60 menit, 61-120 menit, 121-180 menit, 180menit
e. Skala pengukuran : Interval
3.2.7 Lama Perawatan
a. Definisi
: Lama rawat inap pascaoperasi b.
Alat ukur : Rekam medis
c. Cara ukur
: Observasi rekam medis d.
Hasil ukur : 1-3 hari, 4-6 hari, 6 hari
e. Skala pengukuran : Interval
3.2.8 Stone Free Rate SFR
a. Defenisi
: Tingkat kebersihan batu pascatindakan b.
Alat ukur : Rekam medis
c. Cara ukur
: Observasi rekam medis d.
Hasil ukur : Bersih, Bersisa
e. Skala pengukuran : Nominal
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif, dengan desain penelitian potong lintang cross sectional, yaitu dengan melakukan
pengamatan dan pengukuran sesaat terhadap data rekam medis pasien yang menjalani terapi PCNL yang tercatat di rekam medis RSUP H. Adam Malik Medan
pada bulan Januari 2013 hingga Desember 2014 dua tahun.
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1 Waktu Penelitian
Pengumpulan dan pencatatan data dalam penelitian ini dilakukan selama empat bulan, yakni bulan Agustus hingga November 2015.
4.2.2 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan. Tempat ini dipilih karena RSUP H. Adam Malik Medan merupakan Rumah Sakit tipe A, yakni rumah
sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas, dan merupakan tempat rujukan dari berbagai sarana pelayanan kesehatan
sehingga cukup representatif untuk dijadikan acuan sumber data epidemiologi khususnya di provinsi Sumatera Utara. Selain itu, RSUP H. Adam Malik Medan
juga merupakan Rumah Sakit Pendidikan sehingga memudahkan peneliti dalam proses pengumpulan data untuk penelitian ini.
4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien yang menjalani terapi Percutaneous Nephrolithotomy PCNL di RSUP H. Adam Malik Medan dari mulai
tahun 2013 hingga 2014.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Sampel Penelitian
Populasi penelitian yang digunakan adalah metode total sampling, dimana seluruh populasi digunakan sebagai sampel penelitian.
4.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 4.3.3.1 Kriteria Inklusi
Seluruh pasien yang menjalani terapi PCNL yang tercatat dalam rekam
medis RSUP H. Adam Malik Medan dari bulan Januari 2013 sampai Desember 2014.
4.3.3.2 Kriteria Eksklusi
Yang menjadi kriteria eksklusi adalah: 1.
Pasien rujukan dari Rumah Sakit lain yang hanya menjalani tindakan PCNL di RSUP H. Adam Malik Medan yang tidak tersimpan dalam
rekam medis rumah sakit, 2.
Data rekam medis yang tidak lengkap.
4.4 Metode Pengumpulan Data 4.4.1 Jenis Data
Jenis data yang dipakai pada penelitian ini adalah dari data sekunder. Data yang digunakan merupakan sumber informasi yang diperoleh dari rekam medis
hasil pelaksanaan terapi PCNL di RSUP H. Adam Malik Medan pada bulan Januari 2013 sampai Desember 2014.
4.4.2 Cara Pengumpulan Data
Data yang digunakan merupakan data rekam medis pasien yang menjalani terapi PCNL di RSUP H. Adam Malik Medan yang telah sesuai dengan kriteria
inklusi dan eksklusi. Data tersebut kemudian dicatat dan dikelompokkan sesuai variabel yang digunakan.
4.4.3 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu dimulai dari editing, coding, entry, cleaning data, dan saving. Langkah pertama adalah editing,
dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. Kedua adalah coding, yaitu data yang telah terkumpul kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual
Universitas Sumatera Utara
sebelum diolah dengan komputer. Ketiga adalah entry, yaitu data yang telah diberi kode dimasukkan ke dalam program komputer. Kemudian yang keempat adalah
cleaning data, yaitu pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukkan data. Dan yang terakhir
adalah saving, data kemudian disimpan dan siap dianalisa. Semua data yang telah dikumpulkan, dicatat, dan dikelompokkan agar dapat diolah menggunakan program
SPSS sesuai dengan tujuan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik RSUP HAM Medan berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan
Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit pemerintah yang masuk dalam kategori Rumah Sakit Kelas
A. Berdasarkan SK Menkes RI No. HK.02.02MENKES3902014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan Nasional, RSUP
H. Adam Malik Medan merupakan salah satu rumah sakit di bagian Regional Barat yang merupakan Rumah Sakit Rujukan Nasional. Selain itu RSUP H. Adam Malik
Medan ini juga merupakan jenis Rumah Sakit Pendidikan sehingga memudahkan peneliti untuk dapat melakukan penelitian di rumah sakit ini.
