Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Sucofindo Kantor Cabang Medan

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DINAS

PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

OLEH

SELVI WIRDA YOENINGSI 110503047

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah kotaPadangsidimpuan” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan,

Yang Membuat Pernyataan,

Selvi Wirda Yoeningsi NIM. 110503047


(3)

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DINAS

PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari penerapan standar akuntansi pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan dinas pendapatan pengelolaan keuangan dan aset daerah kota Padangsidimpuan. Populasipenelitianiniadalahpegawai dinas pendapatan pengelolaan keuangan dan aset daerah kota Padangsidimpuan.Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 responden, dengan pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Penelitininidiujimenggunakan analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.


(4)

ABSTRACT

THE EFFECTS OF THE APPLICATION OF GOVERNMENT ACCOUNTING STANDARD TO QUALITY OF FINANCIAL

STATEMENT IN THE DEPARTEMENT OF FINANCIAL MANAGEMENT OF INCOME AND ASSETS

PADANGSDIDIMPUAN

The aim of this research is to examine the effect of the application of government accounting standard to quality of financial statement in the departement of financial management of income and assets at Padangsidimpuan. The population of this research are employees in the departement of financial management of income and assets Padangsidimpuan. Total number of samples of this research are 50 people, which their data collection are taken using questionnaires. This research is tested using by simple regression. Research shows that the application of government accounting standard have positive effect and significant to quality of financial statement.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, kesehatan, dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah kota Padangsidimpuan,” guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan serta dukungan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Terutama penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis Bapak Hotma Tua Siregar dan Ibu Ikhfa Suryani Siregar. Terima kasih atas semua kasih sayang, do’a, dukungan, didikan, dan semangat yang sangat berarti. Semoga penulis dapat menjadi anak yang dibanggakan. Kemudian kepada abang dan adik penulis, Andi, Andri, dan Anggi. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac,Ak,Ca, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, selaku Ketua Departemen dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(6)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Iskandar Muda S.E., M.Si., Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini berupa saran dan kritik yang sangat membangun sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu.

5. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak selaku Dosen Pembanding dan Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak selaku Dosen Penguji yang telah memberikan banyak masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Pegawai DPPKAD kota Padangsidimpuan yang telah bersedia membantu pengisian kuesioner pada penulisan skripsi ini.

7. Sahabat penulis, yang tersayang Gara, Nisu, Yul, Adul, Seong, Eyang, Siti, Nisa, Aida, Stefi dan teman teman seperjuangan atas waktu, bantuan, dan motivasi yang diberikan.

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang akuntansi.

Medan, 12 April 2015


(7)

DAFTAR ISI Halaman

PERNYATAAN……….. ii

ABSTRAK………...… iii

ABSTRACT………..…….. iv

KATA PENGANTAR………v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL……… ix

DAFTAR GAMBAR………... x

DAFTAR LAMPIRAN ……….… xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Standar Akuntansi Pemerintahan………. 6

2.1.1 Pengertian Standar Akuntansi Pemerintahan…... 6

2.1..2 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan……….... 7

2.2 Laporan keuangan………... 13

2.2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Pemerintah 14 2.2.2 Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah18 2.2.3 Kualitas Laporan Keuangan………..… 23

2.3 Penelitian Terdahulu ... 27

2.4 Kerangka Konseptual ... 27

2.5 Hipotesis... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 29

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian………29

3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 29

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 32

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 32

3.7 Analisis Data... 32

3.7.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 32

3.7.1.1 Uji Validitas ... 32


(8)

3.7.2 Uji Asumsi Klasik ... 34

3.7.2.1 Uji Normalitas ... 34

3.7.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... 34

3.7.3 Pengujian Hipotesis ... 35

3.7.3.1 Uji Parsial (uji-t) ... 36

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data ... 37

4.2 Analisis Deskriptif ... 37

4.3 Analisis Statistik ... 43

4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas………43

4.4 Uji Asumsi Klasik ... 45

4.4.1 Uji Normalitas……….. 45

4.4.2 Uji Heteroskedastisitas………. 48

4.5 Uji Hipotesis ... 49

4.5.1 Uji Signifikansi (Uji-t)... 50

4.5.2 Uji Koefisien Determinan (R2) ... 51

4.6 Pembahasan ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan. ... ……. 55

5.2 Saran ... 56


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman 2.1 Penelitian Terdahulu ... 27 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel………….30 4.1Pengumpulan Data………37

4.2 Distribusi Jawaban Responden Variabel KLK………….. 37 4.3 Distribusi Jawaban Responden Variabel SAP………… 40 4.4 Uji Validitas………. 44 4.5 Uji Reabilitas ... 45 4.6 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov ... 47 4.7Hasil Uji Analisis Regresi Sederhana…………...……… 49

4.8 Hasil Uji-t ... 50 4.9Hasil Uji Koefisien Determinan ... 51


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 28

4.1 Gambar Grafik Histogram ………..….. 45

4.2 Normal Probability Plot ... 46


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner ... 60

2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 62

3 Distribusi Jawaban Responden ... 69


(12)

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DINAS

PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari penerapan standar akuntansi pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan dinas pendapatan pengelolaan keuangan dan aset daerah kota Padangsidimpuan. Populasipenelitianiniadalahpegawai dinas pendapatan pengelolaan keuangan dan aset daerah kota Padangsidimpuan.Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 responden, dengan pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Penelitininidiujimenggunakan analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.


(13)

ABSTRACT

THE EFFECTS OF THE APPLICATION OF GOVERNMENT ACCOUNTING STANDARD TO QUALITY OF FINANCIAL

STATEMENT IN THE DEPARTEMENT OF FINANCIAL MANAGEMENT OF INCOME AND ASSETS

PADANGSDIDIMPUAN

The aim of this research is to examine the effect of the application of government accounting standard to quality of financial statement in the departement of financial management of income and assets at Padangsidimpuan. The population of this research are employees in the departement of financial management of income and assets Padangsidimpuan. Total number of samples of this research are 50 people, which their data collection are taken using questionnaires. This research is tested using by simple regression. Research shows that the application of government accounting standard have positive effect and significant to quality of financial statement.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan teknologi dan ekonomi, setiap negara pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang sering disebut Good Governance. Pemerintahan yang baik ini merupakan suatu bentuk keberhasilan dalam menjalankan tugas untuk membangun negara sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Untuk pencapaian tujuan tersebut setiap pemerintah harus dapat mengelola sumber daya yang ada salah satunya yang terpenting adalah keuangan.Dibidang keuangan, pemerintah daerah diberikan wewenang untuk menyusun serta menyajikan laporan keuangan. Laporan keuangan ini nantinya akan memberikan manfaat yaitu informasi keuangan yang dapat digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran pada periode berikutnya, mengukur prestasi kinerja pemerintah, serta dapat pula dijadikan motivasi kerja untuk melakukan pelaksanaan pembangunan yang lebih baik lagi didaerah tersebut.

