Tinjauan Umum Pengumpulan Uang atau Barang

48

BAB III Tinjauan Umum Tentang Pengumpulan Uang dan Barang Sebagaimana

diatur dalam UU Nomor 9 Tahun 1961 tentang Pengumpulan Uang atau Barang

A. Tinjauan Umum Pengumpulan Uang atau Barang

1. Pengertian Pengumpulan Uang atau Barang Undang – Undang No. 9 tahun 1961 tentang Pengumpulan Uang atau Barang memberikan pengertian pengumpulan uang atau barang dalam Pasal 1, yaitu : “yang diartikan pengumpulan uang atau barang adalah setiap usaha mendapatkan uang atau barang untuk pembangunan dalam bidang kesejahteraan sosial, mental agama kerokhanian, kejasmanian dan bidang kebudayaan”. 47 Pengumpulan uang atau barang diselenggarakan dengan jalan mengadakan pertunjukan amal, bazar, lelang untuk amal, penjualan barang dengan pembayaran yang melebihi harga sebenarnya atau usaha – usaha lain yang serupa, seperti penjualan kartu undangan, buku – buku dan gambar – gambar atau dengan cara mengirimkan pos wesel dengan maksud mencari derma”. 48 47 Republik Indonesia, Undang – Undang Nomor 9 Tahun 1961 tentang Pengumpulan Uang atau Barang, Pasal 1. 48 Republik Indonesia, Undang – Undang Nomor 9 Tahun 1961 tentang Pengumpulan Uang atau Barang, Penjelasan Pasal 1. Untuk menyelenggarakan pengumpulan uang atau barang sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1 UU PUB diperlukan izin terlebih dahulu dari pejabat yang berwenang. Pemberian izin dimaksudkan untuk menjaga dan memelihara keselamatan dan ketentraman rakyat banyak baik secara preventif maupun repressif dari perbuatan orang – orang yang kurang bertanggung jawab. Universitas Sumatera Utara PP No 29 Tahun 1980 tentang Pelaksanaan Pengumpulan Sumbangan pada Pasal 21 dan Pasal 22 menyatakan bahwa pengumpulan uang atau barang yang diwajibkan oleh hukum agama, hukum adat dan adat – istiadat, atau yang diselenggarakan dalam, lingkungan terbatas, tidak memerlukan izin dari pejabat yang berwenang. Ukuran “diwajibkan” oleh hukum agama didasarkan pada pengertian “wajib” menurut Ahkmaul Chamsah dalam Hukum Islam, atau antara lain “perpuluhan” dalam Hukum Agama Kristen, pengertian lingkungan terbatas mencakup juga lingkungan geografis dan golongan – golongan kemasyarakatan. 49 a Zakat zakat fitrah Pengumpulan uang atau barang yang di pandang tidak memerlukan izin lebih dahulu, antara lain sebagai contoh: b Pengumpulan didalam mesjid, gereja, pura, dan tempat peribadatan lainnya, dikalangan umat gereja untuk usaha diakonal dan usaha gereja lainnya c Gotong – royong yang dijalankan dalam keadaan darurat, misalnya pada waktu timbul wabah, kebakaran, taufan, banjir dan bencana alam lainnya, pada waktu terjadinya bencana tersebut. d Lingkungan terbatas dalam sekolah, kantor, rukun kampungtetangga, desa untuk bersih desa, dan lain sebagainya. e Diantara hadirin dalam suatu pertemuan, dikalangan anggota – anggota suatu badan, perkumpulan dan lain – lain. 49 Republik Indonesia, Undang – Undang Nomor 9 Tahun 1961 tentang Pengumpulan Uang atau Barang, Penjelasan Pasal 2 Ayat 2. Universitas Sumatera Utara Pengumpulan uang atau barang pada hakekatnya harus ditujukan untuk membangun atau membina dan memajukan suatu usaha yang berguna untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Terutama dalam bidang kesejahteraan, yaitu keselamatan, ketentraman dan kemakmuran lahir dan batin dalam tata kehidupan dan penghidupan manusia, baik dalam kehidupan orang seorang maupun dalam kehidupan bersama. 2. Pihak dalam usaha pengumpulan uang atau barang Pihak – pihak dalam usaha pengumpulan uang atau barang dapat dikategorikan menjadi 3 bagian, yaitu : a. Pihak penyelenggara pengumpulan uang atau barang Pihak penyelenggara pengumpulan uang atau barang diberikan kepada perkumpulan atau organisasi kemasyarakatan. Perkumpulan dan organisasi yang dimaksud adalah perkumpulan dan organisasi yang didirikan sesuai dengan peraturan yang berlaku, juga perkumpulan sosialamal yang dibentuk dengan cara – cara yang lazim serta oleh pemberi izin pengurusannya dianggap mempunyai nama baik dan bonafid. b. Penyumbang Yang dikategorikan sebagai penyumbang adalah masyarakat yang memberikan sumbangan berbentuk uang atau barang dalam suatu kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh pihak penyelenggara yang berguna bagi pembangunan masyarakat adil dan makmur. c. Pejabat yang berwenang Universitas Sumatera Utara Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang berwenang memberikan izin pengumpulan uang atau barang. Pejabat yang berwenang dapat dibedakan menurut daerah diselenggarakannya kegiatan pengumpulan uang atau barang tersebut. Menurut Pasal4 Ayat 1 UU PUB, Pejabat yang berwenang memberikan izin pengumpulan uang atau barang ialah : a Menteri Kesejahteraan Sosial Apabila pengumpulan itu diselenggarakan dalam seluruh wilayah negara atau melampaui daerah tingkat I atau untuk menyelenggarakanmembantu suatu usaha sosial diluar negeri b Gubernur, Kepala Daerah Tingkat I Apabila pengumpulan itu diselenggarakan di dalam seluruh wilayahnya yang melampaui suatu daerah tingkat II dalam wilayah daerah tingkat I yang bersangkutan. c BupatiWalikota, Kepala Daerah tingkat II Apabila pengumpulan itu diselenggarakan dalam wilayah daerah tingkat II yang bersangkutan.

