Manajemen Pajak Landasan Teori

merumuskan kesimpulan yang diperoleh, megembangkan rekomendasi, merumuskan rekomendasi, dan mengkomunikasikan rekomendasi yang dibuat. Berdasarkan uraian diatas menyebutkan bahwa perencanaan pajak atau manajemen pajak merupakan kesatuan dari perencanaan strategis perusahaan, artinya perencanaan pajak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen pajak. Kiswara 2008 menyatakan bahwa pelaksanaan manajemen pajak harus ditempuh dengan pertimbangan aspek ekonomis, efisiensi, dan efektifitas. Biasanya manajemen pajak dilakukan pada saat akan mendirikan perusahaan pemilihan bentuk usaha, pemilihan metode pembukuan, dan pemilihan lokasi usaha, menjalankan perusahaan pemilihan transaksi- transaksi yang akan dilakukan dalam kegiatan operasionalnya, pemilihan metode akuntansi sampai dengan menutup perusahaan restrukturisasi usaha, likudasi, merger, pemekaran, dan sebagainya.

4. Tax Avoidance

Berbagai cara dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi ataupun badan untuk meminimalkan jumlah pajak yang akan dibayarkan, salah satunya adalah dengan melakukan penghindaran pajak tax avoidance cara ini sering dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait karena sifatnya yang tidak melanggar undang-undang perpajakan. Ada beberapa definisi- definisi yang menjelaskan mengenai tax avoidance diantaranya: Mardiasmo 2011 mendefinisikan bahwa tax avoidance adalah suatu usaha meringankan beban pajak dengan cara tidak melanggar undang-undang. Yuningsih et.al 2013 menyatakan bahwa tax avoidance adalah suatu tindakan penghematan pajak yang masih dalam koridor perundang-undangan, sedangkan menurut Anderson dalam Zain 2003 menyatakan bahwa tax avoidance adalah manipulasi penghasilan untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang yang masih sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Tax avoidance adalah suatu usaha untuk mengurangkan pembayaran pajak dengan cara yang diperbolehkan hukum, yaitu dengan cara memanfaatkan celah-celah peraturan yang ada Surbakti, 2012. Dalam teori tradisional tax avoidance dianggap sebagai suatu aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk mentransfer kesejahteraan dari negara kepada para pemegang saham Kim et.al dalam Chasbiandani dan Martini, 2012. Suandy dalam Annisa dan Kurniasih 2012 menyatakan bahwa motivasi yang mendasari wajib pajak melakukan tindakan penghematan pajak bersumber dari beberapa faktor, yaitu: a. Jumlah pajak yang harus dibayar, besarnya jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh wajib pajak, semakin besar jumlah pajak yang harus dibayarkan, maka semakin besar pula kecenderungan wajib pajak untuk melakukan pelanggaran. b. Biaya untuk menyuap fiskus. Semakin kecil biaya menyuap fiskus maka semakin besar kecenderungan wajib pajak untuk melakukan pelanggaran. c. Kemungkinan untuk terdeteksi. Semakin kecil kemungkina suatu pelanggaran terdeteksi maka semakin besar kecenderungan wajib pajak untuk melakukan pelanggaran. d. Besar sanksi. Semakin ringan sanksi yang dikenakan terhadap pelanggaran maka semakin besar wajib pajak melakukan tindakan pelanggaran. Menurut Bernard P. Heber 1976 , pengertian tax avoidance adalah upaya atau wajib pajak dalam memanfaatkan peluang-peluang yang ada dalam undang-undang perpajakan, sehingga dapat membayar pajak lebih rendah. Perbuatan ini secara harfiah tidak melanggar undang-undang perpajakan, namun dari sudut pandang jiwa undang-undang perpajakan, perbuatan dikategorikan sebagai perbuatan yang melanggar jiwa undang- undang perpajakan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penghindaran pajak tax avoidance merupakan usaha atau cara untuk mengurangi, bahkan meniadakan hutang pajak yang harus dibayar perusahaan dengan tidak melanggar peraturan atau undang-undang yang ada.

5. Risiko Perusahaan

Risiko perusahaan merupakan volatilitas earning perusahaan, yang bisa diukur dengan rumus deviasi standar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa risiko perusahaan corporate risk merupakan penyimpangan atau deviasi standar dari earning baik penyimpangan itu bersifat kurang dari yang direncanakan downside risk atau lebih dari yang direncanakan upset potensial, semakin besar deviasi standar earning perusahaan mengindikasikan semakin besar pula risiko perusahaan yang ada. Tinggi rendahnya risiko perusahaan ini mengindikasikan karakter eksekutif apakah termasuk risk taker atau risk averse Paligovora, 2010. Setiap perusahaan memiliki seorang yang pemimpin di posisi teratas yaitu top eksekutif atau top manajer, dimana pimpinan tersebut memiliki karakter-karakter tertentu untuk memimpin dan menjalankan kegiatan usaha perusahaannya menuju tujuan yang ingin dicapai perusahaan tersebut. Low 2006 dalam Budiman dan Setiyono 2012, menjelaskan bahwa dalam menjalankan tugasnya sebagai pimpinan perusahaan eksekutif biasanya memiliki dua karakter yaitu risk taker dan risk averse. Eksekutif yang memiliki karakter risk taker adalah eksekutif yang lebih berani dalam mengambil keputusan bisnis dan biasanya memiliki dorongan kuat untuk memiliki penghasilan, posisi, kesejahteraan, dan kewenangan yang lebih tinggi. Ekskutif yang memiliki karakter risk

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

8 121 97

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 81 85

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Independensi Dewan Komisaris, Komite Audit Terhadap Harga Sahan dengan Return On Investment (ROI) sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI tahun 2010 - 2013

21 91 114

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Komisaris Independen, Komite Audit, Kualitas Audit, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2010-2013

1 34 125

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 154 83

Analisis pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI)

2 33 138

Analisis Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure) dalam Laporan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011)

1 5 137

Pengaruh dewan komisaris, komite audit, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan enterprise risk management : dimensi iso 31000 : Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun

0 17 157

Pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance : studi empiris pada sektor perbankan yang terdaftar di bei periode tahun 2009-2013

0 15 0

PENGARUH TAX AVOIDANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2010-2014)

0 5 110