Pengelolaan Sampah dan Pembuangan Air Limbah

Anak Tanjung Gusta Medan dihuni oleh 250 orang anak namun nyatanya dihuni sebanyak 646 orang per 22 Mei 2015, dengan kata lain Lapas Anak Tanjung Gusta Medan mengalami kesulitan untuk menyediakan perlengkapan mandi yang cukup bagi Anak Pidana dan Tahanan.

3. Pengelolaan Sampah dan Pembuangan Air Limbah

Sampah merupakan material sisa dari hewan,manusia, maupun tumbuhan yang tidak terpakai lagi dan dilepaskan ke alam dalam bentuk padatan, cairan ataupun gas. Sampah yang dihasilkan oleh makhluk hidup haruslah dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan dan pendaurulangan atau pembuangan dari material sampah. Apabila sampah ditimbun maka akan berdampak buruk bagi kesehatan untuk itu maka pengelolaan sampah sangat penting untuk mengurangi dan mencegah dampak buruk bagi kesehatan. UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah mengatur tentang pengelolaan sampah serta manfaat dari pengelolaannya, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia danatau proses alam yang berbentuk padat. Sampah- sampah tersebut haruslah dikelola. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan sampah dilakukan berdasarkan asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran,asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi dengan Universitas Sumatera Utara tujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. 49 Berkenaan dengan lingkungan hidup, pada Pasal 28 J 1 menyebutkan bahwa salah satu hak setiap orang adalah mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Amanat UUD ini memberikan tugas serta wewenang kepada pemerintah maupun pemerintah daerah untuk bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan. Lapas Anak Klas II-A Tanjung Gusta Medan sebagai salah satu unit yang bertanggungjawab dalam membina dan melaksanakan pemenuhan hak anak pidana serta bertanggungjawab untuk memberikan lingkungan yang bersih dan sehat bagi anak pidana yang menjalani masa hukuman di dalam Lapas, hal ini dilakukan dengan cara : 50 1. Menyediakan tempat sampah disetiap Blok Hunian, untuk tempat pembuangan sampah anak pidana. 2. Dalam kamar hunian anak pidana disediakan keranjang sampah untuk tempat pembuangan sampah yang ada di dalam kamar. 3. Pengumpulan sampah dilaksanakan sebanyak 2 dua kali dalam sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari. Sampah yang terkumpul di dalam keranjang sampah yang ada di kamar hunian dikumpulkan ke dalam tempat sampah yang berada disetiap Blok, kemudian seluruh sampah tersebut dibuang ke tempat pengumpulan sampah yang ada di luar lingkungan Lapas oleh tamping dengan 49 UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Pasal 1 1, Pasal 1 5, Pasal 3 dan Pasal 4 50 Wawancara dengan Kasubsie Bimaswat Lapas Anak Tanjung Gusta Medan pada tanggal 19-20 Mei 2015 Universitas Sumatera Utara didampingi oleh petugas keamanan. Yang kemudian sampah-sampah tersebut diangkut oleh petugas dinas kebersihan. Kegiatan menjaga kebersihan lingkungan hunian anak pidana tidak hanya berupa kegiatan pengelolaan sampah, akan tetapi Lapas juga menyediakan tempat penampungan air limbah dengan menyediakan septik tank untuk menampung kotoran yang mengandung bakteri dan parasit yang dapat mengganggu kesehatan anak pidana. Setiap kamar hunian anak pidana juga disediakan toilet dan pembuangan air limbah dari toilet kemudian dialirkan ke dalam septik tank. Di Lapas Anak Tanjung Gusta Medan juga terdapat selokan kecil yang terletak di depan kamar hunian anak pidana. Berkenaan dengan menjaga lingkungan hidup yang baik dan sehat, anak-anak pidana di dalam Lapas diwajibkan untuk menjaga sendiri