Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Penelitian

peka terhadap adat setempat. Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam penyediaan asuhan masa nifas Wijono, 2003. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang hubungan pengetahuan dan sikap bidan dalam pemenuhan kebutuhan ibu nifas terhadap konseling Keluarga Berencana KB di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kecamatan Medan Helvetia tahun 2009.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah bagaimana hubungan pengetahuan dan sikap bidan dalam pemenuhan kebutuhan ibu nifas terhadap konseling Keluarga Berencana KB di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kecamatan Medan Helvetia tahun 2009?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap bidan dalam pemenuhan kebutuhan ibu nifas terhadap konseling Keluarga Berencana KB di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kecamatan Medan Helvetia tahun 2009. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan bidan dalam pemenuhan kebutuhan ibu nifas terhadap konseling Keluarga Berencana KB di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kecamatan Medan Helvetia tahun 2009. Universitas Sumatera Utara b. Mengetahui sikap bidan dalam pemenuhan kebutuhan ibu nifas terhadap konseling Keluarga Berencana KB di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kecamatan Medan Helvetia tahun 2009. c. Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap bidan dalam pemenuhan kebutuhan ibu nifas terhadap konseling Keluarga Berencana KB di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kecamatan Medan Helvetia tahun 2009.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tempat Penelitian Bahan masukan untuk pembuatan atau perbaikan kebijakan pengelolaan tenaga kesehatan kususnya bidan dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan kontrasepsi khususnya pemberian konseling keluarga berencana. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat menambah referensi pustaka dan informasi ilmiah serta bisa sebagai data untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi Penelitian Kebidanan Untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan peneliti dan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pemenuhan kebutuhan ibu nifas terhadap konseling KB. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari pendidikan, pengalaman diri sendiri, pengalaman orang lain, media massa, maupun lingkungan. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominasi yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. 2. Tingkat Pengetahuan a. Tahu know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. b. Memahami comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi aplication Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real sebenarnya. Universitas Sumatera Utara d. Analisis analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis syntesis Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sisntesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Notoatmodjo. 1997. B. SIKAP Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan “pre-disposisi” tindakan atau perilaku. Sikap itu merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka tingkah laku yang terbuka. Lebih dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Allport 1954 menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yakni : 2. Kepercayaan keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek. 3. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek. Universitas Sumatera Utara 4. Kecenderungan untuk bertindak. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu : 1. Menerima Menerima, diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. 2. Merespon Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut. 3. Menghargai Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4. Bertanggung jawab Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah sikap yang paling tinggi Notoatmodjo, 2003. Sikap dan perilaku seseorang dibatasi oleh hukum dan moral. Hukum membatasi sisi lahiriahnya, sedangkan moral membatasi sisi sikap batiniahnya. Disamping itu, sikap dan perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh kecerdasan emosinal orang itu sendiri.Kecerdasan emosinal adalah kemempuan seseorang dalam mengendalikan emosinya saat menghadapi situasi atau masalah yang menyenangkan maupun menyakitkan. Pelayanan kesehatan yang profesional yang tanggap atas kebutuhan masyarakat atas pelayanan kesehatan yang baik dan benar, terlepas dari besar kecilnya Universitas Sumatera Utara organisasi institusi yang ada, sangat membutuhkan SDM kesehatan yang mempunyai sikap dan perilaku sebagai berikut : 1. Memperlakukan pelanggan sebagai mitra seumur hidup. 