4
30,29. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah akseptor KB implant lebih sedikit dibandingkan dengan alat kontrasepsi suntik, IUD, dan pil.
Bedasarkan data yang diperoleh dari puskesmas melur tahun 2006, peserta KB aktif berjumlah 1213 orang, yang mana tidak ada akseptor yang memilih
implant sebagai alat kontrasepsi di Puskesmas melur 0, dan tahun 2007 akseptor KB berjumlah 1036 orang, yang mana pada tahun ini juga tidak ada yang
mengunakan implant sebagai alat kontrasepsi 0 sedangkan fasilitas implant tersedia di puskesmas melur.
Sebagai alat kontrasepsi, mengingat keuntungan yang diperoleh yaitu efek perdarahan lebih ringan dan terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika
dibandingkan dengan alat kontrasepsi lain seperti IUD dan KB suntik, angka tersebut sangat bertolak belakang.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang ”FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
AKSEPTOR KB TIDAK MEMILIH IMPLANT SEBAGAI ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS MELUR PEKANBARU TAHUN 2008”.
1.2 Pertanyaan Penelitian
Apakah faktor- faktor yang mempengarui akseptor KB tidak memilih implant sebagai alat kontrasepsi di puskesmas Melur Kecamatan Sukajadi
tahun 2008.
Universitas Sumatera Utara
5
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Akseptor KB tidak memilih KB implant sebagai alat kontrasepsi di wilayah puskesmas melur.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor KB
tidak memilih implant sebagai alat kontrasepsi ditinjau dari segi usia b.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor KB tidak memilih implant sebagai alat kontrasepsi ditinjau dari segi
pendidikkan c.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor KB tidak memilih Implant sebagai alat kontrasepsi ditinjau dari segi
Ekonomi d.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor KB tidak memilih Implant sebagai alat kontrasepsi ditinjau dari segi
pengetahuan e.
Untuk mengetahui faktor-faktor yan mempengaruhi akseptor KB tidak memilih implant sebagai alat kontrasepsi ditinjau dari segi sosial
budaya
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Akseptor KB
Sebagai sumber informasi akseptor KB tentang alat kontrasepsi implant serta dapat menambah minat akseptor terhadap KB implant.
Universitas Sumatera Utara
6
1.4.2 Bagi Puskesmas Melur Pekanbaru
Hasil penelitian yang akan dilakukan diharapkan menjadi bahan bacaan bagi puskesmas sehingga mengetahui gambaran faktor-faktor yang
mempengaruhi akseptor tidak memilih implant. 1.4.3
Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan
yang akan melakukan penelitian berikutnya. 1.4.4
Bagi Bidang Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan atau bahan
perbandingan untuk melakukan penelitian yang akan datang demi.
Universitas Sumatera Utara
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Keluarga Berencana
2.1.1. Pengertian Keluarga Berencana Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau
suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kehamilan yang diinginkan,
mengatur interval antara kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga, mengontrol saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami
istri. Hanafi, 2003 Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Rustam, 1998
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan
penjarangankelahiran. Depkes RI Jakarta, 1996 Akseptor KB adalah peserta keluarga berencana
Keluarga berencana menurut WHO World Health Organization expert commite 1970 adalah tindakan yang membantu individu atau pasanan suami
istri untuk : 1.
Mendapatkan objek-objek tertentu 2.
Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
7
Universitas Sumatera Utara
8
3. Mendapatkan kelahiran yang diinginkan
4. Mengatur interval diantara kelahiran
5. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami
istri 6.
Menentukan jumlah anak dalam keluarga 2.1.2.Tujuan
Tujuan keluarga berencana adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui
pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk. Prawirohardjo, 1999 2.1.3.
Manfaat Peningkatan dan perluasan pelayanan keluara berencana merupakan
salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang semakin tinggi akibat kehamilan yag dialami wanita. Eriktapan, 2005
2.1.4. Sasaran
Sasaran gerakan KB : 1.
Pasangan usia subur, dengan PUS muda dengan paritas rendah 2.
Generasi muda dan purna PUS 3.
Pelaksana dan pengelola KB 4.
Sasaran wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Prawihardjo, 1999
Universitas Sumatera Utara
9
2.2. Kontrasepsi