14 Radiasi UV yang berperan dalam kesehatan manusia terdiri dari UV A
dan UV B. Sebanyak 95-98 radiasi UV yang mencapai permukaan bumi terdiri dari UV A, sedangkan sisanya sekitar 2-5 adalah sinar UV B. Intensitas UV A
dalam sinar matahari mencapai 500-1000 kali lebih besar dibandingkan UV B Sukma, 2015. UV B merupakan sinar ultraviolet yang efektif menembus bumi
dan mengakibatkan kerusakan pada kulit manusia. Kerusakan yang terjadi oleh karena radiasi UV B adalah lebih pada kerusakan DNA sel yang merupakan
kromofornya. Gejala kerusakan yang terjadi akibat penyerapan UV B ke epidermis berupa eritema. Panjang gelombang dari ultraviolet yang paling efektif
menyebabkan eritema yaitu 250-290 nm dan semakin berkurang efek eritemanya seiring dengan bertambahnya panjang gelombang Sukma, 2015. UV A dapat
menyebabkan inflamasi, pigmentasi, photoaging, imunosupresi dan kanker Ho, 2001.
2.3 Mekanisme Perlindungan Alami Kulit
Secara alami kulit manusia mempunyai sistem perlindungan terhadap paparan sinar matahari. Mekanisme pertahanan tersebut adalah dengan penebalan
stratum korneum dan pigmentasi kulit. Perlindungan kulit terhadap sinar UV disebabkan oleh peningkatan jumlah melanin dalam epidermis. Butir melanin
yang terbentuk dalam sel basal kulit setelah penyinaran UVB akan berpindah ke stratum korneum di permukaan kulit, kemudian teroksidasi oleh sinar UVA. Jika
kulit mengelupas, butir melanin akan lepas, sehingga kulit kehilangan pelindung
terhadap sinar matahari Ditjen POM RI, 1985.
Semakin gelap warna kulit tipe kulit seperti yang dimiliki ras Asia dan Afrika, maka semakin banyak pigmen melanin yang dimiliki, sehingga semakin
Universitas Sumatera Utara
15 besar perlindungan alami dalam kulit. Namun, mekanisme perlindungan alami ini
dapat ditembus oleh tingkat radiasi sinar UV yang tinggi, sehingga kulit tetap membutuhkan perlindungan tambahan Theresia, 2010.
2.4 Tabir Surya
Sediaan tabir surya adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud memantulkan atau menyerap secara efektif cahaya matahari, terutama
daerah emisi gelombang ultraviolet, sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan kulit karena cahaya mahatari Ditjen POM RI, 1985.
Tabir surya terbagi menjadi 2 jenis, yaitu: 1.
Tabir surya fisik Tabir surya fisik mencegah sinar matahari agar sampai ke kulit
dengan cara memantulkan dan menghamburkan sinar, seperti cermin yang memantulkan cahaya. Komponen utama dari tabir surya fisik
ini adalah bahan seperti talk, yaitu titanium dioksida dan zink oksida Shai, et al., 2009. Titanium dioksida dan zink oksida memiliki sifat
innert dan dapat memberi efek pada seluruh panjang gelombang UV Barel, et al., 2009. Kadar maksimum yang dapat digunakan adalah
25 Arjona, et al., 2015. 2.
Tabir surya kimia Tabir surya kimia menyerap sinar ultraviolet, dimana bekerja
dengan cara mencegah agar sinar ultraviolet masuk ke kulit. Kemampuan untuk menyerap tergantung pada konsentrasi dan
ukuran partikel dari bahan aktif yang digunakan. Bahan yang digunakan adalah oksibenzon, benzofenon dan asam p-
Universitas Sumatera Utara
16 aminobenzoat Shai, et al., 2009. Biasanya merupakan senyawa
aromatik terkonjugasi dengan ikatan rangkap C=C Arjona, et al., 2015.
Gambar 2.5 Mekanisme kerja dari tabir surya Shai, et al., 2009
Tabir surya kimia menghalangi 95 dari sinar UV B dan kebanyakan tidak dapat menghalangi UV A. Tabir surya kimia golongan benzofenon dan tabir
surya fisik lebih efektif dalam menghalangi sinar UV dengan SPF 15. Kombinasi tabir surya yang ideal adalah dengan mencampurkan bahan aktif tabir surya kimia
dan fisik Shai, et al., 2009. Beberapa syarat tabir surya diantaranya:
1. Efektif dalam menyerap sinar eritemogenik pada rentang panjang gelombang 290-320 nm tanpa mengalami gangguan yang akan mengurangi efisiensinya
atau yang akan menimbulkan toksik atau iritasi 2. Tidak mudah menguap
3. Tidak menyebabkan toksik, tidak iritan, dan tidak menimbulkan sensitisasi 4. Bahan kimia tidak terdegradasi
Universitas Sumatera Utara
17 5. Tidak memberikan noda pada pakaian Ditjen POM RI, 1985.
2.5 Sun Protection Factor SPF