Perhitungan Kadar Teofilin dan Efedrin HCl dalam Campuran Analisis Hasil

26 metode tersebut, kadar yang diperoleh dinyatakan sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang sebenarnya: Kadar Sampel = C A − C B C C x 100 Keterangan: C A = Konsentrasi perolehan sampel setelah penambahan bahan baku C C = Konsentrasi teoritis sampel sebelum penambahan bahan baku C B = Konsentrasi baku yang ditambahkan

3.6.8 Perhitungan Kadar Teofilin dan Efedrin HCl dalam Campuran

Perhitungan kadar masing-masing komponen dalam campuran dilakukan atas dasar serapan campuran Ac dan serapan tiap komponen pada multi panjang gelombang yang telah diketahui dari hasil pengukuran dengan menggunakan persamaan matriks: [c] = [[a] x [a 1 ]] -1 x [a] x Ac] Keterangan: [c] = Kadar komponen dari campuran [a] = Matriks serapan senyawa penyusun campuran [a 1 ] = Matriks perubahan bentuk serapan senyawa penyusun campuran [[a] X [a 1 ]] -1 = Invers matriks dikali transpose matriks serapan senyawa penyusun campuran [Ac] = Matriks nilai serapan sampel

3.6.9 Analisis Hasil

Analisis hasil dilakukan untuk mengetahui validitas metode yang digunakan dalam penelitian, berikut parameter yang diukur: a. Akurasi Nilai akurasi dihitung dari hasil matriks kadar yang terukur dibandingkan dengan kadar teoritis dikalikan kadar sertifikat analisis. Akurasi dikatakan baik jika berada dalam rentang 90-110 Andrianto, 2009. Universitas Sumatera Utara 27 Akurasi dari hasil matriks diperoleh dengan rumus: Akurasi dari hasil matriks = Kadar perolehan matriks Kadar teoritis x Kadar sertifikat analisis b. Presisi Penentuan presisi berdasarkan nilai koefisian variasi KV atau Coefficient of variation CV. Jika KV lebih kecil dari 2 maka dinilai mempunyai presisi yang baik Andrianto, 2009. Koefisien variasi KV diperoleh dengan rumus: KV = Standar deviasi kadar hasil Harga rerata kadar hasil x 100 c. Analisis Data Penetapan Kadar Secara Statistik Data perhitungan kadar teofilin dan efedrin HCl dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji t tabel distribusi t dapat dilihat pada Lampiran 29 halaman 84 dan Lampiran 30 halaman 85. Rumus yang digunakan adalah: SD = � ∑�X−X� 2 n −1 Untuk mencari t hitung digunakan rumus: t hitung = X −X SD √n Data diterima jika t hitung t tabel pada interval kepercayaan 95 dengan nilai α = 0,05. Keterangan: SD = Standard deviation simpangan baku Xi = Kadar dalam satu perlakuan − X = Kadar rata-rata dalam satu sampel n = Jumlah pengulangan α = Tingkat kepercayaan Universitas Sumatera Utara 28 Menurut Sudjana 2005, untuk menghitung kadar teofilin dan efedrin HCl sebenarnya dalam sampel secara statistik dapat digunakan rumus: μ = X� ± t tabel x SD √n Keterangan: SD = Standard deviation simpangan baku − X = Kadar rata-rata dalam satu sampel n = Jumlah pengulangan t = Harga t tabel sesuai dengan derajat kepercayaan Universitas Sumatera Utara 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penentuan Spektrum Serapan Maksimum

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh panjang gelombang maksimum teofilin konsentrasi = 8,1 μgml pada 270,40 nm dan untuk efedrin HCl konsentrasi = 360,4 μgml pada 262,80 nm; 256,80 nm; dan 251,20 nm. Spektrum serapan maksimum teofilin dan efedrin HCl masing-masing dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2, sedangkan tumpang tindih spektrum serapan teofilin dan efedrin HCl dapat dilihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.1 Spektrum Serapan Maks imum Teofilin 8,1 μgml Gambar 4.2 Spektrum Serapan Maksimum Efedrin HCl 360,4 μgml nm . 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 Ab s. 2.500 2.000 1.500 1.000 0.500 0.000 262,80 nm 256,80 nm 251,20 nm Universitas Sumatera Utara