Analisis Isi Kerangka Teori

kabar internasional, nasional dan lokal. Surat kabar internasional yaitu surat kabar yang daya edarnya bersifat internasional seperti surat kabar Sunday Time, The Jakarta Post, The Strait Times dan lain sebagainya. Surat kabar nasional yaitu surat kabar yang daya edarnya berskala nasional seperti Kompas, Republika, Suara Pembaruan dan lain sebagainya. Surat kabar lokal yaitu surat kabar yang daya edar jangkauan terbitannya berskala lokal seperti surat kabar Analisa daya edarnya hanya sekitar Medan saja Sudarman, 2008: 11. Komunikasi dalam surat kabar bersifat irreversible. Sekali pesan, termasuk penjulukan, disampaikan kepada khalayak pemirsa, maka amat sulit bagi siapa pun untuk meniadakan sama sekali efeknya. Maka, jika seseorang diberitakan secara negatif, difitnah misalnya, pemberitaan itu sulit untuk mengembalikan citra si korban ke citra semula, meskipun pihak wartawan atau TV memohon maaf atas kekhilafan mereka Mulyana, 2000: 73.

2.1.9 Analisis Isi

Analisis isi content analysis merupakan teknik penelitian alternatif bagi kajian komunikasi yang cenderung lebih banyak mengarah pada sumber source maupun penerima pesan receiver.Pendekatan penelitian ini mengedepankanpenyajian data secara terstruktur serta memberikan gambaran rinci tentang objek penelitian berupa pesan komunikasi. Pesan itu sendiri jika mengacu pada Leewin dan Jewit Birowo, 2004:147 terdiri dari komponen: words, actions, pictures, sehingga penelitian dengan teknik analisis isi sebenarnya memiliki wilayah yang luas untuk menggali masalah-masalah yang ada dalam objek penelitian komunikasi. Perkembangan penting analisis isi terjadi pada awal abad XIX. Ini ditandai dengan mulai dibukanya studi mengenai jurnalisme dan surat kabar di Amerika. Sekolah-sekolah kewartawanan tumbuh seperti cendawan kemudian mencuatkan kebutuhan akan penelitian empiris terhadap fenomena persuratkabaran. Sejak saat itu, banyak bermunculan studi mengenai analisis isi terhadap surat kabar. Penelitian misalnya melakukan pengukuran sederhana untuk mengungkapkan berapa ruang yang disediakan oleh surat kabar untuk memberitakan masalah ekonomi, politik, skandal dan seks Eriyanto, 2011: 5. Universitas Sumatera Utara Adapun karakteristik atau ciri-ciri analisis isi adalah sebagai berikut: 1. Objektif Objektif maksudnya penelitian dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari suatu isi secara apa adanya, tanpa adanya campur tangan dari peneliti. Ada dua aspek penting dari objektifitas, yakni validitas dan reliabilitas. Validitas berkaitan dengan apakah analisis isi mengukur apa yang benar- benar ingin diukur. Sementara reliabilitas berkaitan dengan apakah analisis isi akan menghasilkan temuan yang sama biarpun dilakukan oleh orang yang berbeda dan waktu yang berbeda. Analisis isi disebut reliabel jikalau menghasilkan temuan yang sama biarpun dilakukan oleh orang dengan latar belakang dan kecenderungan yang berbeda. 2. Sistematis Sistematis ini bermakna, semua tahapan dan proses penelitian telah dirumuskan secara jelas dan sistematis. Kategori diturunkan dari variabel, variabel diturunkan berdasarkan teori, pengujian dibuat berdasarkan hipotesis. Sistematis ini juga berarti setiap kategori yang dipakai menggunakan suatu definisi tertentu, dan semua bahan dianalisis dengan menggunakan kategori dan definisi yang sama. 3. Replikabel Artinya, penelitian dengan temuan tertentu dapat diulang dengan menghasilkan temuan yang sama pula. Hasil-hasil dari analisis isi sepanjang menggunakan bahan dan teknik yang sama, harusnya juga menghasilkan temuan yang sama. 4. Isi yang Tampak Manifest Analisis isi tidak dapat dipakai untuk menilai isi yang tidak tampak latent.Mengapa demikian?Ada dua argumentasi. Pertama, analisis isi kuantitatif harus dibedakan dengan secara tegas dengan teknik penelitian lain yang juga meneliti mengenai isi – seperti semiotika, framing, wacana, naratif dan hermeutika. Ciri khas analisis isi kuantitatif adalah ia hanya dapat dipakai untuk meneliti pesan yang tampak. Kedua, aspek penting dari analisis isi objektif, reliabel, valid dan replikabel hanya dapat Universitas Sumatera Utara dicapai jikalau analisis hanya membatasi pada isi yang tampak manifest saja. 5. Perangkuman Summarizing Analisis isi umumnya dibuat untuk membuat gambaran umum karakteristik dari suatu isipesan. Analisis isi sebaliknya tidak berpretensi untuk menyajikan secara detail satu atau beberapa kasus isi. Analisis isi dapat dikategorikan sebagai penelitian yang bertipe nomotetik yang ditujukan untuk membuat generalisasi dari pesan, dan bukan penelitian jenis idiographic yang umumnya bertujuan membuat gambaran detail dari suatu fenomena. 6. Generalisasi Analisis isi tidak hanya bertujuan untuk melakukan perangkuman summarizing tetapi juga berpretensi untuk melakukan generalisasi.Ini terutama jikalau analisis isi menggunakan sampel.Hasil dari analisis isi dimaksudkan untuk memberikan gambaran populasi. Analisis isi tidak dimaksudkan untuk menganalisis secara detail satu demi satu kasus. Merumuskan tujuan analisis isi merupakan bagian yang sangat penting dalam desain analisis isi.Desain analisis isi tidak dapat dibuat tanpa adanya tujuan penelitian yang dirumuskan secara jelas.Mengapa?Karena desain riset pada dasarnya merupakan bangunan konstruksi yang dibuat untuk menjawab tujuan penelitian.Dilihat dari pendekatan analisis isi, dapat dibagi ke dalam tiga bagian besar, yakni analisis isi deskriptif, eksplanatif dan prediktif Eriyanto, 2011: 53. 1. Analisis Isi Deskriptif Analisis isi deskriptif adalah analisis isi yang dimaksudkan untuk menggambarkan secara detail suatu pesan atau suatu teks tertentu. Desain analisis isi ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis tertentu atau menguji hubungan diantara variabel.Analisis isi semata untuk deskripsi, menggambarkan aspek-aspek dan karakteristik suatu pesan. 2. Analisis Isi Eksplanatif Analisis isi eksplanatif adalah analisis isi yang di dalamnya terdapat pengujian hipotesis tertentu. Analisis isi ini juga membuat hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Analisis tidak hanya sebatas Universitas Sumatera Utara menggambarkan secara deskriptif isi dari suatu pesan, tetapi juga mencoba mencari hubungan antara isi pesan ini dan variabel lain. 3. Analisis Isi Prediktif Jenis ketiga dari analisis isi adalah apa yang disebut dengan analisis isi prediktif. Analisis isi berusaha untuk memprediksi hasil seperti tertangkap dalam analisis isi dengan variabel lain. Di sini peneliti bukan hanya menggunakan variabel lain di luar analisis isi, tetapi juga harus menggunakan hasil penelitian dari metode lain – seperti survei, eksperimen. Data dari dua hasil penelitian analisis isi dan metode lain itu dihubungkan, dan dicari keterkaitannya. Analisis isi adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru replicable dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya.Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Analisis isi merupakan penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Pelopor analis isi adalah Harold D. Lasswell dalam bukunya yang berjudul analisis isi dalam media massa Bungin, 2008: 157, yang memelopori tekniksymbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi. Analisis isi tidak dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut: 1. Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari berbagai bahan yang terdokumentasi buku, surat kabar, pita rekaman, naskahmanuskrip. 2. Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkantentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data tersebut. 3. Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahandata yang dikumpulkannyakarena sebagian dokumentasi tersebut sangat spesifik. 4. Langkah berikutnya adalah memililih unit analisis yang akan dikaji, memilih objek penelitian yang menjadi sasaran analisis. Kalau objek penelitian berhubungan dengan data verbal, maka perlu disebutkan tempat, tanggal, dan alat komunikasi yang bersangkutan. Namun kalau objek penelitian berhubungan dengan pesan-pesan 1 dalam suatu mediaperlu Universitas Sumatera Utara dilakukan identifikasi terhadap pesan dan media yang mengantarkan pesan itu.

