Pembinaan mental Pemenuhan Hak

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh anak pidana yang menjadi koresponden menyatakan bahwa kegiatan olahraga benar ada dilaksanakan di dalam Lapas sebagai salah satu program dalam menjaga kesehatan fisik anak pidana. Dari 60 orang anak yang menjawab ada, sebanyak 52 orang anak memberikan keterangan bahwa kegiatan olahraga yang dilaksanakan di dalam Lapas berupa senam pagi yang dilaksanakan sebanyak 3 kali dalam seminggu yaitu pada hari selasa, kamis, jumat dan selain itu anak pidana juga difasilitasi untuk melaksanakan olahraga lain seperti bola kaki, tenis meja, badminton serta bola volly. Menurut observasi penulis ketika berkunjung ke Lapas, penulis benar melihat adanya kegiatan olahraga yang dilaksanakan oleh beberapa anak pidana di dalam Lapas seperti ada beberapa anak pidana yang bermain sepak bola di tengah lapangan, ada juga anak pidana yang bermain badminton di ruang Perpustakaan yang dimulti fungsikan sebagai ruang membaca, kegiatan keagamaan serta kegiatan olah raga badminton. 56

6. Pembinaan mental

Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan menyebutkan bahwa pembinaan adalah kegiatan untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku, profesional, kesehatan jasmani dan rohani narapidana dan anak didik pemasyarakatan. Dalam hal melaksanakan pembinaan yang bermanfaat bagi kesehatan mental serta rohani anak pidana di 56 Observasi penulis Universitas Sumatera Utara dalam Lapas Anak Tanjung Gusta Medan, Lapas mengadakan kegiatan pembinaan mental yaitu: 57 1. Kegiatan pembinaan mental kerohanian Keagamaan pembinaan mental kerohanian terhadap anak pidana dilaksanakan menurut agama dan kepercayaan anak pidana sehingga mampu memiliki mental yang sehat sehingga diharapkan setelah keluar dari Lapas anak pidana dapat kembali kemasyarakat, berguna di dalam masyarakat dan tidak mengulangi kesalahannya serta mampu bermasyarakat dengan baik. Adapun kegiatan keagamaan yang dilaksanakan yaitu : a. Islam Bagi anak pidana yang beragama islam, kegiatan keagamaan yang dilaksanakan adalah kegiatan pengajian yang dilaksanakan setiap hari senin hingga sabtu dan bekerjasama dengan Pendidikan Intensif Agama Islam PIAI dan bekerjasama juga dengan Kementrian Agama untuk melaksanakan kegiatan keagamaan islam tiga kali dalam seminggu yaitu pada hari senin, rabu, dan jumat. Biasanya kementrian Agama mengirimkan ustad yang akan melaksanakan pembinaan keagamaan bagi anak pidana. b. Kristen Bagi anak pidana yang beragama kristen, kegiatan keagamaan yang dilaksanakan adalah penginjilan dan kebaktian. Kebaktian rutin dilaksanakan dua kali dalam sehari yaitu pada waktu pagi 57 Wawancara dengan Kasubsie Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan Lapas Anak Tanjung Gusta Medan pada tanggal 19-20 Mei 2015 Universitas Sumatera Utara hari serta sore hari. Kegiatan kebaktian dan penginjilan bagi anak pidana beragama kristen di dalam Lapas Anak Tanjung Gusta Medan dilaksanakan bersama dengan Persatuan Wanita Kristen, serta dari Gereja Bethel Indonesia. c. Budha dan Hindu Bagi anak pidana yang bergama budha dan hindu, kegiatan keagamaan dilaksanakan sekali dalam seminggu yaitu setiap hari sabtu yang bekerjasama dengan Wanita Budhis Indonesia. Anak pidana yang beragama Hindu dalam kegiatan keagamaan digabungkan dengan anak pidana yang beragama Budha sebab anak yang beragama hindu hanya terdiri dari 3 orang saja, selain itu juga petugas pemasyarakatan juga tidak ada yang beragama hindu sehingga dalam pelaksanaan pembinaan keagamaan bagi anak yang beragama Hindu sulit untuk dilaksanakan. Oleh sebab itu Lapas mengambil keputusan untuk menggabungkan agama