dengan  5  tetes  FeCl
3
1bv.    Warna  biru  tua  atau  hitam  kehijuaan  yang terbentuk menunjukkan adanya tanin.
f  Uji Hidroquinon Ekstrak  sebanyak  0,1  gram  dilarutkan  dalam  5  ml  metanol,  kemudian
dipanaskan  dan  disaring,  lalu  ditambahkan  NaOH  10.    Sampel  akan  positif memilki hidroquinon apabila berwarna merah.
3.5.   Prosedur Analisis a. Total Plate Count TPC Fardiaz 1987
Prinsip  kerja  dari  analisis  TPC  adalah  penghitungan  jumlah  koloni  bakteri yang ada di dalam sampel daging ikan dengan pengenceran sesuai keperluan dan
dilakukan  secara  duplo.    Pembuatan  larutan  contoh  dengan  cara  mencampurkan 10 gram sampel ke dalam 90 ml larutan pengencer sampai larutan homogen.
Pengenceran  dilakukan  dengan  cara  mengambil  1  ml  larutan  contoh  yang sudah homogen dengan pipet steril dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang
telah  berisi  larutan  pengencer  steril  sebanyak  9  ml  sehingga  terbentuk pengenceran 10
-1
, setelah itu dikocok agar homogen. Banyaknya  pengenceran  dilakukan  sesuai  dengan  keperluan  penelitian,
biasanya  sampel  pengenceran  10
-6
.    Pemipetan  dilakukan  dari  masing-masing tabung  pengenceran  sebanyak  1  ml  larutan  contoh  dan  dipindahkan  ke  dalam
cawan steril secara duplo dengan menggunakan pipet steril. Media  agar  dimasukkan  ke  dalam  cawan  petri  sebanyak  10  ml  dan
digoyangkan  sampai  permukaan  agar  merata  metode  cawan  tuang,  kemudian didiamkan  beberapa  saat  hingga  dingin  dan  mengeras.    Cawan  petri  yang  telah
berisi  agar  dan  larutan  contoh  dimasukkan  ke  dalam  inkubator  dengan  posisi terbalik, yaitu tutup cawan diletakkan di bagian cawan petri.  Suhu inkubator yang
digunakan  adalah  sekitar  35 C  dan  diinkubasi  selama  48  jam,  selanjutnya
dilakukan  pengamatan  dengan  menghitung  jumlah  koloni  yang  ada  di  dalam cawan petri.
Seluruh  pekerjaan  dilakukan  secara  aseptik  untuk  mencegah  kontaminasi yang  tidak  diinginkan  dan  pengamatan  secara  duplo  dapat  meningkatkan
ketelitian.    Jumlah  koloni  bakteri  yang  dapat  dihitung  adalah  cawan  petri  yang mempunyai koloni bakteri antara 30-300 koloni.
b. Penetapan Total Volatil Base TVB AOAC 1995 Penetapan  ini  bertujuan  untuk  menentukan  jumlah  kandungan  senyawa-
senyawa  basa  volatile  yang  terbentuk  akibat  degradasi  protein.    Prinsip  dari anilisis  TVB  adalah  menguapkan  senyawa-senyawa  basa  volatile  amin,  mono-
,di-  dan  trimetilamin  pada  suhu  kamar  selama  24  jam.    Senyawa  tersebut kemudian  diikat  oleh  asam  borat  dan  kemudian  dititrasi  dengan  larutan
0,01 N HCl. Sampel sebanyak 15 gram ditambahkan 45 ml larutan TCA 7 kemudian
diblender selama 1 menit kemudian disaring dengan kertas saring sehingga filtrat yang  diperoleh  berwarna  jernih.  Larutan  asam  borat  1  ml  dimasukkan  ke  dalam
”innner  chamber”  cawan  conway  lalu  diletakkan  tutup  cawan  dengan  posisi hampir menutupi cawan.
Dengan memakai pipet ukuran 1 ml yang lain, filtrat dimasukkan ke dalam outer chamber di sebelah kiri.  Kemudian ditambahkan 1 ml larutan K
2
CO
3
jenuh ke  dalam  outer  chamber  sebelah  kanan  sehingga  filtrat  dan  K
2
CO
3
tidak tercampur.    Disamping  itu  cawan  segera  ditutup  dan  digerakkan  memutar
sehingga  kedua  cairan  di  outer  chamber  tercampur.    Disamping  itu  dikerjakan blanko dengan prosedur yang sama tetapi filtrat diganti dengan larutan TCA 5.
Kemudian  kedua  cawan  Conway  tersebut  disimpan  dalam  inkubator  pada suhu 37
C selama 2 jam. Setelah disimpan, selanjutnya larutan asam borat dalam inner  chamber  cawan  Conway  yang  berisi  blanko  dititrasi  dengan  larutan
HCl 0,01 N Vo, dengan menggunakan magnetik stirrer sehingga berubah warna menjadi  merah  muda.    Selanjutnya  cawan  conway  dititrasi  dengan  larutan  yang
sama  sehingga  menjadi  warna  merah  muda  yang  sama  dengan  blanko  Vi. Rumus penentuan TVB adalah :
N mg N100 g = j – i x N HCl x     100     x fp x 14 mg N100 g M
Keterangan :
j = Volume HCl 0,01 N yang dibutuhkan untuk titrasi i= Volume titrasi blanko
M= berat sampel
c.  Uji nilai pH Apriyantono, Fardiaz, Puspitasari, Sedarnawati, Budianto 1989 Pengukuran  pH  dilakukan  dengan  menggunkan  pH  meter  dengan  cara
dikalibrasi  terlebih  dahulu.    Sampel  sebanyak  10  gram  yang  diambil  dari  bagian daging  ikan  dihancurkan  dan  dihomogenkan  dengan  90  ml  air  destilata.
Kemudian  pH  homogen  diukur  dengan  pH  meter  yang  sebelumnya  telah dikalibrasi dengan buffer standar 4 dan 7.
d.  Uji organoleptik Metode yang digunakan untuk uji organoleptik adalah dengan score sheet
berdasarkan  SNI01-2346-2006.    Pengujian  organoleptik  merupakan  cara pengujian  yang  bersifat  subyektif  menggunakan  indera  yang  ditujukan  pada
penampakan, bau, tekstur, dan lapisan lendir.   Pada uji organoleptik ada beberapa syarat  yang  harus  dipenuhi  panelis  antara  lain  tertarik  dan  mau  berpartisipasi
dalam uji organoleptik, terampil dan konsisten dalam mengambil keputusan, siap sedia saat dibutuhkan dalam pengujian, tidak menolak contoh yang diuji,beradab
sehat, bebas dari penyakit THT dan tidak buta warna psikologis, tidak merokok, serta jumlah panelis mimimum yang digunakan adalah 15 orang dengan kategori
panelis  semi  terlatih  dan  sampel  diamati  pada  masing-masing  titik  pengamatan yaitu pre-rigor, rigormortis, post rigor awal, post rigor akhir.
Dari data yang diperoleh dilakukan analisis kesegaran ikan dengan kriteria sebagai berikut BSN 1992:
Segar :  nilai organoleptik berkisar antara 7-9
Agak segar :  nilai organoleptik berkisar antara 5-6
Tidak segar :  nilai organoleptik berkisar antara 1-3
3.6.  Analisis Data