2. Mampu menciptakan strategi pelayanan yang baik dan benar sesuai dengan profesi dan kompetensinya. 3. Hargai keluhan pelanggan dengan kebaikan, simpati dan pemecahan masalah. 4. Perlakukan setiap pelanggan sebagai sesuatu yang unik dan khusus. 5. Lakukan doktrin Informed Consent secara ikhlas. 6. Laksanakan tindakan rekam medik sesuai dengan ketentuan yang ada. 7. Dapat mengetahui kepuasan pelanggan melalui sisi mata pelanggan memandang kepuasan yang didapat. 8. Paham, mengerti, dan mempu melaksanakan seni pelayanan pelanggan yang berkualitas sesuai dengan etika dan hukum yang berlaku. 9. Tetapkan sasaran-sasaran kualitas pelayanan dan penghargaan yang akan diberikan. 10. Mau terjun langsung ke lapangan dan melihat apa yang terjadi. 11. Bersikap sabar dan tidak mudah puas dengan hasil yang didapat. 12. Mau mendengar dan mensikapi terhadap gagasan yang timbul terhadap pelayanan yang berkualitas Roesmono, 2008. Bagaimana sikap petugas kesehatan dalam melakukan konseling yang baik terutama bagi calon klien KB baru? 1. Memperlakukan klien dengan baik Universitas Sumatera Utara Petugas bersikap sabar, memperlihatkan sikap menghargai setiap klien, dan menciptakan suatu rasa percaya diri sehingga klien dapat berbicara secara terbuka dalam segala hal termasuk masalah-masalah pribadi sekalipun. Petugas meyakinkan klien bahwa ia tidak akan mendiskusikan rahasia klien dengan orang lain. 2. Interaksi antara petugas dan klien Petugas harus mendengarkan, mempelajari dan menanggapi keadaan klien karena setiap klien mempunyai kebutuhan dan tujuan reproduksi yang berbeda. Bantuan terbaik seorang petugas adalah dengan cara memahami bahwa klien adalah manusia yang membutuhkan perhatian dan bantuan. 3. Memberikan informasi yang baik kepada klien Dengan mendengarkan apa yang disampaikan klien berarti petugas belajar mendengarkan informasi apa saja yang dibutuhkan oleh setiap klien. 4. Menghindari pemberian informasi yang berlebihan Klien membutuhkan penjelasan untuk menentukan pilihan informed choice. Bidan harus menjelaskan keuntungan dan kerugian setiap jenis alat kontrasepsi dengan jujur dan netral, tidak memaksakan suatu metode kontrasepsi tertentu. Mengingat bahwa belum ada satu metode kontrasepsi yang aman dan efektif 100. Namun tidak semua klien dapat menangkap semua informasi tentang berbagai jenis kontrasepsi. Terlalu banyak informasi yang diberikan akan menyebabkan kesulitan bagi klien dalam mengingat informasi yang penting. 5. Tersedianya metode yang diingini klien Universitas Sumatera Utara Petugas membantu klien membuat keputusan mengenai pilihannya, dan harus tanggap terhadap pilihan klien meskipun klien menolak memutuskan penggunaan kontrasepsi. 6. Membantu klien untuk mengerti dan mengingat. Petugas memberi contoh alat kontrasepsi dan menjelaskan pada klien agar memahaminya dengan memperlihatkan bagaimana cara-cara penggunaannya. Petugas juga memperlihatkan dan menjelaskan dengan flip charts, poster, pamflet, atau halaman bergambar Saifuddin, et al. 2003. C. BIDAN 1. Pengertian Bidan Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2002. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan post partum period, memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan itu termasuk pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orang tua, dan meluas ke daerah tertentu Universitas Sumatera Utara dari ginekologi, keluarga berencana dan asuhan anak. Dia bisa berpraktek di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat-tempat pelayanan lainnya. 