kebersihan kamar mereka dengan membuat jadwal kebersihan setiap kamar sesuai dengan jumlah penghuni di dalam kamar. Setiap kamar wajib dibersihkan oleh anak pidana yang berkediaman di kamar tersebut. Kebersihan kamar dilakukan 2 dua kali dalam sehari yaitu pagi hari dan di sore hari. Untuk menjamin kebersihan kamar hunian, petugas Lapas mengadakan pemeriksaan ke kamar-kamar untuk memastikan bahwa kamar telah dibersihkan oleh anak pidana. Berkenaan dengan kebersihan ruangan pembinaan yang ada di Lapas, para tamping diberikan tugas untuk membersihkan setiap ruangan pembinaan serta ruang staff pembinaan yang ada di sekitar hunian anak pidana. 51 Tidak hanya menjaga kebersihan lingkungan saja, menjaga kebersihan diri pribadi juga harus dilakukan anak pidana dengan mandi dan mencuci pakaian mereka. Kegiatan ini 51 Wawancara dengan Kasubsie Bimpas Lapas Anak Tanjung Gusta Medan pada tanggal 19-20 Mei 2015 Universitas Sumatera Utara dilakukan berdasarkan keinginan anak pidana itu sendiri. 52 Dari hasil kuesioner mengenai kebersihan lingkungan, pribadi dan pengelolaan sampah yang dibagikan kepada 60 anak pidana di dalam Lapas Anak Klas II-A Tanjung Gusta Medan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 14 Kebersihan Pribadi Mandi 2 kali sehari No. Jawaban Jumlah Persen 1 Iya 58 96,66 2 Tidak 1 1,67 3 Tidak menjawab 1 1,67 60 orang 100 Sumber : Hasil data primer pada tanggal 19 Mei yang telah diolah Berdasarkan tabel hasil kuesioner di atas diperoleh hasil bahwa anak pidana di Lapas Anak Klas II-A Tanjung Gusta Medan yang menjaga kebersihan dirinya dengan cara mandi 2 kali sehari ada sebanyak 58 orang atau 96,66 , sebanyak 4 orang anak pidana dari 58 orang yang menjawab benar bahwa mandi 2 kali sehari memberikan penjelasan bahwa mereka menyadari membersihkan diri bermanfaat menghindarkan diri dari kuman penyakit namun perlengkapan mandi seperti sabun, pasta gigi serta perlengkapan mandi sering kekurangan. Dari tabel di atas juga dapat diketahui bahwa 1 orang anak pidana menjawab tidak mandi sebanyak 2 kali dalam sehari dan memberikan keterangan bahwa dia tidak mandi karena air jorok dan 1 orang lainnya tidak menjawab. Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa lebih banyak anak pidana yang menyadari bahwa membersihkan diri sendiri sangat baik untuk menghindarkan diri dari segala penyakit. 52 Wawancara dengan anak pidana di Lapas Anak Tanjung Gusta Medan, pada tanggal 19 Mei 2015 Universitas Sumatera Utara Tabel 15 Tersedianya Tong Sampah dalam Menciptakan Lingkungan Lapas yang bersih dan Sehat No. Jawaban Jumlah Persen 1 Iya 60 100 2 Tidak - 3 Tidak menjawab - 60 orang 100 Sumber : Hasil data primer pada tanggal 19 Mei yang telah diolah Mengenai menjaga kebersihan lingkungan dengan menyediakan tong sampah disekitar hunian Lapas oleh pihak Lapas untuk menjaga kebersihan lingkungan untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih, terdapat 60 orang anak pidana atau sebanyak 100 menjawab bahwa benar pihak Lapas menyediakan tong sampah agar sampah anak pidana tidak dibuang sembarangan sehingga tidak menimbulkan bibit penyakit. Oleh sebab itu dapat diambil kesimpulan bahwa benar pihak Lapas Anak Klas II-A Tanjung Gusta Medan melakukan upaya menciptakan lingkungan yang sehat bagi anak pidana dengan menyediakan tong sampah agar sampah terkumpul rapi dan tidak menimbulkan bibit penyakit. Tabel 16 Tersedianya Tempat Pembuangan Air Limbah No. Jawaban Jumlah Persen 1 Iya 49 81,67 2 Tidak 11 18,33 3 Tidak menjawab - 60 orang 100 Sumber : Hasil data primer pada tanggal 19 Mei yang telah diolah Mengenai tersedianya tempat pembuangan air limbah di Lapas Anak Klas II-A Tanjung