Analisis Indikator Pembangunan Kota Medan Sebagai Kota Layak Huni

(1)

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN

ANALISIS INDIKATOR PEMBANGUNAN KOTA MEDAN SEBAGAI KOTA LAYAK HUNI

1. KATA PENGANTAR

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir atau skripsi yang sedang saya lakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (FEB USU), maka saya melakukan penelitian dengan judul ANALISIS INDIKATOR PEMBANGUNAN KOTA MEDAN SEBAGAI KOTA LAYAK HUNI.

Adapun salah satu cara untuk mendapatkan data adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Untuk itu, saya mengharapkan kesediaan saudara/I sekalian untuk mengisi kuesioner ini sebagai data yang akan dipergunakan dalam penelitian. Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti,


(2)

II. IDENTITAS RESPONDEN

A. Identitas Responden 1. Nama : 2. Alamat :

3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

4. Umur :

5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan :

Untuk bagian B digunakan skala berikut ini untuk menunjukkan sejauh mana anda setuju atau tidak setuju :

STS TS N S SS

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju

B. Pendapat Responden Tentang Kota Medan. Berikan tanda (√) pada jawaban yang paling anda anggap sesuai.

NO Pernyataan SS S N TS STS

1 Memiliki kawasan hijau pertamanan kota yang baik

2 Memiliki kawasan hijau rekreasi kota yang memadai

3 Memiliki kawasan hijau untuk kegiatan olahraga yang memadai 4 Memiliki kawasan hijau perkarangan

dikawasan perumahan, perkantoran, perdagangan dan kawasan industri 5 Tersedianya angkutan umum yang baik

dan terawat

6 Kondisi jalan di kota medan baik dan terawat


(3)

8 Arus lalu lintas di kota medan tertib dan aman

9 Kota medan sudah bebas dari masalah sampah

10 Sudah memiliki ketersediaan air bersih yang baik untuk konsumsi masyarakat

11 Kota medan memiliki lingkungan yang aman dan terjaga dengan baik 12 Kota medan memiliki udara yang

bersih dan terbebas dari polusi 13 Memiliki rumah sakit dan pusat

pelayanan kesehatan yang memadai 14 Jarak ke pelayanan kesehatan mudah

di akses dari tempat tinggal

15 Memiliki pelayanan kesehatan yang baik

16 Pusat pelayanan kesehatan sudah memiliki alat pengobatan yang lengkap serta memiliki obat-obatan yang memadai

17 Fasilitas pendidikan sudah tersedia dengan baik

18 Lokasi pendidikan mudah diakses, baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum

19 Memiliki sistem pendidikan yang baik

20 Tidak adanya kesulitan bagi masyarakat dalam memasuki dunia pendidikan

21 Kota medan merupakan kota yang nyaman dan layak untuk di huni 22 Kota medan sudah teridentifikasi

sebagai koya layak huni

23 Prilaku masyarakat di kota medan sudah mencerminkan masyarakat yang peduli akan kota yang bersih dan layak huni

24 Kebijakan pemerintah sudah berhasil memecahkan masalah pembangunan di kota medan

25 Diperlukan perbaikan tata kota untuk meningkatkan kota yang nyaman dan layak untuk dihuni


(4)

Lampiran 2 Output Uji Validitas dan Reliabilitas Tabel Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

p1 72.28 173.093 .761 .912

p2 72.30 175.424 .675 .914

p3 72.20 175.717 .691 .914

p4 72.29 175.865 .762 .913

p5 72.59 180.749 .519 .917

p6 72.44 180.875 .486 .918

p7 72.73 180.745 .432 .919

p8 72.76 180.265 .499 .918

p9 72.76 175.114 .697 .913

p10 72.08 179.185 .564 .916

p11 72.38 175.794 .754 .913

p12 72.48 176.091 .723 .913

p13 71.40 183.535 .528 .917

p14 71.39 187.149 .435 .918

p15 71.60 184.889 .496 .917

p16 71.56 181.582 .590 .916

p17 71.23 185.815 .454 .918

p18 71.19 189.166 .340 .919

p19 71.39 187.856 .426 .918

p20 71.57 189.682 .288 .920

p21 71.84 178.621 .694 .914

p22 71.81 181.731 .563 .916

p23 72.38 182.420 .494 .917

p24 72.60 189.253 .293 .920


(5)

Tabel Reabilitas

Lampiran 3. Output Analisis Linier Berganda

ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 323.805 5 64.761 11.158 .000a

Residual 545.585 94 5.804

Total 869.390 99

a. Predictors: (Constant), X5, X2, X1, X4, X3 b. Dependent Variable: Y

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficie nts

t Sig.

95,0% Confidence

Interval for B Correlations

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta

Lower Boun d Upper Boun d

Zero-order Partial Part

Toleran

ce VIF

1 (Co

nsta nt)

9.365 1.680 5.575 .000 6.031 12.70

0

X2 .110 .068 .154 1.622 .108 -.025 .244 .308 .164 .139 .815 1.227

X3 .251 .092 .302 2.713 .008 .067 .434 .492 .268 .233 .597 1.676

X4 .287 .130 .268 2.203 .030 .028 .546 .420 .220 .189 .497 2.010 X5 -.052 .135 -.043 -.386 .700 -.319 .215 .233 -.040 -.033 .605 1.652 a. Dependent Variable: Y

Cronbach's Alpha N of Items


(6)

Lampiran 4. Daftar Distribusi Jawaban Responden

1. Variabel RTH (X1)

no p1 p2 p3 p4 jumlah

1 4 3 2 2 11

2 2 3 3 4 12

3 1 2 2 1 6

4 3 3 4 3 13

5 2 3 4 4 13

6 2 2 4 3 11

7 2 2 2 3 9

8 3 3 2 2 10

9 2 2 3 3 10

10 2 2 2 2 8

11 2 2 2 2 8

12 2 2 2 2 8

13 2 2 2 2 8

14 2 2 2 2 8

15 3 4 4 3 14

16 2 2 2 2 8

17 2 2 2 2 8

18 4 4 4 3 15

19 4 5 4 4 17

20 2 2 2 2 8

21 5 4 4 3 16

22 4 4 3 3 14

23 4 4 3 3 14

24 3 4 4 3 14

25 2 2 2 2 8

26 5 5 5 5 20

27 2 2 2 2 8

28 2 2 2 2 8

29 2 2 2 2 8

30 2 2 2 2 8

31 2 2 2 2 8

32 2 2 2 2 8

33 2 2 2 2 8

34 2 2 2 2 8

35 2 2 3 2 9


(7)

38 3 5 5 4 17

39 3 3 3 2 11

40 2 2 2 2 8

41 2 2 3 2 9

42 2 4 4 4 14

43 5 5 5 5 20

44 4 4 3 4 15

45 4 4 4 4 16

46 4 4 4 2 14

47 5 5 5 5 20

48 4 4 2 4 14

49 3 2 1 2 8

50 2 2 2 2 8

51 5 4 4 4 17

52 4 2 3 4 13

53 4 4 4 4 16

54 4 3 2 2 11

55 3 3 4 3 13

56 3 4 3 4 14

57 5 5 5 5 20

58 4 4 4 3 15

59 2 3 2 2 9

60 1 1 1 1 4

61 5 5 5 5 20

62 5 5 5 5 20

63 3 2 4 4 13

64 2 4 2 2 10

65 4 4 4 4 16

66 4 4 4 4 16

67 5 4 5 4 18

68 4 3 3 4 14

69 4 4 4 3 15

70 1 1 2 3 7

71 3 1 2 3 9

72 1 1 1 2 5

73 2 2 3 2 9

74 1 1 2 2 6

75 2 2 2 2 8

76 3 2 3 3 11

77 1 1 2 2 6


(8)

79 3 2 2 2 9

80 2 2 1 2 7

81 2 2 3 2 9

82 2 1 2 2 7

83 2 2 2 2 8

84 3 2 4 3 12

85 1 2 2 2 7

86 2 2 2 2 8

87 2 2 2 2 8

88 2 2 2 2 8

89 2 2 2 2 8

90 2 2 2 2 8

91 2 2 2 2 8

92 2 2 2 2 8

93 2 2 2 2 8

94 2 2 2 2 8

95 2 2 2 2 8

96 2 2 2 2 8

97 2 2 2 2 8

98 2 2 2 2 8

99 2 2 2 2 8

100 2 2 2 2 8

2.Variabel Transportasi (X2)

no p5 p6 p7 p8 Jumlah

1 3 3 3 2 11

2 1 2 1 1 5

3 1 1 1 1 4

4 2 3 1 1 7

5 3 3 1 2 9

6 1 2 1 1 5

7 2 3 3 1 9

8 2 3 3 1 9

9 2 2 2 1 7

10 2 2 1 2 7

11 1 1 1 2 5

12 2 2 2 2 8


(9)

15 2 2 2 2 8

16 2 2 2 1 7

17 2 2 2 2 8

18 2 2 2 2 8

19 1 1 1 1 4

20 3 2 1 1 7

21 2 2 2 2 8

22 1 1 1 1 4

23 2 2 2 1 7

24 2 2 2 1 7

25 2 2 1 1 6

26 2 2 2 2 8

27 5 5 5 5 20

28 2 2 2 2 8

29 2 2 2 2 8

30 2 2 2 2 8

31 2 2 2 2 8

32 2 2 2 2 8

33 2 2 2 2 8

34 2 2 2 2 8

35 2 2 2 2 8

36 2 2 2 1 7

37 2 2 2 2 8

38 2 3 2 2 9

39 2 2 2 2 8

40 2 1 2 2 7

41 2 2 2 2 8

42 2 3 1 2 8

43 3 4 1 4 12

44 5 5 5 5 20

45 4 4 5 4 17

46 4 4 2 2 12

47 2 2 2 2 8

48 5 5 5 5 20

49 2 1 2 2 7

50 2 4 4 3 13

51 2 2 2 2 8

52 5 5 5 5 20

53 3 4 1 3 11

54 4 5 5 5 19


(10)

