36 baik harus masuk ke dalam rentang pH normal kulit yaitu 5,0-6,8. Jika pH krim
tidak sesuai dengan pH kulit maka akan menyebabkan iritasi kulit. Akan tetapi nilai pH produk kulit berdasarkan SNI 16-4399-1996
syarat mutu sediaan krim tabir surya yaitu 4,5-8 dan sediaan kosmetik krimlotion komersial yaitu 7,2-8,4.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pH krim tabir surya masih tergolong aman karena pH krim yang terlalu asam dapat menyebabkan iritasi pada kulit sedangkan
untuk pH krim yang terlalu basa dapat menyebabkan kulit menjadi keringAhmad, dkk., 2013; Amnuaikit dan Prapaporn, 2013; Mayawati, dkk., 2014;
Purwaningsih, dkk., 2015; SNI,1996.
4.2.4 Penentuan tipe emulsi sediaan
Penentuan tipe krim dilakukan dengan cara sejumlah tertentu diletakkan di kaca objek, ditambahkan satu tetes metilen biru, diaduk dengan batang
pengaduk, bila metilen biru tersebar merata berarti sediaan tipe minyak dalam air, tetapi jika warna hanya berupa bintik-bintik biru, berarti sediaan tipe air dalam
minyak Ditjen POM RI, 1985. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, sediaan tabir surya
mempunyai tipe minyak dalam air ma karena metilen biru dapat terlarut dan memberikan warna biru yang homogen. Hasil penentuan tipe emulsi sediaan dapat
dilihat pada Lampiran 3,halaman 46.
4.3 Pengujian Iritasi Terhadap Sukarelawan
Untuk mengetahui ada atau tidaknya reaksi iritasi maka dilakukan uji iritasi terhadap kulit yaitu uji tempel. Uji tempel adalah uji iritasi yang dilakukan
untuk tujuan mengetahui apakah sediaan uji itu menimbulkan iritasi atau tidak Ditjen POM RI, 1985. Uji tempel dilakukan selama ± 24 jam lalu diamati reaksi
Universitas Sumatera Utara
37 yang terjadi. Uji tempel merupakan uji dimana sediaan yang hendak diuji
dioleskan pada kulit.
Tabel 4.4 Data pengujian iritasi terhadap kulit sukarelawan
Sukarelawan I
II III
IV V
VI VII VIII IX X
XI XII Respon
Keterangan : Tidak ada reaksi Eritema
+ Eritema dan papula
++ Eritema, papula dan gelembung vesikula
+++ Edema dan gelembung
++++ Berdasarkan hasil uji iritasi yang dilakukan terhadap sukarelawan di atas
Formula 5 tidak memberikan reaksi iritasi sehingga aman digunakan. Maka dapat disimpulkan bahwa F0, F1, F2, F3, dan F4 juga tidak menimbulkan iritasi pada
kulit dan dapat dikatakan seluruh sediaan krim tabir surya aman untuk digunakan.
4.4 Penentuan Nilai SPF Tabel 4.5 Hasil pengukuran SPF
No Formula Nilai Sun Protection Factor SPF
Rata- rata
I II
III IV
V VI
1. F0
0,06 0,07
0,06 0,06
0,07 0,07
0,06 2.
F1 10,91
10,97 11,02
11,08 11,10
11,14 11,04
3. F2
14,26 14,30
14,30 14,33
14,37 14,34
14,32 4.
F3 14,63
14,76 14,81
14,79 14,81
14,83 14,77
5. F4
15,50 15,54
15,55 15,63
15,63 15,63
15,58 6.
F5 17,83
17,85 17,90
17,95 17,95
17,97 17,91
Keterangan: F0 : Blanko basis krim
F1 : Basis krim + Oksibenzon 2 + Oktil metoksisinamat 5 F2 : Oksibenzon 2 + Oktil metoksisinamat 5 + Minyak biji gandum 5
F3 :Oksibenzon 2 + Oktil metoksisinamat 5 + Minyak biji gandum 7,5 F4 : Oksibenzon 2 + Oktil metoksisinamat 5 + Minyak biji gandum 10
F5 : Oksibenzon 2 + Oktil metoksisinamat 5 + Minyak biji gandum 12,5
Universitas Sumatera Utara
38
0,06 11,04
14,32 14,77
15,58 17,91
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
F0 F1
F2 F3
F4 F5
N ila
i S P
F
Formula Krim
Nilai SPF
Penentuan nilai SPF dilakukan secara in vitro dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan cara sediaan krim dilarutkan pada pelarutnya
lalu diukur dan diperoleh absorbansi. Absorbansi dari setiap sediaan kemudian dimasukkan ke perhitungan persamaan Mansur. Hasil perhitungan persamaan
Mansur dapat di lihat pada Lampiran 10, halaman 50. Hasil SPF dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Grafik pengaruh konsentrasi minyak biji gandum terhadap nilai SPF
sediaan krim tabir surya kombinasi oksibenzon dan oktil metoksisinamat.
