penerjemahan lebih terfokus pada tingkat keresmian bentuk bahasa sasaran yang disesuaikan dengan tingkat keresmian bentuk bahasa sumber’.
c. Proses Penerjemahan
Satu hal yang perlu diingat oleh penerjemah dalam melakukan kegiatan menerjemahkan adalah penerjemahan merupakan suatu proses. Proses itu sendiri dapat
diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dengan sengaja, sehingga proses penerjemahan dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang penejemah
pada saat dia mengalihkan amanat dari Bsu ke dalam Bsa Nababan, 2003:24. Lebih jauh Bell 1991:20 mengatakan ada dua 2 tahapan dalam proses penerjemahan. Pada tahap
analisis, penerjemah mencoba untuk melihat teks Bsu dan memahami teks tersebut baik dari segi kebahasaan maupun segi non kebahasaan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara
membaca, memahami dan menganalisis teks Bsu. Pada tahap sintesis, penerjemah memadukan gambaran semantik ke dalam teks BSa, atau untuk lebih jelasnya bisa
digambarkan sebagai pencarian padanan makna dari Bsu ke dalam Bsa. Proses ini terjadi di dalam otak penerjemah, atau merupakan proses batin penerjemah. Kedua tahap dalam
proses penerjemahan tersebut dapat digambarkan secara skematis Bell, 1991: 21 sebagai berikut:
Bagan 2: Proses Penerjemahan menurut Bell
Selaras dengan pendapat di atas, Nida membagi proses penerjemahan melalui tiga tahapan yaitu analisis, transfer pengalihan pesan, dan restrukturisasi. Menurut Nida
dalam Bassnett,1991: 16, ketiga tahapan dalam proses penerjemahan dapat digambarkan sebagai berikut:
Source Language
Text
Memory
Synthesis
Target Language
Text Analysis
Semantic Representation
SOURCE LANGUAGE RECEPTOR LANGUAGE TEXT TRANSLATION
ANALYSIS RESTRUCTURING TRANSFER
Bagan 3: Proses Penerjemahan Menurut Nida Bila diamati lebih teliti, bagan proses penerjemahan menurut Bell dan bagan proses
penerjemahan menurut Nida tidak memiliki perbedaan yang signifikan, bahkan bisa dikatakan sama. Hanya saja dalam tahap sintesis menurut Bell semakin dijabarkan oleh Nida dengan
tahap
restructuring
atau re-strukturisasi. Restrukturisasi atau disebut dengan penyelarasan kembali adalah pengubahan proses pengalihan menjadi menjadi bentuk stilistik gaya bahasa
yang cocok dengan bahasa sasaran, pembaca, atau pendengar Kridalaksana dalam Nababan, 2003: 28.
Analisis Restrukturisasi
Pemahaman 3 1 Evaluasi dan Revisi
Bagan 4: Proses Penerjemahan menurut Suryawinata dalam Nababan, 2003: 25
Dari beberapa proses penerjemahan di atas dapat dikatakan bahwa karya terjemahan haruslah mudah dipahami dan enak dibaca karena karya terjemahan diperuntukkan bagi
pembaca yang tidak mampu memahami pesan bahasa sumber secara langsung. Terjemahan yang berbelit-belit sehingga sulit dipahami sangat mungkin menyesatkan
pembacanya, bahkan terjemahan yang tidak enak dibaca membuat pembaca enggan untuk membacanya.
2. Jenis-jenis Penerjemahan