56 2 2 3 2 9

57 5 2 3 2 12

58 5 5 5 5 20

59 3 3 3 3 12

60 2 2 2 1 7

61 1 1 1 1 4

62 5 5 5 5 20

63 4 5 5 4 18

64 3 3 2 3 11

65 3 3 1 1 8

66 3 4 5 4 16

67 4 5 5 5 19

68 5 5 5 4 19

69 3 3 3 2 11

70 3 4 2 2 11

71 2 2 2 3 9

72 1 1 1 1 4

73 1 2 1 2 6

74 3 2 1 2 8

75 2 2 2 2 8

76 3 3 3 2 11

77 3 2 1 2 8

78 1 3 2 2 8

79 3 3 4 4 14

80 2 2 1 2 7

81 1 2 1 1 5

82 2 3 1 1 7

83 2 2 2 1 7

84 2 1 1 2 6

85 1 2 1 2 6

86 3 3 3 2 11

87 1 2 1 3 7

88 2 2 2 2 8

89 2 3 2 2 9

90 1 1 2 2 6

91 2 2 2 1 7

92 2 2 2 2 8

93 2 2 1 2 7

94 2 2 2 2 8


(11)

97 2 2 2 2 8

98 2 3 3 3 11

99 2 1 1 1 5

100 2 2 2 2 8

3.Variabel lingkungan (X3)

no. p9 p10 p11 p12 Jumlah

1 2 4 2 2 10

2 1 3 2 1 7

3 1 3 1 1 6

4 2 5 3 3 13

5 4 4 3 2 13

6 2 4 3 2 11

7 1 3 3 3 10

8 1 3 3 3 10

9 1 2 1 2 6

10 2 4 2 2 10

11 3 4 3 2 12

12 2 2 2 2 8

13 2 2 2 2 8

14 2 2 2 2 8

15 1 3 3 3 10

16 2 2 2 2 8

17 2 2 2 2 8

18 1 3 2 3 9

19 1 3 2 2 8

20 2 2 2 2 8

21 1 2 3 3 9

22 1 2 3 3 9

23 1 2 3 3 9

24 1 3 2 2 8

25 2 2 2 2 8

26 5 5 5 5 20

27 2 2 2 2 8

28 2 2 2 2 8

29 2 2 2 2 8

30 2 2 2 2 8

31 2 2 2 2 8

32 2 2 2 2 8


(12)

34 2 2 2 2 8

35 2 2 2 3 9

36 2 2 2 2 8

37 2 3 2 2 9

38 2 2 3 2 9

39 1 3 2 2 8

40 2 2 2 2 8

41 2 3 2 2 9

42 2 4 4 1 11

43 5 5 5 5 20

44 4 3 4 4 15

45 2 2 2 3 9

46 2 2 3 2 9

47 5 5 5 5 20

48 2 4 2 2 10

49 2 3 3 3 11

50 2 2 2 2 8

51 2 3 3 3 11

52 5 3 3 4 15

53 4 4 3 3 14

54 2 5 4 2 13

55 2 3 3 3 11

56 2 2 3 2 9

57 5 5 5 5 20

58 3 4 3 3 13

59 2 3 1 2 8

60 1 1 1 1 4

61 5 5 5 5 20

62 5 5 5 5 20

63 3 4 4 4 15

64 1 3 4 2 10

65 4 3 5 4 16

66 5 5 4 5 19

67 5 5 4 5 19

68 2 4 3 3 12

69 2 4 4 2 12

70 2 2 2 2 8

71 3 4 3 1 11

72 1 4 2 1 8


(13)

75 2 4 3 2 11

76 2 3 2 2 9

77 3 4 3 4 14

78 2 4 3 3 12

79 2 3 2 3 10

80 1 3 2 3 9

81 1 3 3 2 9

82 2 2 1 2 7

83 1 1 1 2 5

84 2 3 3 1 9

85 3 4 3 2 12

86 2 1 2 2 7

87 3 2 2 2 9

88 1 3 2 2 8

89 2 2 1 3 8

90 2 2 2 2 8

91 1 1 2 3 7

92 2 2 1 3 8

93 2 2 2 1 7

94 2 2 2 3 9

95 2 3 2 1 8

96 2 3 3 3 11

97 2 2 2 2 8

98 2 2 3 1 8

99 2 2 2 2 8

100 2 1 2 2 7

4.Variabel Kesehatan (X4)

no. p13 p14 p15 p16 Jumlah

1 4 4 3 3 14

2 2 3 2 1 8

3 2 4 2 1 9

4 4 4 3 2 13

5 4 4 4 3 15

6 3 4 3 4 14

7 3 4 3 3 13

8 3 3 3 3 12

9 3 3 3 3 12

10 4 3 2 2 11


(14)

12 4 4 4 4 16

13 4 4 4 4 16

14 4 4 4 4 16

15 4 3 4 4 15

16 4 4 4 4 16

17 2 2 4 4 12

18 2 2 4 4 12

19 4 3 3 3 13

20 4 4 4 4 16

21 3 4 4 4 15

22 3 4 4 4 15

23 3 4 4 4 15

24 4 3 3 3 13

25 4 4 4 4 16

26 5 5 5 5 20

27 4 4 4 4 16

28 3 3 2 2 10

29 2 2 2 2 8

30 2 2 2 2 8

31 2 4 4 4 14

32 4 4 4 4 16

33 4 4 4 4 16

34 2 3 2 2 9

35 3 3 3 3 12

36 2 4 4 4 14

37 3 3 3 3 12

38 2 3 3 3 11

39 3 3 3 3 12

40 4 4 4 4 16

41 4 4 4 4 16

42 4 4 4 4 16

43 5 5 5 5 20

44 4 2 2 3 11

45 4 4 4 4 16

46 4 3 3 3 13

47 5 5 5 5 20

48 3 4 2 4 13

49 2 4 3 3 12

50 4 4 4 2 14


(15)

53 3 2 3 5 13

54 4 4 4 4 16

55 4 4 3 3 14

56 3 4 3 3 13

57 5 5 5 5 20

58 3 3 3 4 13

59 4 3 2 2 11

60 1 1 1 1 4

61 5 5 5 5 20

62 5 5 4 5 19

63 4 3 3 3 13

64 3 3 3 3 12

65 5 4 3 4 16

66 4 4 4 4 16

67 5 4 4 5 18

68 4 4 3 3 14

69 4 4 4 3 15

70 4 4 3 4 15

71 5 3 3 4 15

72 4 4 2 2 12

73 3 3 3 2 11

74 3 3 3 3 12

75 4 4 4 4 16

76 3 3 2 3 11

77 4 4 4 3 15

78 4 4 4 4 16

79 2 3 3 2 10

80 3 4 2 3 12

81 4 3 4 4 15

82 4 4 4 4 16

83 2 4 3 4 13

84 4 3 3 3 13

85 4 5 4 3 16

86 4 4 4 4 16

87 4 3 4 3 14

88 4 4 4 3 15

89 4 3 3 4 14

90 4 4 4 4 16

91 4 4 3 3 14

92 4 4 4 3 15


(16)

94 4 4 4 4 16

95 4 3 3 3 13

96 4 4 4 4 16

97 4 3 3 3 13

98 4 4 4 4 16

99 4 4 4 4 16

100 4 3 3 4 14

5.Variabel Pendidikan (X5)

no. p17 p18 p19 p20 Jumlah

1 3 4 4 3 14

2 4 4 3 3 14

3 2 4 3 3 12

4 5 5 4 3 17

5 4 4 4 4 16

6 3 3 3 3 12

7 2 4 3 3 12

8 2 3 3 3 11

9 4 5 4 4 17

10 4 4 2 3 13

11 3 4 3 3 13

12 4 4 4 4 16

13 4 4 4 4 16

14 4 4 4 4 16

15 4 4 3 3 14

16 4 4 4 4 16

17 4 4 4 4 16

18 3 4 4 3 14

19 3 3 4 3 13

20 4 4 4 4 16

21 5 5 4 3 17

22 5 5 4 3 17

23 5 5 4 3 17

24 3 3 4 3 13

25 4 4 4 4 16

26 5 5 5 5 20

27 4 4 4 4 16


(17)

31 4 4 4 4 16

32 4 4 4 4 16

33 4 4 4 4 16

34 4 3 3 3 13

35 3 3 3 3 12

36 4 4 4 4 16

37 4 4 3 3 14

38 4 4 4 2 14

39 3 3 3 3 12

40 4 4 4 4 16

41 4 4 3 3 14

42 4 4 4 4 16

43 5 5 5 5 20

44 3 4 2 2 11

45 4 4 4 4 16

46 3 3 3 3 12

47 4 4 3 3 14

48 4 4 4 4 16

49 3 3 3 3 12

50 4 4 4 4 16

51 3 3 3 3 12

52 4 4 4 3 15

53 5 4 3 2 14

54 3 3 3 3 12

55 4 4 3 3 14

56 3 3 4 3 13

57 5 5 5 5 20

58 3 4 3 3 13

59 3 4 4 2 13

60 1 1 1 1 4

61 5 5 5 5 20

62 5 5 5 4 19

63 4 4 3 2 13

64 3 3 3 3 12

65 5 4 4 3 16

66 3 3 4 5 15

67 5 4 4 4 17

68 4 4 4 2 14

69 4 2 3 4 13

70 4 2 3 4 13


(18)

72 1 4 2 2 9

73 4 3 3 3 13

74 4 4 2 2 12

75 2 2 4 2 10

76 3 3 3 2 11

77 4 4 2 2 12

78 4 4 4 4 16

79 2 4 3 2 11

80 4 4 4 4 16

81 4 4 3 3 14

82 4 4 4 4 16

83 2 2 4 4 12

84 4 3 3 4 14

85 4 5 4 4 17

86 4 3 4 4 15

87 4 4 4 4 16

88 4 4 3 3 14

89 4 4 4 4 16

90 4 4 4 3 15

91 4 3 3 3 13

92 4 4 4 3 15

93 3 3 4 4 14

94 4 4 3 4 15

95 4 3 4 4 15

96 4 5 4 4 17

97 4 4 4 4 16

98 4 3 3 4 14

99 4 4 4 4 16

100 4 4 4 4 16

6.Variabel Kota Layak Huni (Y)

no. p21 p22 p23 p24 p25 jumlah

1 3 3 2 2 5 15

2 1 2 2 3 5 13

3 1 2 3 2 5 13

4 3 3 2 2 4 14

5 3 3 2 2 5 15


(19)

