Morfologi Kota Penelitian Terdahulu

20 tidak ada urut-urutan yang teratur dari zona-zona kota seperti pada teori konsentris dan sektoral.

2.2.4 Teori Pertumbuhan Kota

Menurut Spiro Kostof 1991, Kota adalah leburan dari bangunan dan penduduk, sedangkan bentuk kota pada awalnya adalah netral tetapi kemudian berubah sampai hal ini dipengaruhi dengan budaya yang tertentu. Bentuk kota ada dua macam yaitu geometri dan organik. Terdapat dikotomi bentuk perkotaan yang didasarkan pada bentuk geometri kota yaitu Planned dan Unplanned. • Bentuk Planned terencana dapat dijumpai pada kota-kota eropa abad pertengahan dengan pengaturan kota yang selalu regular dan rancangan bentuk geometrik. • Bentuk Unplanned tidak terencana banyak terjadi pada kota-kota metropolitan, dimana satu segmen kota berkembang secara sepontan dengan bermacam-macam kepentingan yang saling mengisi, sehingga akhirnya kota akan memliliki bentuk semaunya yang kemudian disebut dengan organik pattern, bentuk kota organik tersebut secara spontan, tidak terencana dan memiliki pola yang tidak teratur dan non-geometrik.

2.3 Morfologi Kota

Terdapat beberapa pandangan yang berkaitan dengan perubahan suatu kawasan dan sekitarnya sebagai bagian dari suatu kawasan perkotaan yang lebih luas, menurut Gallion dalam buku “The Urban Pattern” disebutkan bahwa perubahan suatu kawasan dan sebagian kota dipengaruhi letak geografis suatu kota. Hal ini sangat berpengaruh terhadap perubahan akibat pertumbuhan daerah Universitas Sumatera Utara 21 dikota tersebut, apabila terletak di daerah pantai yang landai, pada jaringan transportasi dan jaringan hubungan antar kota, maka kota akan cepat tumbuh sehingga beberapa elemen kawasan kota akan cepat berubah. Dalam proses perubahan yang menimbulkan distorsi mengingat skala perubahan cukup besar dalam lingkungan termasuk di dalamnya perubahan penggunaan lahan secara organik, terdapat beberapa hal yang bisa diamati yaitu: 1. Pertumbuhan terjadi satu demi satu, sedikit demi sedikit atau terus menerus. 2. Pertumbuhan yang terjadi tidak dapat diduga dan tidak dapat diketahui kapan dimulai dan kapan akan berakhir, hal ini tergantung dari kekuatan-kekuatan yang melatar belakanginya. 3. Proses perubahan lahan yang terjadi bukan merupakan proses segmental yang berlangsung tahap demi tahap, tetapi merupakan proses yang komprehensif dan berkesinambungan. 4. Perubahan yang terjadi mempunyai kaitan erat dengan emosional sistem nilai yang ada dalam populasi pendukung. 5. Faktor-faktor penyebab perubahan lainnya adalah vision kesan, optimalnya kawasan, penataan yang maksimal pada kawasan dengan fungsi-fungsi yang mendukung, penggunaan struktur yang sesuai pada bangunan serta komposisi tampak pada kawasan Cristoper Alexander, A New Theory Of Urban Design, 1987, 14:32-99. Universitas Sumatera Utara 22

2.4 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No . Nama, Tahun, Judul Metode Analisis Hasil 1. Ita Rohainah, Nurfadhilah Aslim, Christy Vidiyanti, dan Hibatullah Hindami 2013 Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat Analisis data teks dan hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Dapat diketahui bahwa kota yang diinginkan oleh masyarakat setidaknya memiliki lima aspek besar yang harus dipenuhi, yaitu aspek arsitektur, kualitas lingkungan, perilaku, infra- struktur, ekonomi dan pemerintahan, jika ditinjau dari pendekatan Teori-teori Peran-cangan Kota Ideal menurut Markuz Zahnd 2006. 2 Gina Nawangwulan, Ridwan Sutriadi . Kajian Ketercapaian Kota Layak Huni Liveable City Kota Balikpapan Analisis kuantitatif dengan menggunakan Importance Performance Analysis dan analisis kualitatif pada penelitian ini dilakukan dengan metode content analysis analisis isi Pencapaian konsep liveable city di Kota Balikpapan mencapai 30 tiga puluh indikator atau sebesar 71,43 dari 42 indikator konsep liveable city dengan rincian untuk distribusi masing masing indikator secara berurutan: aspek fisik 10 sepuluh indikator, aspek lingkungan manusia 9 sembilan, aspek lingkungan alam 7 tujuh indikator dan aspek ekonomi 4 empat indikator. Universitas Sumatera Utara 23 3 Muhammad Lutfika Tondi 2011. Arahan Penataan Spasial Ruang Terbuka Kambang Iwak Palembang Ditinjau dari Kriteria Daya Hidup Livability. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis deskriptif statistik . Diperoleh hasil yang menunjukan bahwa kondisi Kota Manado sekarang mengalami penurunan tingkat kenyamanan kota, hal ini diketahui bahwa bertambahnya kriteria tidak nyaman dari 8 kriteria di tahun 2009 menjadi 14 kriteria saat ini. Kriteria yang berpengaruh pada penentuan kondisi kenyamanan kota adalah kualitas penataan kota, karena terjadi penurunan jumlah ruang terbuka hijau di perkotaan; penurunan kualitas lingkungan yang berdampak pada kondisi dan kebersihan lingkungan kota; meningkatnya intensitas kemacetan lalu lintas di kawasan perkotaan. Universitas Sumatera Utara 24

2.5 Kerangka Konseptual