B. Sumbangan Sebagai Salah Satu Usaha Pengumpulan Uang atau Barang

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Perlindungan Hukum Konsumen Terhadap Pelabelan Produk Pangan Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999

5 129 137

Tinjauan Yuridis Terhadap Sistem Pengembalian Uang Kembalian Pelanggan Pada Industri Retail Departemen Store Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

1 51 104

Tinjauan Yuridis Terhadap Sistem Pengembalian Uang Kembalian Pelanggan Pada Industri Retail Departemen Store Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

13 98 104

Kedudukan dan Peranan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Dalam Rangka Menyelesaikan Sengketa Konsumen ditinjau dari UU nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsume

22 339 103

Tindak Pidana di Bidang Perlindungan Konsumen Menurut UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dari Perspektif Kebijakan Penanggulangan Kejahatan (Studi Putusan No.1821/Pid.B/2008/ PN/Medan)

5 77 139

View of Analisis Penentuan Harga Barang dan Hak Perlindungan Bagi Konsumen dalam UU No. 8 Pasal 4 Tahun 1999

0 0 24

UU No. 27 Tahun 2009 tentang MD3

0 0 188

BAB II TINJAUAN UMUM PERLINDUNGAN KONSUMEN MENURUT UU No. 8 TAHUN 1999 A. Pengertian Konsumen dan Hukum Perlindungan Konsumen - Tinjauan Yuridis Perlindungan Hukum Konsumen Terhadap Pelabelan Produk Pangan Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999

0 9 44

Tinjauan Yuridis Perlindungan Hukum Konsumen Terhadap Pelabelan Produk Pangan Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999

0 0 8

UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf

0 0 26