5.2.3 Ekonomi Akseptor KB
Berdasarkan hasil penelitian responden yang tidak memilih implant sebagai alat kontrasepsi lebih banyak memiliki ekonomi menengah 48 responden
52,7,memiliki ekonomi rendah 30 responden 33, dan memilki ekonomi tinggi 13 responden 14,3.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sutisna 2002 menyatakan prevalensi penggunaan kontrasespsi dikalangan perempuan dengan tingkat kesejahteraan yang
paling rendah masih jauh tertinggal dibandingkan dengan perempuan yang memiliki tingkat kesejahteraan yang baik. Dengan kata lain individu dengan tingkat
kesejahteraan tinggi cenderung memilih untuk menggunakan jenis kontrasepsi tingkat efektifitasnya baik dan bertahan dalam jangka waktu yang lama, seperti jenis IUD,
implant dan metode operatif. Salah satu studi pada orang indian di Peru sebanyak 34 orang mendapatkan
adanya hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan keputusan dalam memilih jenis kontrasepsi.
5.2.4 Pengetahuan Akseptor KB
Berdasarkan hasil penelitian menujukkan sebesar 62,6 responden mengetahui pengertian implant, sebesar 79,1 reponden mengetahui mekanisme
kerja implant, sebesar 93,4 responden mengetahui keefektifan implant. Namun responden banyak juga yang kurang atau tidak mengetahui, seperi pada pernyataan
indikasi yang boleh menggunakan implant pada ibu menyusui sebesar 95,6 menjawab salah dan indikasi wanita yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi
Universitas Sumatera Utara
hormonal yang mengandung estrogen boleh memakai kontrasepsi implant dijawab salah sebesar 95,6. Mengenai kontraindikasi yang tidak boleh menggunakan
implant, khusus Kontrasepsi implant dapat digunakan oleh wanita yang mengalami kanker payudara atau riwayat kanker payudara dijawab salah sebesar 81,3.
Secara keseluruhan sebesar 56 responden yang tidak memilihimplant sebagai alat kontrasepsi berpengetahuan baik mengenai implant dan 44 responden
yang tidak memilih implant sebagai alat kontrasepsi berpengetahuan kurang baik. Meskipun tingkat persentase pengetahuan responden termasuk kategori baik, bukan
berarti mereka memilih implant sebagai alat kontrasepsinya, karena banyak faktor lain yang mempengaruhi mereka untuk tidak menggunakan kontrasepsi tersebut.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Notoatmodjo 2003 bahwa pengetahuan dapat mendorong seseorang untuk berperilaku. Semakin banyak informasi tentang alat
kontrasepsi, semakin mudah seseorang tersebut untuk memutuskan jenis apa yang akan digunakannya.
5.2.5 Sosial Budaya Akseptor KB