Gusta Medan berdasarkan data dalam tabel di atas diperoleh hasil 49 anak pidana atau sebanyak 81,67 menjawab bahwa benar mereka mengetahui disediakan tempat pembuangan air limbah septik tank, dan selokan di dalam Universitas Sumatera Utara Lapas demi menjaga kebersihan lingkungan hunian anak pidana, namun terdapat juga 11 orang anak atau sebanyak 18,33 menjawab tidak mengetahui bahwa ada tempat pembuangan air limbah di dalam Lapas. Dalam daftar kuesioner yang dibagikan kepada 60 orang anak ditemukan beberapa keterangan yang diberikan anak pidana dalam menjawab daftar pertanyaan yang dibagikan sebanyak 15 orang anak menjelaskan bahwa kondisi tempat pembuangan air limbah seperti selokan parit di Lapas kurang baik karena terdapat sampah yang mengakibatkan sumbatnya aliran air dalam selokan, kemudian sebanyak 8 orang anak memberikan keterangan bahwa keadaan selokan di Lapas cukup baik. Tabel 17 Kegiatan Kebersihan Kamar Hunian yang Diwajibkan No. Jawaban Jumlah Persen 1 Iya 58 96,67 2 Tidak 2 3,33 3 Tidak menjawab - 60 orang 100 Sumber : Hasil data primer pada tanggal 19 Mei yang telah diolah Terkait mengenai kebersihan lingkungan, kegiatan kebersihan kamar hunian serta lingkungan juga perlu untuk dijaga hal ini mendorong penulis untuk membagikan kuesioner kepada anak pidana dengan mencantumkan pertanyaan mengenai kegiatan kebersihan lingkungan kamar hunian anak di Lapas Anak Klas II-A Tanjung Gusta Medan dan diperolehlah hasil bahwa 58 orang anak atau sebanyak 96,67 menjawab benar ada kegiatan kebersihan kamar dan lingkungan hunian yang dilaksanakan oleh anak pidana namun kegiatan kebersihan tidak disusun secara langsung oleh pihak Lapas melainkan anak pidana dihimbau untuk bekerjasama dalam membersihkan kamar hunian demi mewujudkan lingkungan Universitas Sumatera Utara yang bersih dan sehat, dari hasil kuesioner yang dicantumkan dalam tabel di atas juga diperoleh hasil terdapat 2 orang anak atau sebanyak 3,33 yang menjawab bahwa tidak ada kegiatan kebersihan yang diprogram oleh Lapas Anak. Penulis juga memperoleh beberapa keterangan yang dituliskan oleh anak pidana dalam daftar kuesioner yang dibagikan yaitu sebanyak 18 orang anak memberikan keterangan bahwa kegiatan kebersihan kamar hunian anak dilaksanakan setiap hari dengan tujuan menghindarkan segala kemungkinan buruk terhadap kesehatan anak. Berdasarkan hasil observasi penulis di lapangan, anak pidana setiap pagi membersihkan kamar mereka masing-masing, mencuci pakaiannya dan menjemur pakaiannya di jemuran pakaian yang disediakan Lapas di halaman depan kamar hunian. Namun jumlah jemuran tidak sebanding dengan jumlah warga binaan yang ada di dalam Lapas. Oleh sebab itu banyak anak pidana yang menjemur pakaiannya di lapangan dengan alas matras tidur. Ketika penulis berkeliling untuk melihat setiap ruangan yang ada di sekitar hunian anak pidana, baik ruangan yang digunakan untuk pembinaan, maupun ruangan kamar hunian anak pidana serta ruang dapur, keadaan setiap ruangan cukup bersih demikian pula ruang kamar hunian anak pidana. Keadaan dapur juga cukup bersih, pada saat penulis berkeliling melihat ruangan dapur Lapas, penulis melihat beberapa tamping yang sedang bertugas menyiapkan makanan untuk dibagikan kepada anak pidana, dan penulis juga melihat terdapat alat pemasak nasi berukuran besar yang digunakan untuk memasak nasi bagi warga binaan pemasyarakatan, tidak hanya itu terdapat juga alat penyulingan air berukuran besar di dalam ruang dapur. Alat penyulingan Universitas Sumatera Utara tersebut yang digunakan untuk menyuling air minum yang akan dikonsumsi oleh anak pidana. 53

4. Pemberian Pelayanan Kesehatan bagi Anak Pidana