Keterangan: F0 : Blanko basis krim
F1 : Basis krim + Oksibenzon 2 + Oktil metoksisinamat 5 F2 : Oksibenzon 2 + Oktil metoksisinamat 5 + Minyak biji gandum 5
F3 :Oksibenzon 2 + Oktil metoksisinamat 5 + Minyak biji gandum 7,5 F4 : Oksibenzon 2 + Oktil metoksisinamat 5 + Minyak biji gandum 10
F5 : Oksibenzon 2 + Oktil metoksisinamat 5 + Minyak biji gandum 12,5
Berdasarkan hasil penentuan nilai SPF sediaan yang menggunakan perhitungan metode Mansur maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
konsentrasi minyak biji gandum semakin tinggi SPF yang diperoleh.
Universitas Sumatera Utara
39 Efektivitas sediaan tabir surya berdasarkan nilai SPF yang diberikan
sebagai faktor perlindungan terhadap sinar matahari. Menurut Wasitaatmadja 1997, kategori adalah sebagai berikut:
1. Minimal, bila SPF antara 2-4
2. Sedang, bila SPF antara 4-6
3. Ekstra, bila SPF antara 6-8
4. Maksimal, bila SPF antara 8-15
5. Ultra, bila SPF lebih dari 15
Berdasarkan pembagian nilai SPF yang baru disampaikan maka dapat diperoleh kategori untuk masing-masing sediaan krim tabir surya dengan nilai
SPF yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Kategori tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.6 di bawah ini.
Tabel 4.6 Kategori efektivitas sediaan krim tabir surya kombinasi oksibenzon dan
oktil metoksisinamat No
Formula Nilai SPF Rata-Rata
Kategori Efektivitas 1.
F0 0,06
Tidak ada efektivitas 2.
F1 11,04
Maksimal 3.
F2 14,32
Maksimal 4.
F3 14,77
Maksimal 5.
F4 15,58
Ultra 6.
F5 17,91
Ultra Keterangan:
F0 : Blanko basis krim F1 : Basis krim + Oksibenzon 2 + Oktil metoksisinamat 5
F2 : Oksibenzon 2 + Oktil metoksisinamat 5 + Minyak biji gandum 5 F3 :Oksibenzon 2 + Oktil metoksisinamat 5 + Minyak biji gandum 7,5
F4 : Oksibenzon 2 + Oktil metoksisinamat 5 + Minyak biji gandum 10 F5 : Oksibenzon 2 + Oktil metoksisinamat 5 + Minyak biji gandum 12,5
Dari Tabel 3.6 dapat dilihat bahwa F0 memiliki nilai SPF 0,06, hal ini menunjukkan bahwa F0 tidak memberikan efek perlindungan terhadap sinar UV-
Universitas Sumatera Utara
40 B karena nilai SPF minimal adalah 2, sedangkan F1, F2, F3 memberikan efek
perlindungan maksimal dan F4, F5 memberikan perlindungan ultra. Tokoferol merupakan salah satu antioksidan alami larut lemak yang kuat.
Tokoferol dapat melindungi kulit dari polutan serta radiasi sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kerusakan pada kulit. Sifat alami tokoferol yang mudah larut
dalam lemak menjadikan tokoferol mudah terabsorbsi pada penggunaan secara topikal pada kulit Chandra, 2015. Penggunaan secara topikal vitamin E dapat
mengurangi eritema, resiko kanker kulit, serta penuaan dini kulit pada kulit tikus yang diradiasikan dengan sinar ultraviolet Penggunaan secara topikal vitamin E
juga mencegah kerusakan DNA yang memicu terjadinya kanker kulit akibat radiasi sinar ultraviolet pada kulit tikus. Sifat fotoprotektif vitamin E juga terbukti
menghambat terjadinya melanogenesis pada kulit Chandra, 2015. Setelah dilakukan uji statistik terhadap nilai SPF sediaan menggunakan
One Way Anova, diperoleh nilai sig. 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dengan probabilitas lebih kecil dari 0,05 antara
masing-masing formula dengan adanya perbedaan konsentrasi minyak biji gandum yang ditambahkan. Berdasarkan hasil pengujian Post-Hoc menggunakan
metode Tukey, terdapat perbedaan nilai SPF yang signifikan antara masing- masing formula dengan penambahan minyak biji gandum dalam konsentrasi yang
berbeda-beda. F5 dengan konsentrasi minyak biji anggur sebesar 12,5 memberikan nilai rata-rata SPF paling tinggi bila dibandingkan dengan fomula
lainnya yaitu sebesar 17,91. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi minyak biji gandum yang ditambahkan, maka semakin
besar nilai SPF yang diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa minyak biji gandum
Universitas Sumatera Utara
41 dapat meningkatkan nilai SPF sediaan tabir surya yang dikombinasi dengan
oksibenzon dan oktil metoksisinamat.
Universitas Sumatera Utara
42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN