tersebut yang digunakan untuk menyuling air minum yang akan dikonsumsi oleh anak pidana.
53
4. Pemberian Pelayanan Kesehatan bagi Anak Pidana
Petugas Pemasyarakatan merupakan salah satu unsur terpenting dalam pemberian layanan kesehatan bagi anak pidana. Berkenaan dengan pemberian
pelayanan kesehatan bagi anak pidana di Lapas Anak Tanjung Gusta Medan dilaksanakan oleh 2 orang dokter umum, 1 orang psikiatri dan dibantu oleh 3
orang perawat. Adapun keenam tenaga medis tersebut tidak berjaga sehari penuh, namun hanya berjaga dari pagi hingga pukul 18.00 WIB di Lapas. Meskipun tidak
berjaga sehari penuh, namun apabila terdapat anak pidana yang mengalami keluhan sakit diatas pukul 18.00 WIB perawat harus selalu dapat di hubungi untuk
datang ke Lapas. adapun keluhan penyakit yang sering diderita oleh anak pidana adalah penyakit kulit, diare, batuk. Jumlah anak pidana yang mengeluh sakit
dalam sehari sekitar 10-20 anak. Anak diperiksa terlebih dahulu oleh dokter kemudian diberikan obat hanya untuk 1 hari saja. Hal ini dilakukan agar tidak
terjadi penyalahgunaan atas obat-obatan yang diberikan. Berkenaan dengan anak pidana yang mengeluhkan sakit dan perlu dirawat, maka perawat akan bertugas
merawat anak yang sakit di klinik. Apabila anak membutuhkan rujukan, maka anak akan dirujuk ke rumah sakit Pemeritah. Selain itu berkenaan dengan
pelayanan kesehatan terhadap anak pidana, setiap hari diadakan kontrol kepada anak pidana dengan cara menanyakan apakah ada yang sakit atau tidak. Selain
itu, pelayanan kesehatan yang dilakukan di dalam Lapas yaitu berupa pengobatan
53
Observasi penulis ketika berkunjung ke Lapas Anak Tanjung Gusta Medan tanggal 19- 22 Mei 2015
Universitas Sumatera Utara
massal yang bekerjasama dengan Bina Kasih dan Dinas Kesehatan, tidak hanya upaya pengobatan serta pengontrolan yang dilakukan terhadap anak pidana
melainkan diadakannya juga kegiatan penyuluhan kesehatan tentang hidup sehat, manfaat hidup bersih serta pencegahan terhadap penyakit-penyakit menular
kepada seluruh anak pidanawarga binaan pemasyarakatan melalui kerjasama dengan CARITAS dan diadakan sekali dalam seminggu, serta diadakannya
pengecekan HIVAIDS.
54
Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan kepada 60 anak pidana mengenai hal pelayanan kesehatan, penulis memberikan daftar pertanyaan mengenai
ketersediaan poliklinik, pemeriksaan kesehatan secara rutin serta penyuluhan kesehatan dan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 18 Tersedianya Poliklinik
No. Jawaban
Jumlah Persen
1 Iya
59 98,33
2 Tidak
1 1,67
3 Tidak menjawab
- 60 orang
100 Sumber : Hasil data primer pada tanggal 19 Mei yang telah diolah
Berdasarkan tabel di atas mengenai disediakannya poliklinik di dalam Lapas diperoleh hasil bahwa dari 60 anak pidana yang menjadi koresponden, diperoleh
hasil sebanyak 59 orang anak pidana atau sebanyak 98,33 menjawab bahwa mereka mengetahui bahwa di dalam Lapas memang benar tersedia Poliklinik.
Dari 59 anak pidana yang mengetahui bahwa di dalam Lapas terdapat poliklinik sebanyak 29 orang anak pidana memberikan keterangan mengenai kondisi
54
Wawancara dengan salah satu dokter yang sedang bertugas di klinik Lapas Anak Tanjung Gusta Medan pada tanggal 19 Mei 2015
Universitas Sumatera Utara
poliklinik di Lapas yaitu sebanyak 23 orang anak pidana memberikan keterangan bahwa keadaan poliklinik di Lapas Anak Klas II-A Tanjung Gusta Medan
keadaannya baik, bersih dan rapi serta pelayanan tenaga medis juga baik, kemudian sebanyak 6 orang anak pidana memberikan keterangan bahwa kondisi
Lapas baik akan tetapi ketersediaan obat terlalu minim sehingga mereka merasa bahwa obat yang diberikan kepada mereka hanya obat-obat yang sama setiap kali
mereka mengeluh sakit. Kemudian berdasarkan tabel di atas dapat diketahui juga terdapat 1 orang anak yang menjawab bahwa dia tidak mengetahui adanya
poliklinik di dalam Lapas dengan memberikan keterangan bahwa dia tidak pernah melihatnya. Dari data yang telah diolah dapat disimpulkan bahwa hampir semua
anak pidana yang menjadi koresponden mengetahui bahwa Lapas menyediakan 1 poliklinik dengan keterangan bahwa keadaannya baik, bersih, dan tenaga medis
juga baik akan tetapi beberapa anak merasa bahwa ketersediaan obat sangat terbatas.
