Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

40 menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen terikat dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidakdijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1 Tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10.

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitasmenunjukkan bahwa varians variabel tidaksama untuk semua pengamatanobservasi. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas Model regresi yang baik adalah terjadi homokedastisitas dalam model, atau dengan perkataan lain tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat Scatterplot. Dasar analisis yang digunakan dalam uji heterokedatisitas dijelaskan sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik - titik yang membentuk suatu pola tertentu teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempitmaka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Universitas Sumatera Utara 41 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik- titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan, semakin sulit untuk mengintepretasikan hasil grafik plot.Uji statistik diperlukan untuk mendapatkan hasil yang lebihdapat menjamin keakuratan hasil, yaitu dengan uji parkGhozali, 2006. Dasar pengambilan keputusan uji heterokedatisitas melalui uji parkdijelaskan sebagai berikut: a Apabila koefisien parameter betasig 0,05 dari persamaan regresi signifikan statistik, yang berarti data empiris yang diestimasi terdapat heterokedastisitas. b Apabila koefisien parameter beta sig 0,05dari persamaan regresi tidak signifikan statistik, maka berarti data empiris yang diestimasi tidak terdapat heteroskedastisitas.

3.6.1.4 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk “menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya”, Ghozali, 2006:99. Autokorelasi dapat terjadi pada observasi yang menggunakan runtut waktu time series dimana pengganggu dari data pada periode sebelumnya akan berpengaruh terhadap data pada periode berikutnya. Model regresi yang baik harus terbebas dari adanya autokorelasi. Salah Universitas Sumatera Utara 42 satu cara untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yaitu dengan melakukan uji Durbin-Watson DW test sebagai berikut: • angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif. • angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. • angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negative. 3.6.2 Uji Regresi Linear Berganda Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda multiple regression analysis. Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen. Hasil dari analisis regresi berganda berupa koefisien untuksetiap variabel independen. Persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = α + �1 X1 +�2 X2+�3 X3 + � Keterangan: Y = kemiskinan α = konstanta β1, β2, β3 = koefisian regresi dari variabel independen X1 = DAK bidang pendidikan X2 = DAK bidang kesehatan X3 = DAK bidang lingkungan hidup ε = error Universitas Sumatera Utara 43 3.6.3 Pengujian Hipotesis Penelitian 3.6.3.1 Uji Statistik t uji secara parsial

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Kemiskinan Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

2 54 91

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Modal sebagai variabel intervening studi empiris di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

7 101 90

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Pemda di Provinsi Sumatera Utara

1 43 73

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

4 50 84

Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Upaya Pajak Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/ Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 37 110

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

4 59 87

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Kajian Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan

0 0 11

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat

0 1 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Dana Alokasi Khusus - Pengaruh Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Kemiskinan Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

0 0 17