Hasil Penentuan Spektrum Serapan Maksimum Hasil Penentuan Panjang Gelombang Analisis

29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penentuan Spektrum Serapan Maksimum

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh panjang gelombang maksimum teofilin konsentrasi = 8,1 μgml pada 270,40 nm dan untuk efedrin HCl konsentrasi = 360,4 μgml pada 262,80 nm; 256,80 nm; dan 251,20 nm. Spektrum serapan maksimum teofilin dan efedrin HCl masing-masing dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2, sedangkan tumpang tindih spektrum serapan teofilin dan efedrin HCl dapat dilihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.1 Spektrum Serapan Maks imum Teofilin 8,1 μgml Gambar 4.2 Spektrum Serapan Maksimum Efedrin HCl 360,4 μgml nm . 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 Ab s. 2.500 2.000 1.500 1.000 0.500 0.000 262,80 nm 256,80 nm 251,20 nm Universitas Sumatera Utara 30 Gambar 4.3 Tumpang Tindih Spektrum Serapan Maksimum Teofilin 8,1 µgml dan Efedrin HCl 360,4 µgml Penentuan spektrum serapan maksimum teofilin dan efedrin HCl dilakukan pada panjang gelombang 200-400 nm. Panjang gelombang maksimum untuk teofilin dalam suasana asam A 1 1 = 536a terletak pada 270 nm, sedangkan untuk efedrin HCl dalam suasana asam A 1 1 = 12a terletak pada 263 nm, 257 nm, dan 251 nm Moffat, dkk., 2011. Berdasarkan teori dengan hasil yang diperoleh, perbedaan panjang gelombang maksimum masing-masing teofilin dan efedrin HCl tidak kurang dan tidak lebih dari 2 nm. Dalam hal ini, panjang gelombang maksimum masing- masing komponen telah memenuhi syarat Moffat, dkk., 2005. Spektrum serapan maksimum teofilin dan efedrin HCl dapat dilihat pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Spektrum Serapan Maksimum Teofilin a dan Efedrin HCl b Moffat, dkk., 2011 nm . 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 Ab s. 2.500 2.000 1.500 1.000 0.500 0.000 Universitas Sumatera Utara 31