5.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian
Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data yang berasal dari rekam medis RSUP H. Adam Malik Medan dari bulan Januari
2013 sampai Desember 2014. Jumlah seluruh data yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dari
tahun 2013 sampai tahun 2014 adalah 21 data rekam medis.
5.1.2.1 Distribusi Berdasarkan Usia
Distribusi data berdasarkan usia pasien batu saluran kemih yang dilakukan tindakan PCNL pada tahun 2013 sampai 2014 dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Diketahui bahwa pasien batu saluran kemih yang dilakukan tindakan PCNL terbanyak berada pada usia lebih dari 40 tahun dengan pembagian kelompok
usia 41 – 50 tahun sebanyak 6 orang 28,6, 51 – 60 tahun sebanyak 4 orang
19 dan lebih dari 60 tahun sebanyak 7 orang 33,3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Usia
Frekuensi Persentase
1 – 10 tahun
1 4,8
11 – 20 tahun
21 - 30 tahun 1
4,8 31 - 40 tahun
2 9,5
41- 50 tahun 6
28,6 51 - 60 tahun
4 19
60 tahun 7
33,3
Total 21
100
5.1.2.2 Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi data berdasarkan jenis kelamin pasien batu saluran kemih yang menjalani tindakan PCNL pada tahun 2013 sampai 2014 dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Frekuensi Persentase
Laki-laki 11
52,4 Perempuan
10 47,6
Total 21
100
Berdasarkan Tabel 5.2, diketahui bahwa tindakan PCNL paling banyak dilakukan pada pasien berjenis kelamin laki-laki dengan 11 orang 52,4 dan
sisanya 10 orang 47,6 berjenis kelamin perempuan.
5.1.2.3 Distribusi Berdasarkan Lokasi Batu
Distribusi data berdasarkan lokasi terbentuknya batu pada pasien batu saluran kemih yang menjalani tindakan PCNL pada tahun 2013 dan 2014 dapat
dilihat pada Tabel 5.3. Diketahui bahwa kebanyakan pasien yang menjalani tindakan PCNL
merupakan pasien dengan lokasi batu di pielum yaitu sebanyak 9 kasus 42,9. Diikuti batu cetak sebanyak 7 kasus 33,3
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lokasi Batu Lokasi Batu
Frekuensi Persentase
Batu Pielum 9
42,9 Batu Kaliks Inferior
4 19
Batu Cetak 7
33,3 Pielum + Multipel Kaliks
1 4,8
Total 21
100 5.1.2.4 Distribusi Berdasarkan Perlu Tidaknya Transfusi
Distribusi data berdasarkan perlu tidaknya transfusi selama perawatan pasca terapi PCNL pada tahun 2013 sampai 2014 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perlu Tidaknya Transfusi Transfusi
Frekuensi Persentase
Perlu 3
14,3 Tidak Perlu
18 85,7
Total 21
100
Berdasarkan Tabel 5.4, diketahui bahwa dari 21 kasus, didapati 3 kasus 14,3 memerlukan transfusi.
5.1.2.5 Distribusi Berdasarkan Lama Pelaksanaan
Distribusi data berdasarkan lama pelaksanaan tindakan PCNL pada tahun 2013 sampai 2014 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lama Pelaksanaan Lama Pelaksanaan
Frekuensi Persentase
1 - 60 menit 2
9,5 61
– 120 menit 11
52,4 121
– 180 menit 5
23,8 180 menit
3 14,3
Total 21
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 5.5, diketahui bahwa pelaksanaan tindakan PCNL tersering membutuhkan waktu 61
– 120 menit yaitu sebanyak 11 kasus 52,4 dengan rata-rata lama pelaksanaannya adalah selama 125 menit.
