Kuesioner berdasarkan pengetahuan bidan di uji dengan bantuan sistem komputerisasi menggunakan Cronbach Alpa dengan reabilitas = 0,928. Kuesioner
berdasarkan sikap bidan di uji dengan menggunakan Cronbach Alpa dengan bantuan komputerisasi dengan reabilitas = 0,936 Sutanto, 2001.
G. Prosedur Pengumpulan Data
Ada beberapa prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data penelitian ini yaitu :
1. Mendapatkan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian dari program D IV
Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2.
Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada kepala Puskesmas Helvetia Kecamatan Medan Helvetia.
3. Menyatakan persetujuan responden menjadi responden secara sukarela.
4. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar
persetujuan informed consent. 5.
Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan agar mengisi
seluruh pertanyaan. 6.
Peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner.
7. Setelah kuesioner diisi, dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa
kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi.
Universitas Sumatera Utara
H. Aspek Pengukuran
Sebelum menentukan kategori baik, cukup, kurang terlebih dahulu menentukan kriteria tolak ukur yang akan dijadikan patokan penelitian, yaitu :
1. Skor untuk jawaban yang salah adalah : 0 skor minimum dari setiap aspek
jawaban dikali jumlah skor yang ditetapkan. 2.
Skor untuk jawaban yang benar adalah : 1 skor maksimum dari setiap aspek jawaban dikali jumlah skor yang ditetapkan.
X Rumus : S =
x 100 r
Keterangan: S = Skor
X = Jumlah jawaban yang benar
r = Jumlah soal
2.1. Setelah dijumlahkan hasil jawaban responden, maka tentang kategori pengetahuan Arikunto, 2002 adalah :
2.1.1. Baik : apabila mampu mendapat skor 8-10 soal 80-100.
2.1.2. Cukup : apabila mampu mendapat skor 5-7 soal 50-70.
2.1.3. Kurang : apabila mampu mendapat skor 2-4 soal 20-40.
2.2. Setelah dijumlahkan hasil jawaban responden, maka tentang kategori sikap Arikunto, 2002 adalah :
2.2.1. Positif : apabila mampu mendapat skor 31-50 soal 31-50.
2.2.2. Negatif : apabila mampu mendapat skor 10-30 soal 10-30.
Universitas Sumatera Utara
I. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Statistik univariat adalah suatu prosedur untuk menganalisa data dari satu variabel yang bertujuan mendeskripsikan suatu hasil penelitian Polit Hungler,
2002. Pada penelitian ini, analisa data dengan metode statistik univariat akan digunakan untuk menganalisa pengetahuan bidan dalam pemenuhan kebutuhan ibu
nifas terhadap konseling keluarga berencana KB. Hasil analisa data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase untuk melihat tingkat
pengetahuan tentang konseling KB digambarkan dalam kategori baik, cukup, kurang. Hasil analisa data berdasarkan sikap bidan disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dan persentase untuk melihat sikap bidan tentang konseling KB digambarkan dalam kategori positif dan negatif pembagian rentang kelas
menggunakan rumus menurut Sudjana 1992. 2.
Analisa Bivariat Untuk melihat hubungan antara dua variabel maka dilakukan uji statistik secara
komputerisasi. Untuk menguji hubungan antar variabel digunakan uji statistik Chi Square.
Untuk uji hipotesa yang digunakan adalah Chi Square tes dengan kemaknaan signifikan 0,05 dengan df =2 untuk mengetahui apakah ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dan sikap bidan dalam pemenuhan kebutuhan ibu nifas terhadap konseling keluarga berencana KB.
Hasil analisa dikatakan bermakna apabila nilai ρ≤α atau pada derajat kemaknaan
95 α = 0,05.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan tingkat pengetahuan dan sikap bidan dalam pemenuhan kebutuhan ibu nifas
terhadap konseling keluarga berencana KB terhadap 36 bidan di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2009.
A. Hasil Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini akan diuraikan gambaran data demografi responden yang terdiri dari umur, lama bekerja,
pendidikan, pengetahuan bidan dan sikap bidan dalam pemenuhan kebutuhan ibu nifas terhadap konseling keluarga berencana KB di wilayah kerja Puskesmas
Helvetia Kecamatan Medan Helvetia tahun 2009.