9 4 4 1 2 5 16

10 3 2 2 3 1 11

11 2 3 3 2 5 15

12 4 4 2 2 5 17

13 4 4 2 2 5 17

14 3 3 2 2 5 15

15 4 3 4 2 5 18

16 4 4 2 2 5 17

17 4 4 2 2 5 17

18 3 3 3 2 5 16

19 3 4 4 3 5 19

20 4 4 2 2 5 17

21 3 4 4 2 5 18

22 3 4 4 3 5 19

23 3 4 4 3 5 19

24 3 4 4 3 5 19

25 3 3 2 2 5 15

26 5 2 2 2 5 16

27 3 3 3 2 5 16

28 2 2 2 2 5 13

29 3 3 2 2 5 15

30 3 3 2 2 5 15

31 3 3 2 2 5 15

32 3 3 2 2 5 15

33 3 3 2 2 5 15

34 2 2 2 2 5 13

35 3 3 2 2 5 15

36 2 2 1 1 5 11

37 3 4 3 3 5 18

38 2 2 3 2 5 14

39 3 4 4 3 5 19

40 2 2 2 2 5 13

41 4 4 3 3 5 19

42 4 4 4 4 5 21

43 5 4 2 1 5 17

44 4 4 2 2 5 17

45 4 4 2 4 5 19

46 3 4 3 2 5 17

47 3 3 2 3 5 16

48 4 4 2 2 5 17


(20)

50 2 2 1 2 5 12

51 3 3 3 3 5 17

52 3 3 3 4 5 18

53 3 1 1 1 5 11

54 5 5 4 4 5 23

55 4 4 4 2 5 19

56 4 4 4 3 5 20

57 5 5 5 2 5 22

58 3 3 2 2 5 15

59 1 2 2 2 5 12

60 1 1 1 4 5 12

61 5 5 5 2 5 22

62 5 5 5 5 5 25

63 4 4 3 3 5 19

64 3 3 3 3 5 17

65 4 4 4 3 5 20

66 5 5 5 5 5 25

67 4 4 4 4 4 20

68 3 4 2 2 5 16

69 4 4 4 2 5 19

70 2 2 2 1 5 12

71 2 2 3 4 5 16

72 2 2 1 2 5 12

73 3 4 4 3 5 19

74 3 3 2 1 5 14

75 3 4 2 3 5 17

76 3 3 2 3 5 16

77 3 4 2 2 5 16

78 4 3 3 3 5 18

79 3 3 2 2 5 15

80 2 2 2 1 5 12

81 3 3 2 2 5 15

82 2 2 1 1 5 11

83 2 2 2 1 5 12

84 3 3 3 2 5 16

85 3 2 3 3 5 16

86 4 4 3 3 5 19

87 2 2 2 1 5 12

88 2 2 2 2 5 13


(21)

91 4 4 2 2 5 17

92 2 2 2 2 5 13

93 3 3 2 2 5 15

94 4 4 2 2 5 17

95 4 3 2 2 5 16

96 2 2 2 2 5 13

97 3 2 4 2 5 16

98 3 3 2 2 5 15

99 4 4 4 4 5 21


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2010. Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu

BadanPusatStatistikProvinsi Sumatera Utara. 2016. Medan dalam Angka. Denpasar

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara 2015

Budiharjo, Prof. Ir. Eko. 1999. Pendekatan Sistem Dalam Tata Ruang dan Pembangunan Daerah Untuk Meningkatkan Ketahanan Nasional. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Christy Vidiyanti, ItaRohainah, dan Nurfadhilah Aslim. “Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat”, Jurnal Mahasiswa Magister, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK)

Gina Nawangwulan dan Ridwan Sutriadi. “Kajian Ketercapaian Kota Layak Huni (Liveable City) Kota Balikpapan”, Jurnal Sekolah Arsitektur,

Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB

Marzuki, Drs. Mei, 2000. Metodologi Riset. cetakan ketujuh. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009) hal. 6

“Teori dan indikator pembangunan”, diakses dari

10.20 19/06/2016)


(23)

21/07/2016)


(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian tentang Analisis Indikator Pembangunan Kota Medan sebagai Kota Layak Huni ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor (1992: 21-22) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kota Medan. 3.3 Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dalam penilitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pembangunan adalah suatu perubahan, mewujudkan suatu kondisi

kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik dari kondisi sekarang, sedangkan pembangunan sebagai suatu pertumbuhan menunjukkan kemampuan suatu kelompok untuk terus berkembang, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dan merupakan sesuatu yang mutlak harus terjadi dalam pembangunan.


(25)

2. Liveable City adalah gambaran sebuah lingkungan dan suasana kota yang nyaman sebagai tempat tinggal dan sebagai tempat untuk beraktifitas yang dilihat dari berbagai aspek, baik aspek fisik (fasilitas perkotaan, prasarana, tata ruang) maupun aspek non-fisik (hubungan sosial, aktivitas ekonomi). 3.4 Skala Pengukuran Variabel

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:

Sangat setuju = 5 Setuju = 4

Netral = 3

Tidak setuju = 2 Sangat tidak setuju = 1

Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda.


(26)

3.5 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Kota Medan.

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi

Sugiyono (2011 : 90) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam suatu daerah tertentu yang telah ditetapkan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Kota Medan.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak dan dimana tiap unsur yang membentuk populasi diberi kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. (Sugiyono, 2011 : 93)

Dalam pengambilan sampel maka jumlahnya harus representatif sehingga hasilnya dapat digeneralisasi. Oleh karena itu, pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu :

� = � 1 +��2


(27)

Keterangan :

N = besar sampel

N = jumlah masyarakat Kota Medan

E = nilai kritis atau persen ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel. sampel yang masih dapat ditolerir (tolerance degree of error sampling) yaitu 10%

Dengan menggunakan rumus Slovin tersebut, maka : � = �

1 +��2

� = 2.210.624 1 + 2.210.624 (0,1)2 � = 99,99 (����������������� 100)

Dari perhitungan di atas, didapatkan 100 orang responden. Dimana diketahui jumlah penduduk kota medan pada tahun 2015 sebanyak 2.210.624 jiwa (BPS, 2015). Dengan mengikuti perhitungan diatas hasilnya adalah 99,99. Maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini digenapkan menjadi 100 orang responden.

Penentuan sampel dilakukan dengan cara Accidental Sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dan dipandang orang tersebut cocok dan dapat dijadikan sebagai sumber data (Sugiyono, 1999).


(28)

3.7 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah : 1. Data primer

Data primer, adalah data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya dan diolah sendiri oleh lembaga bersangkutan untuk dimanfaatkan (Ruslan, 2006:138). Data primer diperoleh dengan cara memberikan kuesioner kepada masyarakat yang bertempat tinggal di kota Medan.

2. Data sekunder

Data sekunder, adalah data peneitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu (Ruslan, 2006:138). Seperti data perusahaan, jurnal, buku-buku pendukung, penelusuran internet dan lainnya.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Kuisioner

Kuisioner berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan maksud untuk memperoleh data. Dengan metode kuisioner dapat diperoleh informasi lebih banyak dalam waktu yang relatif pendek dan dengan biaya yang lebih rendah.


(29)

2. Observasi

Metode observasi lebih spesifik daripada metode pengumpulan data lainnya, seperti wawancara atau kuisioner. Metode ini digunakan oleh peneliti jika penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala – gejala alam dan sebagainya. Metode observasi diperlukan untuk membantu responden untuk menjawab pertanyaan yang dirasanya kurang mampu dijawab sehingga responden mempersilakan peneliti untuk melihatnya sendiri.

3. Studi Kepustakaan

Dengan metode studi kepustakaan, peneliti mencatat dan mengumpulkan data atau literatur yang berkaitan dengan penelitian ini yang berasal dari buku – buku, artikel, tulisan – tulisan ilmiah, koran, jurnal, dan sebagainya.

3.9 Uji Validitas Dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data (Sinulingga, 2011:192). Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel dan SPSS.

Kriteria pengambilan keputusan adalah :

1. Jika r hitung > r tabel , maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid 2. Jika r hitung < r tabel,maka pertanyaan tersebut tidak dinyatakan valid


(30)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali dan Koncoro (dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179) butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Menurut Ghozali jika nilai Cronbach's Alpha> 0.60 maka pertanyaan reliabel. 2. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach's Alpha> 0.80 makapertanyaan reliabel. 3.10 Metode Analisis Data

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Menurut Sinulingga (2011:241), menyatakan definisi metode deskriptif ialah suatu teknik analisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan situasi objek penelitian apa adanya tanpa bermaksud mengambil kesimpulan tertentu berdasarkan semua data yang telah terkumpul.

3.10.2 Analisis Linear Berganda

Analisis berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (X) yang terdiri dari kondisi RTH (X1), transportasi(X2) ,

lingkungan(X3), kesehatan(X4), dan pendidikan(X5) terhadap variabel dependen

(Y) yaitu kota yang layak huni.

Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah :

Y’ = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+b5X5+e

Keterangan:

Y’ = Kota layak huni a = Intercept


(31)

b2 =Koefisien regresi transportasi

X2 = Transportasi

b3 =Koefisien regresi lingkungan

X3 = Lingkungan

b4 =Koefisien regresi kesehatan

X4 =Kesehatan

b5 =Koefisien regresi pendidikan

X5 =Pendidikan

e = standard error

3.10.3 Pengajuan Asumsi Klasik 3.10.3.1 Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah situasi dimana terdapat korelasi atau hubungan linier antar variabel – variabel bebas satu sama lain sehingga variabel – variabel bebas tersebut tidak bersifat ortogonal. Variabel – variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi di antara sesamanya sama dengan nol. Tujuan uji multikolinieritas adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel – variabel bebasnya. Jika terjadi korelasi antar variabel bebas berarti variabel tersebut tidak ortogonal.

