menekankan kajian pada kualitas visual dan lingkungan tepian Sungai Cisadane di Kota Bogor. Aspek lanskap budaya riparian masyarakat di tepian Sungai Musi,
Sumatera Selatan telah dikaji oleh Febriani 2004. Kajian tentang aspek perubahan penutupan lahan dan rehabilitasi lahan juga
telah dilakukan. Karakteristik DAS CisadaneSungai Cisadane bagian hulu telah dikaji oleh Ochtora 2004. Studi tentang pengelolaan penggunaan lahan di bagian
hulu DAS Cisadane telah dilakukan oleh Puspaningsih 1997 dan Ahsoni 2008. Sutrihadi 2006 mengkaji tentang upaya penentuan areal yang akan direhabilitasi
di DAS Cisadane bagian hulu dengan pendekatan SIG. Riswan 2003 meneliti tentang pola perubahan pemanfaatan lahan di Sungai Cikaniki, DAS Cisadane.
Idawaty 1999 meneliti tentang perencanaan lansekap hutan mangrove di muara Sungai Cisadane di Teluk Naga.
Penelitian tentang riparia di Indonesia masih sangat sedikit dan sebagian besar pada keanekaragaman vegetasi riparian. Yusuf et al. 2003 meneliti
keanekaragaman vegetasi riparian dan perubahan penutupan lahan di tepian sungai di DAS Cisadane di bagian hulu dan tengah. Penelitian yang sama
dilakukan oleh Partomihardjo dan Wiriadinata 2002 di muara anak-anak Sungai Cisadane bagian tengah. Wiriadinata dan Setyowati 2003 tertarik untuk
mengkaji jenis vegetasi riparian yang dapat ditanam di danau, situ dan rawa di Jabodetabek. Sunanisari et al. 2001 meneliti vegetasi riparian di Rawa Danau,
Sumatera Selatan-Lampung. Umar 2006 meneliti pengembangan koridor Sungai Kapuas sebagai
kawasan wisata budaya. Sunarhadi et al 2001 mengkaji lebar sempadan mutlak dan penyangga Sungai Brantas berdasarkan proses geomorfik, kemampuan lahan,
kestabilan geologis dan pengendalian penggunaan lahan.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di sembilan 9 titik di sepanjang Sungai Cisadane yang melintasi Provinsi Jawa Barat dan Banten Gambar 3. Penelitian dilakukan
pada Juni 2010 hingga November 2011. Tiga lokasi berada di Sungai Cisadane bagian hulu yaitu di Desa Wates Jaya dan Srogol, Kecamatan Cigombong,
Kabupaten Bogor dan di Hotel Braja Mustika, Bogor Tengah, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Tiga Lokasi di Sungai Cisadane bagian tengah yaitu
Gunung Sindur, Kec. Sindur, Kab. Bogor dan Cisauk, Kab. Bogor. Tiga lokasi di Sungai Cisadane bagian hilir yaitu di Legok, Gading Serpong, Kec. Serpong, Kota
Tangerang Selatan, dan Jembatan Baru, Kota Tangerang, Provinsi Banten.
Gambar 3 Lokasi penelitian.
1 2
3 7
4 6
5 8
9
Delineasi riparia ditentukan berdasarkan definisi operasional tentang riparia berdasarkan definisi berbagai ahli sebelumnya Gosselink et al. 1980; Huffman
dan Forsythe 1981; Mitsch dan Gosselink, 1993; Naiman et al. 2005. Zona riparian adalah daratan yang berada di dekat Sungai Cisadane yang secara
periodik dipengaruhi oleh banjir. Tumbuhan yang dipengaruhi banjir menjadi karakteristik lingkungan dalam mendelineasi zona riparian sebagaimana
dikemukakan Naiman et al. 2005 bahwa tumbuhan dapat menjadi faktor mendelineasi zona riparian karena mudah diamati. Batas banjir ditentukan
berdasarkan pengamatan di lapangan danatau informasi yang diperoleh dari penduduk yang bermukim di sepanjang tepian Sungai Cisadane.
Data ekologi yang akan diperoleh berupa data penutupan lahan land cover
pemanfaatan lahan land use, vegetasi riparian dan kualitas air Sungai Cisadane. Pengambilan data kualitas air sungai dilakukan di lokasi yang sama
dengan pengambilan data vegetasi. Ringkasan metode penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
3.2 PenutupanPenggunaan Lahan DAS Cisadane
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder dari berbagai instansi. Data primer spasial yaitu citra Landat tahun 2009. Data sekunder yaitu
data sungai dan administrasi dari berbagai instansi.
a. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan yaitu Citra Landsat tahun 2009 pada path 122 dan row 64 dan 65. Data citra path 122 dan row 64 diakuisisi pada 2 Juli
2008, 18 Juli 2008, dan 3 Agustus 2008. Data citra path 122 dan row 65 diakusisi pada 2 Juli 2008, 18 Juli 2008 dan 6 Agustus 2009. Alat lain yaitu seperangkat
komputer, software Erdas 8.5, software Arc-View 3.3 dan GPS 60 Garmin. Batas DAS Cisadane diperoleh dari BPDASCC 2009.
b. Metode Analisis Data
Data citra yang diperoleh diolah dengan melakukan georeferensi, mosaic, cropping
, overlay dan klasifikasi. Penutupanpemanfaatan lahan diketahui dengan klasifikasi tidak terbimbing dan terbimbing supervised classification setelah
dilakukan pengecekan ke lapangan ground truth.