KARAKTERISTIK LIMBAH PADAT PERTAMBANGAN EMAS TAILING UJI KUAT TEKAN

32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 KARAKTERISTIK LIMBAH PADAT PERTAMBANGAN EMAS TAILING

Limbah tailing yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah Pertambangan Emas dari Batang Toru, Tapanuli Selatan. Hasil analisis limbah tailing tersebut menunjukkan kadar merkuri Hg adalah sebesar 13,5309 ppm. Berdasarkan baku mutu limbah kandungan logam berat pada tailing tersebut berada diatas ambang batas. Adapun baku mutu Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor : KEP-03BAPEDAL091995 tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun kadar maksimum Hg sebesar 0,02 ppm. Untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang akan timbul dilakukan proses solidifikasistabilisasi pada tailing tersebut. Proses solidifikasistabilisasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mencampurkan limbah tailing tersebut dengan semen, pasir, dan kerikil untuk tujuan pembuatan Bata Beton. Bata beton yang dibuat mempunyai komposisi sebagai berikut: Tabel 4.1 Komposisi Campuran Bahan Sampel Bata Beton No Komposisi Bahan Susun Limbah Semen Pasir Kerikil 1 2 3 4 5 6 6,25 12,5 18,75 25 31,25 25 25 25 25 25 25 31,25 25 18,75 12,5 6,25 43,75 43,75 43,75 43,75 43,75 43,75 Universitas Sumatera Utara 33 Bata beton tersebut harus memenuhi Standart mutu SNI. Untuk itu perlu dilakukan uji kuat tekan dan porositas. Sementara untuk pemenuhan baku mutu lingkungan perlu uji mobilitas logam Hg.

4.2 UJI KUAT TEKAN

Bata beton yang dibuat harus memenuhi kuat tekan menurut standart SNI. Dimana ukuran bata beton yang dibuat adalah 21 x 10,5 x 10 cm Data hasil penelitian tentang uji tekan pada berbagai variasi komposisi limbah yang secara grafis digambarkan pada gambar 4.1 Gambar 4.1 Pengaruh Komposisi Campuran Terhadap Kuat Tekan Bata Beton Uji kekuatan tekan dilakukan pada hari ke 28 dengan alasan proses hidrasi diyakini telah selesai pada hari ke 28 [11]. Mulyono 2005, menjelaskan bahwa pengerasan semen bukan berasal dari proses pengeringan, akan tetapi terjadi karena adanya proses hidrasi pada saat semen bersentuhaan dengan air, sehingga kekuatan sampel akan bertambah sejalan dengan bertambahnya umur sampel sampai proses hidrasi sudah tidak berjalan lagi. Berdasarkan hasil uji kekuatan tekan diperoleh kecenderungan makin besar komposisi limbah maka makin menurun kuat tekannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 4.1. Namun demikian untuk semua variasi komposisi limbah yang dibuat, kekuatan tekan yang diperoleh masih dalam standart SNI 03- 0691-1996. Berikut adalah Standart baku mutu untuk masing-masing kategori: 150 160 170 180 190 200 210 220 6.25 12.5 18.75 25 31.25 R at a- ra ta k u at t ek an b et o n k g c m 2 Komposisi Limbah rata-rata kuat tekan beton kgcm² Universitas Sumatera Utara 34 a. Kekuatan tekan antara 356,89 kgcm 2 – 407,884 kgcm 2 dapat digunakan untuk jalan mutu A b. Kekuatan tekan antara 185,590 kgcm 2 – 203,942 kgcm 2 dapat digunakan untuk peralatan parkir mutu B. c. Kekuatan tekan antara 136,463 kgcm 2 – 163,756 kgcm 2 dapat digunakan untuk pejalan kaki mutu C. d. Kekuatan tekan antara 92,795 kgcm 2 – 109,171 kgcm 2 dapat digunakan untuk taman dan penggunaan lain mutu D. Dengan demikian, dari hasil penelitin tentang uji kuat tekan pada berbagai variasi komposisi, kuat tekan dengan komposisi 0, 6,25, 12,5, 18,75, dan 25 masuk dalam kategori B sedangkan kuat tekan dengan komposisi 31,25 masuk dalam kategori C. Pada gambar diatas menunjukkan bahwa kuat tekan yang paling besar adalah bata beton yang memiliki komposisi campuran limbah 0 tidak ada limbah yaitu dengan kuat tekan sebesar 207,99 kgcm 2 . Sementara itu kuat tekan yang paling rendah adalah bata beton yang memiliki komposisi campuran limbah yang paling tinggi yaitu sebesar 31,25 dimana kuat tekannya adalah sebesar 175,53 kgcm 2 . Penurunan berat dan kuat tekan bata beton ini diakibatkan karena perbedaan karakteristik berat jenis antara pasir dan limbah tailing. Limbah tailing memiliki berat jenis sebesar 1,515 kgdm 3 lebih kecil dari pada berat jenis pasir 2,475 kgdm 3 sehingga dengan penambahan limbah tailing ke dalam campuran yang akan mengisi sebagian volume bata beton akan mengakibatkan penurunan berat bata beton. Beton semakin ringan dan ruang udara semakin besar sehingga kekuatan beton dalam menahan suatu beban semakin berkurang [5]. Jika limbah tailing semakin banyak dalam bata beton maka ruang udara semakin banyak dan kuat tekan semakin menurun. Universitas Sumatera Utara 35

4.3 UJI POROSITAS BATA BETON

Dokumen yang terkait

Analisis Dan Karakterisasi Hidrogel Dari Kitosan Cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas) Sebagai Absorben Logam Merkuri (Hg) Pada Limbah Tambang Emas Rakyat Di Kecamatan Huta Bargot Mandailing Natal

2 86 63

Pemanfaatan Kembali Zeolit Alam Setelah Mengalami Proses Regenerasi Sebagai Penyerap Logam Cu (Tembaga) Dan Zn (Seng) Di Dalam Air Limbah Industri Pertambangan Emas

3 87 67

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009

1 55 81

Solidifikasi/Stabilisasi Limbah Slag Yang Mengandung Chrom (Cr) dan Timbal (Pb) dari Industri Baja Sebagai Campuran Dalam Pembuatan Concrete (Beton)

5 55 76

Mineral Zeolit Sebagai Absorben Hg Pada Tanah Tercemar Merkuri Hasil Proses Amalgamasi Emas

1 1 6

Remediasi Merkuri (Hg) pada Air Limbah Tambang Emas Rakyat dengan Metode Lahan Basah Buatan Terpadu Remediation of Mercury (Hg) in Tailing of Artisanal Gold Mines using Integrated Constructed Wetland Method

0 0 9

View of Pemanfaatan Tailing Bauksit Sebagai Bahan Campuran Pengganti Pasir Pada Pembuatan Paving Block

0 0 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kitosan - Analisis Dan Karakterisasi Hidrogel Dari Kitosan Cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas) Sebagai Absorben Logam Merkuri (Hg) Pada Limbah Tambang Emas Rakyat Di Kecamatan Huta Bargot Mandailing Natal

0 2 18

DAFTAR ISI - Analisis Dan Karakterisasi Hidrogel Dari Kitosan Cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas) Sebagai Absorben Logam Merkuri (Hg) Pada Limbah Tambang Emas Rakyat Di Kecamatan Huta Bargot Mandailing Natal

0 0 11

Pemanfaatan Kembali Zeolit Alam Setelah Mengalami Proses Regenerasi Sebagai Penyerap Logam Cu (Tembaga) Dan Zn (Seng) Di Dalam Air Limbah Industri Pertambangan Emas

0 0 12