Dasar pengambilan keputusan uji multikolonieritas :

Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,01 maka terjadi multikolonieritas. Jika nilai VIF > 10 atau nilai tolerance < 0,01 maka tidak terjadi multikolonieritas


(32)

3.10.3.2 Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas model regresi yang baik adalah Homokedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Heteroskedastisitas dalam penelitian ini deteksi dengan menggunakan analisis grafik dan varian tak bersyarat. Analisis grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya). Dasar pengambilan keputusan untuk Heteroskedastisitas dengan analisis grafik, jika tidak terjadi Heteroskedastisitas. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang terbentuk (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas.

3.10.4 Pengujian Hipotesis

3.10.4.1 Uji Serentak/Simultan (Uji F)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, digunakan statistik F (uji F). Jika Fhitung <Ftabel, maka Ho diterima atau Ha ditolak,

sedamgkan Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikan

dibawah 0,005 maka Hoditolak dan Ha diterima.

Model hipotesis yang digunakan dalam uji F hitung ini adalah:

H0 : b1, b2, b3, b4, b5 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang


(33)

berupa RTH ( Ruang Terbuka Hijau), transportasi, lingkungan, kesehatan dan pendidikan terhadap kota yang layak huni (Y).

H0 : b1, b2, b3, b4, b5 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang

positif dari variabel independen (X1,X2,X3,X4, danX5) yaitu

berupa RTH ( Ruang Terbuka Hijau), transportasi, lingkungan, kesehatan dan pendidikan terhadap kota yang layak huni (Y).

Nilai Fhitung dapat diperoleh dangan menggunakan software SPSS. Selanjutnya

nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel dengan tingkat

kesalahan (α=5%) dan derajat kebebasan (df) = (n-k), (k-1). Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

H0 diterima jika Fhitung< Ftabelpada α = 5%

H0 ditolak jika Fhitung> Ftabelpada α = 5%

3.10.4.2 Uji Parsial (Uji-t)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik t (uji-t).Jika thitung< ttabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak,

sedangkan jika thitung> ttabel, maka H0 ditolak atau Ha diterima. Jika tingkat

signifikan dibawah 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Uji-t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh antara variabel X dan Y, apakah RTH (Ruang Terbuka Hijau) (X1), transportasi (X2), lingkungan

(X3), kesehatan (X4), pendidikan (X5), terhadap kota yang layak huni (Y) secara


(34)

variabel dependen dapat dilihat dari probabilitas variabel independen dibandingkan dengan tingkat kesalahannya (α). Jika probabilitas variabel independen lebih besar dari tingkat kesalahannya (α) maka variabel independen tidak berpengaruh, tetapi jika probabilitas variabel independen lebih kecil dari tingkat kesalahannya (α) maka variabel independen tersebut berpengaruh terhadap variabel dependen.

Model pengujiannya adalah: Ho : bi = 0

Artinya variabel independen yaitu berupa RTH, transportasi, lingkungan, kesehatan dan pendidikan, secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap kota yang layak huni (Y).

Ho : bi ≠ 0

Artinya variabel independen yaitu berupa RTH, transposrtasi, lingkungan, kesehatan dan pendidikan, secara parsial berpengaruh positif terhadap kota yang layak huni.

Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima jika thitung < ttabel pada a=5%

Ho ditolak jika thitung > ttabel pada a=5%

3.11 Pengolahan Data

Pengolahan data menggunakan program SPSS untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini.


(35)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Kondisi dan Letak Geografis

Kota Medan memiliki luas 265,10 km2 (10,240 mil²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainnya, Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Kecamatan Medan Kota merupakan bagian dari wilayah pemerintahan kota medan. Tipe kecamatan Medan Kota adalah kecamatan di bidang jasa/perdagangan dan pariwisata. secara ekonomi merupakan bagian dari wilayah pusat perekonomian masyarakat perkotaan dan sebagian pemukiman penduduk. secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Batas Wilayah kota Medan

Sumber : SKPD Medan Kota 2015

Utara Berbatasan dengan Medan Area/Kec. Medan Timur Selatan Berbatasan dengan Kec.

Medan Amplas Barat Berbatasan dengan Kec.

Medan Denai/Kec. Medan Area

Timur Berbatasan dengan Medan Maimun


(36)

4.1.2 Kepadatan Penduduk

Provinsi Sumatera Utara memiliki luas wilayah 71.680,68 km2. Pada tahun 2015 jumlah penduduk untuk wilayah Sumatera Utara mencapai 13.937.797 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 191 jiwa/km2. Berdasarkan Tabel 3, wilayah terluas di Provinsi Sumatera Utara berada di Kota Medan sebesar 265,00 km2, dengan jumlah penduduk 2.210.624 jiwa.

Tabel 4.2

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Provinsi Sumatera Utara 2015

Kabupaten/Kota Luas Wilayah (Km2)

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) Kabupaten

Nias 1.842,51 136.115 74

Mandailing Natal 6.134,00 430.894 70

Tapanuli Selatan 6.030,47 275.098 46

Tapanuli Tengah 2.188,00 350.017 160

Tapanuli Utara 3.791,64 293.399 77

Toba Samosir 2.328,89 179.704 77

Labuhanbatu 2.156,02 462.191 214

Asahan 3.702,21 706.283 191

Simalungun 4.369,00 849.405 194

Dairi 1.927,80 279.090 145

Karo 2.127,00 389.591 183

Deli Serdang 2.241,68 2.029.308 905

Langkat 6.262,00 1.013385 162

Nias Selatan 1.825,20 308.281 169

Humbang Hasundutan 2.335,33 182.991 78

Pakpak Bharat 1.218,30 45.516 37

Samosir 2.069,05 123.789 60

Serdang Bedagai 1.900,22 608.691 320

Batu bara 922,20 400.803 435

Padang Lawas Utara 3.918,05 252.589 64

Padang Lawas 3.892,74 258.003 66

Labuhanbatu Selatan 3.596,00 313.884 87

Labuhanbatu Utara 3.570,98 351.097 98


(37)

Sibolga 41,31 86.519 2.094

Tanjungbalai 107,83 167.012 1.549

Pematangsiantar 55,66 247.411 4.445

Tebing Tinggi 31,00 156.815 5.059

Medan 265,00 2.210.624 8.342

Binjai 59,19 264.687 4.472

Padangsidempuan 114,66 209.796 1.830

Gunungsitoli 280,78 135.995 484

Sumatera Utara 72981,23 13.937.797 191

Sumber: Sumatera Utara Dalam Angka, Badan Pusat Statsitik Provinsi Sumatera Utara, 2015

Perkembangan penduduk untuk wilayah Sumatera Utara dapat dilihat dari jumlah penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin. Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk tertinggi untuk wilayah Sumatera Utara terdapat pada jenis kelamin perempuan sebesar 6.983.245 jiwa, sedangkan jumlah laki-laki sebesar 6.954.552 jiwa. Jumlah penduduk tertinggi berada pada golongan umur 0-4 tahun sebesar 1.566.036 jiwa dengan jumlah laki-laki sebesar 796.736 jiwa dan perempuan 769.300 jiwa. Sedangkan untuk jumlah penduduk terendah terdapat pada golongan umur 60-64 tahun sebesar 384.925 jiwa dengan jumlah laki-laki 186.921 jiwa dan perempuan 198.004 jiwa.

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Golongan Umur (Tahun) Laki-Laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Jumlah (Jiwa)

0 – 4 796.736 769.300 1.566.036

5 – 9 771.553 734.945 1.506.498

10 – 14 712.198 679.119 1.391.317

15 – 19 675.985 650.791 1.326.776

20 – 24 606.961 597.387 1.204.348

25 – 29 549.959 547.190 1.097.149

30 – 34 513.823 520.761 1.034.584

35 – 39 477.696 485.988 963.684

40 – 44 434.197 444.778 878.975

45 – 49 385.418 402.414 787.832

50 – 54 332.232 350.434 682.666


(38)

60 – 64 186.921 198.004 384.925

65+ 240.805 319.632 560.437

Jumlah/Total 6.954.552 6.983.245 1.3937.797

Sumber: Badan Pusat Statsitik Provinsi Sumatera Utara, 2015 4.1.3 Transportasi

Kota Medan memiliki 3 jenis transportasi, yaitu darat, laut dan udara. untuk di darat Medan memiliki angkutan umum yang biasa disebut dengan sudako. dimana terminal sudako tersebut terbagi atas 3 terminal, yaitu terminal sambu, pinang baris, dan amplas. selain itu transportasi darat lainnya adalah kereta api. Kereta api menghubungkan Medan dengan Tanjungpura di sebelah barat laut, Belawan di sebelah utara, dan Binjai-Tebing Tinggi-Pematang Siantar dan Tebing Tinggi-Kisaran, Tanjung balai-Rantau Prapat di tenggara. Jalan Tol Belmera menghubungkan Medan dengan Belawan dan Tanjung Morawa. Pada akhir tahun 2015, sistem Bus Rapid Transit Trans Mebidang telah beroperasi di kota Medan, kota Binjai, dan kabupaten Deli Sedang. Transportasi lainnya yang berada di kota Medan yaitu transpostasi laut. Dimana pelabuhan Belawan terletak di bagian utara kota. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan Indonesia tersibuk di luar pulau Jawa. Layanan kapal feri menghubungkan Belawan dengan Penang di Malaysia. selain itu Medan juga mempunyai transportasi udara berupa Bandar Udara Internasional Polonia yang terletak tepat di jantung kota, dahulunya menghubungkan Medan dengan kota-kota besar lainnya di dalam dan di luar Indonesia. Operasional Polonia dihentikan dan dipindahkan ke Bandar Udara Internasional Kuala Namu di Kuala Namu, Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang yang menghubungkan Medan dan sekitarnya dengan kota-kota seperti Bandung,


(39)

4.1.4 Kesehatan

Kegiatan kesehatan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di

kecamatan Medan Kota di dukung oleh potensi fasilitas sarana kesehatan sebagai berikut :

Tabel 4.4

Jumlah Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta Menurut Kecamatan Tahun 2011-2013

Kecamatan 2011 2012 2013

Medan Tuntungan 3 5 6

Medan Johor 2 3 2

Medan Amplas 1 - -

Medan Denai 2 3 3

Medan Area 3 4 6

Medan Kota 8 7 6

Medan Maimun 2 2 3

Medan Polonia 3 2 3

Medan Baru 6 6 5

Medan Selayang 4 3 3

Medan Sunggal 1 3 4

Medan Helvetia 3 3 4

Medan Petisah 8 8 9

Medan Barat 7 6 3

Medan Timur 5 5 8

Medan Perjuangan 1 1 -

Medan Tembung 5 4 4

Medan Deli 4 3 2

Medan Labuhan 2 3 2

Medan Marelan 2 2 1

Medan Belawan 3 3 2

Jumlah 75 76 76


(40)

4.1.5 Pendidikan

Kegiatan dalam meningkatkan pendidikan masyarakat di kecamatan Medan Kota di dukung oleh potensi fasilitas sarana pendidikan sebagai berikut :

Tabel 4.5

Jumlah Sarana Pendidikan

Sarana Pendidikan Jumlah Satuan

PAUD 3 unit

TK 18 unit

SD Negeri/Swasta 45 unit

SLTP Negeri/Swasta 26 unit

SLTA Negeri/Swasta 22 unit

SLTA Kejuruan Negeri/Swasta 11 unit Perguruan Tinggi

Negeri/Swasta

9 unit

Jumlah 134 unit

Sumber: SKPD Medan Kota 2015

Dari data sarana pendidikan diatas, kecamatan Medan Kota telah memenuhi kebutuhan masyarakat pada semua jenjang pendidikan.

