Jenis Penelitian Pembahasan Perbandingan Gambaran Klinis Lamanya Hematuri dan gejala LUTS Pada Penderita Kanker Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H Adam Malik Periode 2011-2014

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik yang beralamat di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. Sesuai SK Menkes No.355MenkesSKVII1990, Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik merupakan rumah sakit kelas A. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502MenkesIX1991 tanggal 6 September 1991, RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan dan pusat rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau. Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.

5.1.2. Hasil Analisis Univariat

Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah penderita kanker kandung kemih sebesar 87 sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan tidak memiliki kriteria eksklusi. Semua data sampel diambil dari data sekunder yaitu rekam medis pasien kanker kandung kemih yang berobat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Tabel 5.1 Karakteristik Sampel n Histopatologi Muscle Invasive 44 50.6 Non-Muscle Invasive 43 49.4 Total 87 100 Jenis Kelamin Laki-laki 62 71.3 Perempuan 25 28.7 Kelompok Usia 21-30 1 1.1 31-40 2 2.3 41-50 16 18.4 51-60 38 43.7 61-70 14 16.1 71-80 15 17.2 81-90 Total 1 87 1.1 100 Keterangan: n= Frekuensi, = Persentase Berdasarkan Tabel 5.1. Hasil analisis didapatkan jumlah hasil pemeriksaan Histopatologi didapatkan muscle invasive sejumlah 44 50.6 dan non-muscle invasive sejumlah 43 49.4. Jumlah sampel yang berjenis kelamin laki-laki adalah 62 sampel 71.3 dan sampel yang berjenis kelamin perempuan adalah 25 sampel 29.7. Sampel terbanyak adalah dari kelompok umur 51-60 tahun 43.7 dan paling sedikit dari kelompok usia 21-30 tahun 1.1 dan 81-90 tahun 1.1. Tabel 5.2. Distribusi Sampel Lamanya Hematuri Mean Median Minimal – Maximal SD CI 95 Lamanya Hematuri 24.8 15 1-260 36.2 17.0-32.6 Keterangan: Lamanya Hematuri dalam satuan minggu, CI 95: Confidence Interval 95, SD: Standar Deviasi. Dari hasil analisis lamanya hematuri pada tabel 5.4. didapatkan mean 24.8 minggu, median 15 minggu, minimal-maximal 1-260 minggu, dan memiliki rentang Confidence Interval 17.0 minggu sampai dengan 32.6 minggu. Tabel 5.3. Distribusi Sampel Gejala LUTS Klasifikasi IPSS Tidak Bergejala Ringan Sedang Berat Total n n n n n 81 93.1 1 1.1 4 4.6 1 1.1 87 100 Keterangan: n= frekuensi Dari tabel 5.5 diatas dapat dilihat terdapat 81 orang 93.1 yang tidak bergejala, 1 orang 1.1 bergejala ringan, 4 orang 4.6 bergejala sedang dan 1 orang 1.1 bergejala berat.