Menurut Sinaga (2005) “Laporan Keuangan merupakan wujud pertanggungjawaban keuangan daerah dan merupakan tanggungjawab atas akuntabilitas publik serta merupakan salah satu ukuran keberhasilan”.Laporan keuangan pada dasarnya disusun guna memberikan informasi yang digunakan untuk pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban pemerintah daerah atas pengelolaan daerah yang dilakukan


(15)

serta untuk memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional pada pemerintah daerah.

Dalam rangka menciptaan tata kelola keuangan yang baik, pemerintah terus melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas peneglolaan keuangan Negara salah satunya dengan melakukan pengembangan kebijakan akuntansi pemerintah berupa Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang bertujuan untuk memberikan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. Pemerintah selanjutnya mengamanatkan tugas penyusunan standar tersebut kepada suatu komite standar independen yang ditetapkan dengan suatu keputusan Presiden tentang Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP).

Maka dari itu dibuatlah peraturan yang dapat mengatur dan mengelola penyajian laporan keuangan pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, yang menggunakan basis kas untuk pengakuan transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan, dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Selanjutnya, sejak tahun 2010, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah yang menganut basis akrual secara penuh, dan menggantikan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis kas menuju akrual PP Nomor 24 Tahun 2005. Namun seluruh instansi pemerintahan di Indonesia masih diperbolehkan untuk menggunakan Peraturan


(16)

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 sebagai pedoman penyusunan laporan keuangan hingga tahun 2015.

Peraturan Pemrrintah Nomor 105 tahun 2000 yang merupakan turunan dari UU Nomor 22 tahun 1999 kemudian menyebutkan secara tegas bahwa laporan pertanggungjawaban keuangan harus disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah diamanatkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan seperti UU Nomor 17 tahun 2003, UU Nomor 1 tahun 2004 dan UU Nomor 32 tahun 2004. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan standar yang harus diikuti dalam laporan keuangan instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pengguna laporan keuangan akan menggunakan SAP untuk memahami informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dan menjadi pedoman untuk menyatukan persepsi antara penyusun, pengguna dan auditor.

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan dalam pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dengan adanya SAP maka akan terwujud pula Pemerintahan yang baik (good governance) yang dapat melaksanakan tugas pemeintahannya sesuai dengan prinsip-prinsip good governance diantaranya transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, keterbukaan, serta kewajaran.

Menurut Nordiawan dkk, (2007: 34) “Untuk memecahakan berbagai kebutuhan yang muncul dalam pelaporan keuangan, akuntansi dan audit di pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah di Republik


(17)

Indonesia diperlukan adanya sebuah standar akuntansi pemerintahan yang kredibel yang dibentuk oleh suatu komite SAP”.

Dengan diberlakukannya SAP ini diharapkan seluruh laporan akuntansi yang disusun oleh entitas-entitas dan badan pemerintahan di Indonesia baik pusat maupun daerah dapat mengikuti pedoman pada standar akuntansi ini sehingga laporan keuangan dapat berkualitas baik karena Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ini nantinya akan dijadikan sebagai faktor penentu kebijakan keuangan dan alat pengambil keputusan oleh pihak yang berkepentingan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) terhadap Kualitas Laporan Keuangan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangandan Aset Daerah (DPPKAD) kota Padangsidimpuan”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalahApakah Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Padangsidimpuan.


(18)

1.4Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, melalui penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan peneliti tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan pengaruhnya terhadap Kualitas Laporan Keuangan. 2. Bagi Pemerintah Daerah, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan pemikiran dan wawasan kepada pihak-pihak yang terkait

3. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk menyempurnakan penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Standar Akuntansi Pemerintahan

2.1.1 Pengertian Standar Akuntansi Pemerintahan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Pasal 1 Ayat (3) tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, “Standar Akuntansi Pemerintahan, yang selanjutnya disingkat SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan Pemerintah.”

Dalam

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan akuntansi pemerintahan, serta peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah. Laporan keuangan pemerintah tersebut terdiri atas laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP) dan laporan keungan pemerintah daerah (LKPD).

Menurut Sinaga (2005)

Standar Akuntansi Pemerintahan merupakan pedoman untuk menyatukan persepi antara penyusun, pengguna, dan auditor. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib menyajikan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Pengguna laporan keuangan termasuk legislatif akan menggunakan SAP untuh memahami informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dan eksternal auditor (BPK) akan menggunakannya sebagai kriteria dalam pelaksanaan audit.

Menurut Wijaya (2008: 313) “SAP merupakan standar akuntansi pertama di Indonesia yang mengatur mengenai akuntansi pemerintahan Indonesia.


(20)

Sehingga dengan adanya standar ini, maka laporan keuangan pemerintah yang merupakan hasil dari proses akuntansi diharapkan dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara pemerintah dengan stakeholders sehingga tercapai pengelolaan keuangan negara yang transparan dan akuntabel.”

Dapat disimpulkan bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan adalah suatu konsep dan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. Dari beberapa pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan merupakan pedoman wajib dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan dalam pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam rangka mencapai transparansi dan akuntabilitas. Standar Akuntansi Pemerintahan dapat menjadi pedoman untuk menyatukan persepsi antara penyusun, pengguna, dan auditor.

2.1.1.2 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan

Standar Akuntansi Pemerintah yang berlaku untuk pemerintah pusat dan daerah diperlukan dalam rangka memenuhi transparasi dan akuntabilitas penyelenggaraan akuntansi pemerintahan, serta peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah. Sejalan dengan hal tersebut, Pasal 32 Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengatur perlunya Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai pedoman dalam penyusunan dan penyajian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Lebih lanjut Pasal 57 Undang-Undang Nomor 1


(21)

tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara mengatur bahwa Penyusunan SAP dilakukan oleh suatu Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP).

Sebelum Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 dan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 ditetapkan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Departemen Keuangan dibidang fiscal, menteri keuangan RI telah menetapkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 308/KMK.012/2002 tanggal 13 Juni 2002 tentang Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP) pusat dan daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 379/KMK.012/2004 tanggal 6 Agustus 2004. Untuk memenuhi amanat UU Nomor 17 Tahun 2003 dan UU Nomor 1 Tahun 2004, telah diterbitkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2004 tentang Komite Standar Akuntansi Pemerintahan pada Tanggal 5 Oktober 2004, yang telah diubah dengan Keputusan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2005 tanggal 4 Januari 2005, kemudian untuk kedua kalinya dengan Keputusan Presiden RI Nomor 3 Tahun 2009 tanggal 2 Maret 2009. KSAP bertugas mempersiapkan penyusunan konsep Rancangan Peraturan Pemerintah tentang SAP sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang wajib diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. KSAP telah berhasil menyusun suatu Standar Akuntansi Pemerintahan yang ditetapkan oleh Presiden sebagai Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 24 Tahun 2005 pada tanggal 13 Juni

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) terdiri dari Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (Komite Konsultatif) dan Komite Kerja Standar


(22)

Akuntansi Pemerintahan (Komite Kerja). Komite Konsultatif memiliki tugas yaitu memberi konsultasi dan pendapat dalam rangka perumusan konsep Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Sedangkan, Komite Kerja bertugas untuk mempersiapkan, merumuskan, dan menyusun konsep Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. KSAP kemudian menyampaikan konsep peraturan pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintah tersebut kepada Menteri Keuangan untuk proses penetapan menjadi peraturan pemerintah.

