1 LOKASI PENELITIAN 2 BAHAN DAN PERALATAN 3 PROSEDUR PERCOBAAN

19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. 1 LOKASI PENELITIAN

Penelitian “SolidifikasiStabilisasi Limbah Tailing yang Mengandung Merkuri Hg dari Pertambangan Emas Sebagai Campuran Dalam Pembuatan Concrete Beton” dilakukan di Laboratorium Penelitian BARISTAN dan Laboratorium Beton, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

3. 2 BAHAN DAN PERALATAN

3.2.1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Limbah padat pertambangan emas 2. Semen Portland 3. Pasir 4. Kerikil 5. Air 6. HNO 3 1 N 7. KMnO 4 8. Natrium Klorida Hidroksilamin Sulfat NH 2 OH 2 H 2 SO 4 9. H 2 SO 4 10. SnCl 2 11. Aquadest

3.2.2. Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Mesin extruder 2. Cetakan 3. Timbangan Universitas Sumatera Utara 20 4. Ayakan 5. Gelas Ukur 6. Pipet Tetes 7. Labu ukur 8. Alat Pemecah 9. Pengerus 10. pH Meter 11. Neraca Teknik kapasitas 10 kg 12. Oven 13. Bak Penampung air 14. Kain Lap 15. Mesin Uji Tekan 16. Seperangkat Alat AAS 17. Penyaring 18. Penggilingan Hammer mill

3. 3 PROSEDUR PERCOBAAN

3.3.1. Analisa Limbah Padat Pertambangan Emas Tailing

a. Penyiapan Limbah Tailing 1. Timbang secara akurat limbah tailing sebanyak 5 gram kemudian masukkan kedalam labu dekstruksi tertutup yang dapat dihubungkan dengan pendingin refluks. 2. Basahi limbah tailing dengan ± 5 ml aquades dan tambahkan beberapa butir batu didih. 3. Tambahkan 20 ml HNO 3 asam nitrat pekat dan 10 ml H 2 SO 4 asam sulfat pekat. 4. Dihubungkan dengan pendingin refluks kemudian didiamkan selama satu malam. 5. Dipanaskan ± 1 jam 6. Hentikan pemanasan bila muncul uap putih. Dinginkan, kemudian ditambahkan 2 ml larutan KMnO 4 dan didihkan kembali. Universitas Sumatera Utara 21 7. Setelah didinginkan pindahkan kedalam labu 100 ml sambil membilas refluks. 8. Tepatkan hingga tanda batas dengan aquadest bebas merkuri. 9. Larutan siap diukur dengan alat AAS. b. Pembuatan Larutan Standart untuk 5, 10, 15, 20, dan 25 ppb 1. Pipet sesuai kebutuhan larutan induk merkuri kedalam labu 50 ml. 2. Tepatkan hingga tanda batas dengan larutan pengencer HNO 3 1 N. 3. Perlakukan sama antara limbah tailing dengan standart lihat penyiapan limbah tailing. c. Pengukuran 1. Siapkan peralatan AAS dan optimalkan sesuai dengan petunjuk penggunaannya. 2. Pindahkan larutan standart dan contoh ke dalam tabung AAS, ditambahkan tetes demi tetes larutan Hidroksilamin Hidroklorida hingga warna KMnO 4 tidak muncul lagi hilang. 3. Segera tambahkan 10 ml SnCl 2 dan langsung hubungkan dengan peralatan aerasi AAS. 4. Diukur absorban larutan standart dan limbah tailing. 5. Dibuat kurva kalibrasi larutan standart setiap kali melakukan pengujian dengan memplotkan antara konsentrasi standart dengan absorban yang terukur oleh alat AAS. 6. Dihitung koefisien regresi dari kurva standart minimal r=0,9975. 7. Buat persamaan regresi kurva kalibrasi standart. 8. Hitung koefisien limbah tailing melalui kurva kalibrasi Dengan; C = konsentrasi ppb Hg hasil ploting dari kurva kalibrasi atau melalui persamaan garis kurva standart. P = Faktor pengenceran Universitas Sumatera Utara 22 W = bobot contoh gram V = Volume akhir labu ml SNI 02-0086-2005

3.3.2. Proses SolidifikasiStabilisasi Limbah Padat

1. Menyiapkan limbah padat pertambangan emas Tailing yang telah dianalisa dan dikeringkan. 2. Dicampurkan limbah padat, pasir, semen, kerikil dan air hingga rata. Dengan 6 variasi campuran yang setiap variasi masing- masing dibuat 2 buah sampel. Sebagai pembanding juga dibuat masing-masing 2 buah sampel beton standar SNI dengan komposisi campuran semen dan pasir tanpa limbah padat. Komposisi campuran tersebut disajikan pada tabel L 1.1 pada lampiran. 3. Setelah tercampur dengan rata, kemudian bahan campuran tersebut dimasukkan ke dalam mesin penggilingan yang bertujuan untuk memadatkan campuran bahan. 4. Bahan yang telah tercampur rata dimasukkan ke dalam alat pencetak. 5. Setelah beton dicetak kemudian dikeringkan selama 24 jam dalam ruangan terbuka untuk memperoleh kondisi pengerasan optimum. 6. Lalu direndam selama 7, 14, dan 28 hari. Lab. Beton Teknik Sipil USU