2. Etika Pelayanan Kontrasepsi dalam Kebidanan Kontrasepsi dan Keluarga Berencana menentukan kapan, berapa banyak dan jarak interval untuk mempunyai anak. Dalam merencanakan jumlah anak, seorang ibu telah merundingkan dengan suaminya dan telah menetapkan metode kontrasepsi apa yang akan digunakan. Oleh karena itu keputusan untuk memilih kontrasepsi ada pada wanita. Dengan demikian, keputusan yang diambil oleh klien ini berada di luar kompetensi bidan. Jika klien belum mempunyai keputusan karena disebabkan ketidaktahuan klien tentang kontrasepsi yang akan digunakan, menjadi kewajiban bidan untuk memberikan informasi tentang kontrasepsi yang dapat dipergunakan oleh klien, dengan memberikan beberapa alternatif sehingga klien dapat memilih sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan yang dimiliki Sofyan, et al. 2005. D. IBU NIFAS 1. Pengertian Ibu nifas adalah seorang wanita yang mengalami perubahan organ alat kelamin, khususnya rahim, dimulai dari sesudah lahirnya plasenta perlahan-lahan kembali ke keadaan sebelum hamil dan mencakup 6 minggu berikutnya Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO. 2003. 2. Program Kebijakan Teknis Universitas Sumatera Utara Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. a. Kunjungan I Pada waktu 6-8 jam setelah persalinan Tujuan : 1 Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. 2 Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan : rujuk bila perdarahan berlanjut. 3 Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga tentang keadaannya. 4 Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. 5 Pemberian Air Susu Ibu awal. 6 Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir. 7 Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil. b. Kunjungan II Pada waktu 6 hari setelah persalinan Tujuan : 1 Memastikan involusi uterus berjalan normal; uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau. 2 Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal. Universitas Sumatera Utara 3 Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat. 4 Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda tanda penyulit. 5 Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan perawatan bayi sehari-hari. c. Kunjungan III Pada waktu 2 minggu setelah persalinan. Sama seperti diatas 6 hari setelah persalinan d. Kunjungan IV Pada waktu 6 minggu setelah persalinan 1 Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi alami. 2 Memberikan konseling untuk KB secara dini Manuaba, 1998. E. KONSELING 1. Pengertian Konseling Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli konselor kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah klien yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien Prayitno, et al. 2004. 2. Tujuan Konseling oleh Bidan adalah : a. Agar calon peserta KB memahami manfaat KB bagi dirinya. b. Calon peserta KB mempunyai pengetahuan yang baik tentang alasan menggunakan KB, cara menggunakan dan segala hal yang berkaitan dengan kontrasepsi Sofyan, et al. 2005. Universitas Sumatera Utara Interaksi atau konseling yang berkualitas antara klien dan konselor tenaga medis merupakan salah satu indikator yang sangat menentukan bagi keberhasilan program KB. Sangat mudah dimengerti jika hal itu membuat tingkat keberhasilan KB di Indonesia menurun. Klien yang mendapatkan konseling dengan baik akan cenderung memilih alat kontrasepsi dengan benar dan tepat. Pada akhirnya hal itu juga akan menurunkan tingkat kegagalan KB dan mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. Untuk meraih keinginan tersebut, tentunya sangat diperlukan tenaga-tenaga konselor yang profesional. Mereka bukan hanya harus mengerti seluk-beluk masalah KB, tetapi juga memiliki dedikasi tinggi pada tugasnya serta memiliki kepribadian yang baik, sabar, penuh pengertian, dan menghargai klien. Dengan demikian, konseling akan benar-benar menghasilkan keputusan terbaik seperti yang diinginkan klien, bukan sekedar konsultasi yang menghabiskan waktu dan biaya. Siswanto mengatakan, di Indonesia, konseling yang berkualitas masih sangat minim bahkan masih sangat sulit sekali menemukan klinik yang secara khusus menyediakan konseling yang memenuhi standar. Selain itu, ia menambahkan, ketidakseimbangan antara jumlah klien dan tenaga medis yang bertugas sebagai konselor juga akan mempengaruhi keberhasilan konseling. Selain itu, ia juga menuturkan bahwa keberhasilan konseling sangat ditentukan oleh kemahiran konselor dalam memerankan tugasnya. Ketika menghadapi klien, ia melanjutkan, seorang konselor hendaknya tidak beranggapan dialah yang terhebat sementara si klien tidak tahu apa-apa. Hal itu, justru