Kesimpulan Saran Perbandingan Gambaran Klinis Lamanya Hematuri dan gejala LUTS Pada Penderita Kanker Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H Adam Malik Periode 2011-2014

Di lapisan tengah kandung kemih memiliki lapisan muskular yang terdiri dari dua macam otot polos yaitu otot bentuk sirkuler dan logitudinal. Kandung kemih memilki fungsi sebegai menahan agar urin tidak keluar. Di bagian dimana urin masuk dari ureter ada lipatan kecil yang berfungsi sebagai katup, yang berfungsi agar urin yang masuk dari ureter tidak kembali masuk ke area ureter. Di perbatasan antara uretra dan kandung kemih terdapat sfingter, dan sfingter ini memiliki dua bagian yaitu internal dan eksternal. Sfingter internal terdapat dibagian pembukaan uretra bagian dalam dan di bagian inferior-nya terdapat sfingter eksternal yang pembukaan dan penutupannya dapat di atur secara sadar dikarenakan dilapisi oleh otot rangka Mader, 2005. Kandung kemih memiliki vaskularisasi dari beberapa sumber termasuk arteri vesica, dan media ada juga cabang dari arteri obturator, arteri gluteal inferior, dan arteri illiaca interna. Cabang dari uterus dan vagina juga mempunyai peran dalam aliran darah kandung kemih pada perempuan. Muara vena kandung kemih bermuara di plexus santorini dan akhirnya aliran darah berujung di vena hipogastrica inferior. Jalur limfa kandung kemih bermuara di nodus Iliaca externa, nodus hipogastrica, dan nodus iliaca Gray dan Moore, 2009. Gambar 2.2. Vaskularisasi rongga pelvis Sumber: Netter, FH 2011, Atlas of Human Anatomy 5 th ed., Saunders

2.2. Histologi

Kandung kemih dan saluran kemih menampung urin yang keluar dari ginjal dan meyalurkannya ke luar. Saluran perkemihan memiliki struktur yang serupa. Mukosa organ ini terdiri atas epitel transisional dan lamina propria di jaringan ikat padat sampai longgar. Suatu selubung anyaman otot polos melapisi lamina propria jaringan trersebut. Epitel transisional kandung kemih dalam keadaan kosong memiliki tebal lima atau enam lapisan sel; sel-sel ini sering berbentuk polipoid atau binukleus. Bila epitel ini teregangkan epitel transisional akan setebal tiga atau empat, dan sel superfisial menjadi pipih Junquiera dan Carneiro, 2007