4.2 Hasil Penelitian

Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang. Responden merupakan penduduk yang bertempat tinggal di kota medan. Hasil penelitian didapatkan melalui pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner. Data dimaksud meliputi karakteristik responden dan apa saja indikator kota yang layak huni di Kota Medan.

4.2.1 Data Karakteristik Responden

Dari hasil pengumpulan data melalui kuisioner yang dijawab atau diisi responden, diperoleh gambaran karakteristik responden meliputi data tentang


(41)

4.2.2 Karakteristik Berdasarkan Umur

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 responden diperoleh data distribusi karakteristik responden berdasarkan umur yang akan disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6

Data Karakteristik Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah

Responden

Persentase (%)

1 20 s/d 29 tahun 32 32

2 30 s/d 39 tahun 30 30

3 40 s/d 49 tahun 20 20

4 50 s/d 59 tahun 12 12

5 60 s/d 69 tahun 6 6

Total 100 100

Sumber: Data diolah

Sesuai data pada tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa kelompok umur responden berumur 20-29 tahun sebanyak 32 orang atau 32% dan berumur 60-69 tahun sebanyak orang atau 6 % ( usia tidak produktif). Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya masyarakat di daerah Kota Medan berada pada usia berkisar antara 20-29 tahun yaitu sebanyak 32 responden.

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Hasil penelitian terhadap 100 responden diperoleh distribusi data karakteristik responden berdasarkan data pendidikan yang didapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)

1 SMA/Sederajat 12 12

2 D3/S1 67 67


(42)

Total 100 100 Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berpendidikan D3/S1 sebanyak 67 orang atau 67% dan diikuti yang berpendidikan S2 sebanyak 21 orang atau 21%. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat yang bertempat tinggal di Kota Medan berada pada tingkat pendidikan yang relatif tinggi. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan masyarakat yang dominan pada tingkat D3/S1.

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian 100 orang masyarakat Kota Medan yang menjadi sampel penelitian, maka diperoleh data tentang pendidikan responden yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No Pendidikan Jumlah

Resonden (Orang)

Persentase (%)

1 Pelajar/Mahasiswa 20 20

2 Pegawai Swasta 17 17

3 PNS/BUMN 45 45

4 Wiraswasta 16 16

5 Ibu Rumah Tangga 2 2

Jumlah 100 100 %

Sumber: Data diolah

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang paling banyak bertempat tinggal di Kota Medan paling banyak berprofesi PNS/BUMN yaitu 45 orang atau 45%. Kemudian yang berprofesi sebagai Mahasiswa sebanyak 20 orang atau 20%.


(43)

4.3 Hasil Pengolahan Data

4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Nilai r tabel dengan ketentuan N = 100 dan tingkat signifikansi sebesar 5% , maka angka yang diperoleh = 0.195. Tabel 4.9 merupakan hasil pengolahan dari survei yang telah dilakukan kepada 100 responden.

Tabel 4.9 Uji Validitas

No. Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

1 P1 0,761 0,195 Valid

2 P2 0,675 0,195 Valid

3 P3 0,691 0,195 Valid

4 P4 0,762 0,195 Valid

5 P5 0,519 0,195 Valid

6 P6 0,486 0,195 Valid

7 P7 0,432 0,195 Valid

8 P8 0,499 0,195 Valid

9 P9 0,697 0,195 Valid

10 P10 0,564 0,195 Valid

11 P11 0,754 0,195 Valid

12 P12 0,723 0,195 Valid

13 P13 0,528 0,195 Valid

14 P14 0,435 0,195 Valid

15 P15 0,496 0,195 Valid

16 P16 0,590 0,195 Valid

17 P17 0,454 0,195 Valid

18 P18 0,340 0,195 Valid

19 P19 0,426 0,195 Valid

20 P20 0,288 0,195 Valid

21 P21 0,694 0,195 Valid

22 P22 0,563 0,195 Valid

23 P23 0,494 0,195 Valid

24 P24 0,293 0,195 Valid

25 P25 0,007 0,195 Tidak Valid


(44)

Dari tabel diatas maka dapat dilihat terdapat pertanyaan yang tidak valid.Dikatakan tidak valid karena r-hitung < r-tabel, dimana nilai r-tabel yaitu 0,195. Adapun pertanyaan yang tidak valid terdiri dari pertanyaan (25) dengan nilai r-hitung < r-tabel yaitu (0,007) < (0,195).

Maka perlu dilakukan pengujian ulang sehingga diperoleh hasil yang valid, dengan membuang pertanyaan-pertanyaan yang tidak valid sebagai indikator dalam penelitian. Sehingga diperoleh hasil pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai r-hitung > r-tabel (0,195), maka dapat dikatakan bahwa indikator yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan valid.

Tabel 4.10 Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha N of Items

.920 25

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.10 pada 25 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa koefisien alpha (Cronbach's Alpha) adalah sebesar 0,920 ini berarti 0,920> 0,60 dan 0,920> 0,80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

4.3.2 Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun hasil estimasi yang dilakukan sebagai berikut:


(45)

Tabel 4.11

Hasil Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 9.365 1.680 5.575 .000

X1 .110 .068 .154 1.622 .108

X2 .251 .092 .302 2.713 .008

X3 .287 .130 .268 2.203 .030

X4 .287 .130 .268 2.203 .030

X5 -.052 .135 -.043 -.386 .700

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil regresi sebagai berikut: Y= 9,365 + 0,110X1 + 0,251X2 + 0,287X3 + 0,287X4 – 0,052X5

Berdasarkan model regresi diatas maka dapat dilihat bahwa nilai variabel RTH (X1) berpengaruh positif terhadap kota yang layak huni (Y), variabel transportasi (X2) berpengaruh positif terhadap kota yang layak huni(Y), variabel lingkungan(X3) berpengaruh positif terhadap kota yang layak huni(Y), variabel kesehatan(X4) berpengaruh positif terhadap kota yang layak huni (Y), variabel pendidikan(X5) berpengaruh negatif terhadap kota yang layak huni.

4.3.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.3.1 Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah keadaan dimana variabel independen dalam persamaan regresi punya korelasi (hubungan) yang erat satu sama lain. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai variabel VIF ( variance inflation factor) dan nilai tolerance 5%. Dasar pengambilan keputusan uji multikolinieritas:


(46)

- Jika nilai VIF <5 atau nilai tolerance > 0,1 maka tidak terjadi multikolonieritas.

Table 4.12 Uji Multikolinieritas

Collinearity Statistics Tolerance VIF

.815 1.227

.597 1.676

.497 2.010

.605 1.652

.815 1.227

Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: variabel RTH memiliki nilai VIF sebesar 1,227<5 dan nilai tolerance sebesar 0,815> 0,01 dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas. Variabel transportasi memiliki nilai VIF sebesar 1,676<5 dan nilai tolerance sebesar 0,597> 0,01 dinyatakan tidak terjadi multikolineritas. Variabel lingkungan memiliki nilai VIF sebesar 2,010<5 dan nilai tolerance sebesar 0,497> 0,01 dinyatakan tidak terjadi multikolineritas.Variabel kesehatan memiliki nilai VIF sebesar 1,652<5 dan nilai tolerance sebesar 0,605>0,01 dinyatakan tidak terjadi multikolineritas. Variabel pendidikan memiliki nilai VIF sebesar 1,227<5 dan nilai tolerance sebesar 0,815>0,01 dinyatakan tidak terjadi multikolineritas.

4.3.3.2Heteroskedastisitas

Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas yang dilakukan adalah uji Glejser dengan meregres


(47)

Table 4.13 Uji Heterokedastisitas

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 9.365 1.680 5.575 .000

X1 .307 .092 .408 3.325 .001

X2 .085 .065 .119 1.309 .194

X3 .018 .112 .022 .164 .870

X4 .319 .124 .298 2.565 .012

X5 -.126 .130 -.103 -.967 .336

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa RTH (X1) sebesar 0,001 artinya terjadi heteroskedastisitas pada variabel kondisi objek wisata. Transportasi(X2) sebesar 0,194 artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel transportasi, variabel lingkungan(X3) sebesar 0,870 artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel lingkungan, variabel kesehatan(X4) sebesar 0.012 artinya tidak terjadi heterokedastisitas pada variabel kesehatan, variabel pendidikan (X5) sebesar 0,336 artinya tidak terjadi heterokedastisitas pada variabel pendidikan.

4.3.4 Pengujian Hipotesis 4.3.4.1 Uji F ( Simultan)

Uji f digunakan untuk melihat secara simultan (bersama-sama) apakah ada pengaruh dari variabel bebas. Adapun hasil estimasi sebagai berikut:

Tabel 4.14 Uji F

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 323.805 5 64.761 11.158 .000a

Residual 545.585 94 5.804


(48)

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X4, X2, X1, X3

Berdasarkan hasil estimasi maka dapat disimpulkan bahwa variabel RTH(X1), transportasi(X2), lingkungan(X3), kesehatan(X4), dan pendidikan(X5) secara bersamaan berpengaruh terhadap kota yang layak huni pada tingkat kepercayaan 95% atau dengan alpha 5%. Hal ini dapat dilihat dari nilai sig sebesar 0,000<0,05.