Sesuai dengan peraturan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar Akuntansi Pemerintahan tersebut menggunakan basis. Namun, penerapan Peraturan Pemerintah RI Nomor 24 Tahun 2005 masih bersifat sementara. Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 32 ayat (2) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Pasal 184 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah perlu menetapkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahannya. Yang mana pada SAP Nomor 71 Tahun 2010 Pemerintah menerapkan SAP Berbasis Akrual dan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual.


(23)

SAP diterapkan dilingkup pemerintahan, baik dipemerintah pusat dan kementrian-kementriannya maupun di pemerintah daerah (pemda) dan dinas-dinasnya. Penerapan SAP diyakini akan berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan keuangan di pemerintah pusat dan daerah. Ini berarti informasi keuangan pemerintahan akan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan di pemerintahan dan juga terwujudnya transparansi, serta akuntabilitas.

Menurut Fakhrurazi (2010) manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya Standar Akuntansi Pemerintahan adalah laporan keuangan yang dihasilkan dapat memberikan informasi keuangan yang terbuka, jujur, dan menyeluruh kepada stakeholders. Selain itu, dalam lingkup manajemen dapat memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas asset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah. Manfaat selanjutnya adalah keseimbangan antar generasi dimana dapat memberikan informasi mengenai kecukupan penerimaan pemerintah untuk membiayai seluruh pengeluaran dan apakah generasi yang akan datang ikut menanggung beban pengeluaran tersebut. Laporan keuangan yang dihasilkan juga dapat mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pelaksanaan kebijakan sumber daya dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan.

Indra Bastian (dalam Forum Doen Akuntansi Sektor Publik, 2006:7) menganalisis beberapa tantangan dalam pengimplementasian Standar Akuntansi Pemerintahan, diantaranya adalah:

a. Komitmen dari pimpinan

Dukungan yang kuat dari pimpinan merupakan kunci keberhasilan dari suatu perubahan. Diundangkannya tiga paket keuangan Negara serta Undang-Undang pemerintahan daerah menunjukkan keinginan yang kuat dari pihak eksekutif dan pihak legislatif untuk memperbaiki sistem keuangan Negara, termasuk


(24)

perbaikan atas akuntansi pemerintahan. Yang menjadi ujian sekarang adalah peningkatan kualitas produk akuntansi pemerintahandalam pecatatan dan pelaporan oleh Departemen atau Lembaga di pemerintah pusat dan Dinas/Unit untuk pemerintah daerah. Sistem akuntansi pemerintah pusat mengacu ke pedoman yang disusun oleh Menteri Keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota dengan mengacu kepada peraturan daerah tentang pengelolaan keuangan daerah. Sistem akuntansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah disusun dengan mengacu kepada Standar Akuntansi Pemerintah. Kejelasan perundang-undangan mendorong penerapan akuntansi pemerintahan dan memberikan dukungan yang kuat bagi para pimpinan Departemen/Lembaga di pusat dan Gubernur/Bupati/ Walikota di daerah.

b. Tersedianya SDM yang kompeten

Laporan keuangan diwajibkan untuk disusun secara tertib dan disampaikan masing-masing oleh pemerintah pusat dan daerah kepada BPK selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Selanjutnya, selambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir, laporan keuangan yang telah diperiksa oleh BPK tadi diserahkan oleh Presiden kepada DPR dan oleh Gubernur/Walikota/Bupati kepada DPRD. Penyiapan dan penyusunan laporan keuangan tersebut memerlukan SDM yang menguasai akuntansi pemerintahan. Saat ini, kebutuhan tersebut sangat terasa. Akibat tidak sejalannya dunia pendidikan dan dunia praktis pemerintahan, pemborosan terjadi melalui training dan workshop. Apabila hal ini sejalan, maka hampir satu triliun rupiah akan bisa dihemat.

c. Resistensi terhadap perubahan

Sebagai layaknya untuk setiap perubahan, pihak internal yang sudah terbiasa dengan sistem yang lama, akan enggan mengikuti perubahan. Untuk itu, penerapan berbagai kebijakan akuntansi pemerintahan perlu dilakukan melalui sosialisasi.

d. Lingkungan/masyarakat

Apresiasi dari masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan dari penerapan standar akuntansi pemerintahan. Masyarakat perlu didorong untuk mampu memahami laporan keuangan pemerintah, sehingga dapat mengetahui dan memahami penggunaan atas penerimaan pajak yang diperoleh dari masyarakat maupun pangalokasian sumber daya yang ada. Dengan dukungan yang positif, masyarakat mendorong pemerintah untuk lebih transparan dan akuntabel dalam menjalankan kebijakannya.


(25)

(Iskandar Muda dkk:2014) “Sumber daya manusia, kedudukan, fasilitas dan infrastruktur, peraturan dan intensitas pelatihan administrasi dan akuntabilitas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mempengaruhi ketepatan waktu laporan keuangan pemerintah daerah”.

Dengan ditetapkannya SAP maka pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah mempunyai pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku. Diharapkan seluruh instansi baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dapat mengimplementasikan Standar Akuntansi Pemerintahan dengan baik dan sesuai sehingga laporan keuangan pemerintah dapat memberikan informasi yang andal dan lengkap kepada berbagai pihak.

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan sesuai dengan PP Nomor 71 Tahun 2010 terdiri dari:

1. PSAP Nomor 01 Tentang Penyajian Laporan Keuangan 2. PSAP Nomor 02 Tentang Laporan Realisasi Anggaran 3. PSAP Nomor 03 Tentang Laporam Arus Kas

4. PSAP Nomor 04 Tentang Catatan atas Laporan Keuangan 5. PSAP Nomor 05 Tentang Akuntansi Persediaan

6. PSAP Nomor 06 Tentang Akuntansi Investasi 7. PSAP Nomor 07 Tentang Aktiva Tetap

8. PSAP Nomor 08 Tentang Konstruksi dalam Pengerjaan 9. PSAP Nomor 09 Tentang Akuntansi Kewajiban


(26)

10.PSAP Nomor 10 Tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa

11.PSAP Nomor 11 Tentang Laporan Keuangan Konsolidasian 12. PSAP Nomor 12 Tentang Laporan Operasional

2.2 Laporan Keuangan

2.2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Pemerintah

Laporan Keuangan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 merupakan “laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelapor”

Menurut Erlina (2008: 18)

Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. Laporan keuangan adalah suatu hasil dari proses pengidentifikasian, pengukuran,pencatatan,dari transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pertanggung jawaban pengelolaan keuangan daerah dari pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak eksternal entitas pemerintah daerah yang memerlukannya. Laporan keuangan pemerintah daerah tersebut harus sesuai dengan Standar Auntansi Pemerintahan (SAP).

Menurut Nordiawan, dkk (2007: 294)

Laporan keuangan merupakan laporan terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan umum pelaporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan serta realisasi anggaran,arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.