2.3. Fisiologi

Fungsi kandung kemih atau kandung kemih adalah untuk mikturisi atau berkemih. Mikturisi adalah proses pengosongan kandung kemih yang telah terisi. Proses ini terjadi secara dua tahap, pertama kandung kemih mengisi secara progresif sampai tekanan dalam kandung kemih meningkat sampai ambang batas, ini memicu tahap kedua dari proses mikturisi yaitu reflex yang dinamakan Micturition Reflex yang mengosongkan isi kandung kemih. Jika proses ini gagal, setidaknya merangsang perasaan sadar keinginan berkemih. Meskipun reflex berkemih adalah proses otonom spinal, proses ini dapat dihambat atau di fasilitasi oleh sistem saraf pusat di korteks sereberi atau di batang otak Guyton dan Hall, 2006. Fisiologi pengosongan kandung kemih dan dasar fisiologis gangguan berkemih banyak membuat kebingungan. Pada dasarnya, berkemih adalah refleks spinal yang difasilitasi dan dihambat oleh pusat-pusat otak yang lebih tinggi. Seperti buang air besar, fasilitasi, dan penghambatannya terjadi secara sadar. Urin memasuki kandung kemih tanpa menghasilkan banyak peningkatan tekanan intravesical sampai viskus terisi dengan baik. Selain itu, seperti jenis otot polos, otot kandung kemih memiliki properti plastisitas; ketika ditarik, ketegangan awalnya diproduksi tidak dipertahankan. Hubungan antara tekanan intravesical dan volume dapat diketahui dengan memasukkan kateter dan mengosongkan kandung kemih, dan merekam tekanannya sementara kandung kemih diisi dengan 50 mL air atau udara. Dorongan pertama yang dapat dirasakan di kandung kemih volume sekitar 150 ml, dan rasa penuh ditandai di sekitar 400 mL. Hukum Laplace menyatakan bahwa tekanan dalam bola viskus adalah sama dengan dua kali ketegangan dinding dibagi oleh radius. Dalam kasus kandung kemih, ketegangan meningkat selama organ mengisi, tapi begitu juga peningkatan jari- jari. Oleh karena itu, tekanan naik sedikit demi sedikit sampai organ yang relatif penuh Ganong, 2007. Saat berkemih, otot-otot perineum dan sfingter uretra eksternal relaksasi, kontraksi otot detrusor, dan urin melewati keluar melalui uretra. Otot polos pada kedua sisi uretra tampaknya memainkan peran dalam berkemih, dan fungsi utama mereka pada laki-laki diyakini pencegahan refluks sperma ke dalam kandung kemih selama ejakulasi. Otot-otot perineum dan sfingter eksternal dapat dikontrakkan secara sadar, untuk mencegah aliran urin dari uretra atau mengganggu aliran setelah buang air kecil telah dimulai. Dengan adanya pembelajaran yang mengakibatkan sfingter eksternal dalam keadaan dikontraksi secara sadar sehingga orang dewasa dapat menunda buang air kecil sampai kesempatan untuk membatalkan proses berkemih itu sendiri. Setelah buang air kecil. Urin yang tersisa di uretra laki-laki dapat di keluarkan oleh beberapa kontraksi dari otot bulbokavernosus Ganong, 2007. 2.4. Kanker kandung kemih 2.4.1. Pengertian Kanker kandung kemih adalah suatu karsinoma yang terdapat pada kandung kemih yang ditandai dengan adanya total hematuri yang tanpa disertai rasa nyeri dan bersifat intermitten. Pada karsinoma yang telah mengadakan infiltratif tidak jarang ditemukan gejala iritasi dari kandung kemih seperti disuria, polakisuria, frekuensi, dan urgensi dan juga biasa dengan keluhan retensi oleh bekuan darah. Diagnosis kanker kandung kemih ini ditegakkan melalui pemeriksaan endoskopi dan biopsi Iscan, Elfmansyah, Alvarino, 2006.

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Riwayat Kebiasaan Merokok dengan Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H. Adam Malik Periode 2011-2014

4 14 77

Hubungan Antara Riwayat Kebiasaan Merokok dengan Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H. Adam Malik Periode 2011-2014

1 3 14

Hubungan Antara Riwayat Kebiasaan Merokok dengan Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H. Adam Malik Periode 2011-2014

0 1 2

Hubungan Antara Riwayat Kebiasaan Merokok dengan Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H. Adam Malik Periode 2011-2014

0 1 4

Perbandingan Gambaran Klinis nya Hematuri dan gejala LUTS Pada Penderita Kanker Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H Adam Malik Periode 2011-2014

0 0 14

Perbandingan Gambaran Klinis nya Hematuri dan gejala LUTS Pada Penderita Kanker Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H Adam Malik Periode 2011-2014

0 0 2

Perbandingan Gambaran Klinis nya Hematuri dan gejala LUTS Pada Penderita Kanker Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H Adam Malik Periode 2011-2014

0 0 3

Perbandingan Gambaran Klinis nya Hematuri dan gejala LUTS Pada Penderita Kanker Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H Adam Malik Periode 2011-2014

0 0 11

Perbandingan Gambaran Klinis nya Hematuri dan gejala LUTS Pada Penderita Kanker Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H Adam Malik Periode 2011-2014

0 0 3

Perbandingan Gambaran Klinis nya Hematuri dan gejala LUTS Pada Penderita Kanker Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H Adam Malik Periode 2011-2014

0 1 13