2.2 Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK OLEH SURAT KABAR KRIMINAL Analisis Isi Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pada Surat Kabar Memo Arema Edisi 13 1 Agustus 2007

0 3 2

Kode Etik Jurnalistik

0 7 23

KODE ETIK JURNALISTIK

0 8 8

PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DAN PENULISAN CAPTION FOTO JURNALISTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DAN PENULISAN CAPTION FOTO JURNALISTIK KORBAN BENCANA (Analisis Isi Kuantitatif Penerapan Kode Etik Jurnalistik dan Penulisan Caption Foto Jurnalistik

0 2 18

PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DAN PENULISAN CAPTIONDALAM FOTO JURNALISTIK PEMBERITAAN KECELAKAAN PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DAN PENULISAN CAPTION DALAM FOTO JURNALISTIK PEMBERITAAN KECELAKAAN PESAWAT SUKHOI (Analisis Isi Kuantitatif Penerapan Kode

0 3 17

PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK INDONESIA DI PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK INDONESIA DI HARIAN KALTENG POS (Analisis Isi Kuantitatif Kode Etik Jurnalistik Dalam Judul dan Body Berita Kekerasan Terhadap Perempuan Pada Rubrik Metrokrim Harian Kalteng Pos

0 4 18

PENDAHULUAN PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK INDONESIA DI HARIAN KALTENG POS (Analisis Isi Kuantitatif Kode Etik Jurnalistik Dalam Judul dan Body Berita Kekerasan Terhadap Perempuan Pada Rubrik Metrokrim Harian Kalteng Pos Edisi Januari – Desember 2009).

1 5 32

PENUTUP PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK INDONESIA DI HARIAN KALTENG POS (Analisis Isi Kuantitatif Kode Etik Jurnalistik Dalam Judul dan Body Berita Kekerasan Terhadap Perempuan Pada Rubrik Metrokrim Harian Kalteng Pos Edisi Januari – Desember 2009).

1 3 8

Kasus Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Oleh Reporter Radio Mora.

1 2 4

Kode Etik Jurnalistik muslim studi penerapan Kode Etik Jurnalistik pada koran Duta Masyarakat Surabaya.

0 0 144