Cita-Cita Nasionalisme Bentuk Nasionalisme

Munculnya pergerakan nasional di Indonesia, disebabkan oleh dua faktor. Ada faktor dari dalam negeri internal dan faktor luar negeri eksternal. Faktor dari dalam negeri lebih menentukan dibanding dengan faktor yang timbul dari luar negeri. Fungsi dan peranan faktor dari luar negeri hanya bersifat mempercepat proses timbulnya pergerakan nasional. Hal ini berarti bahwa sebenarnya tanpa adanya faktor dari luar, pergerakan nasional juga akan muncul, hanya waktunya agak lambat. Di samping itu bisa juga dalam bentuk lain Sudiyo, 1997 : 14. Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan tentang pergerakan nasional yaitu perjuangan yang ditujukan untuk menentukan nasib sendiri, maka cita-cita untuk mencapai kemerdekaan bangsa menjadi tanggung jawab bersama atas dasar senasib sepenanggungan. Oleh karena itu, harus ada persatuan dan kesatuan dalam melawan penjajah. Untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan perlu adanya organisasi yang bersifat nasional.

c. Cita-Cita Nasionalisme

Nasionalisme merupakan salah satu cara individu mengidentifikasikan diri dengan kelompok di mana ia berada, baik kerena kelahiran maupun lama tinggal di suatu tempat tertentu. Nasionalisme meliputi pula permintaan akan tindakan untuk memperkuat negeri dan permintaan akan tindakan patriotik yang berarti cinta tanah air yang diwujudkan dengan tindakan bela negara. Nasionalisme sebagai manifestasi kesadaran nasional mengandung cita- cita yang mendorong dan merangsang suatu bangsa untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Nasionalisme yang bertujuan mewujudkan cita-cita masyarakat yaitu adanya perubahan struktur sosial, ekonomi, politik, hak individu dan persamaan hukum. Hertz yang dikutip Isjwara 1982 : 127, menyebutkan empat macam cita- cita nasionalisme yaitu : a persatuan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, keagamaan, kebudayaan dan persatuan serta adanya solidaritas, b perjuangan untuk mewujudkan kebebasan nasional yang meliputi kebebasan dari penguasa asing atau campur tangan dunia luar dan kebebasan perjuangan untuk mewujudkan persatuan nasional yang meliputi kekuatan-kekuatan intern yang commit to users tidak bersifat nasional atau yang hendak mengenyampingkan bangsa dan negara, c perjuangan untuk mewujudkan kesendirian separentenses, pembedaan distinctivenses, individualitas keaslian originality atau keistimewaan, d perjuangan untuk mewujudkan pembedaan di antara bangsa-bangsa, yang meliputi perjuangan untuk memperoleh kehormatan, kewibawaan, gengsi dan pengaruh. Nasionalisme pada umumnya merupakan gerakan yang menghendaki adanya eksistensi politik tersendiri dengan otonomi menentukan nasib seluas- luasnya. Nasionalisme juga merupakan sumber dari apa yang dinamakan azas penentuan nasib sendiri seluas-luasnya dari bangsa-bangsa F. Isjwara, 1971 : 187.

