Kegunaan Teoritis Kegunaan Praktis

disebut persaingan jujur yang dihargai dan dibenarkan oleh hukum, serta mendatangkan keuntungan tanpa merugikan pesaing. Persaingan usaha tidak sehat merupakan persaingan yang dilakukan secara melawan hukum atau disebut dengan persaingan usaha curang atau tidak sehat atau tidak jujur. 9 Pasal 1 Angka 6 UU Persaingan Usaha menyatakan, persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antarpelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi danatau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melanggar hukum atau menghambat persaingan usaha. Dasar hukum dari Hukum Persaingan Usaha adalah Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang ditetapkan dan diundangkan pada tanggal 5 Maret 1999 dalam Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 33 yang diberlakukan pada 5 Maret tahun 2000. 10

2. Bentuk-bentuk Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

a. Perjanjian yang Dilarang Pasal 1 Ayat 7 UU Persaingan Usaha menyatakan perjanjian sebagai suatu perbuatan satu atau lebih pelaku usaha untuk mengikatkan diri terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain dengan nama apapun, baik tertulis maupun tidak tertulis. Unsur-unsur perjanjian yang dilarang yaitu: 1 Adanya perjanjian tertulis atau lisan, 2 Dalam menjalankan kegiatan usaha dilakukan pada bidang usaha yang sama, sejenis, atau subtitusinya, 3 Berada dalam pasar bersangkutan yang sama, 9 Ibid., Hlm. 451. 10 Rilda Murniati, Hukum Persaingan Usaha Kajian Teoritis Menciptakan Persaingan Sehat dalam Usaha, Bandar Lampung, Justice Publisher, 2014, Hlm. 31.. 4 Menciptakan hambatan masuk barrier to entry bagi pelaku usaha lain, 5 Memiliki market power atau menjadi price maker, 6 Menimbulkan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. 11 UU Persaingan Usaha mengatur beberapa perjanjian yang dilarang untuk dilakukan oleh pelaku usaha, yaitu: 1 Oligopoli. 2 Penetapan harga. 3 Pembagian wilayah. 4 Pemboikotan. 5 Kartel. 6 Trust. 7 Oligopsoni. 8 Integrasi vertikal. 9 Perjanjian tertutup. 10 Perjanjian dengan pihak luar negeri. b. Kegiatan yang Dilarang Kegiatan secara terminologi bahasa Indonesia adalah suatu usaha, aktivitas, tindakan atau perbuatan hukum secara sepihak yang dilakukan oleh pelaku usaha tanpa melibatkan pelaku usaha lain. Suatu kegiatan usaha menjadi dilarang apabila memenuhi kriteria: 1 Kegiatan usaha dilakukan pada bidang usaha yang samasejenissubtitusinya pada pasar bersangkutan. 2 Menciptakan hambatan masuk bagi pelaku usaha. 11 Ibid., Hlm. 91.