c. Wujud Partisipasi Politik
Partisipasi politik merupakan suatu usaha yang terorganisir dari warga negara untuk mempengaruhi pelaksanaan pemerintah. Wujud dari partisipasi
politik dapat dilihat dari berbagai aspek. Sebagai suatu kegiatan, wujud partisipasi politik dibedakan menjadi partisipasi aktif dan partisipasi pasif.
Partisipasi aktif mencakup kegiatan warga negara mengajukan usul mengenai suatu kebijakan umum, mengajukan alternatif kebijakan umum yang
berbeda dengan kebijakan pemerintah, mengajukan kritik dan saran perbaikan untuk meluruskan kebijaksanaan, membayar pajak dan ikut serta dalam kegiatan
pemilihan pimpinan pemerintahan. Partisipasi pasif, antara lain berupa kegiatan mentaati peraturan atau perintah, menerima dan melaksanakan begitu saja setiap
keputusan pemerintah Sudijono Sastroatmodjo, 1995 : 74. N. Muller, Edward dalam Surbakti 1992 : 143, wujud partisipasi politik
bedasarkan jumlah pelakunya dikategorikan menjadi dua, yaitu partisipasi individual dan partisipasi kolektif. Partisipasi individual berwujud kegiatan seperti
menulis surat yang berisi tuntutan atau keluhan kepada pemerintah. Partisipasi kolektif adalah bahwa kegiatan warga negara secara serentak dimaksudkan untuk
mempengaruhi penguasa seperti kegiatan dalam pemilihan umum. Salah satu wujud partisipasi politik adalah mengikuti kegiatan organisasi politik, yaitu
sebagai kegiatan membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan. Berbagai wujud partisipasi politik berbeda-beda intensitasnya. Wujud
partisipasi politik menurut intensitas kegiatan maupun mengenai bobot komitmen dari orang yang bersangkutan, yaitu memberi suara dalam pemilihan umum,
mendiskusikan masalah politik, menghadiri rapat umum yang bersifat politik, dan menjadi anggota kelompok kepentingan. Yang lebih intensif lagi adalah
melibatkan diri dalam pelbagai proyek pekerjaan sosial, contacting atau lobbying pejabat-pejabat, bekerja aktif sebagai anggota partai politik dan menjadi juru
kampanye; dan yang paling intensif, sebagai pimpinan partai atau kelompok kepentingan dan bekerja sepenuh waktu Miriam Budiardjo, 1998 : 8.
Meskipun partisipasi politik terwujud dalam beberapa bentuk, dalam konteks perilaku politik wujud politik dapat dijelaskan bahwa pemberian suara
commit to users
dalam kegiatan pemilihan umum merupakan bentuk partisipasi politik yang terbiasa, yang seringkali lebih luas dibandingkan dengan partisipasi politik lain.
Kegiatan partisipasi politik itu meskipun kelihatannya hanyalah menyangkut soal pemberian suara, sebenarnya juga menyangkut semboyan-semboyan yang
diberikan dalam kampanye, bekerja untuk membantu pemilihan, membantu di tempat pemungutan suara, mencari dukungan untuk calon, dan tindakan-tindakan
yang pada dasarnya dimaksudkan untuk dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan Meskipun demikian, harus disadari bahwa kegiatan pemilihan umum merupakan
bentuk partisipasi politik kolektif yang besar yang telah membedakannya dari partisipasi politik yang lain Sudijono Sastroatmodjo, 1995 : 78.
2. Nasionalisme a. Pengertian Nasionalisme