d. Bentuk Nasionalisme

Bentuk dan tujuan gerakan nasionalisme di negara jajahan itu hampir selalu searah dan mengalami perkembangan yang relatif sama. Hal itu mungkin disebabkan oleh nasib mereka yang sama-sama tertekan dan tertindas. Itulah sebabnya, Soekarno kemudian membagi nasionalisme menjadi dua : 1 Nasionalisme Barat dan 2 Nasionalisme Ketimuran Soekarno, 1999 : 64. Nasionalisme Barat lahir dalam masa peralihan masyarakat agraris ke arah masyarakat industri. Nasionalisme yang didasari semangat persaingan bebas, paham Liberalisme ditengah-tengah masyarakat yang bercorak industri kapitalis, menjadikan nasionalisme barat tumbuh menjadi suatu aliran yang penuh ambisi, sehingga melahirkan kolonialisme, yaitu nafsu untuk mencari tanah jajahan. Nasionalisme Timur atau Asia pada hakekatnya adalah cerminan kebangkitan bangsa Asia dalam menentang penetrasi Barat. Beberapa ciri dari nasionalisme Barat dalam pandangan Soekarno 1999 : 72. adalah : Pertama, Nasionalisme Barat mengandung prinsip demokrasi yang berawal dari revolusi Perancis. Demokrasi yang dijalankan itu menurut Soekarno, hanyalah demokrasi politik, bukan dalam ekonomi. Kemenangan kaum borjuis pasa revolusi Perancis melahirkan demokrasi parlementer, yang biasa juga disebut demokrasi liberal. Demokrasi semacam ini kemudian melahirkan kapitalisme. commit to users Kedua, Perkembangan nasionalisme yang dijiwai oleh kapitalisme telah melahirkan imperialisme, suatu stelsel yang mencelakakan manusia. Munculnya imperialisme tersebut, menurut Soekarno, terutama disebabkan adanya kebutuhan akan bahan mentah, atau menurut Soekarno sendiri, adalah masalah rezki. Di samping itu karena adanya rasa kebangsaan yang agresif. Ketiga, lahirnya nasionalisme yang didasarkan atas kekuatan dan self interest memunculkan nasionalisme sempit atau rasa cinta tanah air yang mengejapkan mata dan ekstrem dan berakibat lebih lanjut pada munculnya konflik, permusuhan dan pertikaian antara nasionalisme-nasionalisme. Kalau Soekarno berpendapat bahwa nasionalisme Barat mengandung hal- hal yang menurutnya negatif, seperti individualisme, demokrasi liberal yang melahirkan kapitalisme suatu stelsel yang mencelakakan manusia, imperalisme sempit budi dan saling menyerang, nasionalisme Timur, memiliki prinsip-prinsip yang sangat berbeda dari nasionalisme Barat, bahkan berlawanan dengan nasionalisme Barat. Kalau nasionalisme Barat merupakan nasionalisme yang bersifat chauvinistis yang serang-menyerang, menurut Soekarno 1999 : 76, nasionalisme Timur adalah : a. Suatu nasionalisme yang menerima rasa hidupnya sebagai wahyu, dan menjalankan rasa hidupnya itu sebagai suatu bakti. b. Nasionalisme yang di dalam kelebarannya dan kekuasaannnya memberi tempat cinta pada lain-lain bangsa sebagai lebar dan luasnya udara, yang memberi tempat segenap sesuatu yang perlu untuk hidupnya segala hal yang hidup. c. Nasionalisme yang membuat kita menjadi “perkakas Tuhan” dan membuat kita hidup dalam roh, dengan nasionalisme yang demikian maka kita insyaf seinsyaf-insyafnya, bahwa negeri kita dan rakyat kita sebagian daripada negeri Asia dan rakyat Asia, dan sebagian daripada dunia dan penduduk dunia. d. Nasionalisme yang sama dengan “rasa kemanusiaan”. Nasionalisme merupakan paham kebangsaan yang muncul karena suatu kejayaan bersama di waktu lampau, dimiliki orang-orang besar dan diperolehnya commit to users kemenangan-kemenangan. Mengenai kenangan-kenangan nasional, penderitaan atau kesengsaraan lebih berpengaruh dan berharga daripada kemenangan- kemenangan, sebab penderitaan itu mendorong adanya usaha bersama untuk mengatasi penderitaan akibat penjajahan yang dilakukan negara-negara Barat. Nasionalisme di Dunia Timur bangkit dengan disertai rasa solidaritas yang tinggi terhadap bangsa lain di Dunia Timur yang belum bamgkit Suhartoyo Hardjosatoto, 1985 43. Nasionalisme di Dunia Barat muncul karena kejayaan di waktu yang lampau, dimilikinya orang-orang besar dan diperolehnya kemenangan- kemenangan serta rasa superioritas bangsa Barat terhadap bangsa lain. Nasionalisme yang berlebihan seringkali melebih-lebihkan kepentingan bangsa sendiri, melampaui batas sehingga mudah menjelma menjadi suatu nasionalisme sempit dan congkak yang berkenginan untuk mengadakan adu kekuatan dengan bangsa lain bahkan berusaha untuk menguasai bangsa lain Suhartoyo Hardjosatoto, 1985 : 70. Nasionalisme Indonesia juga dapat termasuk dikatakan nasionalisme Asia, karena termasuk dari bangsa-bangsa yang dijajah oleh bangsa barat. Menurut Roeslan Abdulgani 1957 : 7, nasionalisme Asia adalah aliran yang mencerminkan kebangkitan bangsa-bangsa Asia sebagai reaksi terhadap Kolonialisme dari bangsa-bangsa Eropa. Roeslan Abdulgani menjelaskan tiga aspek yang terkandung dalam nasionalisme Asia, yaitu : a aspek politik yang bersifat menumbangkan dominasi politik bangsa asing; b aspek politik yang bersifat menghentikan eksploitasi ekonomi asing dan membangun suatu masyarakat baru yang bebas dari kemelaratan dan kesengsaraan; c aspek kultural yang bersifat menghidupkan kembali kepribadiannya yang disesuaikan dengan perubahan jaman.

e. Tujuan Nasionalisme