Laporan Keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas


(27)

pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintah, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi evektifitas, efesiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.

Menurut Governmental Standard Board (GASB,1998) tujuan penyajian laporan keuangan sektor publik adalah :

1. Untuk memenuhi kewajiban pemerintah untuk menjadi akuntabel secara publik.

2. Untuk membantu memenuhi kebutuhan para pengguna laporan yang mempunya keterbatasan kewanangan, keterbatasan kemampuan atau sumber daya untuk memperoleh informasi dan oleh sebab itu mereka menyandarkan pada laporan sebagai sumper informasi penting. Untuk tujuan tersebut, pelaporan keuangan harus mempertimbangkan kebutuhan para pengguna dan keputusan yang mereka buat.

Di dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 disebutkan terdapat beberapa kelompok utama pengguna pelaporan keuangan pemerintah, namun tidak terbatas pada

a. Masyarakat

b. Para Wakil Rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa

c. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinajaman


(28)

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna. Dengan demikian Laporan Keuangan Pemerintah tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari masing-masing kelompok pengguna. Namun demikan, berhubung pajak merupakan sumber utama pemerintah, maka ketentuan pelaporan keuangan yang memenuhi kebutuhan informasi para pembayar pajak perlu mendapat perhatian.

Meskipun demikian memiliki akses terhadap detail informasi yang tercantum dalam laporan keuangan, pemerintah wajib memperhatikan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan untuk keperluan perencanaan, pengendalian, dan pengambil keputusan. Selanjutnya pemerintah dapat menentukan bentuk dari informasi tambahan untuk kebutuhan sendiri diluar dari jenis informasi yang diatur dalam kerangka konseptual ini maupun standar-standar akuntansi yang dinyatakan lebih lanjut.

Dalam Impossiblity Theory (Deniski, 1973 dalam Sujana,2002). Dijelaskan bahwa sangat sulit untuk menyiapkan informasi yang dapat memuaskan semua kelompok pengguan yang mempunyai berbagai macam kepentingan.

Oleh karena itu Wilson and Kattelus (2002) dalam Rohman (2009: 252) menyatakan bahwa :

Sistem Akuntansi pemerintahan harus :

1. Menyajikan secara wajar dan mengungkapkan secara lengkap dana dan aktivitas dari unit pemerintah sesuai GAAP, dan

2. Menentukan dan membuktikan kesesuaian dengan peraturan keuangan yang terkait dan syarat-syarat kontraktual agar laporan keuangan yang disajikan dapat memenuhi harapan pengguna.


(29)

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 juga menjelaskan mengenai peranan serta tujuan dari laporan keuangan pemerintah, dimana setiap entitas mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan: a. Akuntabilitas

Mempertanggung jawabkan pengelola sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelapor dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan secara periodik.

b. Manajemen

Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam suatu periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian atas seluruh aset, kawajiban, dan ekuitas dana pemerintahan untuk kepentingan masyarakat. c. Transparansi

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruhatas pertanggung jawaban pemerintah dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

d. Keseimbangan Antargenerasi (Intergenerational Equity)

Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pda periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran


(30)

yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.

Selanjutnya, pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:

1) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran

2) Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan.

3) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan untuk kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai.

4) Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannnya dan mencakup kebutuhan kasnya.

5) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimanya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak pinjaman.

6) Menyediakan informasi mengenai perubahan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.


(31)

Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, transfer, dana cadangan, pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas dana, dan arus kas suati entitas.

2.2.2 Prinsip Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Pemerintahan

Dalam Peraturan pemerintahan Nomor 71 Tahun 2010, Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam menyusun standar, penyelenggaraan akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta penggunaan laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Berikut ini adalah delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah:

1. Basis Akuntansi

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basisi akrual, untuk pengakuan pendapatan laporan operasional,beban, aset, kewajiban, dan ekuitas. Dalam hal ini peraturan perundang-undangan mewajibkan disajikannya laporan keuangan dengan basis kas, maka entitas menyajikan laporan demikian.

Basis akrual untuk laporan operasional berarti bahwa pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening Kas UmumNegara/ Daerah atau oleh entitas pelaporan dan beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum


(32)

Negara/ Daerah atau entitas pelaporan. Pendapatan seperti seperti bantuan pihak luar / asing dalam bentuk jasa disajikan pula pada Laporan Operasional.

Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas, maka laporan realisasi anggaran anggaran yang selanjutnya disebut LRA disusun berdasarkan basis kas, berarti bahwa pendapatan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan, serta belanja, transfer dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Namun, demikian bilamana anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis akrual, maka LRA disusun berdasarkan basis akrual.

Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset , kewajiban, dan ekuitas diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintahan, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

2. Nilai Historis (historical Cost)

Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa akan datang dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah.


(33)

3. Realisasi (Realization)

Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran pemerintah suatu periode akuntansi akan digunakan untuk membayar utang dan belanja dalam periode tersebut.Mengingat LRA masih merupakan laporan wajib disusun, maka pendapatan atau belanja basis kas diakui setelah diotoritaskan melalui anggaran dan telah menambah atau mengurangi kas. Prinsip layak temu biaya – pendapatan (matching-cost against revenue priciple) dalam akuntansi pemerintahan tidak mendapat penekanan sebagaimana dipraktekkan dalam akuntansi komersial.

4. Substansi Mengungguli Bentuk Formal (substance Over Form)

Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi atau peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau persitiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya, maka hal tersebut harius di diungkapkan dengan jelas dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

5. Periodisitas (Periodicity)

Kegiatan akuntansi dan laporan keuangan entitas pelaporan dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan. Namun, periode bulanan, triwulan, dan semesteran juga dianjurkan.

6. Konsistensi (Consitency)

Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke periode oleh seatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal). Hal


(34)

ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari suatu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih baik dibanding metode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode ini diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

7. Pengungkapan Lengkap (Full disclosure)

Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat ditempatkan di lembar muka (on the face) laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.

8. Penyajian Wajar (Fair Presentation)

Laporan keuangan menyajikan dengan wajar laporan Realisasi Anggaran. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Dalam rangka penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat diperlukan bagi penyusun laporan keuangan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu. Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan.

Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpasitan sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu randah.


(35)

Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan, misalnya, pembentukan cadangan tersembunyi, sengaja menetapkan aset atau pendapatan yang terlampau rendah , atau sengaja mencatat kewajiban atau belanja yang terlampu tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral dan tidak andal.

Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah setiap keadaan yang tidak memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam mewujudkan informasi akuntansi dan laporan keuangan yang revan dan andal akibat keterbatasan atau karena alasan-alasan kepraktisan.

Tiga hal yang menimbulkan kendala dalam informasi akuntansi dan laporan keuangan pemerintahan daerah, yaitu :

- Materialitas. Walaupun idealnya membuat segala informasi, laporan keuangan pemerintahan hanya diharuskan memuat informasi yang memenuhi kriteria materialitas. Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna uang diambil atas dasar laporan keuangan

- Pertimbangan biaya dan manfaat. Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Oleh karena itu, laporan keuangan pemerintah tidak semestinya menyajikan segala informasi yang manfaatnya lebih kecil dari biaya penyusunannya. Namun demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya itu juga tidak harus dipikul oleh pengguna


(36)

informasi yang menikmati manfaat. Manfaat mungkin juga dinikmati oleh pengguna lain disamping mereka yang menjadi tujuan informasi, misalnya penyediaan informasi lanjutan kepada kreditor mungkin akan mengurangi biaya yang dipikul oleh suatu entitas pelaporan.

- Keseimbangan antar karakteristik kualitatif. Keseimbangan antar karakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat diantara berbagai tujuan normatif yang diharapkan dipenuhi oleh laporan keuangan pemerintah. Kepentingan relatif antar karakteristik dalam berbagai kasus berbeda, terutama antar relevansi dan keandalan. Penentuan tingkat kepentingan antara dua karakteristik kualitatif tersebut merupakan masalah pertimbangan profesional. 2.2.3 Kualitas Laporan Keuangan

Laporan Keuangan merupakan hasil akhir dari proses kegiatan akuntansi atau suatu ringkasan dari transaksi keuangan. Laporan keuangan disusun untuk memberikan informasi tentang posisi harta, utang, dan modal yang terjadi dalam suatu instansi atau perusahaan serta laba ruginya. Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan dijelaskan bahwa kualitas laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.

Menurut Iskandar Muda dkk (2014: Vol.6 No.2) “Dengan menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan dan prinsip akuntansi yang diatur oleh berbagai peraturan perundang-undangan, pelaksanaan laporan keuangan berdasarkan Peraturan Pemerintah akan mendapatkan manfaat dalam hal konektivitas dan integritas laporan keuangan melalui dukungan IT (information technology) yang handal sehinggamenciptakan sitem tata kelola yang baik”.


(37)

Menurut Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) ada empat karakteristik yang merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki. Keempat karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuatn didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya.

Informasi dikatakan relevan jika memiliki kriteria dibawah ini:

a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value). Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.

b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value). Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

c. Tepat waktu. Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.

d. Lengkap. Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin, yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Informasi yang melatar belakangi


(38)

setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.

2. Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik sebagai berikut:

a. Penyajian jujur. Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

b. Dapat diverifikasi (verifiability). Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.

c. Netralitas. Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.

3. Dapat dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan


(39)

secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke-tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah akan menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan., perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.

4. Dapat dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

Kualitas laporan keuangan sangat berkaitan erat dengan penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan sesuai dengan pernyataan dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan bahwa “SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.

Dengan demikian SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia.”


(40)

2.3Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian mengenai pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu

Peneliti Variabel Penelitian Hasil penelitian

Istaguein (2014)

Variabel Dependen:

Transparansi Laporan Keuangan Variabel Independen:

Standar Akuntansi Pemerintahan

Menunjukkan bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh signifikan terhadap transparansi laporan keuangan.

Permadi (2013) Variabel Dependen:

Kualitas Laporan Keuangan Variabel Independen: Sistem Akuntansi Keuangan PemerintahDaerah

Menunjukkan bahwa Sistem Akuntansi Keuangan

Pemerintah Daerah berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Nugraheni dan Subaweh (2008)

Variabel Dependen:

Kualitas Laporan Keuangan Variabel Independen:

Standar Akuntansi Pemerintahan

Menunjukkan bahwa Standar Akuntansi

Pemerintahan berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Kusumah (2012)

Variabel Dependen:

Kualitas Laporan Keuangan Variabel Independen:

Standar Akuntansi Pemerintahan

Menunjukkan bahwa Standar Akuntansi

Pemerintahan berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

2.4Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Standar Akuntansi Pemerintahan (X) Kualitas Laporan Keuangan (Y)


(41)

Dari kerangkapenelitian diatas memperlihatkan bahwa kualitas laporan keuangan sebagai variabel dependen diduga akan dipengaruhi oleh variabel independennya berupa Standar Akuntansi Pemerintahan.

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2007:51). Hipotesis penelitian ini adalah Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berpengaruh Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

BAB III


(42)

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian menurut Erlina (2007:62) adalah “suatu rencana dan struktur penelitian yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian”. Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan dua atau lebih variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono (2011:10) “penelitian explanatory adalah suatu metode penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan kausal antara variabel satu dengan yang lain melalui pengujian hipotesis.”

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dimulai dari penulisan proposal hingga akhir pengujian skripsi. Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) yang beralamat di jalan Tengku Rizal Nurdin No.5 kota Padangsidimpuan

3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu (1) variabel independen dan (2) variabel dependen.

Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan dan variabel independen dalam penelitian ini adalah Standar Akuntansi Pemerintahan. Adapun pengukuran masing-masing variabel adalah sebagai berikut:


(43)

Standar Akuntansi Pemerintahan merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Variabel ini diukur dengan menggunakan 11 item pertanyaan yangdiukur dengan menggunakan skala likert dengan rentang nilai 1 sampai 5, yaitu: 1=sangat tidak setuju; 2=tidak setuju, 3=kurang setuju, 4=setuju, 5=sangat setuju.

2. Kualitas Laporan Keuangan

Kualitas Laporan Keuangan merupakan ukuran ukuran normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki antara lain relevan, andal, dapat dipahami, dan dapat dibandingkan. Variabel ini diukur dengan menggunakan 13 item pertanyaan yang diukur dengan menggunakan skala likert dengan rentang nilai 1 sampai 5, yaitu: 1=sangat tidak setuju; 2=tidak setuju, 3=kurang setuju, 4=setuju, 5=sangat setuju.

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel

Penelitian Defenisi Operasional Pengukuran Variabel

Variabel Independen Standar Akuntansi Pemerintahan (X) Prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert dengan rentang nilai 1 sampai 5, yaitu: 1=sangat tidak setuju; 2=tidak setuju, 3=kurang setuju, 4=setuju, 5=sangat setuju.

Variabel Dependen

Kualitas Laporan Keuangan (Y)

Laporan keuangan yang disusun sudah memenuhi kriteria dari sebuah laporan keuangan yang kualitatif dengan

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert dengan rentang nilai 1 sampai 5, yaitu: 1=sangat tidak setuju; 2=tidak setuju, 3=kurang setuju, 4=setuju, 5=sangat setuju.


(44)

karakteristik yaitu relevan, andal, dapat dipahami, dan dapat dibandingkan.

3.4Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004 : 73). Populasi dalam penelitian ini adalahstaff atau pegawaipada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah kota Padangsidimpuan yang berjumlah 129 pegawai. 3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2004 : 73). Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik penentuan sampel secara purposive sampling. Pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu (Sugiyono, 2004 : 79). Berdasarkan populasi diatas, peneliti hanya mengambil sampel pada pegawai yang berada dibagian atau bidang keuangan saja, hal itu dikarenakanpenelitian mengacu pada penerapan standar akuntansi pemerintahan dalam penyusanan laporan keuangan DPPKAD. Pegawai yang menduduki jabatan dibidang keuangan terdiri dari 50pegawai. Peneliti mengambil 50 responden sebagai sampel penelitian.


(45)

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung dari sumber pertama.