5.1.3 Hasil Analisis Bivariat

Tabel 5.4 Karakteristik Sampel Terhadap Gambaran Histopatologi Histopatologi Muscle Invasive Non-Muscle Invasive Total Jenis Kelamin Laki-Laki 31 31 62 Perempuan 13 12 15 Total Kelompok Usia 44 43 87 21-30 1 1 31-40 2 2 41-50 6 10 16 51-60 16 22 38 61-70 7 7 14 71-80 11 4 15 81-90 1 1 Total 44 43 87 Keterangan: Kelompok usia dalam satuan tahun Dapat dilihat pada tabel 5.4. bahwa sebagian besar populasi berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 62 orang dan sisanya berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 15 orang. Untuk jenis kanker non-muscle invasive jumlah populasi yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 31 orang dan untuk perempuan 13. Untuk jenis kanker muscle invasive jumlah populasi yang berjenis kelamin laki laki yaitu sebesar 31 orang dan untuk perempuan 12 orang. Dari tabel 5.4 jumlah populasi terbanyak yang menderita kanker kandung kemih adalah kelompok usia 51-60 tahun dan yang paling sedikit merupakan kelompok usia 21-30 tahun dan 81-90 tahun. Untuk gambaran histopatologi kelompok umur 51-60 memiliki jumlah terbanyak untuk kedua kelompok muscle invasive dan non-muscle invasive, sedangkan kelompok umur 21-30 dan 81-90 memiliki jumlah paling sedikit untuk kelompok muscle invasive dan non-muscle invasive. Tabel 5.5. Distribusi Lamanya Hematuri Terhadap Gambaran Histopatologi Histopatologi Lamanya Hematuri n Mean SD p-value Muscle Invasive 44 34.6 45.8 0.001 Non-Muscle Invasive 43 14.8 19.8 Keterangan: Lamanya Hematuri dalam satuan minggu, SD= Standar Deviasi Dari hasil analisis data tabel 5.8. didapatkan mean untuk kelompok populasi muscle invasive sebesar 44 minggu dan untuk non-muscle invasive sebesar 43 minggu. Standar deviasi yang didapat pada kelompok muscle Invasive adalah 45.8 dan untuk non-muscle invasive adalah 19.8. P-value untuk perbandingan ini adalah 0.001. Tabel 5.6. Distribusi Gejala LUTS Terhadap Gambaran Histopatologi Histopatologi Klasifikasi IPSS Tidak Bergejala Ringan Sedang Berat Total n n n n N Muscle Invasive 39 44.8 1 1.1 3 3.4 1 1.1 44 50.5 Non-Muscle Invasive 42 48.3 1 1.1 43 49.5 Total 81 93.1 1 1.1 4 4.6 1 1.1 87 100 Keterangan: n= frekuensi = persentase Dari tabel 5.9. diatas dapat dilihat jumlah sampel yang mengalami gejala LUTS untuk kedua kelompok gambaran histopatologi dengan klasifikasi IPSS. Untuk klasifikasi IPSS yang tidak bergejala dengan jumlah muscle invasive 39 sampel 45.5 dan untuk non-muscle invasive 42 orang 48.3, untuk bergejala ringan 1 sampel 1.1 pada kelompok muscle invasive dan 0 sampel 0 pada kelompok non-muscle invasive, untuk bergejala sedang didapatkan muscle invasive 3 sampel 3.4 dan non-musle invasive 1 sampel 1.1, dan untuk bergejala berat didapatkan kelompok muscle invasive 1 sampel 1.1.