Universitas Sumatera Utara
1. Karakteristik Responden
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden N=36
di wilayah kerja Puskesmas Helvetia kecamatan Medan Helvetia
Karakteristik Frekuensi
Persentase Umur
- 22-31 tahun
- 32-41 tahun
- 42-52 tahun
8 22
6 22.2
61.1 16.7
Lama Bekerja -
5 tahun -
5-10 tahun -
10 tahun 2
19 15
5.6 52.8
41.6
Pendidikan -
DI -
DIII -
DIV 4
30 2
11.1 83.3
5.6
Dari tabel diatas menunjukkan karakteristik responden berdasarkan umur adalah berumur antara 22-31 tahun sebanyak 8 orang 22,2, berumur antara
32-41 tahun sebanyak 22 orang 61,1 dan berumur 42-52 tahun sebanyak 6 orang 16,7. Hal ini berarti mayoritas umur responden 32-41 tahun sebanyak
22 orang 61,1. Dari tabel diatas menunjukkan karakteristik responden berdasarkan lama
bekerja adalah 5 tahun sebanyak 2 orang 5,6, lama bekerja 5-10 tahun sebanyak 19 orang 52,8, dan lama bekerja 10 tahun sebanyak 15 orang
41,6. Hal ini berarti bahwa mayoritas lama bekerja 5-10 tahun sebanyak 19 orang 52,8.
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel diatas menunjukkan karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan adalah berpendidikan DI sebanyak 4 orang 11,1,
berpendidikan DIII sebanyak 30 orang 83,3, dan DIV sebanyak 2 orang 5,6. Hal ini berarti bahwa mayoritas berpendidikan DIII sebanyak 30 orang
83,3
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Tingkat
Pengetahuan di wilayah kerja Puskesmas Helvetia kecamatan Medan Helvetia
No Pertanyaan
Penilaian Jawaban Benar
Salah Total
F F
F 1.
MAL adalah kontrasepsi yang sangat efektif.
14 38.9 22 61.1 36 100
2.
MAL efektif bila menyusui lebih dari 8 kali sehari dan ibu belum mendapat haid.
35 97.2 1 2.8 36 100 3.
Ibu nifas lebih cocok memakai kontrasepsi pil progestin.
30 83.3 6 16.7 36 100
4.
Ibu menyusui dibawah 6 minggu pascapersalinan dapat memakai alat
kontrasepsi suntik kombinasi.
25 69.4 11 30.6 36 100
5.
Efek penjarangan kelahiran akan maksimal jika ibu hampir penuh menyusui.
4 11.1 32 88.9 36 100
6.
Ibu dianjurkan berhenti menyusui bila memakai kontrasepsi
36 100 - - 36 100
7.
Implan dipakai oleh ibu dalam usia reproduksi
12 33.3 24 66.7 36 100
Universitas Sumatera Utara
No Pertanyaan
Pertanyaan Benar
Salah Total
F F
F 8.
Ibu nifas yang menyusui tidak boleh menggunakan implan.
17 47.2 19 52.8 30 100
9.
Ibu nifas dapat menggunakan AKDR Cu.
34 94.4 2 5.6 30 100 10
Ttubektomi dipakai dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu pascapersalinan.
31 86,1 5 13.9 30 100
Berdasarkan tabel diatas distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuesioner tingkat pengetahuan dari 36 responden yang paling banyak menjawab
salah adalah untuk pernyataan nomor satu ada 14 orang 38,9 menjawab benar dan sebanyak 22 orang 61,1 menjawab salah, pernyataan nomor lima ada 4 orang
11,1 menjawab benar dan sebanyak 32 orang 88,9 menjawab salah, pernyataan nomor tujuh ada 12 orang 33,3 menjawab benar dan sebanyak 24
orang 66,7 menjawab salah, pernyataan nomor delapan ada 17 orang 47,2 menjawab benar dan sebanyak 19 orang 52,8 menjawab salah.
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Sikap
di wilayah kerja Puskesmas Helvetia kecamatan Medan Helvetia
No Pernyataan
SS S
TPP TS
STS F
F F
F F
1
Bidan yang menentukan alat kontrasepsi.
6 16.7 20 55.5 - - 5 13.9 5 13.9
Universitas Sumatera Utara
No Pernyataan
SS S
TPP TS
STS F
F F
F F
2
Bidan tidak boleh menginformasikan KB
secara berlebihan.
- -
12 33.3 - -
4 11.1 20 55.6
3
Bidan memberitahukan waktu kunjungan ulang
setelah pemberian alat kontrasepsi.
21 58.4 12 33.3 3 8.3 - - - -
4
Bidan menjelaskan manfaat dan efek
samping alat kontrasepsi.
21 58.3 14 38.9 1 2.8 - - - -
5
Bidan mendapat pelatihan bila
memberikan konseling KB.
8 22.2 22 61.1 6 16.7 - - - -
6
Bidan tidak akan menceritakan rahasia
klien.
10 27.8 10 27.8 - - 15 41.6 1 2.8
7
Bidan melakukan konseling dengan
menyediakan metode secara terbatas.