4.3.4.2 Uji t (Parsial)

Uji parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara masing-masing. Dimana uji parsial akan dapat menerangkan nilai X1 terhadap Y, nilai X2 terhadap Y, nilai X3 terhadap Y, nilai X4 terhadap Y, dan nilai X5 terhadap Y dengan tingkat kepercayaan 0,05 atau dengan alpha 5%.

Tabel 4.15 Uji Parsial Variabel

Koefisien

t-hitung t-tabel prob Keterangan X1(RTH) 0,307 3,325 1,985 0,001 Signifikan X2(Transportasi) 0,085 1,309 1,985 0,194 Tidak Signifikan X3(Lingkungan) 0,018 0,164 1,985 0,870 Tidak Signifikan

X4(Kesehatan) 0,319 2,565 1,985 0,012 Signifikan X5(Pendidikan) -0,126 -0,967 1,985 0,336 Tidak Signifikan

Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut: variabel RTH tidak berpengaruh signifikan secara positif terhadap kota yang layak huni, dengan nilai t-hitung > t-tabel yaitu 3,325>1,985 dengan nilai


(49)

belum maksimalnya jumlah RTH yang ada dikota Medan. Menurut UU Tata Ruang No.26 tahun 2007 telah mengamanatkan bahwa perkotaan harus memiliki luas RTH (Ruang Terbuka Hijau) sedikitnya 30% dari wilayah perkotaan untuk pengamanan kawasan lindung perkotaan, pengendalian pencemaran, dan kerusakan tanah, air dan udara. Sedangkan RTH yang ada di kota Medan masih 10% (koran sindo 2016), sehingga mengakibatkan RTH di kota Medan belum berpengaruh terhadap indikator kota layak huni.

Variabel transportasi berpengaruh tidak signifikan secara positif terhadap kota yang layak huni, dengan nilai t-hitung > t-tabel yaitu 1,309>1,985 dengan nilai signifikan sebesar 0,870 > 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan transportasi sebanyak 1% maka hal ini akan mempengaruhi peningkatan kota layak huni sebesar 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kualitas transportasi maka peningkatan kota yang layak huni akan semakin tinggi.

Variabel lingkungan tidak berpengaruh signifikan secara positif terhadap kota yang layak huni, dengan nilai t-hitung < t-tabel yaitu 0,164<1,985 dengan nilai signifikan sebesar 0,870>0,05 pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan lingkungan sebanyak 1% maka hal ini belum akan mempengaruhi peningkatan kota layak huni sebesar 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kualitas lingkungan maka peningkatan kota yang layak huni belum tentu akan semakin tinggi.

Variabel kesehatan berpengaruh signifikan secara positif terhadap kota yang layak huni, dengan nilai t-hitung > t-tabel yaitu 2,565>1,985 dengan nilai


(50)

signifikan sebesar 0,012<0,05 pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan kesehatan sebanyak 1% maka hal ini akan mempengaruhi peningkatan kota layak huni sebesar 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kualitas kesehatan maka peningkatan kota yang layak huni tentu akan semakin tinggi.

Variabel pendidikan tidak berpengaruh signifikan secara negatif terhadap kota yang layak huni, dengan nilai t-hitung < t-tabel yaitu -0,967>1,985 dengan nilai signifikan sebesar 0,336<0,05 pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan pendidikan sebanyak 1% maka hal ini belum tentu akan mempengaruhi peningkatan kota layak huni sebesar 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kualitas pendidikan maka peningkatan kota yang layak huni belum tentu akan semakin tinggi.


(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kondisi Ruang Terbuka Hijau (RTH) tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kota yang layak huni. Naiknya kualitas RTH belum tentu akan meningkatkan kota Medan sebagai kota layak huni dikarenakan RTH yang ada di kota Medan masih sangat sedikit yakni sekitar 10%.

2. Kondisi transportasi memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kota yang layak huni. Naiknya kualitas transportasi akan meningkatkan kota Medan sebagai kota yang layak huni.

3. Kondisi lingkungan memiliki pengaruh positif tidak signifikan terhadap kota yang layak huni. Naiknya kualitas lingkungan akan meningkatkan kota Medan sebagai kota yang layak huni.

4. Kondisi kesehatan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kota yang layak huni. Naiknya kualitas kesehatan akan meningkatkan kota Medan menjadi kota yang layak huni.

5. Kondisi pendidikan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kota yang layak huni. Naiknya kualitas pendidikan belum tentu meningkatkan kualitas kota Medan sebagai kota yang layak huni.


(52)

5.2Saran

1. Pemerintah kota Medan harus lebih memperbanyak jumlah Ruang Terbuka Hijau yang ada di kota Medan, yaitu dengan membuka lahan hijau seperti hutan kota yang dapat di tanami dengan berbagai pohon seperti mahoni, beringin dan lain-lain.

2. Pemerintah kota Medan harus lebih meningkatkan kualitas transportasi di kota Medan agar dapat mempermudah masyarakat melakukan aktivitas sehari-hari. Yaitu dengan cara menambah armada bus trans mebidang, memperbaiki halte-halte sesuai dengan kegunaannya, dan meningkatkan pemakaian angkutan umum daripada angkutan pribadi guna mengurangi kemacetan.

3. Masyarakat kota Medan harus menjaga dan mencerminkan masyarakat yang peduli akan lingkungan kota yang bersih dan layak huni,yaitu dengan membuang sampah pada tempatnya, membersihkan area selokan guna mengurangi luapan air agar tidak terjadi banjir.

4. Pemerintah kota Medan harus lebih peduli dalam masalah kesehatan baik dalam fasilitas dan pelayanan agar kesehatan masyarakat kota Medan lebih terjamin.

5. Pemerintah kota Medan harus lebih meningkatkan lagi kualitas pendidikan kota Medan, yaitu dengan menambahkan fasilitas-fasilitas seperti ruang kelas, perpustakaan, kelengkapan alat belajar mengajar seperti papan tulis, buku, proyektor, dan sebagainya baik di setiap unit sekolah maupun perguruan tinggi. serta menambah staff pengajar.


(53)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Kota

Menurut Bintarto (1987), “kota dalam tinjauan geografi adalah suatu bentang budaya yang di timbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami. Dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar, dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya”. Dalam perkembangannya, konsep-konsep kota paling tidak dapat dilihat dari 4 sudut pandang, yaitu segi fisik, administratif, sosial dan fungsional. Kota dalam tinjauan fisik atau morfologi menekankan pada bentuk-bentuk kenampakan fisikal dari lingkungan kota. Sedangkan menurut John Brickerhoff Jackson (1984), bahwa “kota adalah suatu tempat tinggal manusia yang merupakan manifestasi dari perencanaan dan perancangan yang dipenuhi oleh berbagai unsur seperti bangunan, jalan dan ruang terbuka hijau”. Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh sistem sosial, seperti politik, ekonomi, infrastuktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan dan budaya (Alexander 1994).

2.1.2 Pengertian Pembangunan

Pada umumnya pembangunan diartikan sebagai upaya meningkatkan kapasitas produksi untuk mencapai total output yang lebih besar dari kesejahteraan yang lebih tinggi bagi seluruh rakyat. Pembangunan merupakan tuntutan bagi masyarakat untuk mencapai kemajuan, karena penduduk makin


(54)

bertambah besar jumlahnya, maka kebutuhannya pun bertambah jumlahnya, jenisnya, dan kualitasnya, seiring dengan perkembangan kemajuan peradaban manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Pendekatan pembangunan yang dilakukan dapat secara mikro, tetapi dapat pula secara makro. Pendekatan secara makro adalah melihat secara besar, yaitu menekankan pada agregat pendapatan, investasi, inflasi, peredaran uang dan kebijakan moneter (keuangan), kebijakan fiskal (perpajakan), dan perdagangan luar negeri. Sedangkan pendekatan mikro membahas berbagai masalah yang lebih kecil skopnya, misalnya permintaan dan penawaran individual, biaya produksi dan harga pasar atau perilaku seseorang atau suatu perusahaan. Ada pula pendekatan pembangunan yang menekankan pada kegiatan yang dilakukan secara sektoral misalnya sektor pertanian, perindustrian, pertambangan, konstruksi/bangunan, perdagangan, transportasi, pendidikan, kesehatan, pariwisata dan lainnya (Adisasmita, 2010). Lebih berkembang lagi, pendekatan pembangunan memberikan penekanan pada kegiatan pembangunan yang dilaksanakan pada lingkup regional (pada wilayah provinsi atau kabupaten). Lebih maju lagi yaitu memfokuskan pada unit perencanaan atau ruang pembangunan yang lebih terfokuskan pada lokasi tertentu atau lebih sempit lagi, yaitu pada lokasi di mana kegiatan yang dimaksudkan akan diletakkan, maka diterapkanlah pendekatan spasial (tata ruang), misalnya Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten/Kota (RUTRK), Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), tata ruang pedesaan, tata ruang transportasi, dan lainnya.


(55)

Pembangunan yang menerapkan pendekatan kawasan dilihat dari segi luas wilayah perencanaannya mungkin saja lebih kecil dan mungkin pula lebih besar dari suatu wilayah kabupaten, tetapi harus memiliki fungsi tertentu, dengan demikian diharapkan tingkat keberhasilan dalam pencapaian sasaran pembangunannya akan lebih tinggi, karena fungsinya tertentu maka sasaran dan tujuan pembangunannya relatif lebih terfokus. Dari segi konsep pembangunan wilayah (regional development concept), pendekatan kawasan dan pembangunan kawasan telah diterapkan secara luas. Sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia dengan urutan terbesar ketiga, setelah Kota Jakarta dan Surabaya, Kota medan bisa menjadi kota teladan bagi kota-kota lainnya. Kota Medan sesungguhnya telah memiliki ketersediaan infrastruktur dan utilitas kota yang semakin memadai. Namun harus diakui juga, pemanfaatannya masih harus ditingkatkan guna mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat.

