sebelum hamil karena tidak menstruasi dan jumlah zat besi yang ditransfer kepada janin masih rendah. Pada waktu mulai menginjak trimester II, terdapat peningkatan
volume plasma darah yang lebih besar dibandingkan pertambahan masa sel darah merah sampai pada trimester III sehingga terjadi anemia yang bersifat fisiologis.
Apabila wanita hamil tidak mempunyai simpanan zat besi yang cukup banyak dan tidak mendapat suplemen preparat besi, sementara janin bertambah terus dengan
pesat maka janin dalam hal ini akan berperan sebagai parasit, ibu akhirnya akan menderita anemia, sedangkan janin umumnya dipertahankan normal, kecuali pada
keadaan yang sangat berat misalnya kadar Hb ibu sangat rendah maka zat besi yang kurang akan berpengaruh pula terhadap janin sehingga menimbulkan BBLR .
13
c. Tingkat Pendidikan
10
Latar Belakang pendidikan seseorang berhubungan dengan tingkat pengetahuan, jika tingkat pengetahuan gizi ibu baik maka diharapkan status gizi ibu
dan balitanya juga baik.Yang mempengaruhi status gizi ibu hamil adalah pengetahuannya mengenai makanan yang harus dikonsumsinya selama hamil
sehingga dapat mencegah terjadinya bayi berat lahir rendah. Dan menurut penelitian proporsi BBLR diantara jenjang pendidikan ibu cenderung lebih besar pada ibu yang
tidak sekolahpendidikan SD kebawah 8,1 dibanding pendidikan SLTP 5,5 dan SLTA 6,0
d. Merokok
15
Ibu hamil yang merokok dapat menyebabkan resiko tinggi terjadinya BBLR.Kelahiran BBLR pada ibu hamil perokok pasif diakibatkan oleh paparan
karbon monoksida CO yang terus menerus selama ibu hamil. Karbon monoksida
Universitas Sumatera Utara
CO dapat diikat didalam haemoglobin ibu, sehingga mengakibatkan menurunnya kapasitas pengangkutan oksigen O2 didalam darah ibu, dan pada akhirnya tubuh
janin akan menerima oksigen yang lebih sedikit. Selain karbon monoksida, nikotin yang dihasilkan dari asap rokok perokok aktif kemudian terhisap oleh ibu hamil juga
dapat menurunkan perfusi plasenta. Nikotin yang masuk kedalam darah ibu dapat melewati plasenta dan mempengaruhi beberapa organ tubuh janin. Dampak dari
pengaruh zat - zat tersebut adalah pertumbuhan bayi dibawah normal.
Menurut Ridwan 2000 dalam penelitiannya dengan judul “Analisis risiko .pajanan asap rokok terhadap berat badan lahir “. Menunjukkan bahwa jumlah bayi yang lahir BBLR
dari suami yang merokok lebih 10 batang sebesar 59,5 dan untuk yang kurang dari 10 batang lahir BBLR sebanyak 45,5. Hasil analisis OR sebesar 1,760 95CI. 0,795-3,897,
berarti suami dengan merokok lebih 10 batang perhari berisisko 1,76 kali lebih besar untuk mempunyai bayi lahir BBLR.
16,17
e. Paritas
16
Paritas merupakan jumlah persalinan yang dialami ibu sebelum atau kehamilan sekarang. Paritas dikelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu
1 Primipara, golongan ibu dengan paritas 1 ibu yang telah pernah melahirkan bayi sebanyak 1 kali
12
2 Multipara, golongan ibu dengan paritas 2-5 ibu yang telah pernah melahrkan bayi sebanyak 2 hingga 5 kali
3 Grade Multipara, golongan ibu dengan paritas 5 ibu yang telah pernah melahirkan bayi sebanyak lebih dari 5 kali
Universitas Sumatera Utara
Paritas merupakan faktor risiko penyebab kejadian Berat Badan Lahir Rendah BBLR pada bayi. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengujian statistik yang
diperoleh nilai Odds Ratio OR = 2,438
21
, sehingga dapat dikatakan bahwa paritas merupakan faktor risiko terhadap kejadian Berat Badan Lahir Rendah BBLR
dimana ibu dengan paritas 3 anak berisiko 2 kali melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah BBLR.
Kejadian Berat Badan Lahir Rendah BBLR lebih sering terjadi pada ibu yang mempunyai paritas tinggi dibanding dengan ibu dengan paritas rendah, hal ini
disebabkan karena terdapatnya jaringan parut akibat kehamilan dan persalinan terdahulu.Jaringan parut tersebut mengakibatkan persediaan darah ke placenta tidak
adekuat sehingga perlekatan placenta tidak sempurna sehingga placenta menjadi tipis dan mencakup uterus lebih luas. Akibat lain dari perlekatan placenta yang tidak
adekuat ini adalah terganggunya penyaluran nutrisi yang berasal dari ibu ke janin sehingga penyaluran nutrisi dari ibu ke janin menjadi terhambat atau kurang
mencukupi kebutuhan janin.
17
f. Kadar Hb Ibu