hindu dengan budha dalam melaksanakan kegiatan keagamaan. Kegiatan keagamaan bagi anak pidana yang beragama hindu dan budha dilaksanakan di ruang Cetiya Ananda. Mengenai pembinaan mental kerohanian anak pidana, penulis melakukan penelitian kepada 60 anak pidna di Lapas Anak Klas II-A Tanjung Gusta Medan dan diperoleh hasil sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 23 Kegiatan Pembinaan Mental Rohani Ibadah dan Pendidikan Keagamaan No. Jawaban Jumlah Persen 1 Pernah 60 100 2 Tidak pernah - 3 Tidak menjawab - 60 orang 100 Sumber : Hasil data primer pada tanggal 19 Mei yang telah diolah Berdasarkan hasil kuesioner mengenai kegiatan pembinaan mental rohani yang dicantumkan dalam tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 60 orang atau sebanyak 100 anak pidana yang dibagikan daftar kuesioner , seluruh anak pidana tersebut menjawab bahwa di dalam Lapas Anak Klas II-A Tanjung Gusta Medan diadakan kegiatan ibadah keagamaan secara rutin dan tidak hanya kegiatan ibadah saja yang dilakukan Lapas kepada anak pidana melainkan Lapas juga mengadakan pendidikan keagamaan kepada anak-anak pidana yang menjalani hukuman pidana di dalam Lapas untuk menciptakan mental yang sehat. Adapun kegiatan keagamaan yang dilaksanakan berupa pendidikan agama islam, kristen, budha, hindu serta kegiatan ibadah sesuai dengan agama masing-masing. Mengenai kegiatan kerohanian yang dilaksanakan pihak Lapas, penulis melihat langsung bahwa benar ada dilaksanakan kegiatan ibadah serta pendidikan keagamaan di dalam Lapas. Pada saat penulis mengadakan penelitian ke dalam Lapas pada tanggal 19-22 Mei penulis melihat bahwa pada pagi hari ada kegiatan ibadah agama kristen yang dilaksanakan di dalam ruangan ibadah, kemudian pada siang hari ada kegiatan shallat yang dilaksanakan beberapa anak di dalam masjid yang terdapat di lingkungan hunian anak pidana. Mengenai pendidikan keagamaan, ketika penulis melakukan penelitian di dalam Lapas penulis melihat Universitas Sumatera Utara bahwa ada kegiatan pendidikan agama islam yang dilaksanakan di ruang kelas yang diperuntukkan sebagai ruangan kejar paket C pada tanggal 21 Mei 2015 yang bekerjasama dengan Departemen Agama wilayah Sumatera Utara. 58 2. Kegiatan Moralitas Kegiatan moralitas merupakan suatu wujud pelaksanaan pemenuhan hak atas kesehatan mental anak pidana Lapas Anak Klas II-A Tanjung Gusta Medan. Lapas Anak Tanjung Gusta Medan sebagai unit pelaksana pembinaan bagi anak pidana dalam membina mental anak untuk mewujudkan anak pidana yang memiliki mental yang kuat dan sehat, melaksanakan kegiatan pembinaan moralitas yang bekerjasama dengan pihak ketiga sebagai narasumber pembinaan moralitas yaitu Pelatihan Pendidikan Relawan Moralitas Lifa Course. Kegitan moralitas di dalam Lapas Anak Tanjung Gusta Medan dilaksanakan sudah gelombang ke 7 per 22 Mei 2015 yaitu berarti sudah hampir setengah dari jumlah warga binaan mengikuti kegiatan moralitas ini. Dalam kegiatan pembinaan moralitas, hal-hal yang diajarkan yaitu mengenai bagaimana bersikap yang baik dan benar terhadap petugas pemasyarakatan, kepada teman,dan orang lain.selain itu dalam kegiatan pendidikan moralitas juga diberikan pendidikan berupa pendidikan berbangsa dan bernegara. Kegiatan pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara yaitu dengan mengadakan upacara hari kesadaran Nasional setiap tanggal 17 setiap bulannya. Adapun tujuan dilaksanakan pembinaan moralitas bagi anak pidanawarga binaan pemasyarakatan adalah untuk memfungsikan diri anak pidana bagi orang lain. Biasanya kegiatan moralitas ini dilaksanakan di 58 Observasi yang dilakukan penulis pada saat melakukan penelitian di Lapas Anak Klas II- A