Setidaknya ada tujuh variabel utama dalam penentuan daftar indeks kota ternyaman (Most Liveable City index), yakni fisik kota, kualitas lingkungan, transportasi, aksesibilitas, fasilitas, utilitas, ekonomi dan sosial. Berpedoman pada tujuh variabel itulah Ikatan Ahli Perencana Indonesia (IAP) menetapkan 25 kriteria penentuan sebuah kota yang layak mendapat predikat Liveable City. Ke-25 kriteria tersebut antara lain kualitas penataan kota, jumlah ruang terbuka, perlindungan bangunan bersejarah, kualitas kebersihan lingkungan, tingkat pencemaran lingkungan, ketersediaan angkutan umum, kualitas kondisi jalan, dan kualitas fasilitas pejalan kaki. Kriteria lainnya adalah ketersediaan fasilitas kesehatan, ketersediaan fasilitas pendidikan, ketersediaan fasilitas rekreasi,


(56)

ketersediaan energi listrik, ketersediaan air bersih, dan kualitas air bersih. Kriteria berikutnya adalah kualitas jaringan telekomunikasi, interaksi hubungan antar penduduk, informasi pelayanan publik, dan ketetsediaan fasilitas kaum difabel.

Portes mendefenisikan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. sedangkan Ginanjar Kartasamita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”. Pada awal pemikiran tentang pembangunan sering ditemukan adanya pemikiran yang mengidentifikasikan pembangunan dengan perkembangan, pembangunan dengan modernisasi dan industrialisai, bahkan pembangunan dengan westernisasi.seluruh pemikiran tersebut didasarkan pada aspek perubahan, dimana pembangunan, perkembangan, dan modernisasi serta industrialisasi, secara keseluruhan mengandung unsur perubahan. Namun begitu, keempat hal tersebut mempunyai perbedaan yang cukup prinsipil, karena masing-masing mempunyai latar belakang, azas dan hakikat yang berbeda serta prinsip kontinuitas yang berbeda pula, meskipun semuanya merupakan bentuk yang merefleksikan perubahan (Riyandi dan Bratakusumah, 2005). Transformasi dalam struktur ekonomi, misalnya dapat dilihat melalui peningkatan atau pertumbuhan produksi yang cepat di sektor industri dan jasa, sehingga kontribusinya terhadap pendapatan nasional semakin besar. Sebaliknya, kontribusi sektor pertanian akan menjadi semakin kecil dan berbanding terbalik dengan pertumbuhan imdustrialisasi dan modernisasi ekonomi. Transformasi sosial dapat dilihat


(57)

melalui pendistribusian kemakmuran melalui pemerataan memperoleh akses terhadap sumber daya sosial-ekonomi, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, air bersih, fasilitas rekreasi, dan partisipasi dalam proses pembuatan keputusan politik. Sedangkan transformasi budaya sering dikaitkan, disamping adanya perubahan dan spiritualisme ke materialisme/sekularisme. Pergeseran dari penilaian yang tinggi kepada penguasaan materi, dari kelembagaan tradisional menjadi organisasi modern dan nasional. Dengan demikian, proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik, yang berlangsung pada level makro (nasional) dan mikro (community/group). Maka penting dari pembangunan adalah adanya kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi.

2.1.3 Indikator Pembangunan

Penggunaan indikator dan variable pembangunan bisa berbeda-beda untuk setiap negara. Di negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa, layanan kesehatan pedesaan dan harga makanan pokok yang rebdah. Sebaliknya, di negara-negara yang telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut, indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor-faktor sekunder dan tersier (Tikcson,2005). Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga internasional antara lain pendapatan per kapita (GNP atau PDB), struktur perekonomian, urbanisasi, dan jumlah tabungan. Di samping itu terdapat pula dua indikator lainnya yang menunjukkan kemajuan pembangunan sosial ekonomi suatu bangsa atau daerah yaitu Indeks Kualitas Hidup (IKH atau PQLI) dan


(58)

Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Berikut ini akan disajikan ringkasan Deddy T. Tikson (2005) terhadap kelima indikator tersebut :

1. Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita baik dalam ukuran GNP maupun PDB merupakan salah satu indikator makro-ekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif makroekonomi, indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.

2. Struktur Ekonomi

Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan per kapita, kontribusi sektor manufaktur/industri dan jasa terhadap pendapatan nasional akan meningkat terus. Perkembangan sektor industri dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang-barang industri, yang akan diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja. Di lain pihak, kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan nasional akan semakin menurun.

3. Urbanisasi

Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Urbanisasi dikatakan tidak terjadi apabila pertumbuhan penduduk di wilayah urban sama dengan nol.


(59)

4. Angka Tabungan

Perkembangan sektor manufaktur/industri selama tahap industrialisasi memerlukan investasi dan modal. Finansial capital merupakan faktor utama dalam sebuah masyarakat, sebagaimana terjadi di Inggris pada umumnya Eropa pada awal pertumbuhan kapitalisme yang disusul oleh revolusi industri. Dalam masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun pemerintah.

5. Indeks Kualitas Hidup

IKH atau Physical Qualty of Life Index (PQLI) digunakan untuk mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. indeks ini dibuat indikator makroekonomi tidak dapat memberikan gambaran tentang kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan ekonomi. Misalnya pendapatan nasional sebuah bangsa dapat tumbuh terus, tetapi tanpa diikuti oleh peningkatan kesejahteraan sosial.

6. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)

The United Nation Development Program (UNDP) telah membuat indikator pembangunan yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa indikator yang telah ada. Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini adalah pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Menurut UNDP, pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan sumber daya manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan sebagai sebuah proses yang bertujuan mengembangkan pilihan-pilihan yang dapat dilakukan oleh manusia. Hal ini didasari asumsi bahwa peningkatan kualitas


(60)

sumber daya manusia akan diikuti oleh terbukanya berbagai pilihan dan peluang menentukan jalan hidup manusia secara bebas.

2.1.4 Liveable City

Kota layak huni atau Liveable city adalah dimana masyarakat dapat hidup dengan nyaman dan tenang dalam suatu kota. Menurut Hahlweg (1997), “kota yang layak huni adalah kota yang dapat menampung seluruh kegiatan masyarakat kota dan aman bagi seluruh masyarakat”. menurut Evan (2002), konsep Liveable

city digunakan untuk mewujudkan bahwa gagasan pembangunan sebagai

peningkatan dalam kualitas hidup membutuhkan fisik maupun habitat sosial untuk realisasinya. Dalam mewujudkan kota yang layak huni atau Liveable City harus mempunyai prinsip-prinsip dasar. Prinsip dasar ini harus dimiliki oleh kota-kota yang menjadikan kotanya sebagai kota yang layak huni dan nyaman bagi masyarakat kota. Menurut Lennard (1997), prinsip dasar untuk Liveable City adalah tersedianya berbagai kebutuhan dasar masyarakat, fasilitas umum dan sosial, ruang dan tempat publik, aman, mendukung fungsi ekonomi, sosial dan budaya, serta sanitasi lingkungan dan keindahan lingkungan fisik. Menurut Douglass (2002), dalam Liveable City dapat dikatakan bertumpu pada empat pilar, yaitu: (1) meningkatkan sistem kesempatan hidup untuk kesejahteraan masyarakat, (2) penyediaan lapangan pekerjaan, (3) lingkungan yang aman dan bersih untuk kesehatan, kesejahteraan dan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi, dan (4) good governence.


(61)

1. Fisik Kota : Tata ruang, arsitektur, RTH, ciri dan karakter budaya lokal. 2. Kualitas Lingkungan : Kebersihan kota dan tingkat pencemaran.

3. Transportasi-Aksesibilitas : Angkutan umum, kualitas jalan, waktu tempuh ke tempat aktivitas, pedestrian.

4. Fasilitas : Fasilitas kesehatan, pendidikan, peribadatan, rekreasi, taman kota. 5. Utilitas : Air bersih, listrik, komunikasi

6. Ekonomi : Tingkat pendapatan, biaya hidup, ramah investasi.

7. Sosial : Ruang publik, ruang kreatif, interaksi sosial, kriminalitas, tingkat kesetaraan warga kota, partisipasi warga, dukungan terhadap orang tua, penyandang cacat, dan wanita hamil.

8. Birokrasi dan Pemerintahan : Leadership yang kuat, dukungan kebijakan, kepastian hukum, akuntabilitas pemerintah, tingkat penerapan rencana kota, dukungan program pembangunan, dukungan pembiayaan.

2.1.5 Tata Ruang

Tata ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang. Baik yang direncanakan (lingkungan buatan) maupun yang tidak direncanakan (lingkungan alamiah). Tata ruang yang direncanakan misalnya kawasan pemukiman, daerah industri, kompleks perkantoran dan perdagangan, serta tempat rekreasi. Tata ruang yang tidak direncanakan meliputi antara lain wilayah aliran sungai, danau, suaka alam, gua, gunung, dan perbukitan. Perencanaan tata ruang dilakukan oleh Pemerintah dengan peran serta masyarakat. peran serta masyarakat merupakan faktor yang sangat penting karena pada akhirnya hasil penataan ruang adalah untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat. dalam Undang-Undang


(62)

Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebutkan bahwa tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas dimaksudkan untuk:

a. Mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas bebudi luhur, dan sejahtera. b. Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber

daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia.

c. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berdaya guna, berhasil guna dan tepat guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

d. Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan.

e. Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan.

Proses dan prosedur perencanaan tata ruang dilaksanakan secara terpisah dan terpadu, dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:

a. Menentukan arah pengembangan yang akan dicapai dilihat dari segi ekonomi, sosial budaya, daya dukung dan daya tampung lingkungan, serta fungsi pertahanan keamanan.

b. Mengidentifikasi berbagai potensi dan masalah pembangunan dalam suatu wilayah perencanaan.

c. Perumusan perencaan tata ruang. d. Penetapan rencana tata ruang.


(63)

2.2 Teori - Teori Perkembangan Kota

2.2.1 Teori Konsentris (The Consentric Theory)

Teori ini dikemukakan oleh E.W. Burgess (Yunus,1999), atas dasar studi kasusnya mengenai morfologi kota Chicago, menurutnya “sesuai kota yang besar mempunyai kecenderungan berkembang ke arah luar di semua bagian-bagiannya. Masing-masing zona tumbuh sedikit demi sedikit ke arah luar. Oleh karena semua bagian-bagiannya berkembang ke segala arah, maka pola keruangan yang dihasilkan akan berbentuk seperti lingkaran yang berlapis-lapis, dengan daerah pusat kegiatan sebagai intinya”.