4.2 Hasil Penentuan Panjang Gelombang Analisis

Tumpang tindih spektrum serapan maksimum teofilin 8,1 µgml dan efedrin HCl 360,4 µgml pada skala yang diatur dapat dilihat pada Gambar 4.5. Gambar 4.5 Tumpang Tindih Spektrum Serapan Maksimum Teofilin 8,1 µgml dan Efedrin HCl 360,4 µgml pada Skala yang Diatur Dari Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa hasil tumpang tindih spektrum serapan dibuat dengan menggabungkan kedua serapan dari teofilin konsentrasi 8,1 µgml dan efedrin HCl konsentrasi 360,4 µgml. Pembacaan spektrum serapan ini dilakukan pada panjang gelombang 215-300 nm, karena pada panjang gelombang ini teofilin dan efedrin HCl tumpang tindih secara keseluruhan. Metode spektrofotometri secara multikomponen dalam menetapkan kadar campuran teofilin dan efedrin HCl, hanya dapat menggunakan dua panjang gelombang maksimum dari masing-masing komponen, yakni 270,40 nm dari teofilin dan 256,80 nm dari efedrin HCl. Sedangkan dua panjang gelombang lain dari efedrin HCl yakni 262,80 nm dan 251,20 nm tidak dapat digunakan karena metode spektrofotometri secara multikomponen hanya menggunakan dua panjang gelombang maksimum dalam perhitungan matriks. nm . 200.00 250.00 300.00 320.00 Ab s. 0.500 0.400 0.300 0.200 0.100 0.000 Universitas Sumatera Utara 32 Berbeda dengan metode spektrofotometri secara panjang gelombang berganda, metode ini dapat menetapkan kadar campuran yang terdapat lebih dari dua panjang gelombang dari masing-masing komponen dengan syarat panjang gelombang yang diambil merupakan panjang gelombang maksimum Rohman, 2007. Syarat lainnya bahwa masing-masing komponen masih memiliki serapan pada panjang gelombang yang ditentukan Andrianto, 2009. Pada penelitian ini, dipilih empat titik panjang gelombang dalam penetapan kadar teofilin dan efedrin HCl dalam tablet. Pemilihan empat panjang gelombang ini berdasarkan jumlah panjang gelombang maksimum antara teofilin dan efedrin HCl, yakni 270,40 nm dari teofilin; 262,80 nm; 256,80 nm; dan 251,20 nm dari efedrin HCl. Empat titik panjang gelombang analisis yang akan digunakan dalam penetapan kadar dalam tablet dapat dilihat pada Gambar 4.6. Gambar 4.6 Empat Titik Panjang Gelombang yang akan Digunakan dalam Penetapan Kadar Teofilin dan Efedrin HCl dalam Tablet Berdasarkan Gambar 4.6, dapat diketahui apakah empat panjang gelombang yang ditentukan memenuhi syarat lainnya bahwa masing-masing komponen masih memiliki serapan pada panjang gelombang yang ditentukan. Pada panjang gelombang 270,40 nm, efedrin HCl masih memberikan serapan dan nm . 200.00 250.00 300.00 320.00 Ab s. 0.500 0.400 0.300 0.200 0.100 0.000 270,40 nm 262,80 nm 256,80 nm 251,20 nm Universitas Sumatera Utara 33 merupakan serapan maksimum dari teofilin. Pada panjang gelombang 251,20 nm; 256,80 nm; dan 262,80 nm; teofilin sudah memberikan serapan dan ketiga panjang gelombang tersebut merupakan serapan maksimum dari efedrin HCl. Jadi, keempat panjang gelombang tersebut dapat digunakan untuk menetapkan kadar teofilin dan efedrin HCl dalam tablet. 4.3 Hasil Perbandingan Spektrum Serapan Campuran Teofilin dan Efedrin HCl Sebelum Penambahan Baku dengan Sesudah Penambahan Baku Spektrum campuran teofilin dan efedrin HCl sebelum penambahan baku dengan sesudah penambahan baku dapat dilihat Gambar 4.6 dan Gambar 4.7. Gambar 4.7 Spektrum Serapan Campuran Teofilin dan Efedrin HCl Sebelum Metode Adisi Standar Gambar 4.8 Spektrum Serapan Campuran Teofilin dan Efedrin HCl Sesudah Metode Adisi Standar nm . 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 Ab s. 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 Universitas Sumatera Utara 34 Dari Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 dapat dilihat bahwa adanya perbedaan spektrum sebelum penambahan baku dengan sesudah penambahan baku. Sebelum penambahan baku, spektrum yang terlihat hanya teofilin sedangkan efedrin HCl tidak terlihat dan tidak dapat dilakukan penetapan kadar efedrin HCl karena konsentrasinya di dalam campuran kecil atau hampir tidak ada. Oleh karena itu, diperlukan metode adisi standar terhadap efedrin HCl agar konsentrasi efedrin HCl dapat meningkat dan absorbansinya turut meningkat. Menurut Harmita 2004, dalam metode adisi penambahan bahan baku, sejumlah sampel yang dianalisis ditambah analit dengan kadar biasanya 98 sampai 102 dari kadar analit yang diperkirakan, dicampur dan dianalisis kembali. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya. 4.4 Hasil Perbandingan Spektrum Serapan Campuran Baku Teofilin dan Efedrin HCl dengan Spektrum Tablet A, Tablet G, dan Tablet I Spektrum serapan campuran teofilin dan efedrin HCl antara campuran baku dengan campuran yang terdapat dalam tablet A, tablet G, dan tablet I dapat dilihat Gambar 4.9, Gambar 4.10, Gambar 4.11 dan Gambar 4.12. Gambar 4.9 Spektrum Serapan Campuran Baku Teofilin dan Efedrin HCl nm . 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 Ab s. 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 Universitas Sumatera Utara 35 Gambar 4.10 Spektrum Serapan Teofilin dan Efedrin HCl pada Tablet A Gambar 4.11 Spektrum Serapan Teofilin dan Efedrin HCl pada Tablet G Gambar 4.12 Spektrum Serapan Teofilin dan Efedrin HCl pada Tablet I nm . 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 Ab s. 0.700 0.600 0.400 0.200 0.000 Universitas Sumatera Utara 36 Berdasarkan Gambar 4.9, Gambar 4.10, Gambar 4.11, dan Gambar 4.12 dapat dilihat bahwa spektrum serapan campuran teofilin dan efedrin HCl pada tablet A, tablet G, dan tablet I memberikan spektrum serapan yang serupa dengan campuran baku teofilin dan efedrin HCl. Perhitungan kadar teoritis dari campuran baku teofilin dan efedrin HCl dapat dilihat pada Lampiran 14 halaman 61 dan spektrum serapan dari larutan baku yang dibuat sebanyak 6 kali dapat dilihat pada Lampiran 30 halaman 88. Contoh perhitungan kadar teoritis dari teofilin dan efedrin HCl dalam tablet A dapat dilihat pada Lampiran 16 halaman 65 dan rekapitulasi kadar teoritis dari teofilin dan efedrin HCl dalam tablet A, tablet G, dan tablet I dapat dilihat pada Lampiran 17 halaman 67. Spektrum serapan dalam tablet A yang dibuat sebanyak 6 kali dapat dilihat pada Lampiran 31 halaman 90. Spektrum serapan dalam tablet G yang dibuat sebanyak 6 kali dapat dilihat pada Lampiran 32 halaman 92. Spektrum serapan dalam tablet I yang dibuat sebanyak 6 kali dapat dilihat pada Lampiran 33 halaman 94.

4.5 Hasil Penentuan Serapan pada Empat Panjang Gelombang