Tanjung Gusta Medan pada tanggal 21 Mei Universitas Sumatera Utara gedung Aula yang terdapat di Lapas Anak Tanjung Gusta Medan. Kepala Sub Seksi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan Pak Leo Panjaitan ketika diwawancarai menambahkan bahwa ketika semua warga binaananak pidana telah mendapatkan pendidikan moralitas maka ada rencana untuk mengadakan pendidikan moralitas pada masa mapnaling yaitu masa pengenalan lingkungan bagi anak pidana yang baru saja masuk ke dalam Lapas. Mengenai pembinaan mental berupa kegiatan pendidikan moralitas merupakan salah satu bentuk hak anak pidana yang harus dipenuhi untuk menciptakan anak pidana yang tidak hanya sehat jasmani namun harus juga memiliki kesehatan mental yang baik untuk mampu kembali kepada masyarakat dengan baik setelah masa hukumannya telah berakhir. Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan membagikan daftar kuesioner kepada 60 anak pidana untuk mengetahui apakah kegiatan moralitasbudi pekerti merupakan kegiatan yang diterima anak pidana selama berada di dalam Lapas. berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan diperoleh hasil yaitu: Tabel 24 Kegiatan MoralitasBudi Pekerti No. Jawaban Jumlah Persen 1 Pernah 55 91,67 2 Tidak pernah 5 8,33 3 Tidak menjawab - 60 orang 100 Sumber : Hasil data primer pada tanggal 19 Mei yang telah diolah Dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 60 orang anak pidana yang tercantum dalam tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 55 orang atau sebanyak 91 anak pidana menyatakan bahwa Lapas mengadakan kegiatan pendidikan budi Universitas Sumatera Utara pekertimoralitas kepada anak pidana. Sedangkan 5 orang atau sebanyak 8,33 anak lainnya menyatakan bahwa tidak ada kegiatan moralitasbudi pekerti yang dilaksanakan oleh pihak Lapas. Dari hasil ini diketahui bahwa lebih banyak anak yang menjawab bahwa benar ada kegiatan moralitasbudi pekerti yang dilaksanakan di dalam Lapas. 3. Kegiatan Pramuka Kegiatan pembinaan mental yang dilakukan oleh Lapas Anak Tanjung Gusta Medan selain pembinaan moralitas, agama, dan berbangsa bernegara, Lapas Anak Tanjung Gusta Medan juga mengadakan kegiatan kepramukaan Gugus Depan 14099 yang dilaksanakan setiap hari senin, rabu dan sabtu. Selain itu juga diadakan juga Jambore Anak, serta Perkemahan Sabtu Minggu di Lapas Anak Tanjung Gusta Medan. C. Pembinaan Anak Didik Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan yang Berkaitan dengan Kesehatan Program pembinaan yang berkaitan dengan kesehatan yang dilaksanakan di dalam Lapas Anak Tanjung Gusta Medan meliputi: 59 1. Pembinaan Mental Pembinaan mental yang dilaksanakan Lapas Anak Tanjung Gusta Medan meliputi: a. Kegiatan pramuka Kegiatan pramuka rutin diadakan setiap hari senin, rabu dan sabtu. Kepramukaan di Lapas Anak Tanjung Gusta Medan yaitu bernama 59 Wawancara dengan Kepala Sub Seksi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan Anak Tanjung Gusta Medan pada tanggal 19-20 Mei 2015. Universitas Sumatera Utara Kepramukaan Gugus Depan 14099 Helvetia. Kegiatan pramuka antara lain mengadakan Jambore Anak, Perkemahan Sabtu Minggu di Lapas Anak Tanjung Gusta Medan. b. Kegiatan Moralitas Kegiatan moralitas adalah salah satu program pembinaan yang diadakan oleh Lapas dengan tujuan untuk memfungsikan diri anak pidana bagi orang lain. Adapun kegiatan moralitas yang dilaksanakan di dalam Lapas Anak Tanjung Gusta Medan adalah dengan memberikan pendidikan serta pelatihan moralitas secara rutin bagi anak pidana sekali dalam seminggu dan berkesinambungan yang bekerjasama dengan Pelatihan Pendidikan Relawan Moralitas Lifa Course. Hingga pada 22 Mei 2015 telah memasuki gelombang