5.2. Pembahasan

Pada penelitian ini jumlah sampel yang tercatat adalah 87 pasien yang menderita kanker kandung kemih yang terdiagnosis di RSUP H. Adam Malik, jumlah ini adalah jumlah yang telah memenuhi kriteria inklusi dan tidak memiliki kriteria eksklusi. Pada penelitian ini jumlah sampel akan dibagi menjadi dua kelompok yang di bagi atas gambaran hasil pemeriksaan histopatologi jaringan kandung kemih. Klasifikasinya adalah muscle invasive dan non-muscle invasive, dengan jumlah masing-masing kelompok 44 sampel 50.6 dan 43 sampel 49.4. Data ini sama seperti di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo RSCM yang menyatakan dari 254 pasien didapatkan 95 kasus 37.4 non-muscle invasive bladder cancer dan 159 kasus 62.6 adalah muscle invasive bladder cancer Ikatan Ahli Urologi Indonesia, 2014. Dari penelitian tersebut kita bisa lihat bahwa angka kejadian muscle invasive bladder cancer lebih tinggi dibanding non-muscle invasive. Untuk jenis kelamin didapatkan jenis kelamin laki-laki 62 sampel 71.3 yang menderita kanker kandung kemih, dan untuk jenis kelamin perempuan didapatkan 25 sampel 28.7 sehingga didapatkan rasio 2.5:1. Prevalensi laki- laki dan perempuan di india pada penelitian Gupta et al. 2009 didapatkan dari total 481 didapatkan rasio lak-laki dibanding perempuan adalah 8.6:1. Pada penelitian Hortzman et al. 2008 dari 1269 pasien penderita kanker kandung kemih didapatkan rasio laki-laki dan perempuan penderita kanker kandung kemih adalah 2.2:1. Hal ini menandakan laki-laki mempunyai kemungkinan yang lebih tinggi untuk menderita kanker kandung kemih di bandingkan dengan perempuan. Untuk jenis kelamin yang dibedakan menurut jenis histopatologi didapatkan untuk Pada penelitian Gupta et al. 2009 didapatkan hasil dari 431 sampel berjenis kelamin laki-laki didapatkan 317 menderita kanker kandung kemih tipe non- muscle invasive dan sisanya menderita muscle invasive, untuk jenis kelamin perempuan dari 50 sampel didapatkan 39 sampel menderita kanker kandung kemih tipe non-muscle invasive dan sisanya menderita kanker kandung kemih muscle invasive. Dalam penelitian ini jangkauan usia sampel adalah dari 21- 90 tahun. Pada penelitian ini usia dikelompokan seperti yang sudah disajikan pada tabel 5.3 kelompok usia terbanyak adalah pada kelompok usia 51-60 tahun yaitu sejumlah 38 sampel 43.7 dan paling sedikit adalah pada usia kelompok 21-30 tahun dan 81-90 tahun yaitu sejumlah 1 1.1 untuk kedua kelompok. Hal ini sesuai dengan penelitian Belmunt et al. 2011 yang menyatakan di eropa prevalensi kejadian kanker kandung kemih 70 terjadi pada usia 65 tahun. Setelah dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan hitopatologi didapatkan hasil kelompok terbanyak menderita muscle invasive adalah kelompok 51-60 tahun yaitu sejumlah 16 sampel 18.3 dan untuk non-muscle invasive adalah kelompok 51- 60 yaitu sejumlah 22 sampel 25.2. Menurut Feng et al. 2007 mekanisme mengapa lebih sering terjadinya kanker pada usia tua adalah salah satunya tumor protein 53 p53 dalam penelitian dengan menggunakan mencit efisiensi p53 berkurang pada mencit yang berusia lebih tua yang mengakibatkan mengurangnya aktivitas trankripsi dan apoptosis dependen p53. Pada penelitian ini semua sampel yang didapat mengalami gross hematuri. Data hematuri dilihat dari lamanya keluhan hematuri pada pasien sampai dilakukannya pmeriksaaan histopatologi. pada penelitian Gupta et al. 2009 yang menemukan 97 dari total sampel yaitu 481 pasien kanker kandung kemih yang mengalami hematuri, yang menandakan hampir semua dari penderita kanker kandung kemih mengalami hematuri. Rata-rata lamanya hematuri pada semua sampel 24.8 minggu dengan standar deviasi 36.2 dan Confidence Interval 95 17.6-32.6. Dimana pada penelitian Garg et al. 2014 mendapatkan dari 97 dari total pasien 35,646, yang rata-rata pasien mengalami hematuri selama 27 hari dengan kisaran waktu 0-377 hari. Normalitas pada data ini dinilai dengan Saphiro- Wilk didapat angka p=0.000 yang menandakan data ini tidak berdistribusi normal yang dikarenakan p-value 0.05. Rata-rata setiap kelompok gambaran histopatologi adalah 34.6 minggu untuk muscle invasive dan 14.8 minggu untuk non-muscle invasive. Untuk menilai perbandingan gambaran klinis digunakan tes Mann-Whitney U. Alasan penggunaan cara ini dikarenakan distribusi data yang tidak normal, dan hasil yang di dapat Mann-Whitney U= 545.5, Z= -3.417, p= 0.000 ini menandakan terdapatnya perbedaan yang signifikan anatara kelompok muscle invasive dan non-muscle invasive. Mitra dan Cote 2009 melalui penelitiannya menjelaskan bahwa kanker kandung kemih yang bertipe non-muscle invasive dapat berprogresi menjadi muscle invasive. Tentu menjadi sebuah kesimpulan bahwa semakin lamanya hematuri yang dialami pasien akan menghasilkan gambaran histopatologi muscle invasive bladder cancer. Untuk gejala Lower Urinary Tract Symptoms yang di singkat LUTS terjadi pada 6 sampel 6.8 dari total sampel yaitu 87 sampel. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dobbs et al. 2014 yang menyatakan di penelitiannya dari semua sampel kanker kandung kemih yang diteliti diapati 4.1 pasien yang mengalami gejala LUTS. Yang akan dibagi menjadi klasifikasi dari tingkat keparahan dari gejala tersebut yang dialami pasien, yang di bagi atas ringan, sedang, berat, dan tidak bergejala. Dari yang bisa kita lihat dari hasil analisis tabel 5.5 terdapat 1 sampel 1.1 yang mengalami LUTS ringan, 4 sampel 4.6 yang mengalami LUTS sedang, 1 sampel 1.1 mengalami LUTS berat, dan 81 sampel 93.1 tidak mengalami gejala LUTS sama sekali. Karena akan dibandingkan jadi akan dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan gambaran histopatologi. Untuk kelompok muscle invasive didapatkan 1 sampel 1.1 yang mengalami gejala LUTS ringan, 3 sampel mengalami LUTS sedang, 1 sampel 1.1 mengalami LUTS berat, dan 39 sampel 44.8 tidak mengalami gejala sama sekali. Untuk kelompok non-muscle invasive tidak terdapat sampel yang mengalami gejala LUTS ringan dan berat, untuk yang LUTS sedang didapati 1 sampel 1.1, dan 42 sampel 48.3 tidak bergejala LUTS. Untuk membandingkan kedua kedua kelompok tersebut dengan gejala LUTS yang dialami akan dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov dengan hasil Kolmogorov-Smirnov =0.421 ,p=0.994 ,CI 95 yang menandakan tidak ada perbedaan yang signifikan diantara kedua kelompok muscle invasive dan non-muscle invasive. Hal ini diakarenakan p-value 0.05 yang menunjukan tidak signifikan antara kedua kelompok sampel. Kesimpulan yang dapat di tentukan dari analisis ini adalah tidak ada perbedaan gejala LUTS pada kelompok muscle invasive dan non-muscle invasive. BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian perbandingan gambaran klinis lamanya hematuri dan LUTS pada penderita kanker kandung kemih muscle invasive dan non-muscle invasive di RSUP H. Adam Malik periode 2011-2014, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Distribusi gambaran hitopatologi pada kanker kandung kemih muscle invasive 44 sampel 50.6 dan non-muscle invasive 43 sampel 49.4. 2. Rata-rata lamanya hematuri pada penderita kanker kandung kemih adalah 24.8 minggu. 3. Dari hasil analisis didapatkan perbedaan gambaran klinis lamanya hematuri pada penderita kanker kandung kemih muscle invasive dan non- muscle invasive. 4. Derajat gejala LUTS pada penderita kanker kandung kemih didapatkan 1 sampel 1.1 bergejala ringan, 4 sampel 4.6 bergejala sedang, 1 1.1 sampel bergejala berat dan 81 sampel 93.1 tidak bergejala. 5. Dari hasil analisis tidak didapatkan perbedaan gambaran klinis Gejala LUTS pada penderita kanker kandung kemih muscle invasive dan non- muscle invasive.