akan Universitas Sumatera Utara memunculkan jarak dengan klien sehingga akan sulit terjalin interaksi yang sebenarnya Erlina, 2008 . Kenali klien dengan baik dengan sikap ramah, respek, tumbuhkan rasa saling percaya. Konselor dapat menunjukkan bahwa klien dapat berbicara terbuka sekalipun hal yang sensitive. Jawablah pertanyaan yang diajukannya secara lengkap dan terbuka. Jaga kerahasiaan dan jangan membicarakannya kepada orang lain. Interaksi dengarkan, pelajari dan respon klien. Karena tiap klien itu berbeda, mengerti benar apa yang dibutuhkannya, penuh perhatian, dan mengerti keadaanya. Oleh karena itu, dorong klien untuk bicara dan menjawab tiap pertanyaan yang diajukan secara terbuka. Pelajari informasi yang dibutuhkan klien, sesuaikan dengan tahap kehidupan yang dilaluinya. Contoh, pasangan muda tentunya ingin mengetahui lebih banyak tentang metoda sementara guna menunda kehamilan; wanita usia tua dengan informasi kontrasepsi mantap. Oleh karenanya, konselor memberikan informasi yang akurat dengan bahasa yang dimengerti klien. Hindarkan informasi berlebihan, karena klien tidak dapat menggunakan semua informasi tentang tiap metode KB. Informasi berlebih membuat klien sulit mengingat informasi pentingnya. Jangan menyita banyak waktu dalam menyampaikan pesaninformasi. Metoda konselor, diharapkan dapat membantu klien menentukan pilihan, dan menghargai pilihannya. Konseling yang baik dimulai dari apa yang dipikirkan dan diajukan klien. Kemudian mengamati apakah klien memahami metoda tersebut. Termasuk untung dan ruginya, bagaimana cara menggunakannya, bantu klien Universitas Sumatera Utara memikirkan metoda lain juga dan bandingkanlah. Dengan cara ini memberi keyakinan atas metoda pilihannya. Jika tidak ada pertimbangan medis, klien dapat menggunakan metodanya. Yang penting ialah klien menggunakan dalam waktu lama konsisten dan efektif Heti, 2007 . 3. Langkah-Langkah Konseling KB Saifuddin, et al. 2003. Kata kunci SATU TUJU adalah sebagai berikut : a. SA: SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan. b. T: Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. c. U: Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beri tahu apa pilihan reproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis kontrasepsi. d. TU: BanTUlah klien menentukan pilihannya e. J: Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya. f. U: Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. F. KELUARGA BERENCANA Pada umumnya klien pascapersalinan ingin menunda kehamilan berikutnya paling sedikit 2 tahun lagi, atau tidak ingin tambahan anak lagi. Konseling tentang keluarga berencana atau metode kontrasepsi sebaiknya diberikan sewaktu asuhan antenatal maupun pasca persalinan. 1. Klien Pascapersalinan Dianjurkan a. Memberi Air Susu Ibu eksklusif hanya ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan. Sesudah bayi berusia 6 bulan diberikan makanan Universitas Sumatera Utara pendamping ASI, dengan pemberian ASI diteruskan sampai anak berusia 2 tahun. b. Tidak menghentikan ASI untuk mulai suatu metode kontrasepsi. c. Metode kontrasepsi pada klien menyusui dipilih agar tidak mempengaruhi ASI atau kesehatan bayi Saifuddin, B.A. 2003 2. Resiko Kehamilan Di antara wanita-wanita yang tidak menggunakan perlindungan pada waktu sanggama selama amenore laktasi dan menggunakan kontrasepsi pada waktu haid sudah kembali, 1,7 wanita menjadi hamil pada 6 bulan pertama menyusui, 7 wanita menjadi hamil setelah 12 bulan, dan 13 wanita menjadi hamil setelah 24 bulan. Efek penjarangan kelahiran maksimal dari menyusui dicapai jika ibu menyusui penuh atau hampir penuh menyusui dan tetap amenoreik. Apabila kedua kondisi ini dipenuhi menyusui memberikan perlindungan terhadap kehamilan sebesar lebih dari 98 selama 6 bulan pertama. Hanya wanita amenoreik yang memberikan ASI secara eksklusif dengan interval teratur, termasuk pada waktu malam hari yang selama 6 bulan pertama mendapatkan perlindungan kontraseptif sama dengan perlindungan yang diberikan oleh kontrasepsi oral: dengan munculnya haid atau setelah 6 bulan, resiko ovulasi meningkat. Pemberian makanan suplemen meningkatkan resiko ovulasi dan kehamilan, bahkan pada wanita amenoreik. Perlindungan total terhadap kehamilan dicapai oleh wanita yang memberikan ASI eksklusif cukup dengan durasi selama 10 minggu. Universitas Sumatera Utara 3. Metode Kontrasepsi Pascapersalinan Tabel 2.1 Metode Kontrasepsi Pascapersalinan Metode Kontrasepsi Waktu Pascapersalinan Ciri-ciri Khusus Catatan MAL  Mulai segera pascapersalinan  Evektivitas tinggi sampai 6 bulan pascapersalinan belum dapat haid  Manfaat kesehatan bagi ibu dan bayi.  