dengan  padanan  linguistik,  memusatkan  perhatian  pada  kesamaan  konsep    antara  bahasa sumber  dan  bahasa  sasaran  dalam  jumlsh
number
,  gender,  persona  dan  sistem  kala  2003: 108. Selanjutnya padanan tekstual merujuk pada kesepadanan antara teks Bsu dan Bsa dalam
hal  informasi  dan  kohesi  Mona  Baker,  1992:  119.  Penerjemahan  pada  tataran  ini  lebih menitik  beratkan  pada  unsur  tekstual,  yaitu  yang  menyangkut  unsur  tematik    tema-rema,
struktur  informasi  lama-baru,  dan  kohesi.  Padanan  pada  tataran  pragmatik  memfokuskan pada  ujaran-ujaran  yang  digunakan  dalam  situasi-situasi  yang  komunikatif  Mona  Baker,
1992: 217. c. Kesepadanan dalam Penerjemahan
Untuk  memperoleh  hasil  terjemahan  yang  baik  maka  seorang  penerjemah  akan berusaha untuk mencari padanan yang sama atau sedekat mungkin dengan Bsu-nya. Berkaitan
dengan  hal  ini,  Nida  mengemukakan  bahwa  ”
translation  consists  in  reproducing  in  the receptor  language  the  closest  natural  equivalence  of  the  source  language  message,    first  in
terms of meaning and  secondly in terms of style”
1969: 12. Definisi tersebut mengatakan bahwa padanan yang wajar adalah padanan yang paling dekat dengan amanat bahasa sumber,
yang mengacu pada tiga  hal penting, yaitu: 1 padanan
equivalence
Pengertian ‘padanan’ menunjuk pada amanat bahasa sumber. Hal ini perlu diingat karena yang  diterjemahkan  oleh  penerjemah  adalah  makna  atau    amanat  teks  bahasa  sumber,
bukan kata-kata harfiah semata. 2 wajar
natural
Kewajaran  suatu  hasil  terjemahan  mengacu  pada  aspek  keberterimaan  teks  terjemahan dalam  bahasa  sasaran.  Maksud  kata  berterima  adalah  menggunakan  kata  atau  ungkapan
yang  logis  dan  kontekstual  secara  kultural.  Selain  itu,  kesetiaan  pada  kaidah-kaidah
gramatika  juga  merupakan  indikator  keberterimaan.  Dengan  kata  lain,  hasil  terjemahan dapat dibaca secara wajar
natural
, seolah-olah bukan hasil terjemahan. 3 terdekat
closest
Pengertian ’terdekat’ ini  mencakup dua aspek tersebut di atas. Padanan dan wajar secara bersama-sama berdasarkan kadar yang paling mendekati kesepakatan mutlak.
Padanan  makna  menjadi  hal  yang  penting  dalam  penerjemahan  karena  penerjemahan  selalu melibatkan pencarian padanan tersebut untuk menghasilkan terjemahan yang baik. Lebih jauh
mengenai hal ini, Nida dalam Bassnett 1991: 26 membagi masalah padanan ini menjadi 2, yaitu padanan formal dan padanan dinamik. Padanan formal lebih memusatkan perhatiannya
pada  pesan  baik  dalam  bentuk  maupun  isinya.  Sementara  itu,  padanan  dinamik  merupakan padanan  padanan  pesan  dalam  bahasa  sumber  yang  dinyatakan  dalam  bahasa  sasaran  secara
wajar atau alami.
5. Strategi Penerjemahan