Tabel 19
Pemeriksaan Kesehatan Rutin 1 kali dalam sebulan
No. Jawaban
Jumlah Persen
1 Iya
39 65
2 Tidak
18 30
3 Tidak menjawab
3 5
60 orang 100
Sumber : Hasil data primer pada tanggal 19 Mei yang telah diolah Berdasarkan tabel di atas mengenai pemeriksaan kesehatan secara rutin dapat
diketahui bahwa sebanyak 39 orang anak pidana atau sebanya 65 anak menjawab bahwa pemeriksaan benar dilaksanakan secara rutin, kemudian
sebanyak 18 orang anak atau sebanyak 30 menjawab tidak pernah diadakan
Universitas Sumatera Utara
pemeriksaan rutin setiap bulan, dan sebanyak 3 orang anak atau sebanyak 5 tidak menjawab. Dari data yang diperoleh ini dapat diketahui bahwa lebih dari
50 anak pidana menjawab bahwa pemeriksaan kesehatan di dalam Lapas rutin dilaksanakan setiap bulannya. Dari daftar pertanyaan yang telah diisi oleh anak
pidana ditemukan sebanyak 25 anak pidana yang memberikan keterangan mengenai pemeriksaan kesehatan yang mereka peroleh. Dari 25 anak yang
memberikan keterangan, terdapat 16 orang anak yang menjawab memang benar dilaksanakan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan pelaksanaannya
dilaksanakan setiap hari oleh petugas Lapas maupun dokter dengan berkeliling ke kamar hunian anak untuk menanyakan apakah ada diantara mereka yang keadaan
kesehatannya tidak baik. Kemudian 9 anak lain yang memberikan keterangan mereka menjawab bahwa tidak dilaksanakan pemeriksaan kesehatan secara rutin
karena petugas Lapas dan dokter malas untuk memeriksa, ada juga yang memberikan keterangan bahwa tidak semua anak diperiksa kesehatannya, dan
terdapat pula yang memberikan keterangan bahwa anak tidak berani untuk memberitahukan kepada petugas bahwasanya dia sedang sakit. Berdasarkan data
yang diperoleh dan telah diolah dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah anak pidana yang menjadi koresponden menjawab bahwa pemeriksaan kesehatan di
dalam Lapas benar rutin dilaksanakan dengan keterangan bahwa pemeriksaan kesehatan dilaksanakan setiap hari dengan menanyakan kondisi mereka saja
namun tidak memeriksa langsung kondisi kesehatan mereka. Selama di dalam Lapas tentu saja tidak jarang anak pidana pernah
mengalami sakit. Untuk itu maka penulis membagikan daftar pertanyaan untuk
Universitas Sumatera Utara
mengetahui apakah anak pidana dalam Lapas Anak Klas II-A Tanjung Gusta Medan pernah sakit dan bagaimana pelayanan kesehatan yang mereka terima.
Berdasarkan penelitian penulis, maka diperoleh hasil sebagi berikut: Tabel 20
Keluhan Kesehatan Sakit No.
Jawaban Jumlah
Persen 1
Pernah 40
66,67 2
Tidak pernah 19
31,66 3
Tidak menjawab 1
1,67 60 orang
100 Sumber : Hasil data primer pada tanggal 19 Mei yang telah diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui yaitu sebanyak 40 orang anak pidana
atau sebanyak 66,67 menjawab bahwa mereka pernah sakit, sebanyak 19 orang atau sebanyak 31,66 menjawab bahwa tidak pernah sakit, dan sebanyak 1 orang
anak pidana atau 1,67 tidak menjawab. Dari hasil ini makan dapat diketahui bahwa lebih banyak anak pidana yang menjawab pernah sakit dan dari 40 orang
anak pidana tersebut memberikan keterangan mengenai perawatan yang diperoleh mereka ketika sakit sebagai berikut: terdapat 2 orang anak memberikan
keterangan bahwa ketika dia sakit pelayanan yang diberikan biasa-biasa saja, kemudian sebanyak 9 orang anak memberikan keterangan bahwa ketika mereka
sakit perawatan dan pelayanan yang diberikan oleh tenaga medis baik dengan memberikan mereka obat, sebanyak 7 orang anak memberi keterangan bahwa
tenaga medis baik namun ketersediaan obat terbatas sehingga mereka membawa obat dari rumah, kemudian sebanyak 2 orang anak memberikan keterangan bahwa
perawatan dan pelayanan kesehatan yang diperoleh kurang baik.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 21 Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
No. Jawaban
Jumlah Persen
1 Ada
44 73,33
2 Tidak ada
15 25
3 Tidak menjawab
1 1,67
60 orang 100
Sumber : Hasil data primer pada tanggal 19 Mei yang telah diolah Mengenai pendidikan kesehatanpenyuluhan diperoleh hasil 44 orang atau
sebanyak 73,33 anak menjawab bahwa ada kegiatan penyuluhan kesehatan, 15 orang atau sebanyak 25 anak menjawab tidak ada kegiatan pendidikan
kesehatanpenyuluhan yang dilaksanakan di Lapas dan 1 orang atau sebanyak 1,67 lainnya tidak menjawab. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa lebih banyak
anak pidana memberikan jawaban bahwa terdapat kegiatan pnyuluhan yang dilaksanakan Lapas Anak Klas II-A Tanjung Gusta Medan sebagai upaya
pemenuhan hak atas kesehatan anak didik pemasyarakatan. Kemudian dari hasil kuesioner mengenai penyuluhan kesehatan diperoleh beberapa keterangan
sebanyak 7 orang anak pidana menerangkan bahwa adapun kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan yaitu berupa penyuluhan mengenai pentingnya
menjaga gaya hidup yang sehat, mengenai bahaya narkoba, serta mengenai HIVAIDS serta penyakit menular lainnya.
5. Kegiatan Olahraga