Memberikan waktu untuk memilih metode kontrasepsi lain.  Harus benar-benar ASI eksklusif.  Efektivitas berkurang jika mulai suplementasi. Kontrasepsi Kombinasi  Jika menyusui : - Jangan dipakai sebelum 6-8 minggu - Sebaiknya tidak dipakai dalam waktu 6 minggu-6 bulan pascapersalinan.  Selama 6-8 minggu pascapersalinan, kontrasepsi kombinasi akan mengurangi ASI dapat mempengaruhi  Kontrasepsi kombinasi merupakan pilihan terakhir pada klien menyusui.  Jika pakai MAL tunda sampai 6 bulan  Jika tidak menyusui dapat dimulai 3 minggu pascapersalinan. tumbuh kembang bayi  Selama 3 minggu pascapersalinan kontrasepsi kombinasi meningkatkan risiko masalah pembekuan darah.  Jika klien tidak  Dapat diberikan pada klien dengan riwayat preeklamsia atau hipertensi dalam kehamilan  Sesudah 3 minggu pascapersalinan tidak meningkatkan risiko pembekuan darah. Universitas Sumatera Utara Metode Kontrasepsi Waktu Pascapersalinan Ciri-ciri Khusus Catatan dapat haid dan sudah berhubungan seksual, mulailah kontrasepsi kombinasi setelah yakin tidak ada kehamilan. Kontrasepsi Progestin  Sebelum 6 minggu pascapersalinan, klien menyusui jangan menggunakan kontrasepsi progestin.  Jika menggunakan MAL, kontrasepsi progestin dapat  Selama 6 minggu pertama pascapersalinan, progestin mempengaruhi tumbuh kembang bayi.  Perdarahan ireguler dapat terjadi. ditunda sampai 6 bulan.  Jika tidak menyusui, lebih dari 6 minggu pascapersalinan, atau sudah dapat haid, kontrasepsi progestin dapat dimulai setelah yakin tidak ada kehamilan.  Tidak ada pengaruh terhadap ASI Universitas Sumatera Utara Metode Kontrasepsi Waktu Pascapersalinan Ciri-ciri Khusus Catatan AKDR  Dapat dipasang langsung pascapersalinan, sewaktu seksio sesarea, atau 48 jam pascapersalinan.  Jika tidak, insersiditunda sampai 4-6 minggu pascapersalinan.  Jika laktasi haid sudah dapat, insersi dilakukan sesudah yakin tidak hamil.  Tidak ada pengaruh terhadap ASI.  Efek samping lebih sedikit pada klien yang menyusui.  Insersi postplasental memerlukan petugas terlatih khusus.  Konseling perlu dilakukan sewaktu asuhan antenatal.  Angka pencabutan AKDR tahun pertama lebih tinggi pada klien menyusui.  Sesudah 4-6 minggu pascapersalinan teknik sama dengan pemasangan waktu inerval. Diafragma  Sebaiknya tunggu sampai 6 minggu pascapersalinan.  Tidak ada pengaruh terhadap laktasi.  Perlu pemeriksaan dalam oleh petugas.  Penggunaan spermisida membantu mengatasi masalah keringnya vagina. Universitas Sumatera Utara Metode Kontrasepsi Waktu Pascapersalinan Ciri-ciri Khusus Catatan KB alamiah  Tidak dianjurkan sampai siklus haid kembali teratur.  Tidak ada pengaruh terhadap laktasi  Lendir servik tidak keluar.  Suhu basal tubuh kurang akurat jika klien sering terbangun waktu malam untuk menyusui. Tubektomi  Dapat dilakukan dalam 48 jam pascapersalinan.  Jika tidak, tunggu sampai 6 minggu pascapersalinan.  Tidak ada pengaruh terhadap laktasi.  Minilaparotomi pascapersalinan paling mudah dilakukan dalam 48 jam pascapersalinan.  Perlu anastesi lokal.  Konseling sudah harus dilakukansewaktu asuhan antenatal. 1. Jenis Metode Kontrasepsi a. Metode Amenore Laktasi MAL Keuntungan : 1 Evektivitas tinggi. 2 Segera efektif 3 Tidak menggangu sanggama. 4 Tidak ada efek samping secara sistemik. Universitas Sumatera Utara 5 Tidak perlu pengawasan medis. 6 Tidak perlu obat atau alat. 7 Tanpa biaya Saifuddin, et al. 2003. b. Pil KB Macam-macam pil KB 1 Pil kombinasi: sejak semula telah terdapat kombinasi komponen progesteron-estrogen. 2 Pil sekuensial: pil ini mengandung komponen yang disesuaikan dengan sistem hormonal tubuh. 3 Dua belas pil pertama hanya mengandung estrogen. 4 Pil ketiga belas dan seterusnya merupakan kombinasi. Keuntungan memakai pil KB: 1 Bila minum pil sesuai dengan aturan dijamin berhasil 100. 2 Dapat dipakai pengobatan beberapa masalah: a Ketegangan menjelang menstruasi. b Perdarahan menstruasi yang tidak teratur. c Nyeri saat menstruasi. d Pengobatan pasangan mandul. 