Paku Alam VIII Partisipasi Politik Para Tokoh Pakualaman

pengairan, rumah gadai, pengajaran, kesehatan rakyat, kehutanan, ternak dan garam. Semua itu dipersiapkan berdasarkan aturan-aturan kadipaten Pakualaman yang sejak tahun 1916 dimuat dalam rijksblad, maka dapat dipahami jika penduduk kadipaten Pakualaman menghormati Sri Paku Alam VII sebagai seorang raja yang dengan kesungguhan hati memikirkan nasib rakyatnya Soedarisman Poerwokoesoemo, 1985 : 300. Pada hari Selasa tanggal 16 Februari 1937 Sri Paku Alam VII mangkat setelah menderita sakit beberapa hari. Sri Paku Alam VII dimakamkan di pasareyan Girigondo sebelah barat laut kota Wates bersama Sri Paku Alam V dan ayahandanya Sri Paku Alam VI.

f. Paku Alam VIII

Sri Paku Alam VIII lahir pada tanggal l0 April 1910 dengan nama BRMH Soerjo Soelarso Koento Soeratno. la menjadi raja menggantikan Sri Paku Alam VII pada tanggal 13 April 1937. Sri Paku Alam VIII adalah pribadi yang sederhana. Pada usia 15 tahun, beliau diminta membaur dengan masyarakat. Beliau sejak anak-anak diajari menari dan mengaji. Waktu itu beliau tidak berfikir menjadi raja Djoko Dwiyanto, 2009 : 87. Selepas pendidikan sekolah MULO. Sri Paku Alam VIII ingin sekolah akademi militer di Belanda. Kemudian sesudah sekolah AMS-B, Sri Paku Alam VIII melanjutkan sekolah di Rechts Hoogeschool di Jakarta. Dua tahun di Jakarta, Sri Paku Alam VIII kembali ke Yogyakarta. Beliau memilih kerja di Agraria dengan perhitungan bisa langsung bertatap muka dengan rakyat Soejono dikutip oleh Djoko Dwiyanto, 2009 : 87. Setelah ayahandanya wafat yaitu Paku Alam VII, maka diangkatlah beliau menjadi Sri Paku Alam VIII sebagai pemimpin berikutnya. Mulai saal itulah tergenggam pada tangan beliau yang besar untuk menjadi penguasa muda yang berpengaruh dalam membenahi pemerintahan dan wilayah kekuasaannya yang disebut tlatah Adikarto Soejono dikutip oleh Djoko Dwiyanto, 2009 : 88. commit to users Sri Paku Alam VIII mempunyai istri dua yaitu KRAy Purnomoningrum dan KRAy Retnoningrum. Dari dua istri ini Sri Paku Alam VIII mempunyai enam belas putera-puteri. Olah raga panahan merupakan hobi dan keahlian Sri Paku Alam VIII. Belajar memanah sudah ditekuni sejak kecil. Anak panah miliknya dinamai Bramastro oleh ibunya. Oleh FITA Federasi Panahan Internasional Sri Paku Alam VIII diangkat sebagai juri internasional Soejono dikutip oleh Djoko Dwiyanto, 2009 : 88. Sri Paku Alam VIII adalah pencetus lahirnya Perpani Persatuan Panahan Nasional dan dipertandingkan resmi dalam PON. Sri Paku Alam VIII mengalami hidup tiga jaman, yaitu jaman pemerintahan Belanda, pemerintahan Jepang, dan pemerintahan Indonesia. Beliaulah yang dapat merasakan jaman apa yang paling menantang bagi seorang pemimpin. Pada tanggal 6 September 1945 beliau menerima Piagam Kedudukan dari Presiden Republik Indonesia sebagai Sri Paduka Paku Alam VIII dan pada bulan September 1945 beliau berpangkat Kolonel Kehormatan TNI. Dalam mendedikasikan diri untuk kepentingan bangsa, Paku Alam VIII lebih banyak mengambil peran sebagai fasilitator. Sri Sultan HB IX lebih banyak tampil sebagai master mind dan decision maker. Namun, posisi Paku Alam VIII sebagai the second people bukan tidak penting, tetapi dalam masa-masa sulit, peran seorang fasilitator seringkali justru sangat menentukan. Hal ini membuktikan bahwa dari dalam Kadipaten yang kecil tersebut ternyata menghasilkan banyak tokoh yang di dalam kancah politik sangat diperhitungkan Soejono dikutip oleh Djoko Dwiyanto, 2009 : 90. Sri Paku Alam VIII mangkat pada hari Jumat, 11 September 1998 di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada usia 88 tahun, dan dimakamkan pada hari Minggu, 13 September 1998 di pasareyan Girigondo, Wates, Kulonprogo, Yogyakarta Soejono dikutip oleh Djoko Dwiyanto, 2009 : 91. commit to users

B. Alasan Paku Alam VII Mendukung Tumbuhnya Semangat Nasionalisme Kerabat Pakualaman