59
sangat sentralistik dan topn down. Ke depan, pembangunan sistem dan usaha agribisnis akan dilakukan secara terdesentralisasi dan lebih
mengedepankan kretivitas pelaku agribisnis daerah Saragih, 2001. Strategi pengembangan agribisnis bukan semata-mata persoalan
manajemen bisnis di tingkat mikro, namun sangat terkait dengan formasi kebijakan di tingkat makro serta kemampuan mensiasati dan menemukan
strategi di tingkat enterpreneur. Keterpaduan formasi makro-mikro ini sangat diperlukan mengingat agribisnis adalah suatu rangkaian sistem
usaha berbasis pertanian dan sumberdaya lain dari hulu sampai hilir Arifin, 2004.
3. Biaya, Penerimaan, Pendapatan Usahatani
Dalam ilmu ekonomi dikatakan bahwa petani membandingkan antara hasil yang diharapkan pada waktu panen penerimaan dengan
biaya pengorbanan yang harus dikeluarkan. Hasil yang diperoleh petani pada saat panen disebut produksi, dan biaya yang dikeluarkannya disebut
biaya produksi Mubyarto, 1990. Menurut Hadisapoetra 1973, biaya-biaya yang digunakan dalam
usahatani antara lain : a.
Biaya alat luar Biaya alat luar adalah semua pengorbanan yang diberikan dalam
usahatani untuk memperoleh pendapatan kotor, kecuali bunga keseluruhan aktiva yang dipergunakan dan biaya untuk petani
keuntungan petani dan upah tenaga kerja keluarga. Yang termasuk biaya alat luar yaitu :
1. Jumlah upah tenaga kerja yang berupa uang, bahan makanan,
perumahan dan premi. 2.
Pengeluaran untuk bibit, pupuk, obat-obatan dan pengeluaran lain yang berupa uang, pajak, pengangkutan.
60
3. Pengeluaran tertentu berupa bahan untuk kepentingan usahatani,
misalnya selamatan dan biaya panen. 4.
Pengurangan dari persediaan akhir tahun. 5.
Penyusutan atau pengurangan nilai yaitu penyusutan dari penggunaan semua modal tetap karena waktu.
b. Biaya mengusahakan
Biaya mengusahakan adalah biaya alat luar ditambah tenaga kerja keluarga yang diperhitungkan berdasarkan upah yang dibayarkan
kepada tenaga kerja luar.
c. Biaya menghasilkan
Biaya menghasilkan adalah biaya mengusahakan ditambah bunga aktiva tetap yang dipakai dalam usahatani.
Penerimaan adalah sejumlah nilai yang diterima oleh produsen atau pengusaha barang, jasa, faktor produksi dari penjualan output.
Besarnya penerimaan diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah produksi output dengan harga produk Supardi, 2000.
Berdasarkan harga pasar P dan jumlah output perusahaan adalah Y, maka penerimaan total TR perusahaan adalah PY. Apabila terjadi
perubahan jumlah output Y berarti memerlukan perubahan pemakain input sama artinya dengan terjadi perubahan biaya. Selain
itu akan mengakibatkan terjadinya perubahan penerimaan perusahaan Herlambang, 2002.
Pendapatan merupakan selisih penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan. Pendapatan mempunyai fungsi untuk digunakan
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan melanjutkan kegiatan usaha petani. Sisa dari pendapatan usahatani akan merupakan tabungan dan
juga sebagai sumber dana untuk memungkinkan petani mengusahakan
61
kegiatan sektor lain. Besarnya pendapatan usahatani dapat digunakan untuk menilai keberhasilan petani dalam mengelola usahataninya.
Sealin konsep pendapatan, dalam usahatani juga dikenal adanya konsep keuntungan. Keuntungan usahatani adalah selisih dari
penerimaan dengan biaya menghasilkan Prasetya, 1996. Menurut Hadisapoetra 1973, pendapatan petani dapat
diperhitungkan dengan mengurangi pendapatan kotor dengan biaya alat-alat luar dan dengan modal dari luar. Sedangkan pendapatan
bersih dapat diperhitungkan dengan mengurangi pendapatan kotor dengan biaya mengusahakan. Biaya mengusahakan adalah biaya alat-
alat luar ditambah upah tenaga kerja keluarga sendiri yang diperhitungkan berdasarkan upah yang dibayarkan kepada tenaga
kerja luar.
4. Pengolahan dan Tataniaga