3 Dapat meningkatkan libido Manuaba, 1998. 4 Bisa mencegah kehamilann di luar rahim, kanker rahim, kanker indung telur, kista penyakit payudara. 5 Kesuburan segera kembali setelah dihentikan DKT Indonesia, 2008. Kerugian memakai pil KB: 1 Harus minum pil secara teratur. Universitas Sumatera Utara 2 Dalam waktu panjang menekan fungsi ovarium. 3 Penyulit ringan: a Berat badan bertambah. b Rambut rontok. c Tumbuh akne. d Mual sampai muntah. 4 Mempengaruhi fungsi hati dan ginjal. c. Suntikan KB Dua farmasi menemukan suntikan KB hampir bersamaan: 1 Upjohn company 1958 a Depo provera yang mengandung medroxyprogesteron acetat 150 mgr. b Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetat 50 mgr dan komponen nestrogen. 2 Schering AG 1957 Norigest 200 mgr yang merupakan derivat testosteron. Keuntungan suntikan KB: 1 Pemberiannya sederhana setiap 8-12 minggu. 2 Tingkat efektivitasnya tinggi. 3 Hubungan seks dengan suntikan KB bebas 4 Pengawasan medis yang ringan. 5 Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi. 6 Suntikan KB cyclofem diberikan setiap bulan dan peserta KB akan mendapatkan menstruasi. Universitas Sumatera Utara Kerugian suntikan KB: 1 Perdarahan yang tidak menentu. 2 Terjadi amenorea berkepanjangan. 3 Masih terjadi kemungkinan hamil. d. Alat Kontrasepsi Bawah KulitImplan Susuk KB Setiap kapsul susuk KB mengandung 36 mgr Levonolgestrel yang akan dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 mcg. Konsep mekanisme kerjanya sebagai progesteron yang dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi, mengentalkan lendir servik dan menghalangi migrasi spermatozoa, dan menyebabkan situasi endometerium tidak siap menjadi tempat nidasi. Keuntungan metode susuk KB: 1 Dipasang selama lima tahun. 2 Kontol medis ringan. 3 Penyulit medis tidak terlalu tinggi. 4 Biaya ringan. Kerugian metode susuk KB: 1 Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapat menstruasi dan terjadi perdarahan yang tidak teratur. 2 Berat badan bertambah. 3 Menimbulkan akne, ketegangan payudara. 4 Liang senggama terasa kering. Pencabutan susuk KB sebelum waktunya Universitas Sumatera Utara Keinginan peserta KB untuk mencabut susuk KB dengan alasan ingin punya anak lagi dan terjadi perdarahan gangguan menstruasi. e. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR Cara kerja AKDR adalah menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri, AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu atau mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi, serta memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus. Keuntungan AKDR: 1 Dapat mencegah kehamilan paling tidak 10 tahun. 2 Tidak mempengaruhi hubungan seks. 3 Tidak terpengaruh obat-obatan. 4 Bisa segera subur kembali, bila dilepas. 5 Tidak mempengaruhi kuantitas dan kualitas ASI. 6 Membantu mencegah kehamilan ektopik DKT Indonesia, 2008. Kerugian AKDR: 1 Masih terjadi kehamilan dengan AKDR in situ. 2 Terdapat perdarahan: spotting dan menometroragia. 3 Leokorea, sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama terasa lebih basah. 4 Dapat terjadi infeksi. 5 Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer atau sekunder dan kehamilan ektopik. Universitas Sumatera Utara 6 Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganggu hubungan seksual Manuaba, 1998. Jangan lupa melakukan pemeriksaan ulang. Apakah itu 2 mingggu sekali, 1-2 bulan sekali, atau setiap 6 bulan sampai 1 tahun setelah pemasangan. Untuk AKDR tanpa bahan aktif Copper, pemakaiannya dapat berlangsung sampai menjelang menopause. Sedangkan kontrasepsi dengan bahan aktif Copper dapat terus berlangsung, 3-4 tahun harus diganti Erlina, 2008. f. Tubektomi. Pada wanita sterilisasi lazimnya dilakukan dengan memotong dan mengambil sebagian saluran telur tuba. Kadang-kadang prosedur sterilisasi tidak dilakukan dengan memotong tuba tetapi cukup dengan mengikatnya membuat buntu. Keuntungan tubektomi: 1 Cara KB yang paling efektif. 2 Paling aman, bebas dari efek samping asal semua prosedur operasi terpenuhi. 3 Tidak membutuhkan kunjungan ulang yang terjadwal. 4 Tidak mengganggu hubungan seksual. Kerugian tubektomi: 1 Sifatnya permanen. 2 Memerlukan waktu operasi lebih panjang Siswosudarmo, et al. 2001. Universitas Sumatera Utara BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep