sejarah. Menurut Gilbert J. Garragham yang dikutip Dudung Abdurrahman 1999 : 43 metode sejarah adalah seperangkat asas dan kaidah-kaidah yang sistematis
yang digunakan secara efektif untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah, menilainya secara kritis, dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai
dalam bentuk tertulis. Menurut Sartono Kartodirdjo 1992 : 4, metode sejarah adalah bagaimana memperoleh pengetahuan sejarah atau bagaimana mengetahui
sejarah. Metode penelitian historis menurut Louis Gottschalk yang dikutip Dudung
Abdurrahman 1999 : 44 adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan penilaian masa lampau. Rekonstruksi yang imajinatif dari masa
lumpau berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh proses yang disebut dengan historiografi.
Berdasar pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode historis adalah kegiatan pengumpulan sumber-sumber sejarah, menguji dan menelitinya secara
kritis mengenai jejak masa lampau sehingga menghasilkan suatu cerita sejarah yang dapat dipercaya.
C. Sumber Data
Sumber data yang merupakan sumber sejarah adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sumber penulisan peristiwa sejarah. Menurut Sidi
Gazalba 1981 : 105 sumber sejarah dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu : 1 Sumber tertulis yang mempunyai fungsi mutlak dalam sejarah; 2
Sumber lisan, yaitu sumber tradisional dalam pengertian luas, dan 3 Sumber visual atau benda, yaitu semua warisan masa lalu yang berbentuk dan berupa
seperti candi dan prasasti. Sumber sejarah merupakan bahan mentah yang mencakup segala macam bukti yang ditinggalkan manusia yang menunjukkan
segala aktivitas manusia masa lalu baik tertulis, lisan maupun benda. Sumber sejarah sebagai produk dari kegiatan manusia baik sengaja maupun tidak yang
mampu memberikan informasi pada generasi berikutnya. Menurut Helius Sjamsuddin 1996 : 62, sumber sejarah dapat
diklasifikasikan menjadi : 1 Sumber dokumenter, berupa bahan sejarah dalam
commit to users
bentuk tulisan; 2 Sumber korporal, berwujud benda, dan 3 Sumber lisan, berupa cerita sejarah lisan oleh subyek sejarah baik yang mengalaminya langsung
maupun saksi mata. Sumber sejarah merupakan bahan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi sebenar-benarnya tentang peristiwa yang terjadi
pada masa lampau. Jadi, sumber sejarah merupakan sesuatu yang dapat menceritakan tentang kenyataan pada masa lalu yang diperoleh dari peninggalan
dan data pada masa lalu. Menurut Louis Gottschalk 1986 : 85, ada sumber primer dan sumber
sekunder. Sumber primer adalah kesaksian dari seorang saksi mata dengan mata kepala sendiri atau saksi dari panca indera yang lain, yakni orang atau alat yang
hadir pada peristiwa yang diceritakannya. Sedangkan sumber sekunder merupakan kesaksian dari siapapun yang bukan merupakan saksi pandangan mata yakni dari
seseorang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkan. Sumber sejarah dapat diklasifikasikan menjadi beberapa cara yaitu :
1 kontemporer contemporary dan lama remote, 2 formal resmi dan informal tidak resmi, 3 pembagian menurut asalnya dari mana asalnya, 4 isi
mengenai apa, 5 tujuan untuk apa yang masing-masing dibagi lagi lebih lanjut menurut waktu, tempat dan caraproduknya. Sumber sejarah secara garis
besar dibedakan menjadi peninggalan-peninggalan relics atau remains dan catatan-catatan Helius Sjamsudin, 2007 : 96.
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah sumber primer maupun sekunder. Sumber primer berupa buku dan narasumber, misalnya : 1 Arsip
tanggal 10 Mei 1939 tentang pajak kepala, pajak penghasilan yang dibebankan kepada rakyat Pakualaman; 2 Arsip 26 November 1930 tentang rumah sekolah
di Taman Siswa; 3 Narasumber : KPH. Indrokusumo dan KRMT Tamdaru sebagai kerabat Pakualaman, R. A Endang Kusumaningsih sebagai cucu dari
Wreksodiningrat, Ir. Darmanto dan Ir. Harjoso P sebagai mantan murid Wreksodiningrat, yang memberi beberapa keterangan serta data-data tentang
Pakualaman pada masa pergerakan nasional. Sumber sekunder yang digunakan adalah buku-buku literatur yang relevan
dengan penelitian ini, misal buku Selayang Pandang Pura Pakualaman karangan
commit to users
S. Ilmi Albiladiyah, buku Kadipaten Pakualaman karangan Soedarisman Poerwokoesoemo, Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman karangan
Moedjanto, buku Puro Pakualaman karangan Djoko Dwiyanto, buku Selayang Pandang Penguasa Praja Paku Alaman dari Bebadan Museum Paku Alaman.
D. Teknik Pegumpulan Data