6.2. Saran

Saran yang dapat disampaikan penulis dari karya ilmiah ini adalah: 1. Diharapkan bagi masyarakat yang mengalami hematuri atau berkemih berdarah untuk segera periksa untuk mendeteksi karena hal ini dapat menandakan sebuah kanker kandung kemih, dan jika tidak dilakukan apa- apa akan meningkatkan tingkat penyakit tersebut. 2. Disarankan kepada masyarakat untuk mengetahui dan memahami gejala dini dari kanker kandung kemih serta melakukan upaya pencegahan terhadap terjadinya kanker kandung kemih. 3. Disarankan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak RSUP Haji Adam Malik Medan, khususnya bagian urologi, guna mengambil langkah- langkah untuk mencegah dan menurunkan kejadian kanker kandung kemih. 4. Disarankan kepada pihak RSUP Haji Adam Malik Medan, khususnya yang bertanggung jawab dalam kelengkapan data rekam medis, seperti dokter dan paramedis untuk melengkapi data pada rekam medis serta menulis dengan rapi dan jelas sehingga pembaca dapat memahami dengan benar dan tepat. 5. Tidak ada perbedaan pada gejala LUTS kenungkinan gejala LUTS tidak tertulis. Oleh sebab itu, penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan pengambilan data primer dan dibutuhkan sampel yang lebih besar agar dapat mendeskripsikan gejala klinis secara lebih jelas. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi

Kandung kemih adalah organ berongga yang terletak di rongga pelvis di bagian posterior symphisis pubis. Lapisan jaringannya memiliki struktur yang sama seperti ureter. Ketika kosong bentuknya seperti balon yang tidak berisi udara. Ketika berisi sedikit penuh bentuknya seperti sphere. Semakin terisi oleh urin kandung kemih akan berkembang menjadi seperti buah pir yang menonjol ke arah rongga abdomen Rizzo, 2007. Gambar 2.1. Struktur kandung kemih Sumber: Netter, FH 2011, Atlas of Human Anatomy 5 th ed., Saunders Bagian mukosa dari kandung kemih adalah epitel berbentuk transisional, yang berfungsi agar ketika kandung kemih mengembang ketika diisi urin dapat mengembang tanpa menyebabkan robekan. Di bagian bawah kandung kemih ada area triangular yang dinamakan triogonum, yang tidak mempunyai rugae seperti bagian lainnya. Bagian tersebut meliputi masuknya kedua ureter dan arah keluar uretra Scanlon dan Sanders, 2007. Di lapisan tengah kandung kemih memiliki lapisan muskular yang terdiri dari dua macam otot polos yaitu otot bentuk sirkuler dan logitudinal. Kandung kemih memilki fungsi sebegai menahan agar urin tidak keluar. Di bagian dimana urin masuk dari ureter ada lipatan kecil yang berfungsi sebagai katup, yang berfungsi agar urin yang masuk dari ureter tidak kembali masuk ke area ureter. Di perbatasan antara uretra dan kandung kemih terdapat sfingter, dan sfingter ini memiliki dua bagian yaitu internal dan eksternal. Sfingter internal terdapat dibagian pembukaan uretra bagian dalam dan di bagian inferior-nya terdapat sfingter eksternal yang pembukaan dan penutupannya dapat di atur secara sadar dikarenakan dilapisi oleh otot rangka Mader, 2005. Kandung kemih memiliki vaskularisasi dari beberapa sumber termasuk arteri vesica, dan media ada juga cabang dari arteri obturator, arteri gluteal inferior, dan arteri illiaca interna. Cabang dari uterus dan vagina juga mempunyai peran dalam aliran darah kandung kemih pada perempuan. Muara vena kandung kemih bermuara di plexus santorini dan akhirnya aliran darah berujung di vena hipogastrica inferior. Jalur limfa kandung kemih bermuara di nodus Iliaca externa, nodus hipogastrica, dan nodus iliaca Gray dan Moore, 2009. Gambar 2.2. Vaskularisasi rongga pelvis Sumber: Netter, FH 2011, Atlas of Human Anatomy 5 th ed., Saunders

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Riwayat Kebiasaan Merokok dengan Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H. Adam Malik Periode 2011-2014

4 14 77

Hubungan Antara Riwayat Kebiasaan Merokok dengan Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H. Adam Malik Periode 2011-2014

1 3 14

Hubungan Antara Riwayat Kebiasaan Merokok dengan Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H. Adam Malik Periode 2011-2014

0 1 2

Hubungan Antara Riwayat Kebiasaan Merokok dengan Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H. Adam Malik Periode 2011-2014

0 1 4

Perbandingan Gambaran Klinis nya Hematuri dan gejala LUTS Pada Penderita Kanker Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H Adam Malik Periode 2011-2014

0 0 14

Perbandingan Gambaran Klinis nya Hematuri dan gejala LUTS Pada Penderita Kanker Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H Adam Malik Periode 2011-2014

0 0 2

Perbandingan Gambaran Klinis nya Hematuri dan gejala LUTS Pada Penderita Kanker Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H Adam Malik Periode 2011-2014

0 0 3

Perbandingan Gambaran Klinis nya Hematuri dan gejala LUTS Pada Penderita Kanker Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H Adam Malik Periode 2011-2014

0 0 11

Perbandingan Gambaran Klinis nya Hematuri dan gejala LUTS Pada Penderita Kanker Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H Adam Malik Periode 2011-2014

0 0 3

Perbandingan Gambaran Klinis nya Hematuri dan gejala LUTS Pada Penderita Kanker Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H Adam Malik Periode 2011-2014

0 1 13