5.1.2.6 Distribusi Berdasarkan Lama Perawatan
Distribusi data berdasarkan lama perawatan setelah tindakan PCNL pada tahun 2013 sampai 2014 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lama Perawatan Lama Perawatan
Frekuensi Persentase
1 – 3 hari
4 19
4 – 6 hari
14 66,7
6 hari 3
14,3
Total 21
100
Berdasarkan Tabel 5.6, diketahui bahwa lama perawatan setelah tindakan PCNL tersering adalah 4
– 6 hari yaitu sebanyak 14 kasus 66,7 dengan rata-rata 5 hari.
5.1.2.7 Distribusi Berdasarkan Stone Free Rates
Distribusi data berdasarkan Stone Free Rates pada tahun 2013 sampai 2014 dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Diketahui bahwa tingkat keberhasilan atau Stone Free Rates pelaksanaan terapi PCNL adalah sebesar 90,5.
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Stone Free Rates Stone Free Rates
Frekuensi Persentase
Bersih 19
90,5 Bersisa
2 9,5
Total 21
100
5.2
Pembahasan 5.2.1
Usia
Berdasarkan data distribusi di atas diketahui bahwa jumlah pasien yang menjalani tindakan PCNL pada tahun 2013 sampai 2014 adalah sebanyak 21 pasien
Universitas Sumatera Utara
dengan mayoritas berusia di atas 40 tahun dengan pembagian kelompok usia 41-50 tahun sebesar 28,6, 51
– 60 tahun sebesar 19 dan lebih dari 60 tahun sebesar 33,3. Usia tertinggi yang dijumpai pada penelitian ini adalah 66 tahun sedangkan
yang terendah adalah 9 tahun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pearle dan Lotan 2012 bahwa peningkatan insidensi batu saluran kemih lebih jarang dibawah usia
20 tahun meningkat pada 40 tahun sampai 60 tahun usia kehidupan. Menurut Lina 2008, hal ini terjadi akibat kurangnya aktivitas fisik yang mengakibatkan
dilepaskannya kalsium dari tulang ke darah sehingga menyebabkan hiperkalsemia. Keadaan ini meningkatkan kejadian supersaturasi kalsium dalam air kemih yang
menyebabkan terbentuknya batu saluran kemih.
5.2.2 Jenis Kelamin
Untuk distribusi berdasarkan jenis kelamin, didapati bahwa jumlah pasien laki-laki lebih banyak dari pasien perempuan dengan distribusi 52,4 laki-laki dan
47,6 perempuan. Menurut Pearle dan Lotan 2012 insidensi laki-laki yang menderita batu saluran kemih dapat mencapai dua hingga tiga kali lebih banyak
dibandingkan dengan perempuan. Menurut Lina 2008, kecenderungan terbentuknya batu saluran kemih pada laki-laki disebabkan oleh aktivitas fisik yang
lebih banyak di luar ruangan pada suhu dan cuaca yang panah. Hal ini meningkatkan kejadian dehidrasi. Pada penderita dengan dehridrasi kronik, pH air
kemih cenderung turun, berat jenis air kemih naik, saturasi asam urat naik dan menyebabkan terjadinya penempelan kristal kalsium oksalat pada kristal asam urat
teori epitaksi.Namun ada beberapa sumber yang menunjukkan perbedaan insidensi antara laki-laki dan perempuan dari tahun ke tahun semakin berkurang.
5.2.3 Lokasi Batu
Pada distribusi berdasarkan lokasi batu, hasil menunjukkan bahwa kasus terbanyak yang dilakukan PCNL adalah batu pielum 42,9 diikuti batu cetak
33,3. Hasil ini menunjukkan bahwa tindakan PCNL lebih direkomendasikan untuk batu kompleks yang biasa terbentuk pada lebih dari satu collecting system
ginjal.
Universitas Sumatera Utara
5.2.4 Transfusi
Dari 21 kasus yang diperoleh, didapati 3 kasus 14,3 yang membutuhkan transfusi karena mengalami pendarahan yang menyebabkan kondisi
umum menurun. Menurut Celik et al. 2015, komplikasi utama yang paling umum adalah pendarahan yang dapat muncul selama operasi atau sesudah operasi. Angka
transfusi yang dilaporkan berkisar 0 – 20. Di Indonesia, angka kejadian
perdarahan yang membutuhkan tindakan transfusi pada PCNL di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, mencapai 11
– 14 Nugroho dkk, 2011 . Faktor predisposisi terjadinya pendarahan masif adalah BMI, multiple puncture, dilatasi
dengan dilator yang lebih besar, ukuran batu, lamanya waktu pelaksanaan, dan ada tidaknya hidronefrosis preoperatif.