Secara berurutan, tata ruang kota yang ada pada suatu kota yang mengikuti suatu pola konsentris ini adalah sebagai berikut:

a. Daerah Pusat atau Kawasan Pusat Bisnis (KPB)

Daerah pusat kegiatan ini sering disebut sebagai pusat kota. Dalam daerah ini terdapat bangunan-bangunan utama untuk melakukan kegiatan baik sosial, ekonomi, politik dan budaya. Contohnya: Daerah pertokoan, perkantoran, gedung kesenian, bank, dan lainnya.

b. Daerah Peralihan

Daerah ini kebanyakan di huni oleh golongan pemduduk kurang mampu dalam kehidupan sosial-ekonominya. Penduduk ini sebagian besar terdiri dari pendatang-pendatang yang tidak stabil (musiman), terutama ditinjau dari tempat tinggalnya. Di beberapa tempat pada daerah ini terdapat kegiatan industri ringan, sebagai perluasan dari KPB.


(64)

Daerah ini di huni oleh pekerja-pekerja pabrik yang ada di daerah ini. Kondisi perumahannya sedikit lebih buruk daripada daerah peralihan. Hal ini disebabkan karena kebanyakan pekerja-pekerja yang tinggal disini adalah dari golongan pekerja kelas rendah.

d. Daerah Perumahan yang Lebih Baik Kondisinya

Daerah ini dihuni oleh penduduk yang lebih stabil keadaannya dibanding dengan penduduk yang menghuni daerah yang disebut sebelumnya, baik ditinjau dari pemukimannya maupun dari perekonomiannya.

e. Daerah Penglaju

Daerah ini mempunyai tipe kehidupan yang dipengaruhi oleh pola hidup daerah pedesaan disekitarnya. Sebagian menunjukkan ciri-ciri kehidupan perkotaan dan sebagian yang lain menunjukkan ciri-ciri kehidupan pedesaan, kebanyakan penduduknya mempunyai lapangan pekerjaan nonagraris dan merupakan pekerja-pekerja penglaju yang bekerja di dalam kota, sebagian penduduk yang lain adalah penduduk yang bekerja di bidang pertanian.

2.2.2 Teori Sektor

Teori sektor ini dikemukakan oleh Humor Hoyt (Yunus,1991 & 1999), dinyatakan bahwa perkembangan baru yang terjadi di dalam suatu kota, berangsur-angsur menghasilkan kembali karakter yang dipunyai oleh sektor-sektor yang sama terlebih dahulu. Alasan ini terutama didasarkan pada adanya kenyataan bahwa di dalam kota-kota yang besar terdapat variasi sewa tanah atau sewa rumah yang besar. Belum tentu suatu tempat yang mempunyai jarak yang yang sama terhadap KPB akan mempunyai nilai sewa tanah atau rumah yang


(65)

sama, atau belum tentu semakin jauh letak atau tempat terhadap KPB akan mempunyai nilai sewa yang semakin rendah. Kadang-kadang daerah tertentu dan bahkan sering terjadi bahwa daerah-daerah tertentu yang letaknya lebih dekat dengan KPB mempunyai nilai sewa tanah atau rumah yang lebih rendah daripada daerah yang lebih jauh dari KPB. Keadaan ini sangat banyak dipengaruhi oleh faktor transportasi, komunikasi, dan segala aspek-aspek yang lainnya.

2.2.3 Teori Inti Ganda (Multiple Nucleus Theory)

Teori ini dikemukakan oleh Harris dan Ullman pada tahun 1945. Kedua geograf ini berpendapat, meskipun pola konsentris dan sektoral terdapat dalam wilayah kota, kenyataannya lebih kompleks dari apa yang dikemukakan dalam teori Burgess dan Hoyt. Pertumbuhan kota yang berawal dari suatu pusat menjadi bentuk yang kompleks. bentuk yang kompleks ini disebabkan oleh munculnya nukleus baru yang berfungsi sebagai kutub pertumbuhan. nukleus-nukleus baru akan berkembang sesuai dengan penggunaan lahannya yang funfsional dan membentuk struktur kota yang memiliki sel-sel pertumbuhan.

Nukleus kota dapat berupa kampus perguruam tinggi, Bandar udara, kompleks industri, pelabuhan laut, dan terminal bus. keuntungan ekonomi menjadi dasar pertimbangan dalam penggunaan lahan secara mengelompok sehingga berbentuk nukleus. Misalnya, kompleks industri mencari lokasi yang berdekatan dengan sarana transportasi. perumahan baru mencari lokasi yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan dan tempat pendidikan. Harris dan Ullman berpendapat bahwa karakteristik persebaran penggunaan lahan ditentukan oleh faktor-faktor yang unik seperti situs kota dan sejarahnya yang khas, sehingga


(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan begitu banyak nikmat dan rahmat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ANALISIS INDIKATOR PEMBANGUNAN KOTA MEDAN

SEBAGAI KOTA LAYAK HUNI”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada orangtua penulis Ayahanda Djumali dan Ibunda Sumarni yang telah memberikan dukungan baik doa, kasih sayangdan semangat yang telah diberikan selama ini, serta juga saya ucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, MEc. selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Irsad, SE, M. Soc. Sc, PhD selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan FakultasEkonomidanBisnisUniversitas Sumatera Utara. 4. Bapak Drs. Coki Syahwier, MP selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam proses penulisan skripsi.

5. Ibu Dra. Raina Linda Sari, M.Si. selaku Dosen Pembanding I, Bapak Walad Altsani H.R SE, M.Ec selaku Dosen Pembanding II yang telah memberikan saran dan masukan bagi penyempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh staff pengajar dan staff administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak pimpinan Badan Pusat Statistik Medan dan Sumatera Utara beserta seluruh staff dan pegawainya yang telah membantu dalam pengumpulan data yang diperlukan oleh penulis.


(2)

8. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada adinda Winda Ayu Wulandari, ananda Muhammad Aziz Setiawan dan Aditya Pratama yang selama ini telah memberikan dukungan, doa serta kasih sayangnya kepada penulis.

9. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua teman-teman di ekonomi pembangunan stambuk 2012 yang telah memberikan dukungan, motivasi kepada penulis.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca skripsi ini untuk kedepannya menjadi lebih baik lagi dan berguna bagi banyak pihak.

Medan, 2016 Penulis,


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Kajian Teori... 7

2.1.1 Pengertian Kota... 7

2.1.2 Pengertian Pembangunan... 7

2.1.3 Indikator Pembangunan ... 11

2.1.4 Liveable City ... 14

2.1.5 Tata Ruang ... 15

2.2 Teori-teori Perkembangan Kota ………....………. 17

2.2.1 Teori Konsentris... 17

2.2.2 Teori Sektor... 18

2.2.3 Teori Inti Ganda... 19

2.2.4 Teori Pertumbuhan Kota... 20

2.3 Morfologi Kota... 20

2.4 Penelitian Terdahulu... 22

2.5 Kerangka Konseptual... 24

2.6 Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Lokasi Penelitian ... 26

3.3 Defenisi Operasional... 26

3.4 Skala Pengukuran... 27

3.5 Objek Penelitian... 28

3.6 Populasi dan Sampel... 28

3.6.1 Populasi ………... 28

3.6.2 Sampel …... 28

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 30


(4)

3.9 Uji Validitas dan Reabilitas... 31

3.9.1 Uji Validitas ….………... 31

3.9.2 Uji Reabilitas ………...………... 32

3.10 Metode Analisis Data ...………. 32

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif …………...………... 32

3.10.2 Metode Linear Berganda ……….... 32

3.10.3 Pengajuan Asumsi Klasik ...………. 33

3.10.3.1 Uji Multikolineritas………... 33

3.10.3.2 Uji Heterokedastisitas ……… 33

3.10.4 Pengujian Hipotesis ………... 34

3.10.4.1 Uji Serentak (Simultan) ………... 34

3.10.4.2 Uji Parsial ………... 35

3.11 Pengolahan Data ………... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ………... 37

4.1.1 Kondisi dan Letak Geografis... 37

4.1.2 Kepadatan Penduduk ... 38

4.1.3 Transportasi ... 40

4.1.4 Kesehatan ………... 41

4.1.5 Pendidikan ... 42

4.2 Hasil Penelitian ... 42

4.2.1 Data Karakteristik Responden ……...……….. 42

4.2.2 Karakteristik Berdasarkan Umur ………... 43

4.2.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan ………. 43

4.2.4 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan………... 44

4.3 Hasil Pengolahan Data .………... 44

4.3.1 Uji Validitas dan Reabilitas ………... 45

4.3.2 Uji Regresi Linear ………...………. 46

4.3.3 Uji Asumsi Klasik . ……….. 47

4.3.3.1 Multikolineritas ……...…………. 47

4.3.3.2 Heterokedastisitas ... 48

4.3.4 Pengujian Hipotesis ... 48

4.3.4.1 Uji F ... 49

4.3.4.2 Uji t ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

LAMPIRAN 1 ... 57

LAMPIRAN 2 ... 60

LAMPIRAN 3 ……… 61


(5)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul

1.1 JumlahPenduduk Kota Medan tahun 2009-2015 ... 1

2.1 Penelitian Terdahulu ... 22

4.1 Batas Wilayah Kota Medan ... 37

4.2 Luas Wilayah,Jumlah Penduduk,Kepadatan Penduduk ... 38

4.3 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur & Jenis Kelamin...39

4.4 Jumlah Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta menurut Kecamatan tahun 2011-2013 ... 41

4.5 Jumlah Sarana Pendidikan ... 42

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 43

4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 43

4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 44

4.9 Uji Validitas ... 45

4.10 Uji Reabilitas ... 46

4.11 Hasil Regresi Linear Berganda ... 47

4.12 Uji Multikolineritas ... 48

4.13 Uji Heteroskedastisitas ... 49

4.14 Uji F ... 49


(6)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman