Kontrasepsi Akseptor Implant KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.

9

2.2. Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur sel wanita yang matang dan sel sperma sel pria yang mengakibatkan kehamilan.Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Maryani, 2002 Kontrasepsi adalah alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan atau dengan kata lain pembatasan kelahiran.

2.3. Akseptor

Akseptor adalah orang yang menerima serta mengikuti, melaksanakan program keluarga berencana. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997 Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun demikian, meskipun telah mempertimbangkan untung rugi semua kontrasepsi yang tersedia, tetap saja terdapat kesulitan untuk mengontrol fertilitas secara aman efektif, dengan metode yang dapat diterima, baik secara peseorangan maupun budaya pada berbagai tingkat reproduksi. Tempo, 2005

2.4 Implant

2.4.1. Pengertian Implant Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonogestrel yang dibungkus dalam kapsul silastik-silicon dan disusukakkan dibawah kulit. Hanifa 1999 Universitas Sumatera Utara 10 2.4.2. Jenis-jenis implant a. Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonogestrel dan lama kerjanya 5 tahun. b. Implanon terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira- kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3 keto- desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. c. Jadena dan indoplant terdiri dari 2 batang yang diisi 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun. Saifuddin 2003 2.4.3. Mekanisme kerja implant Setiap kapsul susuk KB mengandung 36 mg levonogestrel yang akan dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 mg. Konsep mekanisme kerjanya sebagai progesterone, yakni : a. Mengentalkan lendir servik uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma. b. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehinga idak cocok untuk implantasi zygote. c. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi Efek kontrasepsi implan norplan meupakan gabungan dari ketiga mekanisme kerja tesebut. Hanifa 1999 2.4.4. Efektifitas Implant 1. Angka kegagalan implant = per 100 wanita-pertahun dalam 5 tahun pertama Universitas Sumatera Utara 11 2. Efektifitas implant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan pada tahun ke 5 kira-kira 2,5-3 akseptor hamil Hartanto, 2003 2.4.5. Indikasi dan kontraindikasi 1. Indikasi pemakaian implant Yang boleh menggunakan KB implant : a. Wanita usia reproduksi b. Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yan lama tetapi tidak bersedia menjalani atau menggunakan AKDR c. Wanita-wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung estrogen d. Menyusui dan membutuhkan kontasepsi e. Pasca persalinan tidak menyusui f. Pasca keguguran g. Tekanan darah 180100 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan sabit 2. Kontraindikasi implant Yang tidak boleh menggunakan KB implant : a. Hamil atau diduga hamil b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas sebabnya c. Kanker payudara d. Riwayat kehamilan ektopik e. Gangguan toleransi gula. Safuddin, 2003 Universitas Sumatera Utara 12 2.4.6. Keuntungan kontrasepsi implant 1. Daya guna tinggi 2. Perlindungan jangka panjang 3. Pengembalian tingkat kesuburanyang cepat setelah pencabutan 4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam 5. Bebas dari pengaruh estrogen 6. Tidak menganggu kegiatan senggama 7. Tidak menganggu ASI 8. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan 9. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan. Prawihardjo, 2003 2.4.7. Kerugian implant 1. Perubahan haid berupa perdarahan bercak spotting 2. Hipermenorea atau meningkatnya jumlah darah haid 3. Amenorea 4. Nyeri kepala 5. Peningkatan atau penurunan berat badan 6. Nyeri payudara 7. Perasaan mual 8. Pening atau pusing kepala 9. Perubahan perasaan atau kegelisahan 10. Membutuhkan tindak pembedahan minor untukninsersi dan pencabutan Universitas Sumatera Utara 13 11. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan 12. Efektifitasnya menrun apabila menggunakan obat-obatan tuberculosis atau obat epilepsy 2.4.8. Waktu Pemasangan Implant 1. Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7 tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan 2. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, bila insersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksal, atau menggunakan kontrasepsi lainnya untuk 7 hari saja 3. Bila menyusui antara 6 mingu sampai 6 bulan pasca persalinan insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain 4. Bila setelah 6 minggu melairkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangna melakuka hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja 5. Bila kontrasespsi sebelumnya adalah kotrasespsi suntuikan, implant dapat diberikan pada saat jadwal kontrasespsi suntukan tersebut. Tidak diperlkan metode kontraespsi lainnya. Universitas Sumatera Utara 14 6. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implant, Implant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 hari dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja AKDR segera dicabut 7. Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan Prawihardjo,2003 Waktu yang paling baik untuk pemasangan implant adalah sewaktu haid berlangsung atau masa pra ovulasi dari siklus haid, sehingga adanya kehamilan dapat disingkirkan. Hanifa, 1999 2.4.9. Prosedur pemasangan dan pencabutan implant 1. Prosedur Pemasangan a. Persiapan klien Walaupun kulit dan integuman sulit untuk di sterilkan, pencucian dan penberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang dapat mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit klien. b. Persiapan alat Adapun alat-alat yang harus dipersiapkan untuk pemasangan implant adalah meja pireksa untuk berbaring klien, batang imoplan dalam kantumg, kain penutup steril serta mangkok untuk tempat meletakkan implan norplant, sepasang sarung tangan, karet yang steril atau DTT, sabun untuk mencuci tangan, larutan antiseptik untuk disinfeksi kulit, obat anastesi local, semprit dan jarum suntik, Universitas Sumatera Utara 15 trokar nomor 10, calpel nomor 11, kasa pembalut, ben aid, atau plrster, kasa steril, bak atau tempat instrumen. 2. Teknik insersi implant Pemasangan dilakukan pada bagian dalam lengan atas atau bawah, kira-kira 6-8 cm, diatas atau dibawah siku, melalui insisi tunggal, dalam bentuk kipas, dan dimasukkan tepat dibawah kulit Untuk memasang norplant a. Letakkan lengan akseptor yang akan dipasang norplant diatas penyangga. b. Pakailah sarung tangan. Bukalah tempat alat-alat yang telah steril dan aturlah alat-alat sedemikian rupa agar mudah dicapai c. Cucilah daerah lengan tempat pemasangan tersebut dengan sabun antiseptik dan berila betadin atau antiseptik lainnya d. Pasanglah kain steril yang berlubang besar yang biasa dipakai untuk operasi pada lengan bawah danlenga atas e. Letakkan ke 6 kapsl berjejer seperti bentuk kipas f. Isilah semprit dengan zat anastesi local sebanyak 2,5 cc.Suntikan jarum semprit yang berisi zat anastesi local tadi hingga dibawah kulit ditempat dimana norplant akan dimasukkan dan lepaskan 0,5 cc. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan kebawah kulit sekitar 4 cm, hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan lunak dibawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan seingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anastesi sebanyak Universitas Sumatera Utara 16 1 ml diantara tempat untuk memasang, kapsul 1 dan 2, selanjutnya diantara kapsul 3 dan 4 serta 5 dan 6. g. Dengan pisau scalpel dibuat insisi 2 mm sejajar dengan lengkung siku. h. Masukkan ujung trokar melalui insisi Terdapat 2 garis yanda batas pada trokar, satu dekat ujung, lainnya dekat pangkal trokar. Dengan perlahan-lahan trokar dimasukkan sampai mencapai garis batas dekat pangkal trokar, kurang lebih 4-4,5 cm, trokar dimasukkan sambil melakukan tekanan keatas dan tanpa merubah sudut pemasukan. i. Msukkan implan kedalam trokarnya Dengan batang pendorong, implan didorong perlahan-lahan keujung trokar sampai terasa adanya tahanan. Dengan batang tetap stationer, trokar perlahan-lahan ditarik kembali sampai garis batas di dekat ujung trokar terlihat pada insisi an terasa implan nya “melonjat keluar” dari trokarnya. Jangan keluarkan trokarnya, raba lengan dengan jari untuk memastikan implan sudah berada pada tempatnya dengan baik. j. Ubah arah trokar sehingga implan berikutnya berada 15 dari implan sebelumnya. Letakkan jari tangan pada implan sebelumnya. Masukkan kembali trokar sepanjang pinggir jari tangan sampai garis batas dekat pangkal trokar. Masukkan implan kedalam trokar. Selanjutnya seperti pada butir Ulangi lagi prosedur tersebut sampai semua implan telah terpasang. Universitas Sumatera Utara 17 k. Setelah semua implan terpasang, lakukan penekanan pada tempat luka insisi dengan kasa steril untuk mengurangi perdarahan. Lalu ke pinggir insisi ditekan sampai berdekatan dan ditutup dengan plester. Tidak diperlukan penjahitan luka insisi. Luka insisi ditutup dengan kompres kering, lalu lengan dibalut dengan kasa. l. Luka insisi ditutup dengan kompres kering, lalu lengan dibalut dengan kasa intuk mencegah perdarahan. m. Nasihatkan pada akseptor agar luka jangan basah selama lebih kurang 3 hari dan datang kembali jika terjadi keluhan-keluhan yang mengganggu. 3. Teknik pengeluaran dan pengangkatan Mengeluarkan implan umumnya lebih sulit dari pada insersi. Persoalan dapat timbul bila implant di pasang terlalu dalam atau timbul jaringan fibrous sekeliling implant. Cara mengeluarkan implant: a. Cuci lengan akseptor, lakukan tindakan antiseptis b. Tentukan lokasi dari implan dengan jari-jari tangan dan dapat diberi tanda dengan tinta atau apa saja. c. Suntikkan anastesi local dibawah implant d. Buat satu insisi 4 mm sedekat mungkin pada ujung-ujung implant pada daerah alas “kipas” Universitas Sumatera Utara 18 e. Keluarkan implant pertama yang trerletak paling dekat dengan insisi atau yang terletak paling dekat dengan permukaan. f. Sampai saat ini dikenal 4 cara pengeluaranpencabutan norplant Cara pop-out Merupakan teknik pilihan bila memungkinkan karena tidak traumatis, sekalipun tidak selalu mudah untuk mengeluarkannya. Dorong ujung proksimal “kapsul” kearah distal dengan ibu jari seingga mendekati lubang insisi, sementara jari telunjuk menahan bagian tengah kapsul, sehingga ujung dital kapsul menekan kulit. Bila perlu, bebaskan jaringan yang menyelubungi ujun kapsul dengan scapel. Tekan dengan lembut ujung kapsul melaluui lubang insisi seinga ujung tersebut akan “menyembutpop-out” melalui lubang insisi. Kerjakan prosedur yan sama untuk semua kapsul yang tertingal. Cara standard Bila cara pop-out tiak berhasil atau tidak mungkin dikerjakan, maka dapat dipakai cara standar. Jepit ujung distal kapsul dengan klem masquito, sampai kira-kira 0.5-1 cm dari ujung klemnya masuk dibawah kulit melalui lubang insisi. Putar pegangan klem pada posisi 180 disekitar sumbu utamanya mengarah ke bahu akseptor. Bersihkan jaringan-jarinan yang menempel disekeliling klem dan kapsul dengan scapel ataiu kasa sterril sampai kapsul terlihat jelas. Tangkap ujung kapsul yang sudah terlihat dengan klem crille, lepaskan klem masquito, dan keluarkan Universitas Sumatera Utara 19 kapul dengan klem crille.Cabut atau keluarkan kapsul-kapsul lainnya denan cara yang sama. Cara “u” Teknik ini dikembangkan oleh Dr.Untung Prawirohardjo dari semarang dibuat insisi memanjang selebar 4 mm, kira-kira 5 mm proksimal dari ujung distal kapsul, diantara kapsul ke 3 an kapsul 4. Kapsul yang akan dicabut difiksasi dengn meletakkan jari telunjuk tangan kiri sejajar di samping kapsul. Kapsul dipegang kurang lebih 5 mm dari ujung distalnya. Kemudian klem diputar kearah pangkal lengan atas atau bahu akseptor sehingga kapsul terlihat dibawah lubang insisi dan dapt dibersihkan dari jaringan-jaringan yang menyelubunginya dengan scapel, untuk seterusnya dicabut keluar. Cara tusuk Ma Memakai alat Bantu kawat atau jari roda sepeda, satu ujun dilengkungkan sepanjang 0.5-0.75 cm dengan sudut 90 dan diperkecil serta diruncingkan, sedamkan ujung yang lain di lengkungkan satu bidang dengan lengkungan runcing tadi dan dipakai untuk pegangan oprator. Setelah kapsul di kepit dengan pinset atau klem artetri, jaringan ikat di besihkan dengan pisau sampai kapsul tampak putih kemudian alat tusuk Ma ditusukkan pada kapsul serta terus dikait keluar. Atau setelah kapsul di jepit dengan pinset, alat tusuk Ma ditusukkan kedalam kapsul sambil diangkat kearah luka insisi, lalu Universitas Sumatera Utara 20 pinset dilepaskan dan dengan pissau kapsul di bebaskan dari ajringan ikat lalu diangkat keluar dari luka insisi. g. Berikan anastesi lagi bila diperlukan, untuk mengeluarkan implan yang lain h. Tutup dan lluka insisi seperti pada saat insersi. Bila akseptor ingin implan yang baru, hal ini apat segera dilakukan i. Upaya pencabutan keenam kapsul noorplandibatasi sampai 45 menit. Bila dala waktu tersebut tidak semua kapsul berhasil dikeluarkan, maka prosedur pencabutan dihentikan, dan upaya pencabutan kembali sisa kapsul yang masih tertingal diulangi lagi kira-kira 2-4 minggu kemudian j. Setelah selesai dengan pencabutan keenam kapsul noorplant, rendam semua alat-alat yang sudah dipakai dalam cairan klorin untuk dekontaminasi alat-alat tersebut. Harianto, 2003

2.5. Faktor yang Mempengaruhi Akseptor Tidak Memilih Implant