ke tujuh pelatihan dan pendidikan moralitas yang telah diadakan di dalam Lapas bagi anak pidanawarga binaan pemasyarakatan. c. Pembinaan Berbangsa dan Bernegara Kegiatan pembinaan mental berbangsa dan bernegara dilaksanakan di dalam Lapas Anak Tanjung Gusta Medan rutin dilaksanakan pada tanggal 17 setiap bulannya. Setiap tanggal 17 setiap bulan diadakan upacara hari kesadaran Nasional dengan mengikut sertakan para anak pidana sebagai pelaksana upacara, selain itu juga memperdayakan anak pidana untuk bertugas menyanyikan lagu kebangsaan yang biasanya hanya memutar lagu kebangsaan melalui alat elektronik saja. Universitas Sumatera Utara d. Pembinaan Agama Kegiatan pembinaan mental di dalam Lapas Anak Tanjung Gusta Medan meliputi pembinaan agama. Adapun kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di Lapas disesuaikan dengan agama dan kepercayaan anak pidana masing masing. 1 Islam Bagi anak pidana yang beragama islam, kegiatan keagamaan yang dilaksanakan adalah kegiatan pengajian yang dilaksanakan setiap hari senin hingga sabtu dan bekerjasama dengan Pendidikan Intensif Agama Islam PIAI dan bekerjasama juga dengan Kementrian Agama untuk melaksanakan kegiatan keagamaan islam tiga kali dalam seminggu yaitu pada hari senin, rabu, dan jumat. Biasanya kementrian Agama mengirimkan ustad yang akan melaksanakan pembinaan keagamaan bagi anak pidana. 2 Kristen Bagi anak pidana yang beragama kristen, kegiatan keagamaan yang dilaksanakan adalah penginjilan dan kebaktian. Kebaktian rutin dilaksanakan dua kali dalam sehari yaitu pada waktu pagi hari serta sore hari. Kegiatan kebaktian dan penginjilan bagi anak pidana beragama kristen di dalam Lapas Anak Tanjung Gusta Medan dilaksanakan bersama dengan Persatuan Wanita Kristen, serta dari Gereja Bethel Indonesia. Universitas Sumatera Utara 3 Budha dan Hindu Bagi anak pidana yang bergama budha dan hindu, kegiatan keagamaan dilaksanakan sekali dalam seminggu yaitu setiap hari sabtu yang bekerjasama dengan Wanita Budhis Indonesia. Anak pidana yang beragama Hindu dalam kegiatan keagamaan digabungkan dengan anak pidana yang beragama Budha sebab anak yang beragama hindu hanya terdiri dari 3 orang saja, selain itu juga petugas pemasyarakatan juga tidak ada yang beragama hindu sehingga dalam pelaksanaan pembinaan keagamaan bagi anak yang beragama Hindu sulit untuk dilaksanakan. Oleh sebab itu Lapas mengambil keputusan untuk menggabungkan agama hindu dengan budha dalam melaksanakan kegiatan keagamaan. Kegiatan keagamaan bagi anak pidana yang beragama hindu dan budha dilaksanakan di ruang Cetiya Ananda. e. Konseling Kegiatan konseling juga dilakukan di Lapas Anak Tanjung Gusta Medan dan bekerja sama dengan Psikologi USU Universitas Sumatera Utara pembinaan mental melalui konseling ini dilakukan bersama dengan pihak Psikologi USU sebab, petugas pemasyarakatan yang berkewajiban melaksanakan pembinaan tidak ada yang memiliki pengetahuan mengenai psikologi. 2. Pembinaan mengenai kesehatan jasmani Universitas Sumatera Utara Pembinaan terkait dengan kesehatan jasmani, Lapas Anak Tanjung Gusta Medan mengadakan kegiatan olahraga serta senam kesegaran jasmani. Adapun kegiatan senam kesegaran jasmani diadakan setiap hari senin hingga sabtu selama 30 menit setiap hari yang ditentukan. Tidak hanya kegiatan senam kesegaran jasmani yang dilakukan di Lapas Anak Tanjung Gusta Medan, melainkan juga kegiatan olahraga sepak bola, tennis meja, bola voly, bulu tangkis. Kegiatan olahraga tersebut dilaksanakan tidak berdasarkan jadwal namun berdasarkan keinginan dan kemauan anak pidana sesuai dengan waktu luang yang ada.

D. Kendala dalam Pemenuhan Hak Atas Kesehatan Anak Didik Pemasyarakatan