21
Menurut Taib dkk, 1994 pengeringan buatan dapat dilakukan dengan dua metode yaitu :
1 Pengeringan tumpukan batch drying, dimana bahan masuk dalam ruang
pengering sampai pada pengeluaran hasil pengering, kemudian dimasukan bahan berikutnya.
2 Pengeringan kontinyu atau berkesinambungan continous drying, dimana
pemasukan dan pengeluaran bahan berjalan terus.
2.8 Pengaruh pengeringan terhadap a
w
bahan pangan
Kadar air suatu bahan yang dikeringkan mempengaruhi beberapa hal yaitu seberapa jauh penguapan dapat berlangsung, lamanya proses pengeringan dan
jalan nya proses pengeringan.
Air didalam bahan pangan terdapat dalam 3 bentuk yaitu: Air bebas free water yang terdapat dipermukaan benda padat dan
mudah diuapkan, Air terikat bound water secara fisik yaitu air yang terikat menurut
system kapiler atau air absorpsi karena tenaga penyerapan, Air terikat secara kimia misalnya air Kristal dan air yang terikat dalam
suatu sistem disperse.
Kadar air suatu bahan pangan dapat dinyatakan dalam 2 cara yaitu bedasarkan bahan kering dry basis dan berdasrkan bahan basah wet basis.
Kadar air secara dry basis adalah perbandingan antara berat air didalam bahan tersebut dengan berat bahan keringnya. Berat bahan kering adalah berat bahan
asal setelah dikurangi dengan berat airnya. Kadar air secara wet basis adalah perbandingan antara berat air didalam bahan tersebut dengan berat bahan mentah.
Universitas Sumatera Utara
22
Kadar air dry basis =
�
100 …………….1
Kadar air wet basis =
� �+
100 …………2
Dimana : W = kandungan air
D = sisa bahan kering
2.9 Alat Pengering Buatan
2.9.1 Tipe Batch Dryer
Alat pengering tipe batch dryer terdiri dari beberapa komponen diantaranya: 1
Bak pengering dengan lubang-lubang pada lantainya. 2
Kipas, digunakan untuk mendorong udara pengering dari sumbernya. 3
Unit pemanas, digunakan untuk memanaskan udara pengering agar kelembaban nisbi udara pengering tersebut menurun dan meningkatkan
suhunya. Pada mesin pengering tipe batch dryer udara bergerak dari bawah bahan
menuju atas dan melepaskan sebagian panasnya untuk menghasilkan proses penguapan, dengan demikian suhu akan semakin berkurang.
Berdasarkan tebal tumpukan bahan, tipe batch dryer digolongkan atas dua jenis, yaitu deep bed dan thin layer.
2.9.2 Sistem Deep Bed
Pada jenis pengeringan ini tumpukan bahan cukup tebal dan wadah lantai mempunyai lubang-lubang sehingga udara panas bisa melewati bahan. Besar
kecilnya ukuran lubang wadah ditentukan berdasarkan bahan yang dikeringkan. Pengeringan dilakukan dengan suhu rendah dan waktu lama agar kerusakan pada
bahan dapat dihindari.
Universitas Sumatera Utara
23
Gambar 2.3 Alat pengering tipe bak jenis Deep Bed Sumber : Taib dkk, 1988
Keterangan : A . Kipas
D. Bidang pengeringan B. Plenum Chamber
E. Biji basah C. Biji kering
F. Udara keluar
2.9.3 Sistem Thin Layer
Prinsip kerja mesin pengeringan ini hampir sama dengan deep bed. Pada jenis ini ketebalan bahan dikurangi sedangkan luasannya diperlebar. Pergerakan
bidang pengeringan tidak begitu nyata karena pengeringan ini berlangsung serentak dan merata diseluruh bagian bahan.
Jenis ini mempunyai laju pengeringan lebih cepat dan kemungkinan terjadinya over drying lebih kecil, tekanan udara yang rendah mampu melalui
lapisan bahan.
Universitas Sumatera Utara
24
Gambar 2.4 Alat pengering jenis Thin Layer Sumber : Kartasapoetra, 1994
2.10 BIOMASSA