Data primer penelitian dikumpulkan melalui penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan kueisoner yang disebarkan kepada pegawai di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) kota Padangsidimpuan.

3.6Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik kuosioner yaitu memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Instrumen dalam kuosioner merupakan replikasi dari peneliti terdahulu yaitu Arif Ardi Kusumah (2012). Kuesioner diberikan secara langsung kepada responden. Responden diminta untuk mengisi daftar pertanyaan, kemudian memintanya untuk mengembalikannya melalui peneliti yang secara langsung akan mengambil kueisoner yang telah diisi. Kuesioner yang diisi oleh responden akan diseleksi terlebih dahulu.

3.7Analisis Data

3.7.1 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.7.1.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisoner tersebut (Ghozali:2002). Dengan demikian tujuan uji validitas adalah untuk mengukur


(46)

apakah pertanyaan yang telah disusun dalam kuesioner benar-benar dapat mengukur apa yang hendak kita ukur.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan alat bantu program statistik, dengan kriteria sebagai berikut :

1) Jika r hitung positif dan r hitung> r tabel, maka butir pertanyaan tersebut valid 2) Jika r hitung negatif atau r hitung< r tabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak

valid

3) r hitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total Corelation

Nilai r tabel dapat diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-k, dimana : n = Jumlah responden

k = merupakan jumlah butir pertanyaan dalam suatu variabel 3.7.1.2Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menurut Riyadi (2000) dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama. Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrumen yang digunakan, peneliti menggunakan koefisien cronbach alpha. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,5 (Nunnally, 1967 : 120). Langkah-langkah melakukan uji reliabilitas terhadap suatu konstruk variabel sama dengan melakukan uji validitas. Output SPSS untuk uji reliabilitas akan dihasilkan secara bersama-sama dengan hasil uji validitas.


(47)

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian : (a) normalitas, dan (b) heterokedastisitas.

3.7.2.1Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi suatu data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped). Data yang dikatakan baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal.

Pedoman pengambilan keputusan dengan uji Kolmogorov-Smirnov tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal dapat dilihat dari :

a. Nilai sig. atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal

b. Nilai sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal

3.7.2.2Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual atas suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik


(48)

scatterplot di sekitar nilai X dan Y. Jika ada pola tertentu, maka telah terjadi gejala heteroskedastisitas.

Uji asumsi klasik yang digunakan hanya terbatas pada kedua uji di atas, sedangkan uji multikolinearitas dan autokorelasi tidak digunakan. Hal ini dikarenakan uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya maka uji ini tidak dilakukan karena penelitian hanya memiliki satu variabel independen dan uji autokorelasi yang bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya, maka uji autokorelasi ini sering ditemukan pada time series, sedangkan data yang dikumpulkan oleh penulis ada data crossection, maka masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. 3.7.3Pengujian Hipotesis

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalahanalisis regresi sederhana. Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen (Standar Akuntansi Pemerintahan) dan variabel dependen (Kualitas Laporan keuangan) apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS (Statistical Package For Social Science).


(49)

Model regresi linear sederhana yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut:

Y = a + b X

Nilai-nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini: a = ( ∑y ) ( ∑x2) - ( ∑x ) ( ∑xy) b = n ( ∑xy) - ( ∑x ) ( ∑y )

n ( ∑�2) - ( ∑x )2n ( ∑�2) – ( ∑x )2

Keterangan:

Y = Kualitas Laporan Keuangan X = Standar Akuntansi Pemerintahan a = Konstanta (Nilai Y apabila X = 0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan) 3.7.3.1Uji Parsial (Uji-t)

Uji statistik t dikenal juga sebagai uji signifikasi individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah :

H0 : b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen

Ha : b1 ≠ 0, artinya suatu variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen

Kriteria pengambilan keputusan :

Apabila probabilitas <� = 5%, maka Ha diterima Apabila probabilitas >� = 5%, maka Ha ditolak


(50)

BAB IV

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan jumlah sampel sebanyak 50 orang, dimana peneliti telah membagikan lima puluh tiga (50) buah kuesioner kepada responden di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) yang terletak di jalan Tengku Rizal Nurdin No.5 Kota Padangsidimpuan..

Tabel 4.1 Pengumpulan Data

Keterangan Jumlah Persentase

Kuesioner yang disebar 50 100%

Kuesioner yang tidak kembali 50 100%

Kuesioner yang kembali 50 100%

Kuesioner yang dijadikan sampel 50 100%

4.2Analisis Deskriptif

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar kuesioner. Jumlah pernyataan seluruhnya adalah dua puluh empat (24) butir pernyataan, yakni sebelas (11) butir pernyataan untuk variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (X) dan tigabelas (13) butir pernyataan untuk variabel Kualitas Laporan keuangan (Y).

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

Berdasarkan 13 Pertanyaan pada Variabel Kualitas Laporan Keuangan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13

ST (1) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


(51)

KS (3) 0 0 6 0 0 0 1 9 2 2 4 1 2 S (4) 46 42 41 36 37 40 41 38 47 47 41 45 47 SS (5) 4 8 3 14 13 10 8 3 1 1 5 4 1 Total 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa :

1. Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 46 orang (92%) setuju bahwa informasi laporan keuangan memberi peluang pengguna untuk evaluasi pencapaian sasaran, kemudian 4 orang (8%) sangat setuju.

2. Pada butir pernyataan dua dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 42 orang (84%) setuju bahwa informasi laporan keuanganmembantu pengguna dalammeprediksi kinerja keuangandi masa mendatang, kemudian 8 orang (16%) sangat setuju. 3. Pada butir pernyataan tiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,

diketahui bahwa terdapat 41 orang (82%) orang setuju bahwa informasi keuangan disajikantepat waktu sesuai kebutuhandalam mengambil keputusan, kemudian 3 orang (6%) sangat setuju, dan 6 orang (12%) kurang setuju.

4. Pada butir pernyataan empat dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 36 orang (72%) setuju bahwalaporan keuangan dalam LRA (Laporan Realisasi Anggaran)disajikan dengan lengkap, kemudian 14 orang (28%) sangat setuju.

5. Pada butir pernyataan lima dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 37 orang (74%) setuju bahwa laporan


(52)

keuangan dalam Neracadisajikan dengan lengkap, kemudian 13 orang (26%) sangat setuju.

6. Pada butir pernyataan enam dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 40 orang (80%) setuju bahwa laporan keuangan dalamCatatan Atas LaporanKeuangan disajikan dengan lengkap, kemudian 10 orang (20%) sangat setuju.

7. Pada butir pernyataan tujuh dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 41 orang (82%) setuju bahwa informasi laporan keuangan disajikan secara jujur/wajar, kemudian 8 orang (16%) sangat setuju, dan 1 orang (2%) kurang setuju.

8. Pada butir pernyataan delapan dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 38 orang (76%) setuju bahwa Informasi laporan keuangandapat diuji kewajarannya, kemudian 3 orang (6%) sangat setuju, dan 9 orang (18%) kurang setuju.

