Jarak Kehamilan Pelayanan Antenatal

dan asam folat 0,5 mg untuk semua ibu hamil sebanyak satu kali satu tablet selama 90 hari Tablet besi yang diberikan kepada ibu hamil adalah tablet besi yang mengandung Fe sulfat 320 mg dan asam folat 0,5 mg.

g. Jarak Kehamilan

26 Ibu dengan jarak kelahiran rapat berisiko 2 kali untuk terhadap kejadian BBLR. Dapat terjadi dikarenakan oleh proses pengembalian kondisi setelah persalinan tidak hanya selesai setelah nifas berakhir, akan tetapi membutuhkan waktu yang lebih panjang sehingga dibutuhkan rentang waktu yang cukup bagi organ-organ tubuh untuk dibebani dengan proses kehamilan dan persalinan lagi. Jarak Kehamilan yang dikategorikan atas : 1 Kelahiran anak pertama 0 tahun 1 2 Jarak Kehamilan 2 tahun 3 Jarak Kehamilan ≥ 2 tahun

h. Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas indikasi tertentu serta indikasi dasar dan khusus. Selain itu aspek yang lain yaitu penyuluhan, Komunikasi, Informasi dan Edukasi KIE, motivasi ibu hamil dan rujukan. Tujuan asuhan antenatal adalah memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi, mengenali secara Universitas Sumatera Utara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan, mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal serta optimalisasi kembalinya kesehatan reproduksi ibu secara wajar. Keuntungan layanan antenatal sangat besar karena dapat mengetahui resiko dan komplikasi sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan rujukan ke rumah sakit. Layanan antenatal dilakukan sehingga dapat dilakukan pengawasan yang lebih intensif, pengobatan agar resiko dapat dikendalikan, serta melakukan rujukan untuk mendapat tindakan yang adekuat. Pelayanan Antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan memenuhi standart tersebut. Ditetapkan pula bahwa distribusi frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan,dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan yaitu minimal 1 kali pada triwulan ketiga. Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini factor resiko, pencegahan dan penanganan komplikasi. Menurut Penelitian Colti Sistiarani 2008 Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,001 , berarti pada α= 5 dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan persentase BBLR antara ibu yang memiliki kualitas pelayanan antenatal kurang baik 19,20,14 Universitas Sumatera Utara dengan ibu yang memiliki kualitas pelayanan antenatal baik. Analisis faktor risiko kualitas pelayanan antenatal didapatkan OR = 5,85 95 CI:1,91-17,8 artinya ibu yang memiliki kualitas pelayanan antenatal yang kurang baik mempunyai peluang melahirkan BBLR 5,85 kali dibandingkan ibu yang memiliki kualitas pelayanan antenatal baik Cakupan kunjungan K4 ibu hamil di Sumatera Utara sejak tahun 2007 mengalami kenaikan dari 77,95 menjadi 85,92 ditahun 2012, namun peningkatan ini terkesan lambat karena peningkatkannyahanya sekitar 2 setiap tahun. Dengan peningkatan seperti ini dikhawatirkan Sumatera Utara tidak mampu mencapai target SPM bidang kesehatan yaitu 95 tahun 2015. Satu-satunya daerah yang telah menjadi K4 yaitu 95 yaitu Kabupaten Deli Serdang dengan cakupan K4 sebesar 95,92. Terdapat 5 kabupatenkota yang pencapaiannya antara 90 -95 yaitu Kabupaten Batubara 91,30, KabupatenLangkat 91,47, Kabupaten Humbang Hasundutan92,99, Kabupaten Toba Samosir93,18,dan Kabupaten Asahan 93,59. KabupatenKotalain memiliki cakupan K4 dibawah 90 yaitu dengan range antara 38,13 -88,75; Kabupaten dengan cakupan K4 terendah yaitu Kabupaten Nias Barat sebesar 38,13. Melihat pencapaian ini sangat diperlukan upaya-upaya yang lebih komprehensif serta berhasil guna untuk mengakselerasi cakupan K4 tersebut pada masa-masa mendatang. .19 29 Universitas Sumatera Utara Menurut Depkes beberapa factor predisposisi kejadian BBLR yaitu : a. Faktor ibu adalah umur, jumlah paritas, penyakit kehamilan, gizi kurang atau malnutrisi, trauma, kelelahan, merokok, kehamilan yang tidak diinginkan. 26 b. Factor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan ganda. c. Factor Janin adalah kelainan bawaan, infeksi.

2.5. Pencegahan BBLR