217. c. Kesepadanan dalam Penerjemahan

dengan padanan linguistik, memusatkan perhatian pada kesamaan konsep antara bahasa sumber dan bahasa sasaran dalam jumlsh number , gender, persona dan sistem kala 2003: 108. Selanjutnya padanan tekstual merujuk pada kesepadanan antara teks Bsu dan Bsa dalam hal informasi dan kohesi Mona Baker, 1992: 119. Penerjemahan pada tataran ini lebih menitik beratkan pada unsur tekstual, yaitu yang menyangkut unsur tematik tema-rema, struktur informasi lama-baru, dan kohesi. Padanan pada tataran pragmatik memfokuskan pada ujaran-ujaran yang digunakan dalam situasi-situasi yang komunikatif Mona Baker,

1992: 217. c. Kesepadanan dalam Penerjemahan

Untuk memperoleh hasil terjemahan yang baik maka seorang penerjemah akan berusaha untuk mencari padanan yang sama atau sedekat mungkin dengan Bsu-nya. Berkaitan dengan hal ini, Nida mengemukakan bahwa ” translation consists in reproducing in the receptor language the closest natural equivalence of the source language message, first in terms of meaning and secondly in terms of style” 1969: 12. Definisi tersebut mengatakan bahwa padanan yang wajar adalah padanan yang paling dekat dengan amanat bahasa sumber, yang mengacu pada tiga hal penting, yaitu: 1 padanan equivalence Pengertian ‘padanan’ menunjuk pada amanat bahasa sumber. Hal ini perlu diingat karena yang diterjemahkan oleh penerjemah adalah makna atau amanat teks bahasa sumber, bukan kata-kata harfiah semata. 2 wajar natural Kewajaran suatu hasil terjemahan mengacu pada aspek keberterimaan teks terjemahan dalam bahasa sasaran. Maksud kata berterima adalah menggunakan kata atau ungkapan yang logis dan kontekstual secara kultural. Selain itu, kesetiaan pada kaidah-kaidah gramatika juga merupakan indikator keberterimaan. Dengan kata lain, hasil terjemahan dapat dibaca secara wajar natural , seolah-olah bukan hasil terjemahan. 3 terdekat closest Pengertian ’terdekat’ ini mencakup dua aspek tersebut di atas. Padanan dan wajar secara bersama-sama berdasarkan kadar yang paling mendekati kesepakatan mutlak. Padanan makna menjadi hal yang penting dalam penerjemahan karena penerjemahan selalu melibatkan pencarian padanan tersebut untuk menghasilkan terjemahan yang baik. Lebih jauh mengenai hal ini, Nida dalam Bassnett 1991: 26 membagi masalah padanan ini menjadi 2, yaitu padanan formal dan padanan dinamik. Padanan formal lebih memusatkan perhatiannya pada pesan baik dalam bentuk maupun isinya. Sementara itu, padanan dinamik merupakan padanan padanan pesan dalam bahasa sumber yang dinyatakan dalam bahasa sasaran secara wajar atau alami.

5. Strategi Penerjemahan