9. Pada butir pernyataan sembilan dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 47 orang (94%) setuju bahwa Informasi laporan keuangantidak berpihak pada kebutuhanpihak tertentu, kemudian 1 orang (2%) sangat setuju, dan 2 orang (4%) kurang setuju.

10. Pada butir pernyataan sepuluh dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 47 orang (94%) setuju bahwa Laporan keuangan dapatdibandingkan dengan laporan sebelumnya, kemudian 1 orang (2%) sangat setuju, dan 2 orang (4%) kurang setuju.


(53)

11. Pada butir pernyataan sebelas dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 41 orang (82%) setuju bahwa laporan keuangan dapatdibandingkan dengan laporankeuangan lainnya di lingkunganpemda setempat, kemudian 5 orang (10%) sangat setuju, dan 4 orang (8%) kurang setuju.

12. Pada butir pernyataan duabelas dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 45 orang (90%) setuju bahwa informasi laporan keuangan dapat dipahami oleh penggunanya, kemudian 4 orang (8%) sangat setuju, dan 1 orang (2%) kurang setuju. 13. Pada butir pernyataan tigabelas dari kuesioner yang disebar dan

dianalisis, diketahui bahwa terdapat 47 orang (94%) setuju bahwa informasi laporan keuangan disajikan dalam bentuk serta istilah yang sesuai dengan batas pemahaman penggunaannya, kemudian 1 orang (2%) sangat setuju, dan 2 orang (4%) kurang setuju.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11

ST (1) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

TS (2) 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

KS (3) 0 2 11 0 2 15 25 12 1 4 12

S (4) 33 27 26 23 46 29 23 37 45 41 35

SS (5) 17 21 12 27 2 6 2 1 4 5 3

Total 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa:

1. Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 33 orang (66%) setuju bahwa pencatatan aset


(54)

telah didukung dengan bukti-bukti sesuai ketentuan, kemudian 17 orang (17%) sangat setuju.

2. Pada butir pernyataan dua dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 27 orang (54%) setuju bahwa pencatatan utang telah didukung dengan bukti-bukti sesuai ketentuan, kemudian 21 orang (42%) sangat setuju, dan 2 orang (4%) kurang setuju.

3. Pada butir pernyataan tiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 26 orang (52%) setuju bahwa modal telah didukung dengan bukti-bukti sesuai ketentuan, kemudian 12 orang (24%) sangat setuju, 11 orang (22%) kurang setuju, dan 1 orang (2%) tidak setuju.

4. Pada butir pernyataan empat dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 23 orang (46%) setuju bahwa laporan realisasi anggaran telah didukung dengan bukti-bukti sesuai ketentuan, kemudian 27 orang (54%) sangat setuju.

5. Pada butir pernyataan lima dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 46 orang (92%) setuju bahwa pengelolaan keuangan telah ada pemisahan tugas fungsi dan tanggungjawab, kemudian 2 orang (4%) sangat setuju, dan 2 orang (4%) kurang setuju.

6. Pada butir pernyataan enam dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 29 orang (58%) setuju bahwa pengelola keuangan telah memahami penatausahaan keuangan sesuai ketentuan, kemudian 6 orang (12%) sangat setuju, dan 15 orang (30%) kurang setuju.


(55)

7. Pada butir pernyataan tujuh dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 23 orang (46%) setuju bahwa pengelola keuangan berlatarbelakang pendidikan akuntansi, kemudian 2 orang (4%) sangat setuju, dan 25 orang (50%) kurang setuju.

8. Pada butir pernyataan delapan dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 37 orang (74%) setuju bahwa sarana/prasarana didalam pengelolaan keuangan yang dimiliki telah memadai, kemudian 1 orang (2%) sangat setuju, dan 12 orang (24%) kurang setuju.

9. Pada butir pernyataan sembilan dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 45 orang (90%) setuju bahwa informasi disajikan dengan jujur, kemudian 4 orang (8%) sangat setuju, dan 1 orang (2%) kurang setuju.

10.Pada butir pernyataan sepuluh dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 41 orang (82%) setuju bahwa informasi disajikan dengan terbuka (tidak ada yang ditutupi), kemudian 5 orang (10%) sangat setuju, dan 4 orang (8%) kurang setuju.

11.Pada butir pernyataan sebelas dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 35 orang (70%) setuju bahwa anggaran penerimaan dapat memenuhi seluruh kebutuhan anggaran penerimaan, kemudian 3 orang (6%) sangat setuju, dan 12 orang (24%) kurang setuju.


(56)

4.3Analisis Statistik

4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas atau kesahihan adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yan diukur. Validitas ini menyangkut akurasi instrumen. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut itu valid atau sah, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap butir pertanyaan dengan skor total kuesioner. Adapun teknik korelasi yang biasa dipakai adalah teknik korelasi product moment dan untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan itu significant, maka dapat dilihat pada tabel nilai product moment atau menggunakan SPSS untuk mengujinya. Untuk butir pertanyaan yang tidak valid harus dibuang atau tidak dipakai sebagai instrumen (Noor, 2011:132). Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi yang mendapat nilai lebih besar dari 0,3 (Sekaran dalam Augustine dan Kristaung, 2013:70).

Setelah data diperoleh berdasarkan penyebaran kuesioner, maka data tersebut perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Bila instrumen atau alat ukur atau kuesioner tersebut tidak valid maupun reliabel, maka tidak akan diperoleh hasil penelitian yang baik (Noor, 2011:130, Zikmund, et al, 2009:309).Noor (2011:130) menyatakan agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba kuesioner paling sedikit 30 orang. Dalam penelitian ini, uji coba kuesioner melibatkan 30 responden. Berikut hasil dari uji validitas terhadap butir-butir


(57)

pertanyaan dari variabel Kualitas Laporan Keuangan dan Standar Akuntansi Pemerintahan.

Tabel 4.4 Uji Validitas

No Pernyataan rhitung rtabel Validitas

1 KLK1 0.511 0,3 Valid

2 KLK2 0.649 0,3 Valid

3 KLK3 0.749 0,3 Valid

4 KLK4 0.696 0,3 Valid

5 KLK5 0.585 0,3 Valid

6 KLK6 0.585 0,3 Valid

7 KLK7 0.57 0,3 Valid

8 KLK8 0.726 0,3 Valid

9 KLK9 0.745 0,3 Valid

10 KLK10 0.641 0,3 Valid

11 KLK11 0.601 0,3 Valid

12 KLK12 0.564 0.3 Valid

13 KLK13 0.558 0.3 Valid

14 SAP1 0.607 0,3 Valid

15 SAP2 0.687 0,3 Valid

16 SAP3 0.602 0,3 Valid

17 SAP4 0.72 0,3 Valid

18 SAP5 0.789 0,3 Valid

19 SAP6 0.601 0,3 Valid

20 SAP7 0.582 0,3 Valid

21 SAP8 0.69 0,3 Valid

22 SAP9 0.705 0,3 Valid

23 SAP10 0.759 0,3 Valid

24 SAP11 0.669 0,3 Valid


(58)

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan kuesioner telah valid karena rhitung> rtabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.