3.3.3. Proses pengujian Tekan

1. Benda uji dikeluarkan dari bak perendaman, lalu dijemur selama ± 24 jam. 2. Benda uji yang telah siap, ditentukan kuat tekannya dengan mesin tekan yang dapat diatur kecepatan penekanannya. Universitas Sumatera Utara 23 3. Kecepatan penekanan dari mulai pemberian badan sampai benda uji hancur diatur sehingga tidak kurang dari 1 satu menit dan tidak lebih dari 2 dua menit. 4. Kuat tekan benda uji dihitung dengan membagi beban maksimum pada waktu benda uji hancur, dengan luas bidang tekan bruto, dinyatakan dalam kgcm 2 . 5. Percobaan diulang untuk setiap benda uji. Kuat tekan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Keterangan : KT = Kuat tekan kgcm 2 P = Besarnya beban tekan kg A = Luas bidang tekan cm 2 Fk = 1,18 SNI 03-0349-1989

3.3.4. Proses Pengujian Porositas

Standar pengujian yang digunakan dalam pengujian ini adalah langkah-langkah sebagai berikut : 1. Beton disiapkan 2. Beton dikeringkan dalam oven pada suhu 110 C selama 2 jam 3. Beton yang telah dikeringkan ditimbang A 4. Setelah beton ditimbang kemudian direndam dalam air selama 24 jam 5. Setelah beton direndam kemudian ditimbang dalam kondisi basah dengan menyeka permukaan beton terlebih dahulu dengan lap lembab B 6. Selisih penimbangan dalam keadaan kering A dan dalam keadaan basah B adalah jumlah penyerapan air, dan harus dihitung berdasarkan persen berat benda uji kering. Universitas Sumatera Utara 24 Keterangan : A = Berat bata beton basah gr B = Berat bata beton kering gr SNI 03-0349-1989

3.3.5. Proses Analisa Mobilisasi Logam Berat dengan alat AAS

1. Sampel dalam bentuk larutan dimasukkan kedalam labu ukur. 2. Tambahkan 20 ml HNO 3 asam nitrat pekat dan 10 ml H 2 SO 4 asam sulfat pekat. 3. Dipanaskan ± 1 jam 4. Hentikan pemanasan bila muncul uap putih. Dinginkan, kemudian ditambahkan 2 ml larutan KMnO 4 dan didihkan kembali. 5. Setelah didinginkan pindahkan kedalam labu 100 ml sambil membilas refluks. 6. Tepatkan hingga tanda batas dengan aquadest bebas merkuri. 7. Larutan siap diukur dengan alat AAS. SNI 02-0086-2005 Universitas Sumatera Utara 25 3. 4 FLOWCHART PENELITIAN 3.4.1 Flowchart Analisa Limbah Padat

Dokumen yang terkait

Analisis Dan Karakterisasi Hidrogel Dari Kitosan Cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas) Sebagai Absorben Logam Merkuri (Hg) Pada Limbah Tambang Emas Rakyat Di Kecamatan Huta Bargot Mandailing Natal

2 86 63

Pemanfaatan Kembali Zeolit Alam Setelah Mengalami Proses Regenerasi Sebagai Penyerap Logam Cu (Tembaga) Dan Zn (Seng) Di Dalam Air Limbah Industri Pertambangan Emas

3 87 67

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009

1 55 81

Solidifikasi/Stabilisasi Limbah Slag Yang Mengandung Chrom (Cr) dan Timbal (Pb) dari Industri Baja Sebagai Campuran Dalam Pembuatan Concrete (Beton)

5 55 76

Mineral Zeolit Sebagai Absorben Hg Pada Tanah Tercemar Merkuri Hasil Proses Amalgamasi Emas

1 1 6

Remediasi Merkuri (Hg) pada Air Limbah Tambang Emas Rakyat dengan Metode Lahan Basah Buatan Terpadu Remediation of Mercury (Hg) in Tailing of Artisanal Gold Mines using Integrated Constructed Wetland Method

0 0 9

View of Pemanfaatan Tailing Bauksit Sebagai Bahan Campuran Pengganti Pasir Pada Pembuatan Paving Block

0 0 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kitosan - Analisis Dan Karakterisasi Hidrogel Dari Kitosan Cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas) Sebagai Absorben Logam Merkuri (Hg) Pada Limbah Tambang Emas Rakyat Di Kecamatan Huta Bargot Mandailing Natal

0 2 18

DAFTAR ISI - Analisis Dan Karakterisasi Hidrogel Dari Kitosan Cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas) Sebagai Absorben Logam Merkuri (Hg) Pada Limbah Tambang Emas Rakyat Di Kecamatan Huta Bargot Mandailing Natal

0 0 11

Pemanfaatan Kembali Zeolit Alam Setelah Mengalami Proses Regenerasi Sebagai Penyerap Logam Cu (Tembaga) Dan Zn (Seng) Di Dalam Air Limbah Industri Pertambangan Emas

0 0 12