Paritas merupakan faktor risiko penyebab kejadian Berat Badan Lahir Rendah BBLR pada bayi. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengujian statistik yang
diperoleh nilai Odds Ratio OR = 2,438
21
, sehingga dapat dikatakan bahwa paritas merupakan faktor risiko terhadap kejadian Berat Badan Lahir Rendah BBLR
dimana ibu dengan paritas 3 anak berisiko 2 kali melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah BBLR.
Kejadian Berat Badan Lahir Rendah BBLR lebih sering terjadi pada ibu yang mempunyai paritas tinggi dibanding dengan ibu dengan paritas rendah, hal ini
disebabkan karena terdapatnya jaringan parut akibat kehamilan dan persalinan terdahulu.Jaringan parut tersebut mengakibatkan persediaan darah ke placenta tidak
adekuat sehingga perlekatan placenta tidak sempurna sehingga placenta menjadi tipis dan mencakup uterus lebih luas. Akibat lain dari perlekatan placenta yang tidak
adekuat ini adalah terganggunya penyaluran nutrisi yang berasal dari ibu ke janin sehingga penyaluran nutrisi dari ibu ke janin menjadi terhambat atau kurang
mencukupi kebutuhan janin.
17
f. Kadar Hb Ibu
Anemia gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin Hb dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb
tersebut. Untuk menegakkan diagnosis anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual-muntah lebih hebat pada hamil muda. Pemeriksaan dan pengawasan hemoglobin dapat dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan alat sahli. Hasil pemeriksaan hemoglobin dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut :
1 Hb ≥11,0 g disebut tidak anemia.
12, 18
2 Hb 9,0 g-10,9 g disebut anemia ringan. 3 Hb 7,0 g-8,9 g disebut anemia sedang
4 Hb
≤ 7,0 g disebut anemia berat
Hal ini sesuai dengan hasil SKRT 2002, bahwa ibu hamil yang menderita anemia mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah
BBLR. Berdasarkan hasil persamaan regresi logistik yang diperoleh bahwa ibu hamil yang memiliki kadar Hb 11,0 gr maka probabilitas melahirkan bayi yang
BBLR adalah 23.Ibu hamil dengan anemia akibatnya mereka mempunyai risiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR, kematian saat persalinan,
pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan.Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu
meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya.
Penyebab utama anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah defisiensi besi.Menyatakan bahwa anemia defisiensi besi merupakan masalah gizi ibu hamil
yang utama untuk mengatasi masalah anemia pada ibu hamil dan mencegah dampak buruk anemia pada ibu hamil terhadap ibu dan janin serta bayi, pemerintah telah
melaksanakan program pemberian tablet besi.Intervensi yang paling mudah dan paling luas jangkauannya adalah melalui institusi Posyandu dan Puskesmas.
Kebijaksanaan pemerintah adalah memberikan tablet besi atau Fe Fe sulfat 320 mg
Universitas Sumatera Utara
dan asam folat 0,5 mg untuk semua ibu hamil sebanyak satu kali satu tablet selama 90 hari Tablet besi yang diberikan kepada ibu hamil adalah tablet besi yang
mengandung Fe sulfat 320 mg dan asam folat 0,5 mg.
g. Jarak Kehamilan