Hasil uji reliabilitas berdasarkan data yang diolah dengan bantuan aplikasi Software SPSS 20 for Windows dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5 Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s

Alpha Nilai Kritis Keterangan Kesimpulan Kualitas

Laporan Keuangan

0,872 0,6 0,872>0,6 Reliabel

Standar Akuntansi Pemerintah

0,879 0,6 0,879>0,6 Reliabel

Jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6 maka kuesioner penelitian bersifat reliabel (Augustine dan Kristaung, 2013:73, Noor, 2011:165). Diketahui bahwa nilai Alpha Cronbach dari variabel Kualitas Laporan Keuangan dan Standar Akuntansi Pemerintahan lebih besar dari 0,6 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

4.4 Uji Asumsi Klasik 4.4.1 Uji Normalitas

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yang pertama adalah uji normalitas. Ada dua cara


(59)

untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogrov-Smirnov.

1. Pendekatan Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (April 2015) Gambar 4.1 Grafik Histogram Uji Normalitas


(60)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (April 2015) Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot Uji Normalitas

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa hubungan dari variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan adalah berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh gambar histogram yang tidak terlihat menceng ke kiri maupun ke kanan. Sedangkan pada Gambar 4.2 data berdistribusi normal dapat dilihat pada scatterplot, terlihat titik-titik yang mengikuti garis diagonal.

2. Pendekatan Kolmogrov-Smirnov

Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang berdasarkan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S) untuk memastikan apakah data benar berdistribusi normal.

Tabel 4.6

One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual


(61)

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std.

Deviation 1.71962464 Most Extreme

Differences

Absolute .136

Positive .136

Negative -.119

Kolmogorov-Smirnov Z .963

Asymp. Sig. (2-tailed) .312

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (April 2014)

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui nilai probabilitas � atau Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,312. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan adalah � = 0,05 . Karena nilai probabilitas � , yakni 0,312, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas dipenuhi.

4.4.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.


(62)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (April 2015) Gambar 4.3 Grafik ScatterPlot Uji heteroskedastisitas

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat dari grafik ScatterPlot yang disajikan, tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.5 Uji Hipotesis

Hasil regresi linear sederhana untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Padangsidimpuan ditunjukkan pada Tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.7

Hasil Uji Analisis Regresi Sederhana Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 29.446 3.449 8.537 .000

SAP .531 .078 .702 6.835 .000


(63)

Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji Coefficients. Pada tabel coefficients yang dibaca adalah nilai dalam kolom B pada baris pertama menunjukkan konstanta (a) dan baris selanjutnya menunjukkan konstanta variabel independen. Berdasarkan Tabel 4.101 diatas maka model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = 29,446+0,531X

KLK = 29,446 + 0,531 Penerapan SAP

Dari persamaan regresi tersebut diatas maka dapat dianalisis sebagai berikut: a. Konstanta sebesar 29,446 menyatakan bahwa jika nilai Penerapan

Standar Akuntansi Pemerintahan adalah nol atau konstan, maka nilai Kualitas Laporan Keuangan adalah sebesar 29,446.

b. Koefisien Regresi Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan sebesar 0,531 menunjukkan bahwa apabila Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka Kualitas Laporan Keuangan akan meningkat sebesar 0.531

4.5.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji signifikansi parsial secara individu merupakan suatu uji untuk menguji apakah nilai dari koefisien regresi parsial secara individu bernilai nol atau tidak (Gujarati, 2003:250, Supranto, 2005:196).

Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 29.446 3.449 8.537 .000

SAP .531 .078 .702 6.835 .000


(64)

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa:

a. Variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (X)

Nilai thitung variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan adalah 6.835 dan nilai ttabel adalah 2.01 maka thitung> ttabel (6.835 > 2.01) dan nilai signifikan (0.000 < 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial pengaruh variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

Artinya apabila variabel Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahanditingkatkan, maka Kualitas Laporan Keuangan tidak meningkat sebesar 0.531 satuan.

4.5.2 Uji Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinasi (�2) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas (Supranto, 2005:158, Gujarati, 2003:212). Koefisien determinan berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R2 ≥ 1). Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) adalah besar. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan demikian sebaliknya.

Tabel 4.9

Pengujian Koefisien Determinan (R2) Model Summaryb


(65)

1 .702a .493 .483 1.737 a. Predictors: (Constant), Standar Akuntansi Pemerintahan

b. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa:

a. R=0.702 berarti hubungan variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap variabel dependen Kualitas Laporan Keuangan (Y) sebesar 70,2%, yang berarti hubungannya sangat erat.

b. R Square sebesar 0.493 berarti 49,3% variabel Kualitas Laporan Keuangan dapat dijelaskan oleh variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan. Sedangkan sisanya sebesar 50,7% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

c. Standard Error of Estimate (standar deviasi) artinya menilai ukuran variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya adalah 1.737, yang mana semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.6 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan diperoleh persamaan regresi linear Y=29,446+0,531X. Konstanta sebesar 29,446 menyatakan bahwa jika nilai Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan adalah nol atau konstan, maka nilai Kualitas Laporan Keuangan adalah sebesar 29,446. Koefisien Regresi Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan sebesar 0,531 menunjukkan bahwa apabila Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka Kualitas Laporan Keuangan akan meningkat sebesar 0.531. Cara pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas � atau Sig.


(1)

p5 51.83 13.523 .505 .865

p6 51.83 13.523 .505 .865

p7 51.67 13.333 .474 .867

p8 51.77 12.875 .662 .856

p9 51.57 12.599 .678 .855

p10 51.67 12.575 .532 .865

p11 51.97 13.275 .514 .864

p12 51.83 13.592 .482 .866

p13 51.73 13.444 .464 .867

LAMPIRAN 3

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN

No p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 Total

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 41

2 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 48

3 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 49

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

7 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43

8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

9 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 42


(2)

12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

13 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 42

14 4 4 5 5 5 4 4 3 4 3 3 46

15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

16 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 39

17 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 47

18 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 41

19 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 48

20 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 42

21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 41

22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

23 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 42

24 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 48

25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 41

26 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43

27 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43

28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49

29 5 5 4 5 5 5 5 3 4 4 4 47

30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

31 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 45

32 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 39

33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43

34 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 53

35 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 44

36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

38 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 42

39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49

41 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 42

42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

43 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 42

44 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 51

45 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 44

46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

47 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 49

48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49

49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

50 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 39


(3)

No p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 Total

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 51

2 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 56

3 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 56

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

7 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53

8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

9 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 50

10 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53

11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

13 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 3 56

14 4 4 5 5 5 4 4 3 4 3 3 3 4 51

15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

16 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 51

17 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 55

18 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 51

19 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 56

20 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 3 56

21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 51

22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

23 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 50

24 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 56

25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 51

26 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53

27 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53

28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 53

29 5 5 4 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 57

30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

31 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 53

32 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 51

33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

34 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 61

35 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 56

36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

38 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 50

39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 53

41 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 50


(4)

43 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 50

44 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 57

45 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 56

46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

47 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 57

48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 53

49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

50 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 50

Total 204 208 197 214 213 210 207 194 199 199 201 203 199 2648


(5)

(6)