7 19.4 2 5.6 6 16.7 17 47.2 4 11.1
8
Bidan yang terlatih yang harus memasang
pelepasan IUD
6 16.7 22 61.1 1 2.8 7 19.4 - -
Universitas Sumatera Utara
No Pernyataan
SS S
TPP TS
STS F
F F
F F
9
Kontrol ulang pada pemasangan IUD dapat
dilakukan oleh bidan yang berbeda.
20 55.5 13 36.1 1 2.8 2 5.6 - -
10
Bidan menghargai keputusan yang dipilih.
13 36.1 22 61.1 1 2.8 - - - -
Berdasarkan tabel diatas, distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuesioner sikap dari 36 responden yang kurang sesuai pilihan jawabannya adalah
untuk pernyataan nomor satu yang menjawab sangat setuju sebanyak 6 orang 16,7, setuju sebanyak 20 orang 55,5, ragu-ragu -, tidak setuju sebanyak 5
orang 13,9, dan sangat tidak setuju sebanyak 5 orang 13,9. Pernyataan nomor dua yang menjawab sangat setuju -, setuju sebanyak 12 orang 33,3, ragu-ragu -
, tidak setuju sebanyak 4 orang 11,1, dan sangat tidak setuju sebanyak 20 orang 55,6. Pernyataan nomor enam yang menjawab sangat setuju sebanyak 10 orang
27,8, setuju sebanyak 10 orang 27,8, ragu-ragu -, tidak setuju sebanyak 15 orang 41,6, dan sangat tidak setuju sebanyak 1 orang 2,8. Pernyataan nomor
tujuh yang menjawab sangat setuju sebanyak 7 orang 19,4, setuju sebanyak 2 orang 5,6, ragu-ragu sebanyak 6 orang 16,7, tidak setuju sebanyak 17 orang
47,2, dan sangat tidak setuju sebanyak 4 orang 11,1.
Universitas Sumatera Utara
2. Tingkat pengetahuan Bidan dalam pemenuhan kebutuhan ibu nifas
terhadap konseling keluarga berencana KB di wilayah kerja Puskesmas Helvetia kecamatan Medan Helvetia
Tabel 5.4. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan bidan dalam pemenuhan kebutuhan ibu
nifas terhadap konseling keluarga berencana KB di wilayah kerja Puskesmas Helvetia kecamatan Medan Helvetia
Kategori Frekuensi
Persentase Kurang 4
11.1 Cukup
24 66.7
Baik 8 22.2
Total 36 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi tingkat pengetahuan bidan dalam pemenuhan kebutuhan ibu nifas terhadap konseling
keluarga berencana KB dari 36 responden mayoritas memiliki pengetahuan yang cukup sebanyak 24 orang 66,7 dan minoritas pengetahuan kurang
sebanyak 4 orang 11,1.
3. Sikap Bidan dalam pemenuhan kebutuhan ibu nifas terhadap konseling
keluarga berencana KB di wilayah kerja Puskesmas Helvetia kecamatan Medan Helvetia
Tabel 5.5. Distribusi frekuensi sikap bidan dalam pemenuhan kebutuhan ibu nifas terhadap
konseling keluarga berencana KB di wilayah kerja Puskesmas Helvetia kecamatan Medan Helvetia
Kategori Frekuensi
Persentase Negatif 9
15 Positif 27
75 Total 36
100
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi sikap bidan dalam pemenuhan kebutuhan ibu nifas terhadap konseling keluarga berencana
KB dari 36 responden mayoritas memiliki sikap positif sebanyak 27 orang 75, dan minoritas sikap negatif sebanyak 9 orang 15.
4. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Bidan
Tabel 5.6. Tabulasi Silang tingkat pengetahuan dengan sikap bidan dalam pemenuhan
kebutuhan ibu nifas terhadap konseling keluarga berencana KB di wilayah kerja Puskesmas Helvetia kecamatan Medan Helvetia
Tingkat Pengetahuan
Sikap Jumlah
Persentase Negatif
Positif F
F Kurang
3 8.3 1 2.8 4 11.1 Cukup 5
13.9 19
52.8 24
66.7 Baik
1 2.8 7 19.4 8 22.2 Total 9 25 27 75 36 100
χ = 6.22 ρ = 0.045
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 36 responden, ada 19 orang 52,8 yang berpengetahuan cukup memiliki sikap positif sedangkan ibu yang berpengetahuan
baik ada 7 orang 19,4 yang bersikap positif. Hal tersebut didukung dengan analisa chi square dengan
ρ = 0, ini berarti ada perbedaan proporsi sikap antara bidan yang berpengetahuan cukup dengan bidan yang
berpengetahuan baik.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7. Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided Pearson Chi-Square
6.222a 2
.045 Likelihood Ratio
5.398 2
.067 Linear-by-Linear Association
4.038 1
.044 N of Valid Cases
36 a 3 cells 50.0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.00.
B. Pembahasan