5.2.5 Lama Pelaksanaan
Berdasarkan data distrubusi di atas diketahui bahwa lama pelaksanaan tindakan PCNL terbanyak pada kelompok waktu 61
– 120 menit sebanyak 11 kasus 52,4 dengan rata-rata lama pelaksanaan 125 menit. Nugroho dkk 2011 dalam
penelitiannya menyebutkan bahwa rata-rata lama pelaksaan tindakan PCNL adalah 129 ± 8 menit. Penelitian Khorrami et al.2014 menunjukkan bahwa pasien yang
mempunyai riwayat tindakan operasi sebelumnya, lama pelaksanaan PCNL berkisar 116 ± 24 menit.
5.2.6 Lama Perawatan
Berdasarkan data distribusi di atas diketahui bahwa lama perawatan pasca tindakan PCNL tersering pada kelompok 4
– 6 hari yaitu sebanyak 14 kasus 66,7. Menurut Khorrami et al.2014, lama rawat inap pasca PCNL adalah 3,93
± 1,47 hari. Penelitian yang dilakukan Nugroho dkk tahun 2011 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, didapati rata-rata lama perawatan pasca tindakan
PCNL adalah 3,25 hari.
5.2.7 Stone Free Rates
Berdasarkan data distribusi di atas, didapati angka keberhasilam atau Stone Free Rates terapi PCNL pada tahun 2013 sampai 2014 adalah 90,5. Penelitian
yang dilakukan Abdelhafez 2013 di Jerman menunjukkan nilai 76 – 84. Dalam
penelitian yang dilakukan Srivastava dan Chipde 2013 di India, angka bebas batu
Universitas Sumatera Utara
atau Stone Free Rates SFR pada pasien non lower polar caliceal calculi mencapai 94 dan pada pasien lower polar calceal stones mencapai 86,2. Angka bebas
batu PCNL di Indonesia sendiri menurut Nugroho 2011 pada kasus batu staghorn mencapai angka 84,2.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data penelitian yang berasal dari rekam medis sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi pasien batu saluran kemih
yang menjalani terapi PCNL di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2013 sampai 2014 maka kesimpulan yang didapatkan adalah:
1. Pasien batu saluran kemih yang menjalani tindakan PCNL di RSUP H.
Adam Malik Medan dari tahun 2013 sampai 2014 adalah 21 orang. 2.
Pasien usia tertinggi yang dijumpai adalah 66 tahun dan pasien usia terendah yang dijumpai adalah 9 tahun.
3. Pasien terbanyak berada pada usia lebih 40 tahun yaitu kelompok usia
41-50 tahun sebanyak 6 orang 28,6, 51 – 60 tahun sebanyak 4 orang
19 dan lebih 60 tahun sebanyak 7 orang 33,3. 4.
Dari tahun 2013 sampai 2014, pasien yang menjalani terapi PCNL mayoritas laki-laki dengan 52,4.
5. Pada distribusi berdasarkan lokasi batu, hasil menunjukkan bahwa
kasus terbanyak yang dilakukan PCNL adalah batu pielum42,9. 6.
Dari distribusi berdasarkan perlu tidaknya transfusi, didapati angka transfusi sebesar 14,3.
7. Lama pelaksanaan tindakan PCNL rata-rata adalah selama 125 menit.
8. Lama perawatan atau lama rawat inap rata-rata adalah selama 5 hari.
9. Angka bebas batu atau stone free rate berdasarkan hasil distribusi
menunjukkan angka keberhasilan 90,5.
6.2 Saran
Pada penelitian yang dilakukan ini, dijumpai beberapa keterbatasan. Adapaun saran dari peneliti adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Bagi dokter maupun tenaga kesehatan operator agar dapat
mendokumentasikan data pasien lebih maksimal sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal pula untuk penelitian berikutnya.
2. Bagi pasien agar dapat meminimalkan faktor resiko untuk menderita
batu saluran kemih.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Batu Saluran Kemih 2.1.1 Proses Pembentukan Batu Saluran Kemih